• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIS

C. Pembelajaran Model Problem Based Intruction (PBI) 1.Pengertian

Pengajaran berdasarkan masalah telah dikenal sejak zaman John Dewey, yang sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi maslah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

Menurut Deway, belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan

6Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (jakarta: Kencana, 2009), hal 22

15

masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari dengan baik. Pengalaman siswa diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan pembelajarannya.8

Berdasarkan masalah diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan sekitar dengan demikian PBI adalah lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah-masalah untuk belajar.

2. Ciri khusus problem based intruction (PBI)

Menurut Arends dalam Trianto berbagai pengembangan berdasarkan masalah yang telah memberi model pembelajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

PBI mengorganisasikan pembelajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajuakan situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban sederhana, dan memungkin adanya berbagai solusi untuk situasi itu.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Meskipun PBI berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah yang yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa dapat meninjau masalah itu dari berbagai mata pelajaran.

8Tritanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal 67-68

c. Penyelidikan Autentik

PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefenisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpulkan dan melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya

PBI menuntut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa trankip debat, laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada temannya tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyelesaikan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.

e. Kolaborasi

PBI dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lain palig sering secara bepasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberi memberi motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas komplek dan memperbanyak peluan untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan berfikir.9

9Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (jakarta: Kencana, 2009), hal 93

17

3. Manfaat Problem Based Intruction (PBI)

PBI tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. PBI dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuang berfikir, memecahkan maslah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran oarng dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pelajar mandiri.

Menurut sudjana mamfaat khusus yang diperoleh dari Dewey adalah metode pemecahan masalah.10 Tugas guru membantu para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada disekitarnya.

4. Kelemahan dan Kekurangan Model Problem Based Intruction (PBI)

Sebagaimana model pembelajaran lainnya, pembelajaran model PBI juga mempunyai kelebihan dan kelemahan, adapun kelebihan model pembelajaran PBI adalah:

a. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberi kepuasan untuk menemuan pengetahuan baru bagi siswa.

b. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

c. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

d. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan baru dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

e. Dapat memperlihatkan kepada siswa dalam setiap mata pelajaran khususnya fisika pada dasarnya merupakan cara fikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan sekadar belajar dari guru atau buku-buku.

Sedangkan kelemahan model PBI adalah:

a. Kapasitas siswa yang terlalu banyak menyebabkan guru kesulitan dalam melaksankan model PBI.

b. Waktu yang kurang efektif atau tidak efesien.

c. Tidak semua siswa dapat menganalisis permasalahan yang disajikan.11 5. Langkah-Langkah Problem Based Intruction (PBI)

Sintaks suatu pembelajaran Problem Based Intruktion (PBI) terdiri dari lima tahap utama, yang dimulai dengan guru mengorientasikan peserta didik kepada situasi masalah yang autentik dan diakhiri dengan penyajian karya. Kelima langkah tersebut ialah :

a. Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipili.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendepatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

11Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), hal 220-201

19

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang yang mereka gunakan.12 Dapat disimpulkan bahwa dalam model Problem Based Intruction (BPI), guru berkewajiban mengiring siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Guru sebagai penyaji masalah, memberikan intruksi, membimbing diskusi, memberikn dorongan dn dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri siswa.

D. Pendekatan Saintifik. 1. Pengertian

Pendekatan adalah suatu strategi yang digunakan oleh seorang guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran kepada peserta didik serta dapat meningkatkan mutu sekolah beserta pendidikan di Indonesia pendekatan menjadi tolak ukur dari proses kurikulum 2013 ini. Pendekatam sainstifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkostruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh

12Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (jakarta: Kencana, 2009), hal 97-98

karna itu, kondisi pembelajaran tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tau dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksankan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.13

Istarani: “pendekatan merupakan istilah lain yang memiliki kemiripan

dengan strategi pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran”.14

Roqib: “pendekatan merupakan kerangka filosofis dan teoritis yang

menjadi dasar pijak bagi cara yang di tempuh seseorang untuk mencapai tujuan. Ada banyak contoh tentang pendekatan dalam pendidikan, seperti pendekatan humanisme, liberlism, behaviorisme, dan pendekatan kognitivisme”.15

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran, yang didalamnya terdapat strategi-strategi pembelajaran dengan segala teorinya. Pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa dan pendekatan

13M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) hal. 34-35

14Istarani, Penelitian Tindakan Kelas, (Medan : CV. ISMCOM Medan, 2010), hal 1

15Raqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integrative di sekolah, keluarga, dan Masyarakat. (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2009), hal 90

21

pembelajaran yang berpusat pada guru. Dari pendekatan pembelajaran tersebut selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.

2. Langkah-Langkah Pembelajran dengan Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksankan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Meliputi: menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan.

a. Mengamati (Observing)

Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah adalah pada langkah pembel ajaran mengamati/observing. Dengan metode observasi, siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat pengembangan siswa.

b. Menanya (Questioning)

Langkah kedua pendekatan ilmiah adalah menanya (questioning). Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindakan lanjut dari

bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.

d. Mengasosiasikan/Mengolah informasi/Menalar (Associating)

Langkah berikutnya pada pendekatan ilmah adalah associating (menalar/mengolah informasi). Associating adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang dikumpulkan yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

e. Mengkomunikasikan Pembelajaran

Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada

tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik bersama-sama dalam kelompok atau secara individudari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.16

Dokumen terkait