• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Pembelajaran Kimia Kelas XI-IPA MAN 12 Jakarta

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kimia kelas XI-IPA pada tanggal 10 November 2009. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran kimia di kelas XI-IPA dan mengetahui tentang hasil belajar kimia siswa. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa pembelajaran kimia yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan/latihan. Guru menganggap metode inilah yang paling tepat dalam pembelajaran kimia yang memerlukan penjelasan dan latihan soal. Jadwal mengajar yang padat juga menyebabkan guru tidak dapat mencoba alternatif baru dalam pembelajaran. Selain itu, nilai sebagian besar siswa pada kelas ini masih tergolong rendah.

Nilai ulangan harian kimia kelas IX-IPA dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Kimia Kelas XI-IPA Ulangan Harian I Ulangan Harian II No.

Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi

1 30 – 38 3 37 – 45 4 2 39 – 47 5 46 – 54 11 3 48 – 56 10 55 – 63 12 4 57 – 65 12 64 – 72 3 5 66 – 74 4 73 – 81 2 6 75 – 83 2 82 – 90 4 7 84 – 92 1 91 – 100 1 Jumlah 37 Jumlah 37

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Nilai Ulangan Harian Kimia Statistik Deskriptif Ulangan Harian I Ulangan Harian II

Nilai Tertinggi 80 95

Nilai Terendah 35 40

Rata-rata 56,76 59,19

Selain dengan wawancara, peneliti juga melakukan observasi dengan mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pada observasi tanggal 11 November 2009 terlihat beberapa siswa memperhatikan guru namun kurang adanya interaksi antara guru dan siswa. Siswa lebih cenderung diam sampai jam pelajaran habis, hanya 2 orang siswa yang bertanya kepada guru. Beberapa siswa terlihat tidak memperhatikan guru dan lebih memilih mengobrol dengan temannya. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan berdurasi 2 x 40 menit. Materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah mengenai kesetimbangan dinamis, faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan pergeseran kesetimbangan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I ini adalah peneliti membuat Rencana Pembelajaran (RPP) yang telah dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap pertemuan. RPP yang dibuat didiskusikan dengan guru pamong untuk menyempurnakan proses pembelajaran. Materi yang diajarkan pada siklus I ini mengenai pengertian kesetimbangan dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen, tetapan kesetimbangan, meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier, dan menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti

menyiapkan media pembelajaran bersama guru pamong berupa diagram pembentukkan amoniak yang dibuat dari karton dan beberapa alat lainnya yang dapat mempermudah siswa dalam memahami pelajaran kesetimbangan dinamis.

Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) kepada siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas XI-IPA yang berjumlah 37 siswa yang terdiri dari 30 perempuan dan 7 laki-laki. Pada pembelajaran PBL ini, siswa pada kelas yang diteliti dikelompokkan menjadi 9 kelompok dengan cara

stratified random sampling yaitu berdasarkan tingkat interval prestasi kimia siswa dan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan menggunakan metode PBL. Pembelajaran dengan menggunakan metode PBL ini terdiri dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi kelompok dengan menggunakan LKS, dan pembahasan. Materi yang dibahas pada siklus ini meliputi pengertian kesetimbangan dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen, tetapan kesetimbangan, meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier, dan menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan. Pembahasan pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tindakan Siklus I

No Tahapan Tindakan Siswa

1 Orientasi siswa pada masalah.

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam diskusi

kelompok.

b. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. c. Guru menjelaskan materi

pelajaran dan memberikan masalah berupa LKS yang telah dibuat guru.

a. Siswa mendengarkan, menyimak dan

mencatat penjelasan guru.

b. Siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.

2 Mengorganisasi siswa untuk

belajar

a. Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari kelompoknya sendiri menyelesaikan masalah yang diberikan.

b. Guru menginformasikan untuk mempersiapkan diri untuk melakukan presentasi.

Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan LKS yang diberikan. 3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Guru mengaktifkan diskusi antar kelompok dan berkeliling

memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan.

a. Siswa menyusun hand out yang digunakan untuk presentasi. b. Siswa melakukan

tanya jawab pada kelompok

masing. 4 Mengembangkan

dan

menyajikan hasil karya

a. Secara random, guru

menunjuk salah satu kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompok, serta kelompok lain sebagai penyangga dan agar

mempersiapkan pertanyaan. b. Guru berperan sebagai

fasilitator, mediator, dan suvervisor.

a. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. b. Siswa diarahkan dan

dimotivasi untuk membuat atau menjawab pertanyaan. 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

a. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proposal yang dibuat.

b. Guru memberikan informasi dan klarifikasi terhadap

pertanyaan dan jawaban siswa.

Siswa menyimak penjelasan dari guru.

c. Hasil Pengamatan

1) Lembar observasi dan Catatan Lapangan

Dari pengamatan terhadap guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah, diperoleh temuan sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Lembar observasi dan Catatan Lapangan Siklus I

No Tahapan Kondisi Pembelajaran

1. Pendahuluan a) Guru dapat mengkondisikan siswa dengan cukup baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan, b) Guru cukup baik dalam memberikan motivasi

diawal pembelajaran.

sehari-hari yang diceritakan guru berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

d) Sebagian siswa penasaran dengan apa yang dibawa oleh guru dalam kegiatan pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh.

2. Orientasi siswa pada masalah.

a) Guru menyampaikan masalah dengan suara keras dan cukup jelas.

b) Guru masih kesulitan dalam memotivasi siswa memahami masalah.

c) Beberapa siswa kurang memperhatikan dan fokus terhadap materi yang dijelaskan guru.

3. Mengorganisasi siswa untuk

belajar

a) Guru masih terlihat kesulitan dan membutuhkan waktu yang agak lama (kurang efisien) mengorganisasikan siswa dalam membentuk kelompok belajar.

b) Beberapa kelompok masih belum paham dengan masalah yang diberikan dan kesulitan dalam menyelesaiaknnya. Tetapi ada juga kelompok yang sudah dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.

4. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

a) Kurangnya guru dalam membimbing penyelidikan individual/kelompok sehingga guru harus banyak memberikan penjelasan,

b) Guru kurang merata dalam memberikan bimbingan. c) Beberapa siswa masih kesulitan melakukan

penyelidikan dan menemukan sendiri suatu konsep, hal ini disebabkan karena guru biasanya mentransfer materi pelajaran.

kompak, ada siswa yang mendominasi dan ada siswa yang tidak ikut bekerja dalam diskusi.

5. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

a) Guru sebagai fasilitator sudah cukup membantu siswa dalam mempresentasikan hasil karya.

b) Banyak siswa yang masih enggan mewakili kelompoknya untuk menyajikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

c) Selama siswa menyajikan hasil diskusi belum ada kelompok lain yang berani memberikan tanggapan, dikarenakan kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat.

6. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru melakukan analisis cukup baik, tetapi pembahasan belum dilakukan secara menyeluruh.

2) Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dari perwakilan kelompok yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Siswa mulai menyukai pembelajaran kimia dengan menggunakan PBL.

b. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dengan menggunakan metode PBL dibandingkan pembelajaran sebelum menggunakan metode PBL.

c. Siswa mudah mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti dengan menggunakan metode PBL karena siswa terbiasa menemukan sendiri penyelesaian terhadap masalah atau soal yang ada.

d. Siswa merasa pada saat diskusi kelompok terjadi dominasi tugas pada siswa yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antar kelompok.

e. Siswa masih malu untuk bertanya karena masih beradaptasi terhadap pembelajaran yang baru.

3) Hasil belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemahaman siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kimia Siswa Siklus I

No Nilai Frekuensi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 30 – 37 38 – 45 46 – 53 54 – 61 62 – 67 70 – 77 78 – 85 86 – 93 2 5 5 7 5 7 5 1 Jumlah 37

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Nilai Hasil Belajar Kimia Siklus I Statistik Deskriptif Keterangan

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 30

Rata-rata 61,19 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 18

Jumlah siswa yang tuntas belajar 19

Persentase Ketuntasan 51,35 %

Dari tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I ini sudah mencapai nilai KKM. Namun, dari data tabel 4.6 masih terdapat 18 siswa yang memiliki nilai dibawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa belum mencapai hasil yang maksimal. Penelitian akan dianggap berhasil jika 80 % siswa telah mencapai nilai diatas nilai KKM. Pada siklus I ini, siswa yang mencapai nilai KKM hanya sebesar 51,35 %.

d. Refleksi

Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru pamong setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada observasi, wawancara, dan tes ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I.

Tabel 4.7 Hasil Refleksi Siklus I

No. Kekurangan Penyebab Perbaikan

1 Proses komunikasi masih lambat dimana siswa masih menunggu arahan dan bimbingan dari guru.

Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran PBL dengan metode diskusi.

Peneliti mengarahkan siswa untuk berdikusi dengan teman sekelompoknya. 2. Kemampuan bertanya

dan menjawab masih rendah dilihat dari jumlah siswa yang aktif maupun bobot

pertanyaan dan jawaban yang diberikan.

Siswa belum memahami materi dan masih takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

Peneliti

mengarahkan siswa untuk lebih banyak membaca buku pelajaran dan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Dominasi siswa yang

pandai dalam

mengerjakan LKS pada

Belum adanya kerjasama yang baik antaranggota, sebagian besar siswa

Peneliti

membimbing siswa untuk saling bekerja

saat diskusi kelompok. mengandalkan siswa yang pandai untuk menyelesaikan LKS.

sama dalam diskusi dan adanya

pembagian tugas yang jelas dalam kelompok. 4. Peneliti belum

memotivasi siswa secara maksimal pada setiap pertemuan.

Peneliti lebih banyak berfokus pada penjelasan materi.

Adanya motivasi dari peneliti pada setiap pertemuannya dengan menyisipkan motvasi tersebut ketika penjelasan materi.

5. Siswa mulai merasa bosan dengan diskusi kelompok yang dilakukan secara terus menerus.

Suasana kelas yang monoton dan kurangnya pengorganisasian yang baik pada setiap kelompok. Diadakan sebuah permainan antar kelompok dan adanya pemberian reward pada kelompok yang menang. 6. Kurangnya tingkat

kreativitas siswa dalam menemukan ide atau cara baru dalam menyelesaikan soal.

Kebiasaan siswa yang selalu mengikuti cara-cara yang dicontohkan oleh guru sehingga ketika diberikan masalah atau soal baru siswa merasa kesulitan.

Peneliti dan guru pamong

membimbing dan memotivasi siswa untuk membaca buku referensi lain sehingga menambah daya kreativitas mereka dalam menyelesaikan soal.

e. Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil belajar kimia siswa hanya 51,35 % dan belum mencapai nilai KKM yang diharapkan yaitu 80 %. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga harus dilanjutkan ke tindakan pembelajaran pada siklus II. 3. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pembelajaran (RPP), lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes. Pada RPP, materi yang dibahas pada siklus II ini adalah menghitung harga Kc dan Kp, hubungan harga Kc dan Kp, serta proses Haber Bosch dan proses kontak. RPP disusun oleh peneliti dan didiskusikan dengan guru pamong. Pada siklus II ini RPP dibuat untuk 3 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi.

Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, pada siklus II proses pembelajaran lebih diarahkan kepada perbaikan yang telah disusun pada siklus I. Perbaikan-perbaikan yang ada pada siklus I diterapkan pada siklus II. Misalnya, pemberian motivasi siswa pada setiap awal pembelajaran, pengelolaan kelompok diskusi, pembuatan soal yang lebih mengarah pada tingkat permasalahan yang tinggi, dan diadakan permainan antarkelompok.

Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah agar terjadi peningkatan terhadap hasil belajar kimia siswa dan aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL).

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus II

Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan menggunakan metode PBL. Materi yang dibahas pada siklus ini

meliputi menghitung harga Kc dan Kp, hubungan harga Kc dan Kp, serta proses Haber Bosch dan proses kontak. Pembahasan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tindakan Siklus II

No Tahapan Tindakan Siswa

1 Orientasi siswa pada masalah.

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam diskusi kelompok. b. Guru memotivasi siswa untuk

aktif dalam pembelajaran. c. Guru menjelaskan materi

pelajaran dan memberikan masalah berupa LKS yang telah dibuat guru. a. Siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat penjelasan guru. b. Siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.

2 Mengorganisasi siswa untuk

belajar

a. Guru mengarahkan siswa untuk kumpul dalam kelompoknya. b. Guru menginformasikan untuk

mempersiapkan diri untuk melakukan presentasi.

Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan LKS yang diberikan. 3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

a. Guru memberikan bimbingan agar dilakukan tanya jawab dalam kelompok sebagai persiapan presentasi.

b. Guru melakukan bimbingan kepada setiap kelompok.

a. Siswa menyusun hand out yang digunakan untuk presentasi. b. Siswa melakukan

tanya jawab pada kelompok masing-masing.

dan

menyajikan hasil karya

salah satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, serta kelompok lain sebagai penyangga dan agar mempersiapkan pertanyaan; b. Guru berperan sebagai

fasilitator, mediator, dan suvervisor. mempresentasikan hasil diskusinya. b. Siswa diarahkan dan dimotivasi untuk membuat atau menjawab pertanyaan. 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

a. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap proposal yang dibuat.

b. Guru memberikan informasi dan klarifikasi terhadap

pertanyaan dan jawaban siswa.

Siswa menyimak penjelasan dari guru

c. Hasil Pengamatan

1) Lembar observasi dan Catatan Lapangan

Dari pengamatan terhadap guru dalam pengelolaan

pembelajaran berbasis masalah diperoleh temuan sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Lembar observasi dan Catatan Lapangan Siklus II

No Tahapan Kondisi Pembelajaran

1. Pendahuluan a) Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa, tujuan pembelajaran sudah disampaikan dengan baik.

b) Siswa tampak lebih bersemangat dengan kegiatan pembelajaran, karena termotivasi dengan masalah sehari-hari yang diceritakan guru berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

2. Orientasi siswa pada masalah.

Guru melakukan bimbingan kepada siswa tentang masalah yang disampaikan dengan suara keras

dan jelas. 3. Mengorganisasi

siswa untuk belajar

a) Guru dengan cepat membentuk kelompok belajar. b) Peningkatan aktifitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran terlihat sangat baik, siswa banyak yang bertanya jika mengalami kesulitan.

4. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

a) Guru sudah tidak banyak memberikan penjelasan kepada siswa dalam membuat laporan.

b) Pekerjaan siswa sudah sistematis, beberapa kelompok sudah benar dalam perhitungan menyelesaikan masalah dan penjelasan tertulisnya sudah jelas.

c) Setiap kelompok sudah terlihat kompak dalam diskusi memecahkan masalah.

5. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

a) Guru sebagai fasilitator sudah menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya.

b) Keberanian siswa dalam menyajikan hasil diskusi juga meningkat, sehingga guru tidak perlu menunjuk siswa untuk mengerjakan di papan tulis. 6. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

a) Guru melakukan analisis dengan cukup baik. b) Pemahaman siswa semakin bertambah akan

materi pelajaran yang disampaikan.

d. Analisis Data Observasi, Wawancara, dan Tes.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sebanyak 3 kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 25 November 2009. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Selama pembelajaran berlangsung siswa diberikan latihan-latihan soal dalam LKS yang telah peneliti persiapkan untuk

dikerjakan baik secara individu maupun kelompok. Selama pembelajaran berlangsung, aktifitas peneliti maupun siswa diamati oleh guru pamong maupun rekan peneliti yang bertindak sebagai observer. Pada akhir siklus I dilakukan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa. Tes akhir siklus I dilaksakan pada tanggal 1 Desember 2009. Hasil tes siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan terangkum dalam berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kimia Siswa Siklus II

No Nilai Frekuensi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 55 – 62 63 – 70 71 – 78 79 – 86 87 – 94 95 – 107 5 7 8 6 9 2 Jumlah 37

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Nilai Hasil Belajar Kimia Siklus II Statistik Deskriptif Keterangan

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 55

Rata-rata 76,89 Jumlah siswa yang belum tuntas

belajar 5

Jumlah siswa yang tuntas belajar 32

Persentase Ketuntasan 86,49 %

Nilai KKM 60

Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai siswa sudah mencapai nilai KKM 86,49 % (32 siswa). Target yang ingin dicapai

pada penelitian ini telah tercapai bahkan melebihi dari persentase yang ditargetkan yaitu 80 %. Dengan 86,49 % nilai siswa yang mencapai nilai KKM menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa telah meningkat sehingga siswa mampu memahami pelajaran kimia dengan baik dan dapat menyelesaikan permasalahan kimia. Dengan tercapainya target penelitian, maka penelitian di siklus II ini dihentikan dan terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini dirangkum sebagai berikut:

a. Keaktifan siswa sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum tindakan yang hanya menggunakan metode ceramah.

b. Siswa terlihat senang saat belajar kimia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya saran dari siswa agar metode ini terus diterapkan pada setiap pertemuan.

c. Quiz sangat membantu siswa menjadi lebih semangat dalam belajar.

d. Siswa mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan. Beberapa siswa mengatakan banyak terbantu pada saat diskusi karena siswa yang pintar sering mengajari anggota lain.

e. Seluruh siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan PBL terutama pada saat diskusi.

e. Tahap Refleksi

Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran kimia di kelas XI-IPA sudah efektif , hal tersebut dapat terlihat dari siswa yang sudah terbiasa belajar kelompok dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL). Dengan pembelajaran PBL siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar, berinteraksi dengan baik sesama teman kelompoknya, berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan akhirnya siswa dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya.

Nilai rata-rata untuk tes kemampuan kognitif pada siklus II adalah 76,89. nilai rata-rata tersebut lebih baik dari siklus I. Hal tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 60 sebesar 32 orang atau sidah mencapai 86,49 %, berarti siklus dapat dihentikan karena sudah mencapai indikator pencapaian hasil belajar siswa.

f. Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan aktifitas belajar siswa, juga respon siswa yang positif tentang model pembelajaran yang digunakan yakni model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL), hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa dalam memehami kesetimbangan kimia sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran pada siklus III.

Dokumen terkait