• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Literasi dengan Media Permainan

Konsep pembelajaran literasi telah lama digunakan oleh sekolah-sekolah yang usia siswanya tergolong usia dini. Anak usia dini memiliki kemampuan yang masih bagus untuk menyerap berbagai macam materi yang nantinya akan disampaikan oleh guru. Pembelajaran literasi untuk anak usia dini, meliputi berbagai kemampuan dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung. Dalam literasi, salah satu konsep yang diberikan ialah belajar sambil bermain. Kegiatan bermain dapat ditunjang dengan adanya media, media permainan edukatif adalah cara mendidik anak dengan permainan yang ideal memperkenalkan anak pada aksara. Pengenalan huruf merupakan langkah awal belajar membaca untuk anak, hal itu dapat diawali dengan mengajak anak memahami bentuk, seperti kotak, persegi panjang, lingkaran dan segitiga. Keempat pola tersebut merupakan bentuk-bentuk dasar yang bisa ditemui dalam huruf. Gunakan permainan yang memiliki bentuk- bentuk tersebut dengan warna-warni menarik. Jika anak sudah memahami bentuk yang tergolong dalam media permainan edukatif, akan lebih mudah baginya mengenali huruf seperti huruf vokal A, I, U, E, dan O lalu beranjak menuju huruf-huruf lainnya. Dalam hal ini, anak mulai diperkenalkan dengan kartu bergambar sambil mengembangkan perbendaharaan kata. Sambil berkenalan dengan huruf, umumnya anak juga sudah tertarik mencoret-coret

kertas dengan alat tulis dimana kegiatan ini disebut sebagai kegiatan menulis yang masuk dalam konsep literasi.

Berdasarkan penjelasan di atas dimana materi pembelajaran tersebut akan terlihat lebih menyenangkan dan membentuk pola berpikir anak jika adanya media yang dapat membantu proses literasi, apalagi jika yang diberi materi ialah anak-anak usia dini. Media yang dipakai dalam pemberian materi pembelajaran anak usia dini biasanya berupa „mainan‟. Bentuk mainan yang disediakan oleh sekolah pun berbagai macam seperti bentuk kotak, lingkaran dan segitiga. Bentuk-bentuk mainan tersebut tergolong dalam media permainan edukatif. Media permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dan mempunyai beberapa ciri yaitu :

1. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk

2. Ditujukan terutama untuk anak-anak usia pra sekolah dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan serta motorik anak

3. Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat

4. Membuat anak terlibat secara aktif 5. Sifatnya konstruktif

Setiap media permainan edukatif dapat difungsikan secara multiguna, tetapi sebagian media permainan edukatif dikenal sebagai alat manipulatif, berarti menggunakan secara terampil, dapat diperlakukan menurut kehendak dan pemikiran serta imajinasi anak. Media permainan edukatif selalu dirancang dengan pemikiran yang dalam, karena melalui bermain alat tersebut, anak mampu mengembangkan penalarannya. Biasanya ukuran, bentuk

dan warnanya dibuat dengan rancangan tertentu, sehingga bila anak salah mengerjakan dia pula yang segera menyadari dan membenarkan. Salah satu media permainan yang mampu meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini adalah media permainan papan flanel. Papan flanel digunakan dalam pembelajaran literasi membaca anak dimana fungsinya ialah sebagai alat untuk menempelkan huruf dan angka. Melatih pembelajaran mengenai huruf dan angka juga termasuk dalam pembelajaran literasi. Kegiatan yang dilakukan ketika menepelkan huruf dan angka ke papan flanel membuat anak menjadi lebih aktif serta mudah mengingat berbagai macam bentuk huruf dan angka.

Menurut Piaget dalam teorinya mengenai pembelajaran kognitif, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

Pembelajaran dengan menggunakan permainan atau lebih dikenal dengan istilah belajar sambil bermain memang akan mempermudah penyerapan materi yang diinginkan dan sesuai dengan kategori usia anak. Selain itu anak tidak akan merasa bosan apabila penerapan pembelajarannya menyenangkan, bahkan mungkin dia tidak sadar bahwa permainan yang ia lakukan sebenarnya adalah salah satu metode belajar yang sedang diterapkan. Oleh karena itu, kegiatan bermain memiliki banyak manfaat diantaranya :

a. Untuk Perkembangan Aspek Fisik.

Aspek fisik disini pada dasarnya melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan

membuat tubuh anak menjadi sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat. Selain itu anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan.

b. Untuk Perkembangan Aspek Motorik Kasar dan Halus Aspek motorik ini dapat dikembangkanmelalui kegiatan bermain. Salah satu contohnya bisa diamaiti pada anak yang lari kejar-kejaran untuk menangkap temannya.

c. Untuk Perkembangan Aspek Sosial

Aspek sosial dapat diasah melalui kegiatan bermain dengan teman sepermainan. Anak akan belajar berbagi hak milik,menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama, mempertahnkan hubungan yang sudah terbina, mencari cara pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman mainnya.

d. Untuk Perkembangan Aspek Emosi atau Kepribadian Melalui bermain, anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya akrena banyaknya larangan yang dialami dalam hidupnya sehari-hari. Sekaligus ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan dari dalam diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata.

Dari kegiatan bermain yang dilakukan bersama sekelompok teman, anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan-kelebihan yang ia miliki sehingga dapat membantu pembetukan konsep diri yang positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri karena ia merasa mempunyai kompetensi tertentu.

Banyak konsep dasar yang dipelajari atau diperoleh anak pra sekolah melalui bermain. Perlu diingat bahwa pada usia pra sekolah anak diharapkan menguasai berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, arah, besaran sebagai landasan belajar untuk menulis, bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya. f. Untuk Mengasah Ketajaman Penginderaan

Pada anak pra sekolah, ketajaman atau kepekaan penglihatan dan pendengaran sangat perlu untuk dikembangkan karena akan membantu anak agar ebih mudah belajar mengenal dan mengingat bentuk-bentuk atau kata-kata tertentu yang akhirnya memudahkan anak untuk belajar membaca serta menulis di kemudian hari.

Dokumen terkait