• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK PADA MATA PELAJARAN

2. Pembelajaran Fiqih

a. Pengertian, Dasar, dan Fungsi Pembelajaran Fiqih

Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an. Menurut Muhibbin Syah, belajar mempunyai arti tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.18 Sedangkan menurut Sardiman pengertian belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudain dalam arti sempit, belajar dimaksud sebagai usaha penguasaan materi ilmu.19 Sedngkan menurut James O. Wittaker dalam Wasty Soemanto belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.20

Bahasa Arab, pembelajaran disebut ta’lim yang berasal dari kata 'allama yang berarti mengajar. Selanjutnya, istilah pembelajaran dalam bauasa inggris disebut instruction/teaching, akar kata instruction adalah to instruct, artinya memberi pengarahan agar melakukan sesuatu.

17

http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi. Diakses tanggal 12 Oktober 2013.

18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosadakarya, Bandung, 1997, hlm. 182.

19

Sardiman AM, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hlm. 94.

20

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara terencana sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku seseorang mulai dari yang bersifat pengetahuan kognitif, nilai dan sikap (efektif) dan keterampilan (psikomotif).21

Menurut Reber istilah pembelajaran berarti pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan pengetahuan.22 Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pengertian Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pengertian pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik23.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja24. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan siswa.

21

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hlm. 112.

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm 33.

23

Haryanto, Pengertian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran, online : http://belajar psikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/. Diakses pada tanggal 19/1/2013.

24

Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, mengahayati, dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan dan pembiasaan.25

b. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran Fiqih bertujuan untuk membekali siswa agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. 3) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. serta

akhlak mulia siswa seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga;

4) Pembangunan mental siswa terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Fiqih Islam;

5) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari; 6) Pembekalan bagi siswa untuk mendalami Fiqih/hukum Islam pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.26

25

Tim Penyusun, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Fiqih, Depag RI, Jakarta, t.th, hlm. 141.

26

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.20.

Pemahaman dan pengetahuan tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan sosial. Dan pengalaman yang mereka miliki diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, tanggung jawab dan disiplin yang yinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Jadi pemahaman, pengetahuan serta pengalaman dalam kehidupan siswa senantiasa dilandasi dengan dasar dan hukum Islam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Dasar-Dasar Pembelajaran Fiqih

1) Al-Qur‟an

Al-Qur‟an Secara etimologi Al-Qur‟an bacaan atau yang

dibaca. Sedangkan secara Terminologi Al-Qur‟an : Lafazh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, mulai dari surat Al-Fatihah sampai akhir Surat An-Nas”.

2) Al-Hadits

Pengertian Hadits menurut Jumhur Muhadditsin yaitu Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, berupa perkataan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya”.

3) Ijma‟ Ulama‟

Pendapat atau keputusan para ulama dijadikan sebagai pertimbangan hukum-hukum ilmu Fiqih dalam kehidupan sehari-hari selama tidak bertentangan dengan dasar-dasar hukum agama dan syariat Islam”.

d. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih

Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih adalah sebagai berikut: Fiqih ibadah, Fiqih muamalah, Fiqih jinayah dan Fiqih siyasah27 Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi, materi keilmuan mata pelajaran fiqih mencakup dimensi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan nilai (values).

27

Hal ini sesuai ide pokok mata pelajaran fiqih, yaitu mengarahkan siswa untuk menjadi muslim yang taat dan saleh dengan mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam sehingga menjadi dasar pandangan hidup (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman siswa sehingga menjadi muslim yang selalu bertambah keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Dengan adanya pendidikan tersebut dapat menolong manusia untuk menjalani kehidupan dan pengembangan kualitasnya. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setia jenis dan jenjang pendidikan yang semuanya berkaitan dengan dasar suatu sistem yang integral.28

Diantara ruang lingkup yang lainnya adalah:

1) Masalah perbuatan seseorang yang akan dikenal hukum (mahkum fihi) seperti apakah perbuatan itu sengaja atau tidak, dalam kemampuannya atau tidak, menyangkut hubungan dengan manusia atau Tuhan, apa dengan kemauan sendiri atau dipaksa, dan sebagainya.

2) Bentuk-bentuk dan macam-macam hukum, seperti hukum taklifi (wajib, sunnat, mubah, makruh, haram) dan hukum wadl'i (sabab, syarat, mani‟, ‟illat, shah, batal, azimah dan rukhshah). 3) Keadaan atau sesuatu yang menghalangi berlakunya hukum ini

meliputi keadaan yang disebabkan oleh usaha manusia, keadaan yang sudah terjadi tanpa usaha manusia yang pertama disebut awarid muktasabah, yang kedua disebut awarid samawiyah. 4) Pelaku suatu perbuatan yang akan dikenai hukum (mahkum

'alaihi) apakah pelaku itu mukallaf atau tidak, apa sudah cukup syarat taklif padanya atau tidak, apakah orang itu ahliyah atau bukan, dan sebagainya.

28

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukasi Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 1.

5) Masalah istinbath dan istidlal meliputi makna zhahir nash, takwil dalalah lafazh, mantuq dan mafhum yang beraneka ragam, ‟am dan khas, muthlaq dan muqayyad, nasikh dan mansukh, dan sebagainya.

6) Masalah adillah syar'iyah, yang meliputi pembahasan

Al-Qur‟an, As-Sunnah, ijma‟, qiyas, istihsan, istishlah, istishhab,

mazhabus shahabi, al ‟urf, syar‟u man qablana, bara‟atul ashliyah, sadduz zari‟ah, maqashidus syari‟ah/ususus syari‟ah. Masa‟ah rakyu dan qiyas; meliputi. ashal, far‟u, illat, masalikul illat, al-washful munasib, as-sabru wat taqsim, tanqihul manath, ad-dauran, as-syabhu, ilghaul fariq; dan selanjutnya dibicarakan masalah ta'arudl wat tarjih dengan berbagai bentuk dan penyelesaiannya.

7) Masalah ra'yu, ijtihad, ittiba' dan taqlid; meliputi kedudukan rakyu dan batas-batas penggunannya, fungsi dan kedudukan ijtihad, syarat-syarat mujtahid, bahaya taqlid dan sebagainya.

Dokumen terkait