• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV USULAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3.3. Pembahasan

Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Penanaman Modal Asing tersebut di 3 sektor ( Pertanian, Industri dan Perdagangan ) maka dapat diketahui bahwa Variabel Tingkat Suku Bunga Internasional merupakan Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing hal ini disebabkan karena dengan semakin rendah Suku Bunga Internasional secara otomatis suku bunga BI rate akan semakin rendah sehingga banyak pengusaha atau investor untuk mendapatkan modal dari kredit maka hal ini biasanya diikuti dengan pulihnya kondisi ekonomi sehingga mendorong para investor untuk menanamkan modalnya.

Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Kurs Valas yang didapat di tabel atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa sektor Perdagangan yang mempunyai hasil koefesien yang lebih besar dari pada ketiga sektor yang lain, ini menunjukan bahwa sektor Perdagangan merupakan sektor yang paling dominan dalam meningkatkan Investasi sektoral di Indonesia hal ini disebabkan karena penduduk di Indonesia mata pencahariaanya sebagai pedagang selain itu banyak pembinaan terhadap para pelaku UKM ( usaha mikro dan kecil ) sehingga sektor perdagangan memiliki kontribusi yang bagus untuk meningkatkan investasi di Indonesia.

Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Neraca Perdagangan yang didapat di tabel atas maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa sektor Industri merupakan sektor yang paling dominan dalam meningkatkan Neraca Perdagangan di Indonesia hal ini disebabkan karena banyak pembinaan terhadap para pelaku UKM ( usaha mikro dan kecil ) yang berupa pendampingan dan pembinaan manajemen usaha dan perluasan peran dan fungsi perbankan untuk memudahkan memperoleh kredit dari lembaga perbankan yang juga diharapkan Kredit Usaha Rakyat dapat mempermudah UKM dalam mengakses permodalan perbankan, menggerakan sektor produktifitas maupun meningkatkan penyerapan Pendapatan Industri dan meningkatkan Neraca Perdagangan.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas Tingkat Suku Bunga Internasional (X1), Kurs Dollar (X2), dan Neraca Perdagangan (X3) terhadap Penanaman Modal Asing persektor Industri, Perdagangan, dan Pertanian (Y) diperoleh F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berati bahwa secara keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Penanaman Modal Asing persektor Pertanian, Industri, dan Perdagangan.

2. Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Penanaman Modal Asing tersebut di 3 sektor ( Pertanian, Industri dan Perdagangan ) maka dapat diketahui bahwa Variabel Tingkat Suku Bunga Internasional merupakan Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing hal ini disebabkan karena dengan semakin rendah Suku Bunga Internasional secara otomatis suku bunga BI rate akan semakin rendah sehingga banyak pengusaha atau investor untuk mendapatkan modal dari

3. Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Kurs Valas yang didapat di tabel atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa sektor Perdagangan yang mempunyai hasil koefesien yang lebih besar dari pada ketiga sektor yang lain, ini menunjukan bahwa sektor Perdagangan merupakan sektor yang paling dominan dalam meningkatkan Investasi sektoral di Indonesia hal ini disebabkan karena penduduk di Indonesia mata pencahariaanya sebagai pedagang selain itu banyak pembinaan terhadap para pelaku UKM ( usaha mikro dan kecil ) sehingga sektor perdagangan memiliki kontribusi yang bagus untuk meningkatkan investasi di Indonesia. 4. Dengan melihat hasil koefesien Variabel Independen Neraca Perdagangan

yang didapat di tabel atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa sektor Industri merupakan sektor yang paling dominan dalam meningkatkan Neraca Perdagangan di Indonesia hal ini disebabkan karena banyak pembinaan terhadap para pelaku UKM ( usaha mikro dan kecil ) yang berupa pendampingan dan pembinaan manajemen usaha dan perluasan peran dan fungsi perbankan untuk memudahkan memperoleh kredit dari lembaga perbankan yang juga diharapkan Kredit Usaha Rakyat dapat mempermudah UKM dalam mengakses permodalan perbankan, menggerakan sektor produktifitas maupun meningkatkan penyerapan Pendapatan Industri dan meningkatkan Neraca Perdagangan.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka berikut ini diketahui beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :

1. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memberikan proses perizinan agar yang tidak rumit agar lebih banyak lagi Investor maupun pengusaha untuk menanamkan modalnya dan memperoleh modal dengan mudah.

2. Pemerintah membuat kebijakaan moneter agar menjaga perkembangan ekonomi makro tetap stabil agar banyak investor yang masuk untuk menanamkan modalnya.

Surabaya

_______,1994, Kebijakan Dan Implementasi Penanaman Modal (PMA/PMDN) di Jawa Timur, Penerbit BKPMD I Jawa Timur, Surabaya.

_______,2000, Laporan Tahunan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Jawa Timur, Penerbit BPS Jawa Timur, Surabaya.

_______,2004, Laporan Tahunan Bank Indonesia, Penerbit BPS Jawa Timur, Surabaya.

Dornbusch, Rudiger, dan Fischer, Stanley, 1991, Makro Ekonomi, Edisi Keempat, terjemahan J. Mulyadi, Erlangga, Jakarta.

Dumairy, 1997, Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta.

Gujarati, Domadar, 1995, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hady, Hamdy, 2001, Ekonomi Internasional, Buku 2, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Irawan dan Suparmoko. M., 1992, Ekonomika Pembangunan, Edisi Kelima, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Jamli, Ahmad. Drs, M.A, 19993, Keuangan Internasional, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jhingan, M.L., 1994, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Rajawali Pers, Jakarta.

Krugman, Paul, R. dan Obstifeld Mourice, 1995, Ekonomi Internasional, Edisi Kedua, PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta.

Kustianto, Bambang, dain Istikomah, 1999, Peranan PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rosyidi, Suherman, 1994, Pengantar Makro Ekonomi, Edisi Keenam, Duta Jasa, Surabaya.

Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D, 1997, Makro Ekonomi, Edisi 14, Erlangga, Jakarta.

Suprapto, J., 1989, Metode Peramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan, Edisi Ketiga, PT Gramedia, Jakarta.

Suroto, 1996, Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Dokumen terkait