• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan

Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang, “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny. K dengan Diabetes Mellitus pada Keluarga Ny. K di Desa Mendungsari Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar”, yang dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya (Rohmah, 2012). Sumber informasi dapat menggunakan metode meliputi wawancara, observasi dan pemeriksaan.

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Syahbudin, 2007). Tanda gejala awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita Diabetes Mellitus atau kencing manis yaitu jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak (polyuria), sering cepat merasa haus (polydipsia), lapar yang berlebihan (polypagia), sering kencing terus-menerus terutama malam hari (glycosuria), dan berat badan turun dengan cepat. Di samping itu juga masih ada keluhan separti kesemutan pada ujung syaraf ditelapak

tangan dan kaki,cepat lelah, penglihatan sering mengalami rabun, gairah seks menuru, serta luka sulit untuk sembuh (Rudianto, 2013).

Berdasarkan tanda gejala teori tersebut sesuai dengan kasus pada Ny. K dimana hasil dalam pengkajian riwayat keluarga pada Ny. K saat ini mengeluh tiap malam hari sering buang air kecil terus-menerus sebanyak 8 kali, sering merasa lapar dan selalu makan dengan porsi cukup, sering merasa haus dan ingin selalu minum secara terus-menerus disertai berat badan Ny. K semakin turun sebanyak 10 kilogram dari berat badan 50 kilogram menjadi 40 kilogram dalam kurun waktu satu setengah bulan yang lalu. Penurunan berat badan tersebut terjadi karena glucose dikeluarkan semua, maka pembakaran di dalam tubuh dipakai lemak dan protein, sehingga menyebabkan pasien kurus dan banyak makan (polyphagi). Apabila terlalu banyak lemak yang dibakar, maka akan menghasilkan pula banyak aceton/ zat keton yaitu ampas pembakaran lemak. Zat keton akan meracuni tubuh, sehingga menyebabkan : enek, vomitus, pusing, bingung dan akhirnya dalam keadaan koma. Zat aceton ini dikeluarkan melalui urine dan pernafasan (Murwani, 2009).

Pada saat pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada Ny. K didapatkan hasil pasien sering minum, sering buang air kecil. Hal tersebut terjadi dikarenakan pasien dengan Diabetes Mellitus di dalam tubuh berusaha untuk mengeluarkan gula dari dalam tubuhnya, maka bersama keluarnya kadar gula bersamaan dengan keluarnya ekstra cairan,

akibat polyurine (banyak kencing), maka pasien atau penderita Diabetes Mellitus merasa haus, maka akhirnya polydiphsi (banyak minum). Selain keluhan banyak minum, sering kencing dan penurunan berat badan. Seseorang sudah dapat dikatakan dalam menderita Diabetes Mellitus apabila dapat ditemukan hal-hal tersebut dan dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl (Tjokroprawiro, 2006). Berdasarkan teori tersebut sesuai yang terjadi pada Ny. K dari hasil pemeriksaan gula darah sewaktu yang di lakukan pada tanggal 22 April 2013 dimana kadar gula darah sewaktu pada Ny. K mengalami peningkatan yaitu 350 mg/dl.

Terjadinya defisiensi insulin dalam tubuh penderita diabetes Mellitus dapat menyebabkan peningkatan glukagon sehingga dengan terjadinya peningkatan glukagon dalam tubuh dapat menimbulkan glukoneogenesis. Sehingga menyebabkan penguraian simpanan glikogen untuk digunakan sebagai sumber energi menstimulasikan penguraian pemecahan lemak yang berlebihan di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan katogenesis. Kemudian dari terjadinya katogenesis dapat menyebabkan katonemia sehinga menyebabkan penurunan PH yang dapat mengakibatkan timbul rasa mual. Hal tersebut dapat menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Uraian tentang asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga yang sakit. Kebutuhan metabolik meliputi batas karakteristik antara lain berat badan 20 persen, konjungtiva anemis,

penurunan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat (Nanda, 2009-2011). Berdasarkan teori tersebut sesuai pada kasus yang terjadi pada Ny. K didapatkan hasil dimana dari pemeriksaan fisik pada mata Ny. K didapatkan konjungtiva anemis.

Tipe keluarga Ny. K adalah tipe keluarga usia lanjut, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut. Menurut WHO dan undang-undang No 13 tahun 1998 di katakan usia lanjut apabila seseorang sudah mencapai usia 60 sampai 74 tahun keatas adalah yang paling layak di sebut dengan usia lanjut, baik pria maupun wanita (Nugroho, 2008). Sedangkan pada kasus Ny. K sudah berusia 60 tahun termasuk dalam ketegori usia lanjut. Berdasarkan teori dari Friedmen dalam Suprayitno, (2004), tipe keluarga usia lanjut adalah rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut serta memiliki tugas perkembangan meliputi mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya, adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi seperti kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan, melakukan life review masa lalu, dan mempertahankan keakraban pasangan serta saling merawat.

Sedangkan tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi pada keluarga Ny. K yaitu penyesuaian terhadap masa pensiun dikarenakan Ny. K tidak dapat merasakan masa tuanya dengan baik di sebabkan Ny. K dengan usia yang sudah 60 tahun masih bekerja untuk

mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat di karenakan suami Ny. K sudah meninggal dikarenakan sakit. Berdasarkan teori tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai stresor dan kehilangan yang harus dialami oleh keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta menurunnya produktivitas dan fungsi kesehatan (Muhlisin, 2012).

Tugas kesehatan keluarga pada keluarga Ny. K adalah mengenal masalah kesehatan keluarga, dimana kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti, sedangkan ditinjau dari teori yang sudah ada, tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut pertama, mengenal masalah kesehatan keluarga, dimana kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya (Harmoko, 2012). Sedangkan kasus pada keluarga Ny. K mengatakan tidak mengerti tentang pengertian penyakit Diabetes Mellitus, tanda dan gejala, faktor penyebabnya, diet serta pola makan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan yang

menggambarkan responsi manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan (Rohmah, 2012).

Diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas utama pada keluarga Ny. K adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga yang sakit.

Dalam menentukan suatu diagnosa pada asuhan keperawatan keluarga harus memenuhi ketentuan yang sudah dirumuskan berdasarkan suatu data yang didapatkan pada saat dilakukan pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan problem (P) yang berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Sedangkan dalam diagnosa keperawatan keluarga mengacu pada problem (P), dapat digunakan tipologi dari nanda maupun doengoes sebagai masalah individu yang

sakit dan etiologi (E) berkenaan dengan lima tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan (Muhlisin, 2012).

Berdasarkan teori diatas, masalah keperawatan yang terjadi pada Ny. K adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dapat dilihat dari pengkajian nurisi yang meliputi; Antropometri, indeks masa tubuh dengan berat badan 40 kilogram dan tinggi badan 150 centi meter sehingga dapat dihitung indeks masa tubuh (IMT) sama dengan 40 dibagi (1,5)² dengan hasil 17,78 tergolong dalam kriteria kurus. Biosemical, gula darah sewaktu 350mg/dL. Klinikal, konjungtiva anemis, tugor kulit jelek dan mukosa bibir kering. Diet, nasi putih, tahu dan tempe serta sayur, kadang menggunakan daging. Adapun teori yang menunjukkan cara menghitung penentuan gizi penderita Diabetes Mellitus adalah teori dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dalam Tjokroprawiro (2004).

Klasifikasi status gizi kurus (underweight) memiliki indeks massa tubuh kurang dari 18,5 kg/m², status gizi normal memiliki indeks massa tubuh 18,5 sampai 22,9 kg/m², status gizi gemuk (overweight) memiliki indeks massa tubuh lebih dari sama dengan 23 kg/m², status at risk memiliki indeks massa tubuh 23 sampai 24,9 kg/m², status gizi obesitas I memiliki indeks massa tubuh 25 sampai 29,9 kg/m², status gizi obesitas II memiliki indeks massa tubuh lebih dari sama dengan 30 kg/m². Berdasarkan teori tersebut dari hasil penghitungan IMT pada Ny. K adalah 17,78 sehingga termasuk dalam kategori gizi kurus (underweight).

Teori etiologi yang muncul menggunakan lima tugas keluarga dalam keluarga Ny. K adalah ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan tentang Diabetes Mellitus. Tugas kesehatan keluarga pada keluarga Ny. K adalah mengenal masalah kesehatan keluarga, dimana kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekeecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya (Harmoko, 2012). Sedangkan ketidakmampuan keluarga Ny. K dalam mengenal masalah mengatakan apabila keluarga tidak mengerti tentang pengertian penyakit Diabetes Mellitus, tanda dan gejala, faktor penyebabnya, diet serta pola makan.

3. Intervensi

Intervensi atau perencanaan merupakan pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Rohmah, 2012).

Intervensi yang diberikan pada Ny. K meliputi, kaji pengetahuan keluarga tentang Diabetes Mellitus adapun rasionalnya yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga Ny. K tentang Diabetes

Mellitus. Kaji dengan keluarga tentang tanda dan gejala Diabetes Mellitus adapun rasionalnya yaitu untuk mengenalkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus. Kaji dengan keluarga tentang diet nutrisi yang dibutuhkan dan dihindari pada pasien Diabetes Mellitus adapun rasionalnya yaitu untuk mengetahui diet nutrisi yang dibutuhkan pasien Diabetes Mellitus. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola makan yang baik untuk pasien Diabetes Mellitus, adapun rasionalnya yaitu supaya keluarga Ny. K dapat mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola makanan apa saja yang boleh di konsumsi oleh pasien Diabetes Mellitus (Rohmah, 2012).

Rencana tindakan keperawatan yang berbentuk pendidikan kesehatan adalah recana tindakan yang ditetapkan bertujuan untuk meningkatakan perawatan diri pasien dengan penekanan pada partisipasi pasien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan diri, terutama untuk perawatan dirumah. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan diperlukan, terutama bila masalah keperawatan dan kriteria hasil berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Rohmah, 2012). Sedangkan untuk perencanaan diet pada penderita Diabetes Mellitus meliputi: regimen diet biasanya dihitung per individu, bergantung kebutuhan pertumbuhan, penurunan berat badan yang diinginkan, dan tingkat aktivitas. Pembagian kalori biasanya 50 sampai 60 persen dari

karbohidrat, 20 persen dari protein dan 30 persen dari lemak. Diet juga mencakup serabut, vitamin dan mineral (Corwin, 2009).

4. Implementasi

Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Rohmah, 2012).

Dalam menentukan implementasi yang akan diberikan pada keluarga Ny. K penulis mengambil data yaitu dengan menyesuaikan pada intervensi yang telah di rencanakan meliputi, mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengertian Diabetes Mellitus, adapun rasionalnya yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga Ny. K tentang Diabetes Mellitus. Mengkaji dengan keluarga tentang tanda dan gejala Diabetes Mellitus, adapun rasionalnya yaitu untuk mengenalkan tanda dan gejala Diabetes Mellitus. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang diet nutrisi yang dibutuhkan dan dihindari pada pasien Diabetes Mellitus. adapun rasionalnya yaitu untuk mengetahui diet nutrisi yang dibutuhkan pasien Diabetes Mellitus. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola makan yang baik untuk pasien Diabetes Mellitus, adapun rasionalnya yaitu supaya keluarga Ny. K dapat mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola makanan apa saja yang boleh di konsumsi oleh pasien Diabetes Mellitus. Adapun dalam tindakannya penulis tidak mengalami hambatan dikarenakan keluarga Ny. K sangat koopertif pada saat di lakukan tindakan implementasi (Rohmah, 2012).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah, 2012).

Adapun komponen SOAP untuk memudahkan perawat melakukan evaluasi atau memantau perkembangan klien menurut Rohmah (2012), sebagai berikut. S adalah data subjektif, yaitu perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan. O adalah data objektif, yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada pasien, dan yang dirasakan pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Berikutnya, A adalah Analisis yaitu interpretasi data subjektif dan data objektif. Analisis merupakan suatu masalah atau diagnosis

keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan

masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan pasien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objekif. P adalah Planning, yaitu perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan teori di atas tanggal 24 April 2013 pukul 12.00 WIB, penulis melakukan evaluasi pada Ny. K tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes Mellitus beserta pola makan dan diet untuk penderita Diabetes mellitus. Didapatkan data subyektif, Ny. K

mengatakan sudah mengerti tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes Mellitus beserta pola makan dan diet untuk penderita Diabetes Mellitus. Data obyektif, Ny. K terlihat sedang makan sayur kangkung dan makan buah pepaya dengan lauk tahu dan tempe satu potong. Berdasarkan data subyektif dan obyektif tersebut di dapatkan hasil analisa, pada Ny. K masalah perubahan nutrisi kurang dari kubutuhan tubuh pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. K dalam mengenal masalah kesehatan tentang Diabetes Mellitus sudah teratasi sehingga kunjungan kerumah Ny. K dihentikan.

B. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

a. Pengkajian pada tanggal 22 April 2013. Saat ini Ny. K mengeluh penglihatan sering kabur, tiap malam hari sering buang air kecil terus menerus selama 8 kali, sering merasa lapar sehari selalu makan dengan porsi cukup, sering merasa haus ingin selalu minum secara terus menerus disertai berat badan Ny. K semakin turun 10 kilogram menjadi 40 kilogram dimana Ny. K mengatakan bahwa dalam kurun waktu satu setengah bulan yang lalu berat badan Ny. K masih 50 kilogram. Ny. K mengatakan tidak mengetahui nutrisi makanan yang baik untuk pasien Diabetes Melitus di rumah. Ny. K biasanya hanya makan nasi putih tahu dan tempe terkadang menggunakan tambahan sayur dan sesekali Ny. K juga makan daging dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada keluarga Ny. K mengatakan tidak mengerti

tentang pengertian penyakit Diabetes Mellitus, tanda dan gejala, faktor penyebabnya, diet serta pola makan.

b. Diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas utama pada keluarga Ny. K adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. K mengenal dalam masalah kesehatan Diabetus Mellitus.

c. Tanggal 22 April 2013 pukul 15.00 WIB, penulis melakukan intervensi pengkajian. Tujuan umumnya yaitu setelah dilakukan 2 kali kunjungan rumah, Ny. K mendapat nutrisi yang adekuat, dengan kriteria hasil meliputi berat badan ideal, konjungtiva tidak anemis, tugor kulit baik dan mukosa bibir lembab. Tujuan khusus yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan rumah diharapkan keluarga Ny. K dapat, pertama menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus, kedua, keluarga Ny. K dapat mengetahui penyebab, tanda dan gejala tentang Diabetes Mellitus, ketiga keluarga Ny. K dapat mengetahui pola diet nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus. Intervensi yang dilakukan oleh penulis yaitu kaji tentang menyebutkan pengertian Diabetes Mellitus, penyebab, tanda dan gejala tentang Diabetes Mellitus, pola diet nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus, dan ajarkan pendidikan tentang pengertian, tanda dan dejala serta diet dan pola makanpasien Diabetes Mellitus. adapun rasionalnya yaitu supaya keluarga Ny. K dapat mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala,

penyebab, diet dan pola makanan apa saja yang boleh di konsumsi oleh pasien Diabetes Mellitus.

d. Dalam menentukan implementasi yang akan diberikan pada keluarga Ny. K penulis mengambil data yaitu dengan menyesuaikan pada intervensi yang telah di rencanakan meliputi, mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengertian Diabetes Mellitus. Mengkaji dengan keluarga tentang tanda dan gejala Diabetes Mellitus. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang diet nutrisi yang dibutuhkan dan dihindari pada pasien Diabetes Mellitus. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, diet dan pola makan yang baik untuk pasien Diabetes Mellitus. Adapun dalam tindakannya penulis tidak mengalami hambatan dikarenakan keluarga Ny. K sangat koopertif pada saat di lakukan tindakan implementasi. e. Tanggal 24 April 2013 pukul 12.00 WIB, penulis melakukan evaluasi

pada Ny. K tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes Mellitus beserta pola makan dan diet untuk penderita Diabetes Mellitus. Didapatkan data subyektif, Ny. K mengatakan sudah mengerti tentang pengertian, tanda, gejala, dan penyebab Diabetes Mellitus beserta pola makan dan diet untuk penderita Diabetes Mellitus. Data obyektif, Ny. K terlihat sedang makan sayur kangkung dan makan buah pepaya dengan lauk tahu dan tempe satu potong. Berdasarkan data subyektif dan obyektif tersebut di dapatkan hasil analisa, pada Ny. K dengan diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kubutuhan tubuh pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

anggota keluarga yang sakit sudah teratasi, sehingga kunjungan kerumah Ny. K dihentikan.

2. Saran

a. Bagi Penulis

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan tambahan pengetahuan bagi penulis dalam memberikan pelayanan kesehatan, khususnya pada penderita Diabetes Mellitus.

b. Bagi Institusi

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat melengkapi sumber kepustakaan sebagai referensi dan bahan informasi penting untuk mendukung penyusunan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya, khususnya tentang penyakit Diabetes Mellitus.

c. Bagi Keluarga Pasien

Diharapkan pada pasien dan keluarga harus menerapkan pola hidup sehat terutama dalam pemenuhan nutrisi, diet, dan pola makan yang teratur pada penderita Diabetes Mellitus.

Dokumen terkait