• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 6

2. Pembelajaran Kooperatif

33

Slavin (2008 : 103) mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kumpulan strategi mengajar yang digunakan siswa untuk membantu satu dengan yang lain dalam mempelajari materi pelajaran. Berkaitan dengan hal itu, maka pembelajaran kooperatif adalah solusi ideal terhadap masalah menyediakan kesempatan berinteraksi antara pebelajar dengan latar belakang berbeda.

Di dalam pembelajaran kooperatif pebelajar belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pebelajar tetap berada dalam kelompoknya selama beberapa minggu. Mereka diajar keterampilan-keterampilan khusus yaitu keterampilan-keterampilan kooperatif, agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, menjadi pendengar yang aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong berpartisipasi, berdiskusi dan sejenisnya. Selama kerja kelompok, kerja anggota kelompok adalah saling bekerjasama untuk mencapai ketuntasan materi (Slavin, 2008:102).

Dalam pembelajaran kooperatif, pebelajar bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan keterampilan kooperatif antar pebelajar. Metode ini dapat meningkatkan motivasi siswa secara umum dan memudahkan interaksi antar siswa secara khusus. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, dan dalam proses pembelajaran siswa pandai membantu siswa yang memiliki kemampuan kurang (Kusaeri, 2004:100)

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Arends (1997 : 111) menyatakan pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur kerja, tujuan dan penghargaan kooperatif. Pebelajar bekerja dalam situasi semangat kooperatif dan membutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama serta mereka harus mengkoordinasikan belajarnya untuk menyelesaikan kerja-kerja akademik.

Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Pebelajar bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi akademiknya, 2) Kelompok dibentuk dari pebelajar yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah, 3) Bilamana mungkin, anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin berbeda-beda, 4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Selanjutnya Carin dalam Syaiful Sagala (2007: 63) mengutarakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif seperti berikut. 1) Setiap anggota kelompok diberikan peran (misal sebagai ketua, pencatat, pengatur pembagian materi atau sebagai pembuat laporan), 2) Ada interaksi langsung di antara para pebelajar, 3) Para pebelajar bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan juga bertanggung jawab atas teman-teman sekelompoknya, 4) Para pengajar membantu para pebelajar untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal dalam kelompok kecil, 5) Para pengajar berinteraksi dengan kelompok-kelompok saat diperlukan.

c. Tujuan dan Hasil Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif menurut Robert E. Slavin (2008:28-29) dikembangkan untuk mencapai beberapa tujuan instruksional antara lain yaitu kemampuan akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu dan pengembangan keterampilan sosial.

1) Kemampuan Akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja pebelajar dalam kerja-kerja akademik. Model ini unggul dalam membantu pebelajar memahami konsep-konsep yang sulit. Pebelajar yang pandai akan menjadi tutor bagi pebelajar yang mempunyai kemampuan rendah. Dalam hal ini pebelajar yang pandai akan meningkat kemampuan akademiknya.

2) Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada pebelajar yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bekerja, saling bergantung satu sama lain atas kerja-kerja bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, serta belajar untuk menghargai satu sama lain.

35

Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada pebelajar keterampilan bekerja sama dan elaborasi, juga berguna untuk menumbuhkan kemampun kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan membantu teman.

d. Tahap-tahap dan Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif diperlukan sebuah pengelolaan yang baik, sehingga diperoleh hasil yang baik pula. Adapun tahap-tahap pengelolaan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Kooperatif

Tahap Perilaku Guru

Tahap 1

Menyampaikan indikator yang harus dicapai dan perlengkapannya

Pengajar menyampaikan indikator pelajaran dan memperlihatkan kelengkapan

pembelajaran

Tahap 2

Menyampaikan informasi

Pengajar menyampaikan informasi kepada siswa tentang materi baik dengan DI (Direct Intructional) atau ceramah.

Tahap 3

Mengatur pebelajar dalam kelompok belajar

Pengajar menjelaskan kepada pebelajar bagaimana membentuk kelompok belajar dan kerjasama. Kelompok itu dapat membuat perubahan yang efisien.

Tahap 4

Membantu belajar dan bekerja kelompok

Pengajar membantu kelompok belajar sebagaimana pebelajar mengerjakan pekerjaannya.

Tahap 5

Evaluasi tahap akhir

Pengajar mengevaluasi materi pelajaran atau kelompok menyampaikan hasil kerja mereka. Tahap 6

Mengumumkan pengakuan

Pengajar menentukan cara untuk menghargai hasil dan usaha baik individu maupun

kelompok.

e. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Lundgren dalam Syaiful Sagala(2007:13) mengutarakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif merupakan bentuk-bentuk penerapan dari keterampilan

pembelajaran kooperatif. Keterampilan-keterampilan koopertaif yang harus dikenal dan dikuasai pebelajar meliputi keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.

1) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal: a) Menggunakan kesepakatan, maksudnya yaitu memiliki kesamaan pendapat. Keterampilan ini dapat meningkatkan hubungan kerjasama karena anggota kelompok akan mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama, dengan demikian anggota kelompok akan merasa bahwa pendapatnya dihargai, b) Menghargai kontribusi, yaitu memperhatikan apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota lain dalam kelompoknya. Keterampilan ini penting untuk dikuasai pebelajar agar anggota kelompok menyadari bahwa mereka dihargai pendapatnya dan dengan demikian dapat meningkatkan hubungan kerja sama dalam kelompok, c) Menggunakan suara pelan, tujuannya agar tidak terdengar orang diseberang meja, hal ini dapat meningkatkan hubungan kerja kelompok karena anggota kelompok akan dapat mendengar percakapan dengan jelas, d) Berada dalam kelompok, artinya tetap dalam tempat kerja kelompok. Keterampilan ini penting karena pekerjaan tidak akan efisien jika anggota pergi dari kelompoknya, e) Berada dalam kerja, maksudnya meneruskan kerja yang menjadi tanggung jawabnya sehingga kegiatan akan terselesaikan dengan baik dan dalam waktu yang tepat, f) Mendorong partisipasi, maksudnya mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap kerja kelompok, g) Menghormati perbedaan individu, artinya bersikap menghormati terhadap perbedaan latar belakang yang unik masing-masing anggota kelompok. Keterampilan ini penting untuk dikuasai siswa karena permusuhan tidak akan terjadi dan keharmonisan kelompok dapat ditumbuhkan.

2) Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah: a) Menunjukkan penghargaan dan simpati, maksudnya menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain. Hal ini penting untuk dikuasai, ketegangan di antara anggota kelompok dapat dikurangi dan rasa memiliki persahabatan dapat dikembangkan, b)

Dokumen terkait