• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.4 Pembelajaran Berbasis Masalah

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Selama ini

kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh

setiap guru. Rusman (2012:229) mengatakan “Model pembelajaran yang memungkinkan dikembangknnya keterampilan berpikir siswa (penalaran,

komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran berbasis

masalah”. Sandjaya (2011:214) menyimpulkan bahwa “pembelajaran berbasis masalah sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”. Terdapat 3 ciri utama dari

pembelajaran berbasis masalah. Pertama, pembelajaran berbasis masalah tidak

mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal

materi pelajaran, akan tetapi dalm pembelajaran siswa aktif berpikir, berkomunikasi,

mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas

pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang menempatkan masalah

sebagai kata kunci dari proses pembelajarn. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan

dengan pendekatan berpikir ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah

adalah proses berpikir deduktif dan induktif.

Sedangkan Jihad dan Haris (2012:37) mengemukakan ”ciri pembelajaran

berbasis masalah meliputi suatu pengajuan masalah, memusatkan pada keterkaitan

Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam

kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia

nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas

yang ada.

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

a. Permasalahan menjadi starting point dalam pembelajaran. Artinya dalam proses

pembelajaran siswa langsung diperkenalkan dengan masalah kemudian menuntut

siswa memecahkan permasalahan tersebut. Peran guru dalam hal ini hanya sebagai

pembimbing.

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang

tidak terstruktur. Sehingga siswa akan menganalisis permasalahan dengan mencari

sumber informasi. Dengan demikian siswa dituntut untuk berpikir secara lebih

mendalam.

c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda. Artinya permasalahan bersifat

terbuka dan jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa dan guru

dapat mengembangkan kemungkinan jawaban.

d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan

kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi belajar dan bidang baru

dalam belajar.

e. Pemanfaatan sumber pengetahun yang beragam, penggunaannya dan evaluasi

f. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif. Siswa belajar bagaimana

berdiskusi dengan orang lain dalam memecahkan permasalahan serta

mengkomunikasikan pendapatnya.

g. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya

dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah

permasalahan

Berdasarkan beberapa pengertian dan ciri – ciri yang dikemukakan diatas

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran

yang bersumber dari masalah, yang mengajak siswa untuk memecahkan masalah

dengan cara mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi sehingga siswa akan

menemukan cara belajarnya sendiri.

2.4.2 Langkah-langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan Problem Based Learning

(PBL). John Dewey menjelaskan 6 langkah Problem Based Learning (PBL) yang

kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu :

1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan

dipecahkan.

2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari

berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan

4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa

menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil

pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

2.4.3 Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam hal ini adapun peran guru sebagai pendidik dalam pembelajaran berbasis

masalah antara lain :

1. Menyiapkan Perangkat Berfikir Siswa

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam

PBM adalah :

a. Membantu siswa mengubah cara berfikir.

b. Menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang akan dialami oleh siswa?.

c. Memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu.

d. Mengomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan.

e. Menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang.

f. Membantu siswa merasa memiliki masalah.

2. Menekankan Belajar Kooperatif.

Dalam proses PBM, siswa belajar bahwa bekerja dalam tim dan

untuk meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil dan

menganalisis data penting, dan mengelaborasi solusi.

3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis

Masalah.

Belajar dalam kelompok kecil lebih rmudah dilakukan apabila anggota

berkisar antara 1 samapai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang

guru. Guru dapat menggunakan beberapa teknik belajar kooperatif untuk

menggabungkan kelompok-kelompok tersebut dalam langkah-langkah yang

bergam dalam siklus PBM untuk meyatukan ide, berbagai hasil belajar, dan

penyajian ide.

4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah.

Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan

pelibatan siswa dalam masalah. Guru juga memainkan peran aktif dalam

memfasilitasi inquiry kolaboratif dan proses belajar siswa.

2.4.4 Kelemahan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Sebagai suatu strategi pembelajaran, Problem Based Learning (PBL)

memiliki beberapa keunggulan antara lain :

1. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus

untuk lebih memahami isi pelajaran.

2. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta

3. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran siswa.

4. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana

mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan

nyata.

5. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam

pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga

dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun

proses belajarnya.

6. Pemecahan masalah (problem solving) melalui bisa memperlihatkan kepada

siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain

sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus

dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari

buku-buku saja.

7. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan

disukai siswa.

8. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

9. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia

nyata.

10. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk

secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah

berakhir.

Di samping keunggulan, Problem Based Learning (PBL) juga memiliki

kelemahan, diantaranya :

1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa

enggan untuk mencoba.

2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan

cukup waktu untuk persiapan.

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang

sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin

pelajari.

Dokumen terkait