4.1 Tahapan Pembangunan
Tahapan pembangunan tangki septik dengan up-flow filter terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu konstruksi fisik dan pengujian. Konstruksi fisik termasuk diantaranya:
1. Penyiapan jalur pipa serta pemasangan pipa termasuk kelengkapannya. Jalur pipa mulai dari titik pembuangan menuju ke bak kontrol, dari bak kontrol ke tangki septik, dan dari up-flow filter menuju ke drainase, badan air atau di infiltrasi ke dalam tanah; 2. Pembuatan bak kontrol;
3. Pembangunan konstruksi tangki septik dengan up-flow filter.
Pengujian yang dimaksudkan adalah uji kelancaran alian dan uji kebocoran. Gambar berikut memperlihatkan tahapan pembangunan tangki septik dengan up-flow filter secara lengkap.
4.2 Konstruksi Fisik
Konstruksi fisik adalah pembangunan fisik yang merupakan kesatuan yang tidak terpisah mulai dari tangki septik dengan up-flow filter, perpipaan dan bak kontrol. Pembangunan fisik dilaksanakan secara bertahap, walau demikian ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan secara bersamaan. Apabila merujuk gambar pada sub bab 4.1 maka tahapan pembangunan fisik di mulai dari no.1 sampai ke no. 12. Berikut dibawah akan diuraikan masing-masing tahapan tersebut.
A. Tahapan Persiapan
Beberapa hal yang termasuk dalam tahapan persiapan adalah sebagai berikut:
1. Lokasi untuk lahan tangki septik dengan up-flow filter, bak kontrol, dan perpipaan harus bersih dari sampah, tanaman dan material lain yang akan mengganggu proses pembangunan.
2. Material dan peralatan kerja yang dibutuhkan – Material, antara lain:
• Kerikil, pasir, semen, pipa, besi, kawat, paku, kayu bekisting, air, pelumas cetakan, dan lain sebagainya sesuai dengan yang tertera di rencana anggaran biaya.
– Peralatan kerja, antara lain:
• Alat ukur, seperti: meteran panjang, water pass, mistar, benang; • Peralatan gali, seperti: cangkul, sekop, linggis;
• Perlengkapan pengecoran, seperti: molen, ember, tang/gegep; • Peralatan tukang tembok, seperti: palu, sendok semen, kape; • Molding atau cetakan tangki septik dengan up-flow filter;
• Perlengkapan pembuang air, seperti: ember, pompa listrik. Diperlukan bila muka air tanah tinggi.
– Tukang dan pekerja yang sudah terampil dan berpengalaman dalam pembuatan tangki septik dengan up-flow filter beserta perlengkapannya.
B. Tahapan Penggalian
Penggalian tangki septik dengan up-flow filter:
1. Siapkan lahan, ukur keperluan lahan untuk 2 (dua) lubang untuk tangki septik dan
up-flow filter.
2. Pasang bowplank dan buat titik acuan sebagai alat bantu dengan menggunakan selang waterpas.
3. Buat acuan untuk penggalian bentuk silinder dengan menggunakan jangkar. 4. Penggalian tanah dilakukan mengikuti bentuk bulat, sesuai dengan cetakan. 5. Gali tanah sampai kedalaman cetakan tangki septik dan up-flow filter, galian
setidaknya sudah termasuk kebutuhan untuk lantai kerja. Galian tanah dilakukan dengan ukuran diameter minimum 190 cm dengan kedalaman 170 cm. Perhatikan bahwa setidaknya posisi bagian atas tangki septik dan up-flow filter sedikit berada diatas permukaan tanah.
6. Bagian dasar galian harus diratakan dan dipadatkan. Buang dan bersihkan tanah hasil galian, sisihkan sebagian untuk mengurug ulang.
7. Lubang galian tidak boleh berair. Jika lubang berair, sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya, maka air harus di pompa atau dibuang ke luar.
8. Perhatian saat penggalian terhadap potensi runtuhnya tanah yang tidak stabil.
Gambar 10: Tahapan Penggalian Tangki Septik dengan Up-flow filter.
Penggalian pipa:
1. Lakukan pengukuran jalur pipa yang akan digali. Pasang patok ukur dan penanda ukuran.
2. Lakukan penggalian,perhatikan kemiringan pipa minimal 2 persen atau 2 cm beda tinggi untuk 1 m panjang pipa.
4. Setelah semua pipa terpasang lakukan pengurugan kembali pipa, urugan pertama dengan pasir sebagai pengaman pipa, setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan tanah.
Gambar 11: Tahapan Penggalian Pipa. Gambar 12: Tahapan Pembuatan Lantai Kerja.
C. Tahapan Pembuatan Lantai Kerja
1. Lantai kerja berfungsi sebagai landasan pengecoran untuk memudahkan kontruksi diatasnya seperti peletakan cetakan tangki septik dengan up-flow filter.
2. Setelah lapisan tanah bagian dasar galian diratakan dan dipadatkan, maka diberi lapisan pasir. Selanjutnya lantai kerja dapat dibuat dengan tinggi sekitar 10 cm dari campuran semen : pasir : kerikil dengan volume perbandingan = 1 : 3 : 5.
3. Lantai kerja akan dilapis dengan campuran beton yang kedap air pada saat pengecoran tangki.
4. Posisi lantai kerja harus rata dan datar, agar memudahkan membuka cetakan.
D. Tahapan Pemasangan Cetakan Pemasangan Cetakan Luar:
1. Cetakan dilengkapi 2 lubang untuk pipa. Lubang yang tinggi menuju ke arah rumah, sedangkan lubang yang rendah menuju ke arah saluran drainase.
2. Cetakan luar terdiri atas 2 segmen (bagian), agar mudah dilepas dan dilengkapi baut pengikat.
3. Pastikan baut pengikat cetakan luar terpasang di setiap sisinya sebelum dimulai cetakan.
4. Antara sambungan di kedua sisi cetakan, digunakan kayu spasi untuk mempermudah saat membuka cetakan.
6. Cetakan diletakan diatas lantai kerja, rata dan tegak lurus (menggunakan water pass). Pastikan kedudukan cetakan luar tidak bergerak (kokoh), sehingga tidak berubah.
7. Pada bagian atas cetakan dilengkapi besi strip “U“ sebagai alat untuk tempat menggantung, dengan ukuran 5/7. Alat penggantung dapat berupa kayu atau besi dengan ukuran 5/7.
8. Bagian dalam cetakan luar diberi pelumas, agar mudah saat proses pembukaan cetakan.
9. Ukuran cetakan luar tangki septik: diameter 140 cm dengan tinggi 160 cm. 10. Cetakan up-flow filter menggunakan cetakan yang sama dengan tangki septik.
Gambar 13: Tahapan Pemasangan Cetakan Luar.
Pemasangan Cetakan Dalam:
1. Cetakan telah dipasang dahulu diluar. Bagian luar cetakan dalam diberi pelumas. 2. Masukan cetakan dalam ke tengah cetakan sampai sejajar dengan cetakan luar. 3. Besi strip “U“ pada cetakan dalam berfungsi sebagai dudukan pasak kayu untuk
menggantung cetakan dalam pada cetakan luar.
4. Gunakan pipa PVC untuk menghubungkan lubang yang sejajar pada cetakan luar dan cetakan dalam. Pastikan pipa dapat terhubung dengan asesories baik bagian dalam maupun luar.
5. Siapkan 4 buah penjarak (spacer) dari kayu (panjang 10 cm) yang diletakkan dibagian atas cetakan dan menjadi perantara cetakan luar dan cetakan dalam. 6. Gunakan besi pengunci. Pengunci dapat berupa clamp besi yang berfungsi
menjepit dan menahan cetakan bagian luar dan bagian dalam agar tidak bergerak. 7. Ukuran cetakan dalam tangki septik: diameter 120 cm dengan tinggi 150 cm.
Terdapat beda tinggi 10 cm antara cetakan luar dan cetakan dalam yang berguna untuk membuat dasar tangki.
8. Cetakan up-flow filter menggunakan cetakan yang sama dengan tangki septik.
Gambar 14: Tahapan Pemasangan Cetakan Luar.
E. Tahapan Pengecoran Pengadukan Beton:
1. Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton kedap air dengan perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
2. Pasir dan kerikil harus bebas dari kotoran seperti minyak, kayu, sampah, tanah dan lumpur.
3. Perbandingan air dan semen yang digunakan untuk campuran beton adalah 0,60 artinya jumlah air adalah 60% dari volume semen yang digunakan. Bila terlalu banyak air maka kekuatan beton akan berkurang dan mutu beton tidak tercapai. 4. Pengadukan harus sempurna dan merata.
Pengecoran Beton:
1. Pengecoran dilakukan secara perlahan-lahan dan merata. Pengecoran lantai dilakukan terlebih dahulu.
2. Terdapat celah setinggi 10 cm pada bagian bawah cetakan luar dan cetakan dalam, maka saat pengecoran dinding, adonan beton akan mengisi bagian lantai.
3. Lantai tangki diratakan dengan menggunakan tongkat diberi raaskam, pastikan tidak ada adukan yang menutupi bibir bawah cetakan karena akan mempersulit saat proses pembukaan cetakan.
4. Setelah pengecoran lantai selesai baru dilakukan pengecoran sekeliling dinding cetakan dengan coran beton. Perhatikan bahwa pengecoran lantai dan dinding harus menyatu sehingga harus dilakukan sekaligus.
5. Pada setiap lapisan coran diketok dengan tongkat secara perlahan-lahan untuk memadatkan coran agar menjadi kedap. Dapat dibantu dengan mengetuk palu karet pada dinding cetakan.
6. Haluskan permukaan bibir atas tangki setelah coran telah bagian atas cetakan dengan menggunakan sendok semen.
Gambar 15: Tahapan Pengecoran.
F. Tahapan Pembuatan Tutup Tangki Septik dan Up-flow Filter
1. Siapkan pembesian menggunakan besi tulangan Ø 10 mm dengan jarak 15 cm. 2. Siapkan bekisting dari papan untuk melakukan pencetakan.
3. Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton kedap air dengan perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Tebal beton untuk tutup adalah 8 – 10 cm.
4. Perbandingan air dan semen yang digunakan untuk campuran beton adalah 0,6. 5. Tutup tangki septik dan up-flow filter dilengkapi dengan lubang kontrol. Letak
lubang kontrol dapat berada di tengah atau disamping tutup.
6. Khusus letak lubang kontrol di up-flow filter dapat berada di tengah atau disamping mengikuti letak pipa inlet dari tangki septik.
7. Lubang kontrol dilengkapi dengan tutup yang dapat diangkat dengan ukuran 50 x 50 cm atau dapat dibagi menjadi dua bagian, masing-masing dengan ukuran 40 x 40 cm agar tutup ini lebih ringan diangkat.
8. Khusus tutup tangki septik juga dilengkapi dengan lubang ventilasi.
9. Pemasangan tutup tangki septik dan up-flow filter dilakukan terakhir setelah semua pemasangan pipa selesai. Sebelum tutup diletakkan diberikan lapisan semen tahan bocor sebagai penahan bocoran.
Gambar 16: Tahapan Pembuatan Tutup Tangki Septik.
Gambar 17: Tahapan Pembuatan Tutup Up-flow Filter.
G. Tahapan Pembuatan Tutup Lubang Kontrol dan Plat Filter Plat up-flow filter:
1. Diameter cetakan plat lantai flow filter hanya lebih kecil sedikit dari diameter
up-flow filter, tebal 5 cm dan diberi lubang pipa min diameter 4” ditengah (gambar 2)
atau di pinggir plat (gambar 1).
2. Pembesian plat filter menggunakan besi beton Ø 10 mm dengan jarak 15 cm. 3. Untuk lubang pori digunakan pipa kecil Ø ½ - ¾” yang disusun tegak dengan jarak
10 - 15 cm.
4. Campuran beton yang digunakan untuk plat dengan perbandingan volume 1 semen : 2 Pasir : 3 kerikil. Campuran beton dapat diperbolehkan menggunakan campuran tidak kedap air.
Gambar 18: Tahapan Pembuatan Plat Up-flow Filter.
Tutup lubang kontrol:
1. Pembesian lubang kontrol menggunakan besi Ø 10 mm sedangkan untuk pegangan tutup menggunakan besi Ø 10 atau 14 mm.
2. Ukuran tutup lubang kontrol harus sesuai dengan ukuran lubangnya. Pengecoran tutup lubang kontrol dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a) Besi tutup lubang kontrol langsung diletakkan pada lubang di tutup tangki, kemudian setelah dilapisi kertas semen atau plastik maka coran beton dapat dituang.
b) Besi tutup lubang kontrol dirangkai diatas bekisting triplek dengan ukuran sesuai lubang kontrol kemudian coran beton dapat dituang.
3. Campuran beton yang digunakan untuk tutup lubang kontrol adalah dengan perbandingan volume 1 semen : 2 Pasir : 3 kerikil.
Foto: Tahapan Pembuatan Lubang Kontrol Cara A
H. Tahapan Pembukaan Cetakan
1. Proses pembukaan cetakan berlaku sama untuk tangki septik dan up-flow filter. 2. Pembukaan cetakan dapat dilakukan minimal umur beton tidak kurang dari 24
jam agar hasil cetakan tidak rusak.
3. Buka cetakan secara perlahan-lahan, jangan menggunakan alat yang keras, karena dapat merusak cetakan.
Gambar 19: Tahapan Pembukaan Cetakan.
I. Tahapan Pembuatan Penyangga Plat Filter Menggunakan Cetakan Melingkar:
1. Pasang cetakan dudukan tempat plat up-flow filter menggunakan cetakan diameter 110 cm dengan tinggi 20 cm. Tebal tempat dudukan setelah jadi adalah 5 cm tinggi dinding 20 cm, sehingga diameter tangki bagian dalam didasar tangki setinggi 20 cm, menjadi 110 cm.
2. Letakan cetakan tepat ditengah-tengah dan lakukan pengecoran. Rapihkan dan biarkan sampai 12 jam.
3. Campuran beton yang digunakan adalah dengan perbandingan volume = 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil
4. Ambil cetakan dan biarkan 12 – 24 jam sebelum dipasang plat filter.
Menggunakan Kaki Penyangga:
1. Siapkan cetakan berupa pipa 4 inchi tinggi 20 cm, potong sebanyak 5 buah. 2. Letakan vertikal diatas dasar yang rata (triplek).
3. Campuran beton yang digunakan untuk tutup lubang kontrol adalah dengan perbandingan volume 1 semen : 2 Pasir : 3 kerikil.
4. Setelah kering (48 jam) penyangga diletakan secara vertical di atas lantai up-flow
filter untuk menyangga plat beton dudukan saringan, 4 dibagian sisi dan 1
dibagian tengah.
Gambar 21: Tahapan Pembuatan Penyangga Plat Filter Menggunakan Kaki Penyangga.
J. Tahapan Pemasangan Plat Filter
1. Lantai plat up-flow filter dimasukkan dan diletakkan pada dudukannya di dalam tangki.
2. Setelah plat selesai diletakkan, lakukan pemasangan pipa dan sambungan tee pipa dari inlet ke bawah plat up-flow filter.
Gambar 22: Tahapan Pemasangan Plat Filter.
K. Tahapan Pemasangan Media Filter
1. Pemberian media up-flow filter dengan tinggi 60 cm.
2. Media dapat dibuat dari pipa PVC, bambu, botol bekas, fiber (atap) gelombang, sarang tawon. Prinsip yang harus diingat adalah media filter harus yang tidak mudah tersumbat dan pembersihannya tidak manual (tidak diangkat keluar untuk membersihkannya jika terjadi penyumbatan)
3. Media up-flow filter dirangkai sehingga membentuk kesatuan, mudah dipasang dan tidak mudah terlepas.
Gambar 23: Tahapan Pemasangan Media Filter.
L. Tahapan Pemasangan Bak Kontrol, Pipa dan Kelengkapan
1. Tentukan letak bak kontrol. Bak kontrol sebagai tempat bercampurnya air limbah “black water” dan “grey water”. Bak kontrol juga berfungsi sebagai tempat terjadinya persimpangan jalur pipa.
2. Pasang dan rangkai pipa serta asesoris seperti knee dan tee dengan menggunakan lem pipa PVC.
3. Pastikan tidak ada kebocoran pada titik penyambungan pipa termasuk di bak kontrol.
4. Pemasangan pipa di tangki septik dan up-flow filter setelah di set kemiringan maka celah yang ada diantara lubang pipa di dinding, ditutup dengan semen:pasir= 1:1 sehingga tidak bocor.
5. Untuk pipa ventilasi, gunakan pipa 1-1,5”. Buatlah ketinggian pipa yang tidak mengganggu aktifitas orang.
6. Setelah semua pipa terpasang dan kemiringan pipa min 2%, lakukan pengurugan kembali pipa, urugan pertama dengan pasir sebagai pengaman pipa, setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan tanah urug.
7. Penggunaan tee di pipa inlet up-flow filter berguna sebagai tempat selang sedot dapat masuk menjangkau ke bagian bawah up-flow filter.
8. Saluran hanya menampung pembuangan air limbah domestik tidak termasuk air hujan.
Gambar 24: Tahapan Pemasangan Bak Kontrol, Pipa dan Kelengkapan.
4.3 Ujicoba Tangki Septik dan Up-flow Filter
Ujicoba Kebocoran Tangki Septik Dan Up-flow filter
1. Jika kedalaman air tanah lebih tinggi dari dasar tangki septik dan up-flow filter: a. Keringkan tangki dan biarkan tangki selama 12 jam;
b. Jika setelah 12 jam tangki terisi air maka artinya tangki bocor dan harus dilakukan perbaikan dengan dilapisi lapisan anti bocor (Sika Water Proofing). 2. Jika kedalaman air tanah lebih rendah dari dasar tangki septik dan up-flow filter
a. Isi tangki dengan air sampai batas di bawah pipa outlet, beri tanda berupa garis pada batas muka airnya;
b. Biarkan selama 12 jam, jika ada penurunan muka air artinya tangki bocor dan harus dilakukan perbaikan dengan dilapisi lapisan anti bocor (Sika Water Proofing).
Ujicoba Aliran Dalam Pipa
1. Buka tutup bak kontrol pada jalur pipa.
2. Tuangkan air sebanyak 1 ember (10 liter) di titik saluran pembuangan dalam rumah (kamar mandi, WC dan dapur).
3. Perhatikan aliran air di bak kontrol sampai tangki septik.
4. Jika aliran lancar dan jumlah air yang masuk keluar lagi berarti kemiringan pipa benar.
5. Lakukan tes aliran juga dari up-flow filter sampai drainase.
6. Jika aliran tidak lancar, perlahan, atau terhenti, berarti ada masalah pada sistem perpipaan, maka perlu dilakukan perbaikan.