• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum Sesudah Merger dan Akuisisi

PEMBAHASAN Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ditunjukkan pada Tabel 1, sebelum dan saat perusahaan melakukan M&A dan Tabel 2, saat dan sesudah perusahaan melakukan M&A.

Tabel 1. Statistik Deskriptif tahun 2016-2018

N Min Max Mean

Std.

Deviasi ROA 51 -0,06 0,2 0,053 0,06251

IND 51 0,2 0,5 0,391 0,08535

BSIZE 51 6 20 11,12 3,44469

OWN 51 0,01 0,08 0,039 0,01597 SIZE 51 27,51 32,2 29,91 1,25282

LEV 51 0 0,93 0,480 0,22568

GROW

TH 51 -0,17 1,01 0,197 0,22721 Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 1 sebelum dan saat perusahaan melakukan M&A tahun 2016 - 2018 menunjukkan bahwa:

1. ROA memiliki nilai minimum sebesar sebesar -0,06, dengan nilai maksimum 0,2.

Sedangkan, mean sebesar 0,053 dan standar deviasi sebesar 0,06251.

2. Independent directors (IND) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 0,2, dengan nilai maksimum 0,5. Sedangkan, mean sebesar 0,391 dan standar deviasi sebesar 0,08535.

3. Board size (BSIZE) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 6, dengan nilai maksimum 20. Sedangkan, mean sebesar 11,12 dan standar deviasi sebesar 3,44469.

4. Board ownership (OWN) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 0,01, dengan nilai maksimum 0,08. Sedangkan, mean sebesar 0,039 dan standar deviasi sebesar 0,01597.

5. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 27,51, dengan nilai maksimum 32,2. Sedangkan, mean sebesar 29,91 dan standar deviasi sebesar 1,25282.

6. Leverage (LEV) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 0, dengan nilai maksimum

0,93. Sedangkan, mean sebesar 0,480 dan standar deviasi sebesar 0,22568.

7. Growth memiliki nilai minimum sebesar sebesar -0,17, dengan nilai maksimum 1,01. Sedangkan, mean sebesar 0,197 dan standar deviasi sebesar 0,22721.

Tabel 2. Statistik Deskriptif tahun 2018-2020

N Min Max Mean

Std.

Deviasi ROA 51 -0,06 1,86 0,096 0,31406

IND 51 0,2 0,67 0,415 0,08986

BSIZE 51 8 20 11,06 3,00274

OWN 51 0,02 0,08 0,041 0,0149 SIZE 51 25,57 32,73 29,96 1,51058

LEV 51 0 12,5 0,929 2,09926

GROW

TH 51 -0,97 0,7 0,068 0,23682

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 2 sebelum dan saat perusahaan melakukan M&A tahun 2018- 2020 menunjukkan bahwa:

1. ROA memiliki nilai minimum sebesar sebesar -0,06, dengan nilai maksimum 1,86. Sedangkan, mean sebesar 0,096 dan standar deviasi sebesar 0,31406.

2. Independent directors (IND) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 0,2, dengan nilai maksimum 0,67. Sedangkan, mean sebesar 0,451 dan standar deviasi sebesar 0,08986.

3. Board size (BSIZE) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 8, dengan nilai maksimum 20. Sedangkan, mean sebesar 11,06 dan standar deviasi sebesar 3,00274.

4. Board ownership (OWN) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 0,02, dengan nilai maksimum 0,08. Sedangkan, mean sebesar 0,041 dan standar deviasi sebesar 0,0149.

5. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 25,57, dengan nilai maksimum 32,73. Sedangkan, mean sebesar 29,96 dan standar deviasi sebesar 1,51058.

6. Leverage (LEV) memiliki nilai minimum sebesar sebesar 0, dengan nilai maksimum

12,5. Sedangkan, mean sebesar 0,929 dan standar deviasi sebesar 2,09926.

7. Growth memiliki nilai minimum sebesar sebesar -0,97, dengan nilai maksimum 0,7.

Sedangkan, mean sebesar 0,068 dan standar deviasi sebesar 0,23682.

Result

Pengujian hipotesis yang diajukan ada atau tidaknya pengaruh independent directors (IND), board size (BSIZE), dan board ownership (OWN) terhadap kinerja keuangan perusahaan, serta dengan variabel kontrol yang digunakan yaitu ukuran perusahaan (SIZE), Leverage (LEV), dan pertumbuhan perusahaan (GROWTH) sebelum dan sesudah M&A. Hasil regresi dengan tingkat signifikansi 5% dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Regresi

Var.

Sebelum Sesudah

Model 1

Model 2

Model 3

Model 4 Konstanta 0,033 0,049 0,014 0,053

(0,186) (-0,09) (0,816) (0,504)

IND 0,477 0,5396 0,032 0,008

(0,138) (0,094) (-1,25) (-0,66) BSIZE 0,018 0,033 0,555 0,813 (-0,01) (-0,05) (0,24) (0,002)

OWN 0,102 0,145 0,009 0,006

(-2,73) (-2,23) (1,65) (1,495)

SIZE 0,291 0,603

(0,009) (-0,16)

LEV 0,029 0,000

(-0,1) (0,14)

GROWT

H 0,003 0,000

(0,118)

(-0,936)

Obs. 51 51 51 51

R 0,293 0,546 0,334 0,98

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 180 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

R square 0,086 0,298 0,112 0,961 Sumber : Output SPSS

Hasil regresi pada Tabel 3 sebelum melakukan M&A, hasil pada independent directors (IND) pada Model 1 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,138 dan nilai signifikansi sebesar 0,477. Sedangkan, independent directors pada Model 2 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,094 dan nilai signifikansi sebesar 0,5396, menunjukkan bahwa Model 1 dan Model 2, independent directors (IND) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Board size (BSIZE) pada Model 1 menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,01 dan nilai signifikansi sebesar 0,018. Sedangkan, board size (BSIZE) pada Model 2 diperoleh nilai koefisien sebesar -0,05 dan nilai signifikansi sebesar 0,033. Hasil ini menunjukkan bahwa board size (BSIZE) pada Model 1 dan Model 2 berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Board ownership (OWN) pada Model 1 menunjukkan nilai koefisien sebesar -2,73 dan nilai signifikansi sebesar 0,102.

Sedangkan, board ownership (OWN) pada Model 2 diperoleh nilai koefisien sebesar -2,23 dan nilai signifikansi sebesar 0,145.

Hasil ini menunjukkan bahwa board ownership (OWN) pada Model 1 dan Model 2 tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hasil ukuran perusahaan (SIZE) pada Model 2 menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,009 dan nilai signifikansi sebesar 0,291.

Leverage (LEV) menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,1 dan nilai signifikansi sebesar 0,02. Sedangkan, growth menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,118 dan nilai signifikansi sebesar 0,003.

Selanjutnya, hasil regresi sesudah melakukan M&A menunjukkan bahwa independent directors (IND) pada Model 3 diperoleh nilai koefisien sebesar -1,25 dan nilai signifikansi sebesar 0,032. Sedangkan, independent directors pada Model 4 diperoleh nilai koefisien sebesar -0,66 dan nilai signifikansi sebesar 0,008, menunjukkan bahwa Model 3 dan Model 4, independent directors (IND) berpengaruh negatif

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Model 3 menunjukkan nilai koefisien dari board size (BSIZE) sebesar 0,24 dan nilai signifikansi sebesar 0,555. Sedangkan, board size (BSIZE) pada Model 4 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,002 dan nilai signifikansi sebesar 0,813. Hasil ini menunjukkan bahwa board size (BSIZE) pada Model 3 dan Model 4 tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Nilai koefisien dari board ownership (OWN) pada model 3 sebesar 1,65 dan nilai signifikansi sebesar 0,009. Sedangkan, board ownership (OWN) pada Model 4 diperoleh nilai koefisien sebesar 1,495 dan nilai signifikansi sebesar 0,006. Hasil ini menunjukkan bahwa board ownership (OWN) pada Model 3 dan Model 4 berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Sedangkan, hasil pada Model 4 menunjukkan nilai koefisien dari ukuran perusahaan (SIZE) sebesar -0,16 dan nilai signifikansi sebesar 0,603. Leverage (LEV) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,14 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan, growth menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,936 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Berdasarkan pada Tabel 3 dari hasil uji koefisien determinasi (R-square) yang menjelaskan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, dengan diperoleh pada Model 1 sebesar 0,086 atau 8,6% dan Model 3 sebesar 0,112 atau 11,2%.

Sedangkan, hasil uji koefisien determinasi (R-square) yang menjelaskan bahwa variabel independen dengan variabel kontrol dapat menjelaskan variabel dependen, diperoleh hasil pada Model 2 sebesar 0,298 atau 29,8%

dan Model 4 sebesar 0,961 atau 96,1%.

Sedangkan, sisa nilai dari masing-masing model dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain.

Pengaruh independent directors terhadap kinerja keuangan perusahaan

Hasil pengujian regresi ditemukan independent directors (IND) pada Model 1 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,138 dan nilai signifikansi sebesar 0,477. Sedangkan, independent directors pada Model 2 diperoleh

nilai koefisien sebesar 0,094 dan nilai signifikansi sebesar 0,5396. Sehingga, hasil menunjukkan bahwa Model 1 dan Model 2 independent directors tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelum dan saat melakukan M&A.

Asumsinya bahwa direktur independen tidak secara aktif memantau perusahaan. Sehingga, pemilik perusahaan umumnya tidak melibatkan direktur independen dalam proses pengambilan keputusan tertentu.

Sedangkan, independent directors (IND) pada Model 3 diperoleh nilai koefisien sebesar -1,25 dan nilai signifikansi sebesar 0,032. Sedangkan, independent directors pada Model 4 diperoleh nilai koefisien sebesar -0,66 dan nilai signifikansi sebesar 0,008, menunjukkan bahwa Model 3 dan Model 4, independent directors (IND) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan asumsi bahwa semakin banyak direktur independen yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan maka dapat mengurangi kinerja operasi pasca M&A, karena direktur independen kurang aktif dalam mengawasi perusahaan sehingga dapat mengakibatkan terlewatnya kesempatan-kesempatan atas investasi yang dilakukan, terutama untuk mencapai sinergi sebagai tujuan dari M&A.

Penelitian ini sesuai Ciftci et al. (2019) dan Malikov et al. (2021) bahwa kecenderungan perusahaan umumnya adalah menunjuk rekan atau orang-orang terdekatnya menjadi direktur independen, namun memiliki keterbatasan atau tidak ada efek pada proses pengambilan keputusan dan anggota direktur independen perusahaan kurangnya otonomi.

Pengaruh board size terhadap kinerja keuangan perusahaan

Pada Tabel 3 ditemukan hasil bahwa board size (BSIZE) pada Model 1 menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,01 dan nilai signifikansi sebesar 0,018. Sedangkan, board size (BSIZE) pada Model 2 diperoleh nilai koefisien sebesar -0,05 dan nilai signifikansi sebesar 0,033. Hasil ini menunjukkan bahwa board size (BSIZE) pada Model 1 dan Model 2 berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Asumsinya bahwa ukuran dewan yang besar dapat mengurangi kinerja

keuangan perusahaan. Dampak negatif dari ukuran dewan pada kinerja adanya fakta bahwa dewan dengan jumlah direksi yang besar mungkin kurang dalam membuat rencana dan keputusan strategis yang efektif karena banyak perbedaan ide. Lipton dan Lorsch (1992) dalam Azutoru et al., (2017) mengamati bahwa rata-rata perilaku di sebagian besar ruang rapat bersifat disfungsional, karena direktur jarang mengkritik kebijakan manajer puncak atau mengadakan diskusi terbuka tentang kinerja perusahaan. Oleh karena itu, jika jumlah komisaris bertambah atau menjadi terlalu banyak, proses pengambilan keputusan cenderung melambat karena setiap komisaris harus diminta pendapat terlebih dahulu.

Terlebih lagi, pada perusahaan yang akan melakukan kegiatan M&A, diperlukan keputusan yang cepat dan tepat, dengan harapan untuk mencapai sinergi.

Mendukung teori keagenan M. C.

Jensen (1993) menunjukkan bahwa ukuran dewan yang lebih besar akan mengurangi efektivitas peningkatan operasi perusahaan karena ide-ide baru dan pendapat cenderung tidak diungkapkan dalam rapat direksi, dan proses pemantauan cenderung kurang. Ukuran dewan yang lebih besar meningkatkan masalah komunikasi dan koordinasi dan meningkatkan biaya agensi. Selain itu, ukuran dewan yang lebih besar dapat menghadapi masalah dengan tingkat konflik yang lebih besar.

Ketika ukuran dewan yang besar akan kurang peduli tentang manajemen pemantauan, dengan asumsi bahwa direktur lain bisa melakukannya. Selain itu, seorang direktur dalam dewan direksi merupakan biaya bagi bisnis. Jika biaya yang dibayarkan kepada direktur tidak sesuai dengan ide, rencana, pemantauan manajemen yang efisien dan efektif, dan terhindarnya penipuan, kinerja keuangan bisnis akan menurun seiring dengan meningkatnya ukuran dewan direksi.

Hasil ini sejalan dengan Azutoru et al. (2017) dan Malikov et al., (2021). Namun, hasil ini berlawanan dengan penelitian Ciftci et al.

(2019) yang menemukan board size positif signifikan terhadap kinerja keuangan.

Sedangkan, hasil penelitian setelah dan saat melakukan M&A ditunjukkan pada Model 3 board size (BSIZE) dengan nilai

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 182 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

koefisien sebesar 0,24 dan nilai signifikansi sebesar 0,555. Sedangkan, board size (BSIZE) pada Model 4 diperoleh nilai koefisien sebesar 0,002 dan nilai signifikansi sebesar 0,813. Hasil ini menunjukkan bahwa board size (BSIZE) pada Model 3 dan Model 4 tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Meskipun, perusahaan telah melakukan M&A, ukuran dewan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang signifikan karena ukuran dewan yang lebih besar pengambilan keputusan cenderung tidak efektif sehingga tidak maksimalnya perusahaan dalam memanfaatkan peluang bisnis. Hal ini mengakibatkan kesempatan perusahaan memperoleh manfaat laba menjadi berkurang. Oleh sebab itu, ukuran dewan pada perusahaan yang telah melakukan M&A tidak memiliki pengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.

Pengaruh board ownership terhadap kinerja keuangan perusahaan

Dari Tabel 3 dengan hasil pengujian regresi sebelum dan saat melakukan M&A, board ownership (OWN) pada Model 1 menunjukkan nilai koefisien sebesar -2,73 dan nilai signifikansi sebesar 0,102.

Sedangkan, board ownership (OWN) pada Model 2 diperoleh nilai koefisien sebesar -2,23 dan nilai signifikansi sebesar 0,145.

Hasil ini menunjukkan bahwa board ownership (OWN) pada Model 1 dan Model 2 tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini kemungkinan karena semakin besarnya ukuran dewan, dapat mengakibatkan semakin banyaknya kepentingan dari dewan, sehingga menjadikan kinerja keuangan menjadi buruk.

Hasil regresi sesudah dan saat melakukan M&A, ditemukan bahwa nilai koefisien dari board ownership (OWN) pada Model 3 sebesar 1,65 dan nilai signifikansi sebesar 0,009. Sedangkan, board ownership (OWN) pada Model 4 diperoleh nilai koefisien sebesar 1,495 dan nilai signifikansi sebesar 0,006. Hasil ini menunjukkan bahwa board ownership (OWN) pada Model 3 dan Model 4 berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Asumsinya bahwa semakin besar kepemilikan manajerial maka dapat meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan, karena dewan memiliki kendali yang lebih besar dan mendominasi manajemen perusahaan, dengan cara memantau perusahaan atau bisnisnya secara aktif. Hal ini dikarenakan memiliki kendali yang lebih besar. Jika perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham yang paling besar akan menanggung kerugian yang cukup besar.

Oleh sebab itu, pemegang saham besar memantau bisnisnya secara aktif dan menerapkan good corporate governance untuk meningkatkan kinerja keuangan. Pihak manajemen yang memiliki saham yang lebih besar cenderung menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan, untuk kinerja perusahaan jangka panjang, terutama perusahaan yang melakukan M&A. M&A dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasarnya, serta mensejahterakan kekayaan pemegang saham.

Hasil penelitian ini didukung oleh Al Alabdullah (2018), Farooque et al. (2020), dan Malikov et al. (2021).

SIMPULAN

Penelitian mengenai penerapan corporate governance terhadap kinerja keuangan diperoleh hasil yaitu sebelum dan saat kegiatan M&A bahwa independent directors dan board ownership dalam Model 1 dan Model 2 menunjukkan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Board size pada Model 1 dan Model 2 berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan.

Sedangkan, hasil pada sesudah dan saat melakukan M&A pada Model 3 dan Model 4 menunjukkan bahwa independent directors berpengaruh negatif signifikan dan board size tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Serta, board ownership berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pada semua model.

Hasil menunjukkan bahwa penerapan corporate governance pasca M&A mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Hal ini karena, perusahaan telah menyusun strategi jangka panjang untuk meningkatkan kinerjanya dan sesuai dengan tujuan M&A untuk mencapai efek sinergi dan efisiensi, dan meningkatkan kekayaan pemegang saham.

Kriteria yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan M&A pada tahun 2018, sehingga batasan penelitian ini adalah ukuran sampel yang relatif kecil dan hanya ditemukan 17 perusahaan.

Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan periode waktu yang lebih lama dan dapat menambah variabel dependen seperti ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin) atau CAR (Cumulative Abnormal Return) agar hasil penelitian yang didapatkan lebih akurat.

REFERENSI

Al Farooque, O., Buachoom, W., & Sun, L.

(2020). Board, audit committee, ownership and financial performance – emerging trends from Thailand. Pacific Accounting Review, 32(1), 54–81.

https://doi.org/10.1108/PAR-10-2018-0079

Alabdullah, T. T. Y. (2018). The relationship between ownership structure and firm financial performance: Evidence from Jordan. The Eletronic Library, 34(1), 1–

5.

Azutoru, I. H. C., Georgina Obinne, U., &

Ogochukwu Chinelo, O. (2017). Effect of Corporate Governance Mechanisms on Financial Performance of Insurance Companies in Nigeria. Journal of Finance and Accounting, 5(3), 93–103.

https://doi.org/10.12691/jfa-5-3-4 Chang, S. C., & Tsai, M. T. (2013). Long-run

performance of mergers and acquisition of privately held targets: Evidence in the USA. Applied Economics Letters,

20(6), 520–524.

https://doi.org/10.1080/13504851.2012.

718060

Ciftci, I., Tatoglu, E., Wood, G., Demirbag, M., & Zaim, S. (2019). Corporate governance and firm performance in emerging markets: Evidence from Turkey. International Business Review,

28(1), 90–103.

https://doi.org/10.1016/j.ibusrev.2018.0 8.004

Cui, H., & Chi-Moon Leung, S. (2020). The long-run performance of acquiring firms in mergers and acquisitions: Does managerial ability matter? Journal of

Contemporary Accounting and Economics, 16(1), 100185.

https://doi.org/10.1016/j.jcae.2020.1001 85

Fama, E. (1980). Agency problems and the theory of the firm. The Economic Nature of the Firm: A Reader, Third Edition, 88(21), 270–282.

https://doi.org/10.1017/CBO978051181 7410.022

Gao, W., Huang, Z., & Yang, P. (2019).

Political connections, corporate governance and M&A performance:

Evidence from Chinese family firms.

Research in International Business and Finance, 50(April), 38–53.

https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2019.04.0 07

Jensen, C., & Meckling, H. (1976). THEORY OF THE FIRM : MANAGERIAL BEHAVIOR , AGENCY COSTS AND OWNERSHIP STRUCTURE I . Introduction and summary In this paper WC draw on recent progress in the theory of ( 1 ) property rights , firm . In addition to tying together elements of the theory of e. 3, 305–360.

Jensen, M. C. (1993). The Modern Industrial Revolution , Exit , and the Failure of Internal Control Systems. XLVIII(3), 831–880.

Khan, A., & Awan, S. H. (2012).

Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business Effect of Board Composition on Firm’s Performance: A Case of Pakistani Listed Companies. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research Business, 3(10), 853–863.

http://journal-archieves15.webs.com/853-863.pdf Malikov, K., Demirbag, M., Kuvandikov, A.,

& Manson, S. (2021). Workforce reductions and post-merger operating performance: The role of corporate governance. Journal of Business Research, 122(August 2020), 109–120.

https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.0 8.042

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 184 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan

Dokumen terkait