• Tidak ada hasil yang ditemukan

R = Xmaksimal – Xminimal

B. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian

B.Pembahasan Tentang Temuan Penelitian

Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih “tinggi”, hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian jawaban dari skor total siswa yang kemudian di prosentasekan sehingga mendapatkan prosentase sebesar 76,66%.

Selanjutnya berdasarkan penelitian melalui penyebaran angket yang diberikan kepada siswa di dapat kesimpulan bahwa efektivitas metode demonstrasi pada pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII MTs Al Falah sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan.

Yang pertama dapat dilihat dari perencanaan metode demonstrasi, pada dimensi merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan untuk mencapai tujuan, dengan prosentase jawaban siswa sebesar (51,7%) menjawab dengan selalu bahwa guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi. Pernyataan ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuannya diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran selanjutnya dengan lebih baik.37

Pada dimensi menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan sebanyak (61,7%) siswa menyatakan selalu, bahwa guru fiqih sebelum melakukan demonstrasi mempraktekkannya terlebih dahulu. Hal ini

35 Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h. 209.

36 Dra. Roestiyah, N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 84. 37 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010

juga dipertegas dari hasil wawancara denngan guru fiqih bahwa sebelum guru meminta siswa mendemonstrasikan di depan kelas, guru fiqih akan terlebih dahulu melakukannya, ini dikarenakan agar siswa tidak salah dalam mempraktekkannya di depan kelas.38

Pada dimensi memperhitungkan waktu yang dibutuhkan sebanyak (50%) siswa menjawab selalu, bahwa guru fiqih lebih banyak mengunakan waktunya untuk praktek daripada menyampaikan materi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa waktu untuk praktek itu memang lebih banyak karena untuk memberikan siswa pemahaman yang lebih mendalam tentang sholat. Karena materi ini sangat penting dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga siswa tidak salah paham dalam mengerjakannya.39

Pada dimensi selama demonstrasi berlangsung seorang guru harus instropeksi diri (73,3%) siswa menjawab selalu mengenai pernyataan guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa menyampaikan pelajaran dengan suara keras jelas itu sangat penting bagi seorang guru dikarenakan agar siswa mendengar dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh guru.40

Pada dimensi menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik (51,7%) siswa menjawab selalu bahwa guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali guna mengetahui apakah siswa mampu menghafal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan meminta siswa mendemonstrasikan kembali, guru fiqih dapat melihat seberapa jauh keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran.41

Yang kedua pada pelaksanaan demonstrasi. Pada dimensi memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. sebanyak (63,3%) siswa menjawab selalu, bahwa ketika mengajar guru fiqih selalu bersemangat. Hal ini sesuai

38 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 39 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 40 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 41 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010

dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa mengajar dengan penuh semangat itu diharuskan agar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tidak merasa jenuh.42

Pada dimensi mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran sebanyak (80%) siswa menjawab selalu. Bahwa guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa ketika menyampaikan pelajaran seorang guru itu harus benar-benar menguasai bahan yang akan diajarkan kepada siswa agar pelajaran yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik.43

Pada dimensi memperhatikan keadaan siswa ketika melakukan demonstrasi (83,3%) siswa menjawab selalu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru fiqih karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan pelajaran dengan sebaik-baiknya.

Pada dimensi memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif sebanyak (78,3%) siswa menjawab selalu, penyataan mengenai guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa. Sebanyak (71,7%) siswa menjawab selalu mengenai pernyataan bahwa guru fiqih akan memberikan kesempatan untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa ketika melakukan demonstrasi itu sangat baik karena praktek yang dilakukan pada materi sholat ini sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir juga sangat penting dilakukan agar siswa dapat mengetahui lebih mendalam dari apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.44

Menciptakan suasana kelas yang harmonis (53,3%). Hal ini juga membuktikan apa yang dikatakan oleh guru fiqih bahwa dengan menciptakan suasana yang harmonis dan pandai dalam berkomunikasi dengan siswa suasana belajar menjadi kondusif dan siswa menjadi tidak tegang ketika mengikuti pembelajaran fiqih.

42 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 43 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 44 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010

Suasana kelas yang harmonis dapat diciptakan misalnya dengan mengadakan game berupa tanya jawab seputar pelajaran yang telah disampaikan.45

Yang ketiga, evaluasi. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi, selanjutnya siswa diberikan tugas seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan dan mengulang kembali apa yang telah dilakukan sebesar (48,3%). Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setelah guru fiqih mengadakan demonstrasi guru fiqih akan memberikan evaluasi kepada siswa dengan memberikan tugas mengenai apa yang telah didemonstrasikan didepan kelas. Hal ini dilakukan guna mengetahui seberapa besar pengetahuan yang telah diterima oleh siswa mengenai apa yang telah didemonstrasikan.46

Selain dari perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang baik. Faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode demonstrasi juga sangat berpengaruh terhadap penggunaan metode demonstrasi itu sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Yang pertama faktor pendukung metode demonstrasi dari segi tenaga pengajar. Dari prosentase jawaban siswa sebesar (76,7%) bahwa guru fiqih selalu mengajar dengan gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas. Dan faktor pendukung yang lain adalah mengenai sarana prasarana tentang peralatan yang tersedia di sekolah. Sebanyak (60%) siswa menjawab selalu, hal ini juga dibultikan dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa sarana dan prasarana yang ada di MTs Al Falah ini untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai seperti adanya musholla yang masih berada di dalam lingkungan sekolah.47 Selain itu, kemampuan guru fiqih dalam membagi waktu untuk melakukan demonstrasi, diskusi, mengajukan pertanyaan dan berkomentar sebesar (40%) siswa menjawab sering. Pada dimensi ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa guru fiqih tidak membeda-bedakan kapan waktu untuk bertanya, berkomentar atau berdiskusi. Dikarenakan waktu yang tidak cukup.48 Dan dari jumlah siswa yang ada demonstrasi dapat berjalan efektif hal ini sesuai dengan prosentase jawaban

45 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 46 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 47 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 48 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010

siswa sebesar (46,7%) menyatakan selalu, bahwa dengan jumlah siswa yang ada demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan jumlah siswa yang ada proses demonstrasi dapat dikatakan tertib dan lancar karena para siswa mengikuti proses pembelajaran ini dengan antusias serta adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa.49 Dan dari jawaban-jawaban tersebut sudah dapat terlihat bahwa faktor-faktor pendukung dalam penggunaan metode demonstrasi sudah cukup baik.

Yang kedua yaitu faktor penghambat, mengenai alat peraga. Prosentase jawaban siswa sebesar (40%). Bahwa alat peraga yang ada disekolah cukup memadai. Kemudian suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung (46,7%). Dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dari faktor penghambat ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Karena dari segi peralatan untuk demonstrasi di sekolah ini sudah memadai. Meskipun terkadang suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung.terkadang masih terjadi. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran fiqih dapat berjalan dengan baik.50

Langkah-langkah metode demonstrasi yang terarah dan terstruktur akan menghasilkan dampak yang positif, yang baik bagi siswa dan pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari penggunaan metode demonstrasi tersebut. Dan dari hasil temuan penelitian yang penulis dapatkan bahwa setelah siswa melakukan demonstrasi pengetahuan siswa menjadi bertambah (55%) siswa menjawab sesuai. Siswa jadi bisa mempraktekkannya dengan lebih baik lagi dari sebelumnya (53,3%) siswa menjawab pernyataan ini dengan sesuai. dan penggunaan metode demonstrasi juga sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa (65%). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat memang sangat membantu siswa untuk lebih memahami bukan hanya sekedar

49 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 50 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februaru 2010

mendengarkan materi saja melainkan siswa dapat melihat secara langsung peragaannya di depan kelas. Sehingga pengetahuan dan pengalaman siswa jadi bertambah.51

Berdasarkan dari data yang diperoleh, penulis mengambil kesimpulan bahwa efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di MTs Al Falah telah memiliki tingkat efektivitas yang tinggi (76,66%). Hal ini dapat terlihat dari perencanaan sampai evaluasi yang baik, yang berjalan secara sistematis dan didukung pula oleh sarana prasarana belajar yang memadai serta guru fiqih yang berkompeten dalam bidangnya. Sehingga proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dapat berjalan dengan efektif.

BAB V

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data yang penulis peroleh, selanjutnya penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka penulis dapat memperoleh kesimpulan bahwa tingkat efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di MTs Al Falah termasuk dalam kategori tinggi. Semua ini dapat ditunjukkan berdasarkan hasil prosentase jawaban siswa yang berada pada tingkatan tinggi (76,66%). Tingkatan sedang (23,34%). Dan tingkatan rendah (0%). Selanjutnya dapat dilihat dari hasil prosentase jawaban siswa yang meliputi ;

1.Langkah-langkah yang digunakan dalam metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih. Yang pertama perencanaan, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi sholat (51,7%). Dan jika sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu (61,7%). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi serta guru fiqih

mempraktekkannya terlebih dahulu sebelum siswa melakukan demonstrasi dapat membantu siswa untuk memahami dan mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Yang kedua, pelaksanaan. Pada pelaksanaan peran guru fiqih adalah menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi di depan kelas (78,3%). Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan guru fiqih, bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa dapat membantu siswa untuk lebih memahami apa yang didemonstrasikan di depan kelas agar nantinya siswa tidak keliru untuk melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya yang ketiga adalah evaluasi. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi guru fiqih akan memberikan tugas kepada siswa (48,3%). Menurut hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa mengikuti proses pembelajaran.

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, pendukung dan penghambat. Pada faktor pendukung yang meliputi tenaga pengajar (76,7%), sarana prasarana (60%), waktu (66,7%). Dan jumlah siswa (46,7%). Disini dapat terlihat dari prosentase jawaban siswa dari alternativ jawaban “selalu, sangat sesuai, dan sesuai”. Yang menunjukkan adanya faktor pendukung yang disediakan sekolah tersebut yang sudah memadai untuk diadakannya penggunaan metode demonstrasi. Dan dari faktor penghambat bahwa Suasana didalam kelas tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung (46,7%). Dari prosentase jawaban siswa dapat diketahui bahwa faktor penghambat pelaksanaan metode demonstrasi masih dapat ditemukan.

3.Keberhasilan penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih. Dapat dilihat dari, dampak langkah-langkah metode demonstrasi terhadap peserta didik adalah siswa jadi bisa mempraktekkannya dengan lebih baik dari sebelumnya (53,3%). Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih pada materi sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman (65%). Dan kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan, terlihat bahwa di MTs Al Falah telah menggunakan langkah-langkah metode

demonstrasi yang baik sehingga dampak dari langkah-langkah tersebut dapat mencapai keberhasilan yang baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, selanjutnya penulis akan memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut:

1.Kepada kepala sekolah agar memperhatikan dan selalu mendukung penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih, salah satunya dengan cara memberikan sarana prasana yang lebih memadai untuk penggunaan metode demonstrasi di dalam kelas, sehingga penggunaan metode demonstrasi dapat seoptimal mungkin untuk dilaksanakan.

2.Kepada guru bidang studi fiqih agar tetap berusaha dengan baik lagi dalam meningkatkan penggunaan metode demonstrasi khususnya pada pembahasan materi sholat, agar siswa tidak salah paham dalam mengerjakannya dalam kehidupan sehari-hari.

3.Kepada para siswa, diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi ini dengan lebih baik lagi sehingga apa yang telah didemonstrasikan didepan kelas dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.

Dokumen terkait