• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Hakikat Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Secara Tidak Langsung

Pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung merupakan bentuk pembelajaran yang direncanakan terlebih dahulu bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan dengan tata urutan yang benar sebelum teknik sebenarnya diajarkan. Berkaitan dengan pembelajaran tidak langsung Rusli Lutan (1998: 419) menyatakan, “Pendekatan pembelajaran tidak langsung yaitu guru atau pelatih menyusun rencana latihan secara cermat dalam rangkaian urutan yang logis sebelum teknik yang sebenarnya diajarkan pada kesempatan pertama”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung yaitu guru menyusun rencana pembelajaran yang sistematis dan terprogram sebelum mengenalkan teknik gerakan lompat jauh gaya jongkok yang sebenarnya. Misalnya memberikan gerakan awalan, tolakan, saat di udara, pendaratan dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pembelajaran yang diberikan tersebut ada keterkaitannya dengan lompat jauh.

Pembelajaran yang ada keterkaitannya dengan gerakan lompat jauh, diharapkan siswa dapat mentransfer pembelajaran tersebut ke dalam gerakan lompat jauh yang sebenarnya. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2005: 59) berpendapat bahwa:

Konsep pada dasarnya merupakan gagasan kognitif. Sering kali guru Pendidikan Jasmani memilih materi tertentu untuk diberikan kepada siswa dengan harapan selain siswa menguasai materi tersebut juga dapat mentransfer informasi dari materi tersebut pada materi lain yang mempunyai banyak kesamaan dalam konsepnya. Misalnya, seorang yang sudah belajar melompat atau menolak, diharapkan ia dapat menerapkan konsep dasar tolakannya pada belajar smash. Kemampuan mentransfer informasi dari situasi yang satu ke situasi yang lain merupakan kunci keberhasilan belajar seseorang.

Bertolak dari pendapat tersebut, pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung dilakukan dengan gerakan-gerakan yang mengarah pada pola gerakan lompat jauh gaya jongkok, misalnya awalan dengan lari pelan, melompati tali, mendarat dengan busa atau matras dan lain sebagainya. Dari rancangan-rancangan pembelajaran tersebut siswa dapat menstransfer ke dalam pola gerakan lompat jauh gaya jongkok. Dengan kata lain pembelajaran secara tidak langsung dilakukan dari cara yang mudah kemudian ditingkatkan ke yang sukar. Hal ini sesuai pendapat Rusli Lutan (1988: 419) bahwa, “Rangkaian latihan dalam pendekatan secara tidak langsung dapat dimulai dari yang mudah ke yang sukar”. Sedangkan menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 68) bahwa pendekatan pembelajaran secara tidak langsung merupakan perluasan isi atau materi. Maksud perluasan isi atau materi yaitu, “Penyusunan aktivitas belajar secara progresif dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang sederhana ke yang kompleks”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung merupakan bentuk pembelajaran yang dimulai dari yang sederhana atau mudah untuk selanjutnya ditingkatkan pada gerakan yang sulit atau kompleks. Melalui peralatan yang lebih sederhana diharapkan siswa akan memiliki konsep gerakan melompat yang benar, jika pembelajaran lompat jauh ditingkatkan menggunakan bak yang sesungguhnya tidak mengalami kesulitan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Secara Tidak Langsung

Pelaksanaan pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung yaitu guru menyusun rencana pembelajaran secara sistematis dan terprogram dan menjelaskan masing-masing rencana pembelajaran guru memberikan pembelajaran melompat dengan menggunakan peralatan yang sederhana yaitu dengan menggunakan tali. Melompat dengan menggunakan tali bertujuan agar dapat merangsang lompatan agar badan terangkat ke atas sehingga siswa dapat menampilkan gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan teknik yang benar, sehingga lompatannya menjadi lebih baik. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diterapkan cara pembelajaran yang baik dan efektif untuk mengembangkan penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok khususnya untuk mengembangkan lompatan yang tinggi agar diperoleh lompatan yang sejauh-jauhnya. Seperti dikemukakan Mochamad Djumidar A. Widya (2005: 67) bahwa, “Pembelajaran lompat menggunakan tali bertujuan agar dapat merangsang siswa untuk melakukan lompatan agar badan terangkat ke atas depan”.

Pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok secara tidak langsung yaitu, Melompat melewati tali dan mendarat pada busa atau matras. Tali dibentangkan dengan ketinggian tertentu dan diatur sedemikian rupa. Siswa melakukan lompatan melewati tali, kemudian menumpu dan menolak untuk melewati tali dan mendarat sedemikian rupa. Sesuai dengan pendapat (Mochamad Djumidjar A. Widya: 2004-67) Adapun ketinggian tali yang dibentangkan dalam pembelajaran lompat jauh dibentangkan dalam pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung ini yaitu, 30 cm, 40 cm, 50 cm diatur ketinggiannya, sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran lompat. Bidang pendaratan harus lembut tidak keras”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung dengan menggunakan tali yaitu, pada awalnya ketinggian tali cukup rendah, misalnya 30 cm untuk selanjutnya ketinggian tali dinaikkan secara bertahap. Hal terpenting yang harus diperhatikan yaitu tempat pendaratan harus cukup lunak,

misalnya dengan menggunakan matras. Berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok secara tidak langsung dengan menggunakan tali sebagai berikut :

Gambar 5. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Secara Tidak Langsung (Mochamad Djumidar A. Widya, 2005: 67)

c. Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Secara Tidak Langsung

Pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung merupakan cara belajar yang bertujuan untuk mengatasi kendala yang dihadapi siswa dalam belajar lompat jauh. Hal ini karena pada umumnya siswa kurang mampu melakukan lompatan yang tinggi. Pada umumnya siswa melakukan lompat ke depan, tidak melompat tinggi ke depan. Lompatan yang kurang tinggi akan mengakibatkan badan lebih cepat mendarat, sehingga lompatannya tidak maksimal. Untuk meningkatkan lompatan yang tinggi, maka perlu diciptakan kondisi belajar yang dapat merangsang lompatannya, dan mendarat dengan medan yang lebih lunak agar siswa tidak merasa takut. Yaitu dengan pembelajaran tidak langsung menggunakan bak pendaratan yang dimodifikasi, yaitu dengan busa atau matras. Dengan menggunakan alat yang sederhana (busa atau matras) siswa akan merasa senang dan kesulitan dapat dikurangi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh dapat dikembangkan dan ditingkatkan teknik melompat yang meliputi tehnik awalan,

tolakan, saat di udara dan mendarat. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung antara lain:

1. Siswa merasa lebih senang karena medan pendaratan lebih lunak

2. Dapat menimbulkan rasa percaya diri yang kuat karena tidak menggunakan alat yang sebenarnya.

Selain kelebihan seperti di atas pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung juga memiliki kelemahan. Kelemahan pembelajaran lompat jauh secara tidak langsung antara lain:

1. Butuh penyesuaian ketika menggunakan alat yang sebenarnya sehingga membutuhkan proses belajar yang lebih lama.

2. Siswa yang merasa sudah ahli kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran

Dokumen terkait