• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Kerangka Teoritis

1. Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang kemudian menjadi sebuah kata kerja berupa “pembelajaran”. Pembelajaran adalah interaksi bolak-balik antara dua pihak yang saling membutuhkan yaitu guru dan murid.15 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.16

15 Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta:DIVA Press, 2012) hal. 153-154.

16 Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Bandung: Nusa Media, 2012) hal. 6.

16

Menurut Nasution Pembelajaran secara sederhana adalah sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual dan spritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar.17 Adapun dalam KBBI pembelajaran bermakna Proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Adapun menurut hamzah Hakikat pembelajaran adalah perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.18Menurut Degeng Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik.

Pembelajaran memusatkan pada “bagaimana membelajarkan peserta didik”. 19 Sedangkan menurut Nata Pembelajaran adalah usaha membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar untuk belajar.20 Menurut Dimyati dan Mudjiono Pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. 21

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah upaya pendidik dalam mempengaruhi peserta didik dalam pembelajaran dengan mempengaruhi emosi, intelektual dan spritual peserta didik

17 S. Nasution, Asas- Asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 4

18 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 2

19 I Nyoman Degeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud RI dan Dirjen Dikti, 1993), hal.2.

20 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 87

21 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.105

17

dan pembuatan lingkungan, dilakukan dengan perencanaan agar peserta didik mau belajar dengan kehendaknya sendiri.

Pengertian bahasa secara etimologi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.

Adapun Dardowidjo mendefinisikan bahasa sebagai Suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya. berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.22 Seirama dengan pendapat di atas, Alwasilah mendefinisikan bahasa sebagai Sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata.23

Secara khusus Mustofa Al-Ghulayani mendefinisikan Bahasa Arab dengan kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka.24 Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik dan universal. Dikatakan unik karena bahasa Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya, sedangkan universal berarti adanya kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya. Karakteristik universalitas bahasa Arab antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Bahasa Arab memiliki gaya bahasa yang beragam, yang meliputi, a) ragam sosial atau sosiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan stratifikasi sosial

22 Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), hal 16

23 Chaedar Alwasilah, Lingusitik Suatu Pengantar, (Bandung: Angsaka, 1993), hal 82

24 Mustofa al-ghulayani, .ةيبرعلا ةغللا سوردلا عيمج, darul hadits al-qohiroh, hal. 5

18

ekonomi penuturnya; b) ragam geografis, ragam bahasa yang menunjukan letak geografis penutur antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga melahirkan dialek yang beragam; c) ragam idiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan integritas kepribadian setiap individu masyarakat

(ةيدرف ةجهل)

.

2) Bahasa Arab dapat diekspresikan secara lisan atau pun tulisan. Realitas ini dapat dipahami karena adanya bentang sejarah peradaban manusia terlihat jelas mereka pada umumnya berbahasa lisan meskipun diantara mereka tidak dapat menulis dan tidak mengenal lambang tulisan. Bahasa lisan sebagai sistem verbal lebih banyak dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi antara satu dengan lainnya antar anggota masyarakat di lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar penyampaian pesan lebih cepat dipahami maknanya oleh masyarakat sasaran.

3) Bahasa Arab memiliki sistem, aturan dan perangkat yang khas, antara lain bahasa Arab itu:

a) Sistemik, bahasa yang memiliki sistem standar yang terdiri dari sejumlah sub-sub sistem (sub-sub sistem tata bunyi, tata kata, kalimat, syntax, gramatikal, wacana dll.).

b) Sistematis, artinya bahasa Arab juga memiliki aturan-aturan khusus, dimana masing-masing komponen sub sistem bahasa bekerja secara sinergis dan sesuai dengan fungsinya.

19

c) Komplit, maksudnya bahasa itu memiliki semua perangkat yang dibutuhkan oleh masyarakat pemakai bahasa itu ketika digunakan untuk sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dan bersosialisasi antar mereka.

d) Bahasa Arab memiliki sifat yang arbitrar dan simbolis. Arbitrar berarti mana suka, artinya tidak adanya hubungan rasional antara lambang verbal dengan acuannya. Kata dalam setiap bahasa merupakan lambang-lambang benda nyata, abstrak, gagasan, dan sebagainya. Dengan sifat simbolis yang dimiliki bahasa, manusia dapat mengabstraksikan berbagai pengalaman dan buah pikirannya tentang berbagai hal, termasuk hal-hal yang kelak akan dialaminya.

e) Bahasa Arab berpotensi untuk berkembang, produktif dan kreatif. Hal ini terjadi karena perkembangan bahasa selalu mengikuti perkembangan peradaban manusia, sehingga muncul kata dan istilah-istilah bahasa baru yang digunakan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

f) Bahasa Arab merupakan fenomena individu dan fenomena sosial. Sebagai fenomena individu, bahasa merupakan ciri khas kemanusiaan. Ia bersifat insani karena hanya manusia yang mempunyai kemampuan berbahasa verbal.

Adapun sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan konvensi suatu masyarakat pemilik atau pemakai bahasa itu. Seseorang menggunakan bahasa sesuai norma-norma yang disepakati atau ditetapkan untuk bahasa tersebut.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Bahasa adalah sistem simbol lisan yang arbitrer yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi

20

ujaran), digunakan oleh anggota masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya. berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.

Dan dari dua definisi besar di atas maka pembelajaran bahasa arab merupakan sebuah upaya pendidik dalam mempengaruhi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab yang arbitrer dengan mempengaruhi emosi, intelektual dan spritual peserta didik dan pembuatan lingkungan dan berlandaskan budayanya dan dilakukan dengan perencanaan yang sistematis agar peserta didik mau belajar dengan kehendaknya sendiri.

Didalam sebuah proses pembelajaran pendidik dan peserta didik haruslah mengetahui apa tujuan dari pembelajaran tersebut. Dan menurut Maksudin sebuah tujuan pembelajaran bahasa Arab haruslah menjadi bagian integral denga tujuan pendidikan nasional, tujauan institusional dan tujuan kurikuler mata pelajaran.25 Adapun secara teoritis menurut Fathul Mujib terdapat beberapa tujuan pembelajaran bahasa Arab, antara lain:26

a. Tujuan Religius

Tujuan dari pembelajaran yang bersifat religius adalah bagaimna pembelajaran tersebut mengandung nilai-nilai keislaman, yakni didalam materi yang menggunakan tujuan ini teks-teks bacaan akan lebih condong terhadap

25 Maksuddin dan Qoim Nurani, Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2018), hal 7

26 Fathul Mujib, rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madania, 2010), hal 84-85.

21

bagaimana memahami Islam atau juga secara eksklusif mempelajari teks-teks keislaman yang mengandung unsur bahasa Arab. Dengan demikian tujuan ini lebih mengedepankan bahasa Arab yang dipelajari sebagai alat atau instrumen agar peserta didik mampu membaca teks-teks kajian ajaran islam.

b. Tujuan Akademik

Didalam tujuan akademik pembelajaran bahasa Arab dipandang untuk menambah kognitif peserta didik secara keseluruhan tentang bahasa Arab.

Wawasan bahasa Arab secara menyeluruh memiliki makna bahwa peserta didik mendapatkan wawasan akan keempat keterampilan berbahasa, yakni: keterampilan membaca, menulis, mendengar dan berbicara.

c. Tujuan profesioanal

Dewasa ini mempelajari sebuah bahasa merupakan sebuh tuntutan dalam kehidupan seseorang termasuk dalam mempelajari bahasa Arab. Dalam tujuan ini pembelajaran bahasa Arab bukan dipelajari sebagai sebuah keilmuan akademik akan tetapi sebagai tuntutan profesi yang membutuhkan penggunanya dalam mengunakan bahasa Arab disesuaikan dengan kepentingan dari orang yang membutuhkannya itu sendiri.

d. Tujuan ideologis dan ekonomis

Dalam tujuan ini pembelajaran bahasa menjadi konteks yang lebih luas, yakni bagaiman kepentingan dari mempelajari bahasa tersebut. Pembelajaran bahasa Arab dengan tujuan ini banyak digunakan untuk menguasai negara atupun untuk memhami bagaimana kultur negara yng akan dikuasai dan ada juga mempelajari bahasa sebagai kepentingan perkembangan ekonomi yang mana bangsa Arab

22

merupakan negara penghasil migas di Dunia. Dalam hal ini bahasa Arab akan dipelajari secara eksplisit bagaimana linguistik dari bahasa Arab.

e. Tujuan pembelajaran yang lebih otentik dan ekonomis.

Tujuan dari pembelajaran bahasa Arab di sini hampir memiliki kesamaan dengan tujuan Akademik, yang menjadi berbeda pembelajaran Bahasa menjadi lebih kontekstual dengan peserta didik, yakni bagaimana pembelajaran bahasa Arab menjadi lebih bermakna bagi peserta didik dikarenakan materi baasayang diajarkan dekat dan berhubungan langsung dengan lingkungan peserta didik.

Dokumen terkait