• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menguraikan hasil penelitian sesuai judul penelitian yang dipilih. BAB IV : PENUTUP

BAB II

PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO)

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja disektor formal.

Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No. 37/1947 dan UU No.2/1951 tentag kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 48/1952 dan PMP No. 8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No. 15/1957 tentang Yayasan Sosial Buruh, PMP No. 5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), dibelakukannya UU No.14/1969 tentang pokok- pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.33

tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja / pengusaha swasta / BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No. 34/ 1977 tentang pembentukan wadak penyelenggara ASTEK yaitu Perum ASTEK. Tonggak penting berikutnyaadalah lahirnya UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).

Melalui PP No. 36/1995 menetapkan PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenui kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU No. 40 tahun 2004 tentang sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusywaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan amandemen tersebut, yang kini berbunyi: “Negara mengembankan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Manfaat perlindungan tersebut memberikan rasa aman kepada para pekerja sehingga dapat lebih berkosentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT. Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4(empat) program yang mencakup program Jamina Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh Tenaga Kerja dan keluarganya. Dengan penyelenggra ynag

semakin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

B. Jenis Kegiatan

Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko- risisko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko- risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadinya peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua, dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/ atau membutuhkan perawatan medis. Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini menggunakan mekanisme Asuransi Sosial.

Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 36 tahun 1995, Perusahaan Perseroan PT Asuransi Sosial Tenaga Kerja (PT. ASTEK) diubah namanya menjadi perusahaan Perseroan PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT. JAMSOSTEK) dan ditetapkan sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaiman dimaksud dalam UU No. 3 tahun 1993, yang meliputi program- program:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK} b. Jaminan Kematian (JK)

d. Jaminan Pemeliharaan kesehatan (JPK)

Program-program sebagaimana dimaksud pada butir huruf a, b, dan d pada pelaksanaannya adalah sejenis dengan asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, dan asuransi kesehatan, sedang program sebagaiman dimaksud pada butir huruf c pada pelaksanaannya adalah sejenis dengan program pensiun iuran pasti sebagaimana dimaksud dalam UU No. 11 tahun 1992. Dengan demikian PT. JAMSOSTEK menyelenggarakan 2 (dua) jenis kegiatan usaha asuransi dan dana pensiun.

C. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama, dengan mewujudkan tujuan tersebut diadakn ciri atau sifat hubungan kerja yang ditentukan oleh pembagian kerja. Sedangkan struktur merupakan kerangka pembagian tugas, tanggungjawab dan wewenang yang dimiliki oleh unit- unit organisasi untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan, dengan adanya garis wewenang dan tanggungjawab. Pada struktur organisasi dapat diketahui kepada siapa seseorang bertanggungjawa atas tugas yang dikerjakan.

Struktur organisasi merupakan cermin peran dalam tanggungjawab karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan. Tujuan dibentuknya struktur organisasi pada sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan sistem kerja yang baik dan berguna bagi perusahaan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan sebaik- baiknya. Maka dalam pelaksanaan karyawan harus ada koordinasi yaitu kontak dengan keselarasan diantara karyawan maupun di antara kegiatan- kegiatannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama ke arah tercapainya tujuan organisasi.

Struktur organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Untuk itulah struktur organisasi dibuat sesuai dengan tigkat kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi harus memperlihatkan situasi kerja dalam suatu pekerjaan dan hubungan yang baik dan saling terkait antara atasan dengan bawahan, dan dari struktur organisasi ini dapat dilihat fungsi dari masing- masing devisi. Dengan demikian struktur organisasi harus menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Struktur organisasi itu harus mampu mengatur tata hubunagn yang harmonis antara unit- unit organisasi didalamnya. Karena itu struktur organisasi haruslah memberikan kejelasan fungsi yang mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga mempermudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bentuk struktur organisasi tergantung pada besar kecilnya perusahaan tersebut. Bagi perusahaan kecil cukup dipilih struktur organisasi yang sederhana untuk mempermudah pengelolaannya dan perusahaan besar akan memilih struktur organisasi yang kompleks dan luas. Adanya struktur organisasi yang mapan sangat menjamin agar rencana manajer dapat dilaksanakan. Manajer harus menyusun struktur oranisasi yang formal yang artinya sistem tugas, wewenang, tanggungjawab dan pertanggungjawaban yang dirancag oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan oleh orang-orang, serta sumber-sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan perusahaan.

Perusahaan menggunakan sistem organisasi berbentuk garis dan staf, dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pimpinan tertinggi sampai

kepada unit- unit di bawahnya sehingga tercipta satu kesatuan komando. Adapun struktur organisasi pada PT. Jamsostek (Persero) terlampir pada lampiran I.

D. Job Description

Untuk lebih jelasnya di bawah ini dijelaskan masing-masing tugas masing-masing bagian pada perusahaan yang tentunya disesuaikan dengan struktur

organisasi perusahaan yang bersangkutan. 1. Kepala Kantor Cabang

Tugas: Merencanakan, mengarahkan, mengoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan pemasaran, pelayanan peserta, administrasi kepesertaan dan iuran, akuntansi, umum dan SDM yang didukung teknologi informasi guna memastikan tercapainya target kantor cabang

2. Sekretaris 3 sampai dengan Sekretaris 5

Tugas: Melaksanakan kegiatan kesekretariatan guna membantu kelancaran tugas Kepala Kantor Cabang

3. Kepala Bidang Pemasaran

Tugas: Merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pemasaran dan melakukan implementasi kebijakan pemasaran guna memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran

4. Account Officer 1 sampai dengan Account Officer 6

Tugas: Melakukan perluasan kepesertaan dan pemrosesan data/informasi dari perusahaan binaan guna tercapainya target kepesertaan dan tertib administrasi kepesertaan

5. Petugas Administrasi Pemasaran

Tugas: Melakasanakan administrasi kegiatan bidang pemasaran untuk kelancaran kegiatan bidang pemasaran

6. Kepala Bidang Program Khusus

Tugas: Merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pemasaran dan pembinaan kepesertaan program khusus berdasarkan strategi dan target yang telah ditetapkan

7. Account Officer Program Khusus

Tugas: Melakukan pendaftaran dan pembinaan kepesertaan guna tercapainya target kepasertaan, iuran dan peningkatan pelayanan program khusus

8. Petugas Administrasi Pemasaran Program Khusus

Tugas: Melaksanakan administrasi kegiatan bidang pemasaran untuk kelancaran kegiatan bidang pemasaran

9. Kepala Bidang Pelayanan

Tugas: Merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan JKK, JHT, JK guna memastikan kelancaran pelayanan jaminan

10. Verivikator Jaminan

Tugas: Melakukan verifikasi, meneliti kasus dan menetapkan klaim JHT, JK dan JKK

11. Customer Service Officer

Tugas: Melakukan verifikasi dokumen kepesertaan, iuran, jaminan dan memberikan informasi dan menangani keluhan peserta

12. Kepala Bidang JPK

Tugas: Merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan JPK berdasarkan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan

13. Provider Services Officer

Tugas: Melakukan perhitungan biaya per kapita, pembinaan dan koordinasi dengan PPK dalam memberikan pelayanan JPK

14. Verifikator Jaminan JPK

Tugas: Melakukan verifikasi, meneliti kasus dan menetapkan klaim JPK 15. Administrator DNT dan Pelaporan

Tugas: Mengonsolidasikan, menyususn, menyajikan dan memonitor data statistik serta lapora mengenai data Daftar Nama Tertanggung (DNT), kepesertaan, iuran dan jaminan program JPK

16. Kepala Bidang Teknologi Informasi

Tugas: Merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan dan mengendalikan penggunaan hardware, software dan jejaring untuk mengoptimalkan dan menjamin tetap beroperasinya perangkat komputer, serta mengelola database dan aplikasi untuk memastikan pelayanan kepada peserta

17. Data Adiministrator

Tugas: Melakukan pemeliharaan dan mengatur kewenangan sistem dan database 18. Technical Support

Tugas: Melaksanakan kebijakan dan kegiatan Administrasi personil untuk tertib admnistrasi

19. Data Operator

Tugas: Melakukan pengolahan data dan pencetakan sertifikat KPJ, KPK, SPA, SPI, DUTK, KPJ duplikat, D/PSJHT, listing KPJ,listing KPK, daftar tertanggung 20. Kepala Bidang Keuangan

Tugas: Merencanakan, melaksanakan, melakukan koordinasi dan mengendalikan kegiatan di bidang keuangan

21. Verifikator Akuntansi

Tugas: Melaksanakan pencatatan semua transaksi dengan tertib dan benar guna penerbitan neraca percobaan

22. Verifikator Anggaran dan Perpajakan

Tugas: Memonitor pengggunaan anggaran dan melaksanakan administrasi perpajakan

23. Pembukuan

Tugas: Membukukan, merekapitulasi, dan menyajikan transaksi secara harian 24. Kasir

Tugas: Melaksanakan pembyaran dan penerimaan uang tunai secara benar dan akurat 25. Kepala Bidang Umum dan SDM

Tugas: Melakukan pembinaan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan mengoordinasikan kegiatan administrasi karyawan, pengarsipan, pengadaan, pemeliharaan sarana/prasarana kerja serta kerumahtanggaan guna memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional

26. Petugas Pengadaan

Tugas: Melaksanakan kegiatan pengadaan serta menata administrasi aktiva tetap 27. Arsiparis

Tugas: Mengelola dan memelihara arsip aktif dan in-aktif secara baik dan benar sesuai ketentuan pengarsipan

28. Pengemudi

Tugas: Mengemudi dan memelihara kendaraan dinas dalam rangka kepentingan dinas

29. Satpam

Tugas: Melaksanakan kegiatan pemeliharaan, pemeriksaan dan menjaga keamanan gedung kantor, rumah dinas, sarana dan prasarana kerja serta lingkungan kerja

30. Pesuruh

Tugas: Melaksanakan tugas merawat, membersihkan dan menyiapkan keperluan kerumahtanggaan perusahaan

E. Kinerja Usaha Terkini

Dari sisi pelayanan PT. Jamsostek (Persero) cabang Belawan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap delapan Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) I Jamsostek karena memiliki kinerja buruk. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk komitmen dalam perbaikan pelayanan terhadap peserta Jamsostek. Pihak Jamsostek juga serius dalam membenahi sekaligus melakukan evaluasi secara berkesinambungan untuk memastikan pelayanan terhadap peserta Jamsostek benar-benar bermutu. Kepala Cabang

PT. Jamsostek (Persero) Belawan telah memberi deadline kepada klinik-klinik Pusat Pelayanan Tigkat I agar siaga 24 jam. Selanjutnya, pihak Jamsostek cabang Belawan juga sedang melakukan training penanganan pengduan peserta dan juga membuka nomor pengaduan khusus di klinik sehingga diharapkan klinik-klinik dan rumah sakit dapat juga menjadi tempat pengaduan masalah Jamsostek. Pihak Jamsostek juga melakukan kunjungan dengan personalia perusahaan dan serikat pekerja untuk melihat secara langsung kelayakan klinik-klinik yang telah dibenahi di wilayah Jamsostek cabang Belawan.

Selain itu, PT. Jamsostek (Persero) melakukan perombakan manajemen ditingkat jenjang satu. Kebijakan perombakan ini ditempuh sebagai upaya untuk memperkuat kinerja manajemen perseroan menghadapi tantangan eksternal dan internal. Tantangan eksternal yang dihadapi perseroan antara lain masih lesunya perekonomian nasional yang diwarnai dengan fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pelaporan kepesertaan program Jamsostek yang hanya terdaftar sebagian. Tantangan lain terkait dengan pelaksaan otonomi daerah, yakni bergesernya kekuasaan dari pusat ke daerah, dimana beberapa daerah ingin melaksanakan program jaminan sosial sendiri. Sedangkan permasalahan internal yang perlu dituntaskan antara lain menyangkut jumlah sumber daya manusia (SDM) yang dirasakan belum mencukupi dan masih banyaknya formasi kosong, dan kendalan Teknologi Informasi.

Jika dilihat dari segi kepesertaan, kinerja direksi PT. Jamsostek (Persero) sangat baik hal ini dikarenakan jumlah peserta aktif terus meningkat berkat adanya sosialisasi yang terus menerus tentang Jamsostek. Tahun 2006 jumlah peserta tdak aktif naik dibandingkan pada tahun 2005, yaitu dari 12.948.724 tenaga kerja meningkat menjadi

15.143.646 tenaga kerja. PT. Jamsostek Kanwil I (Sumt, Sumbar,dan NAD) misalnya, tahun 2006 lalu menargetkan perolehan kepsertaan beru 7000-an perusahaan. Hingga akhir tahun target itu mencapai 98%, sehingga total jumlah perusahaan yang menjadi peserta Jamsostek pada tahun 2006 mencapai 10.696 perusahaan dengan jumlah pekerja sebanyak 1.419.185 orang. Tahun 2007 dipasang target sekitar 10ribu perusahaan bary sebagai peserta program Jamsostek. Untuk mencapai taget dan khususnya meningkatkan kesadaran pengusaha dan pekerja akan pentingnya keikutsertaan dalam program tersebut Jamsostek telah melakukan bebagai cara mulai dari peningkatan mutu sosialisasi program, peningkatan pelayanan Jamsostek hingga peningkatan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai instansi penegak hukumnya.

Kinerja keuangan tahun 2007 juga meningkat luar biasa dengan total pendapatan sekitar Rp 1,9triliun. PT. Jamsostek (Persero) juga menyisihkan sebagian hasil laba untuk membantu pengembangan usaha kecil dan menengah dalam program kemitraan dan bina lingkungan. Sedang program jaminan kompensasi kerja (pesangon) diharapkan akan memberikan kepastian kepada pekerja ter-PHK untuk mendapatkan pesangon karena dana pesangonnya sudah dititipkan kepada di PT. Jamsostek. Disisi lain, setiap kali perusahaan merekrut pekerja maka sejak itu pula menyisihkan dana ke PT. Jamsostek sebagai jaminan kompensasi kerja. Kinerja Jamsostek memang semakin baik karena berhasil meraih laba Rp 750miliar atau lebih besar dari target Rp 686miliar (2006). Dari target investasi sebesar Rp 8.5T, PT. Jamsostek berhasil mencapai Rp 10.5T.

PT. Jamsostek juga berhasil membukukan laba sebesar Rp 1.1T dengan target Rp 1 T pada tahun 2008. Angka ini diluar digaan semula karena sebelumnya Jamsostek diperkirakan mengalami kerugian terkait penempatan portofolio di saham. Namun dari

hasil audit ternyata laab di tahun 2008 di ats laba tahun 2007 yang berjumlah Rp 998.4miliar mendekati Rp1,1triliun.

F. Rencana Kegiatan

Adapun rencana kegiatan PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Belawan adalah sebagai berikut :

1. PT Jamsostek (Persero) Cabang Belawan bekerjasama dengan Perum Perumnas dan BTN saat ini sedang membangun 1400 unit rumah di kawasan Griya Martubung. Ditargetkan, Desember 2009 para pekerja dari berbagai perusahaan swasta di Belawan sudah bisa menempati rumah bertype 36 tersebut.

2. Menambah bantuan - bantuan seperti anggaran pelatihan peserta, peningkatan anggaran Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP), peningkatan nilai bantuan pemutusan hubungan kerja dan lainnya. meningkatkan peran promosi, publikasi dan kehumasan di jajarannya.

3. Menambah alokasi dana hingga Rp 5 triliun Untuk mengantisipasi maraknya PHK yang diperkirakan terus meningkat.

4. Mempersingkat masa kepesertaan 5 tahun dengan masa tunggu 6 bulan untuk pengambilan dana JHT melalui amandemen pasal 32 ayat 2 PP No. 14 tahun 93, selama 1 tahun yang bersifat sementara.

BAB III PEMBAHASAN

A. Prinsip Pengawasan Intern

Setiap perusahaan menganut sistem pengawasan intern (Intern Control) yang berbeda, tergantung pada sifat aktivitas dan ruang lingkupnya, tetapi prinsip-prinsip yang mendasarinya tetap sama. Adapun prinsip dari suatu pengawasan intern adalah sebagai berikut:

a. Pegawai

Pegawai yang mengerjakan sistem harus diseleksi secara objektif dan mempunyai klasifikasi sesuai bidangnya, terampil dan yang paling penting integrasi dan kejujuran.

b. Pemisahan Fungsi

Fungsi- fungsi yang ada pada perusahaan harus dipisahkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyelewengan yang dilakukan oleh seorang yang memegang fungsi, misalnya pada fungsi penerimaan harus dipisahkan dari fungsi pengeluaran kas. Pemisahan kedua fungsi penerimaan dan pengeluaran dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan terhadap transaksi.

c. Pelaksanaan Transaksi

Transaksi hanya dapat dilaksanakan berdasarkan otorisasi dan sepengetahuan mereka yang berhak sesuai dengan struktur organisasi daftar wewenang masing-masing.

d. Pencatatan Transaksi

Transaksi dicatat secara benar sesuai dengan bukti pendukung yang ada, kemudian diklasifikasikan dan dilakukan pada perkiraan yang benar serta pada periode yang benar. Jarang penerimaan 1998 dicatat pada tahun 1999 untuk maksud tertentu atau sebaliknya.

e. Pengamanan Terhadap Harta Perusahaan

Pengamanan terhadap harta perusahaan harus selektif tidak boleh setiap orang mudah dapat memahami prosedur atas yang berwenang. Harta harus dijaga oleh mereka yang ahli dan mampu untuk menjaga dengan baik dari kemungkinan kerusakan maupun pencurian.

f. Perbandingan Antara Catatan dan Fisik Harta

Sewaktu-waktu harus dilakukan perbandingan antara angka yang dibakukan dengan fisik dari harta yang dicatat.

B. Unsur- Unsur Pengawasan Intern Kas

Untuk mendapatkan suatu pengawasan intern yang baik di dalam perusahaan, diperlukan adanya unsur-unsur yang dirancang dan diimplementasikan manajemen guna membentuk kepastian yang layak dan bahwa tujuan pengawasan internnya akan tercapai. Unsur-unsur pengawasan intern tersebut adalah:

a. Pelaksanaan yang Kompeten dan Dapat Dipercaya

Di dalam sistem pengawasan intern, pelaksanaan merupakan unsur paling penting, orang- orang jujur, bekerja secara efisien, selalu mampu bekerja dengan segala kesungguhan meskipun kelima unsur lainnya begitu kuat, tetapi

orang-orang yang tidak berkompeten serta tidak memiliki kejujuran dalam dirinya akan lebih mudah membuat sistem pengawasan tersebut menjadi berantakan. Agar sistem pengawasan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan penyelenggaraan pekerja dilaksanakan sebaik-baiknya, harus ditetapkan pertanggungjawaban dari orang- orang tertentu. Orang yang diberi petanggungjawabannya dari orang- orang tertentu , orang yang diberi pertanggungjawaban tersebut akan bekerja lebih giat, hati-hati dan manajemen dapat lebih mudah mengawasinya.

b. Pembagian Tugas yang Jelas

Tujuan dan pembagian tugas yang jelas untuk mencegah kekeliruan yang sengaja atau tidak sengaja. Untuk itu ada empat pedoman yang dapat dilakukan yaitu: 1. Pemisahan Penanganan Aktiva Serta Akuntansinya

Apabila fungsi ini dipegang oleh satu orang, sangat besar kemungkinan akan terjadi penggelapan aktiva tersebut untuk kepentingan pribadi, dan memanipulasi pembukuannya untuk menghindarkan diri dari pertanggungjawaban.

2. Pemisahan Otorisasi Transaksi Dari Penanganan Setiap Aktiva

Sebaiknya orang yang memberi otorisasi transaksi tidak ikut berpartisipasi dalam pengawasan terhadap aktiva.

3. Pemisahan Tugas Dalam Fungsi Akuntansi

Dengan cara ini, akan terbuka banyak kesempatan bagi karyawan yang bekerja dalam sistem untuk melaksanakan pemeriksaan silang.

c. Prosedur Otorisasi yang Tepat

Agar setiap pengawasan dapat berhasil dengan baik, setiap transaksinya harus diotorisasi dengan semestinya. Otorisasi ini dapat bebentuk umum maupun khusus. Otorisasi umum berarti bahwa manajemen menetapkan kebijaksanaan yang dirumuskan untuk dilaksanakan dalam organisasi. Setiap orang melaksanakan kebijakan ini dengan diberikan otorisasi untuk setiap transaksi dalam batasan yang telah ditetapkan oleh kebijaksanaan tersebut. Sedangkan otorisasi khusus hanya berlaku pada transaksi saja.

d. Dokumen dan Data yang Memadai

Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan organisasi atau di antara organisasi yang berbeda. Dokumen ini harus cukup memadai untuk memnerikan jaminan bahwa aktiva telah berada dalam pengawasan yang semestinya dan setiap transaksi telah dicatat dengan benar.

e. Verifikasi Internal

Yaitu pemisahan tugas-tugas secara fungsional atau operasional, penerimaan dan pengeluaran kas, akuntansi dan setiap transaksi yang memerlukan pertanggungjawaban dari perusahaan.

C. Tujuan Pengawasan Intern Kas

Dalam melakukan pengawasan intern kas dan untuk mencapai tujuan pengawasan intern kas harus diketahui sifat-sifat khusus dari kas dan tindakan yang mungkin terjadi

untuk menggelapkan kas tersebut, karena kas mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti bentuknya kecil, jenisnya sama, mudah dipergunakan dan disukai oleh semua orang.

Oleh karena begitu menarik dan pentingnya kas, maka kas sering dijadikan sarana untuk penyelewengan. Penyelewengan bukan hanya hanya langsung dengan mencuri dari brankas, melainkan dengan cara penyelewengan dari pembukuan yang rapi dan teratur. Dengan cara-cara penyelewengan kas tersebut yang mungkin bahkan sering dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja akan sangat menghambat tercapainya tujuan pengawaasan intern kas. Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengawasan intern adalah untuk membantu perusahaan agar dapat mencapai tujuannya dengan cara yang lebih efisien.

Adapun tujuan diterapkannya sistem pengawasan intern kas bagi perusahaan adalah :

1. Untuk menyediakan data yang dapat dipercaya

Pengelola dalam mengambil suatu keputusan harus didasarkan pada informasi yang dapat diandalkan. Untuk itu, pengelola harus mempunyai informasi yang diteliti dan dapat dipercaya. Kualitas informasi tergantung pada sistem pengawasan intern kas. Semakin baik sistem yang diterapkan semakin baik informasi yang dihasilkan.

2. Untuk melindungi harta kekayaan perusahaan

Harta kekayaan perusahaan baik berbentuk fisik maupun non fisik dapat dicuri, hilang atau disalahgunakan bila tidak diawasi dengan baik. Sebagian informasi perusahaan yang disimpan dalam komputer dapat dirusak bila tidak dilindungi

denagn baik. Maka perlu diadakan perlindungan fisik terhadap harta perusahaan, misalnya dengan adanya tempat khusus untuk menyimpan aktiva tertentu.

Dokumen terkait