• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wahyu Setiawan, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

112 Dari hasil wawancara yang penulis lakukan menurut ibu SI dan TP Peran guru sangat penting dalam upaya penyampaian pendidikan karakter, Untuk dapat menjadi guru pendidikan kewarganegaraan yang efektif dalam pendidikan karakter, perlu memahami dengan baik mengenai konsep dan indikator karakter yang hendak dinternalisasikan kepada peserta didik. Tanpa pemahaman yang baik mengenai nilai karakter tersebut, maka sulit bagi guru untuk membuat Silabus, RPP dan melaksanakan praktek pembelajarannya secara efektif. Disamping itu bapak AR menyatakan bahwa Penguasaan metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki seorang guru. Kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif maupun aspek afektif dan psikomotor. Ketidaktepatan memilih dan menggunakan metode pembelajaran akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut pendapat siswa cara guru Pendidikan kewarganegaraan dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan terkadang menarik dan terkadang membosankan. Pelajaran terasa menarik saat guru menggunakan media berupa gambaran materi yang akan diajarkan dan cara guru menyampaikan pelajaran menyenangkan karena mereka sebagai siswa diajarkan bagaimana belajar sambil bermain sehingga suasana selama proses pembelajaran tidak menjadi membosankan.

Wahyu Setiawan, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

113 Budimansyah, (2002:8) menyebutkan Ciri guru yang reaktif itu diantaranya adalah sebagai berikut: a.Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, d. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera menanggulanginya.

Bedasarkan hasil observasi pelaksanaan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik dari segi pengelolaan kelas, dan penyampaian materi. Namun dalam proses pelaksanaannya yang menjadi kendala adalah waktu pelajaran yang sangat terbatas karena terkadang waktu mata pelajaran terpotong karena banyaknya mata pelajaran praktek yang memakan waktu cukup lama. Selain itu kendala yang sitemukan adalah metode yang tidak cukup variatif sehingga siswa terkadang merasa bosan.

Dunia pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter unggul pada generasi muda, karena pendidikan merupakan proses sadar untuk memperbaiki martabat membentuk perilaku ke arah yang lebih baik. Fungsi pendidikan tidak hanya memfasilitasi para siswa dalam ranah kognitif saja, tetapi pendidikan juga seharusnya mengajarkan bagaimana cara bersikap dan berprilaku sesuai dengan norma, etika, dan moral yang berlaku. Pendidikan tidak akan berarti

Wahyu Setiawan, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

114 apa-apa jika hanya melahirkan orang-orang yang cerdas, tetapi dalam aspek moralnya tidak baik. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk membangun karakter siswa yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial.

Pakar pendidikan nilai, Kosasih Djahiri (1995) berpendapat bahwa pendidikan dan pengajaran yang merupakan upaya pembermaknaan seluruh potensi cognitive, affective dan psikomotor, belum menyentuh dunia hati/qolbu, sehingga hasil didikannya berupa anak-anak yang pintar, cerdas dan berhasil dalam hidupnya, namun afeksinya tumpul, hatinya hitam kelam, hanya otaknya yang padat dengan ilmu dan teori serta mahir akan seni dalam hidup modern ini.

Kondisi di atas tentu saja mencemaskan berbagai pihak, terutama apabila merujuk pendapat Thomas Lickona (1992), bahwa terdapat sepuluh tanda perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa, yaitu: meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; ketidak jujuran yang membudaya; semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru dan figur pemimpin; pengaruh peer group terhadap tindakan kekerasan; meningkatnya kecurigaan dan kebencian; penggunaan bahasa yang memburuk; penurunan etos kerja; menurunnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; meningginya perilaku merusak diri; dan semakin kaburnya pedoman moral.

Wahyu Setiawan, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

115 Guru hendaknya dapat menjadi contoh bagi peserta didik sebagai guru yang berkarakter. Maksudnya sikap dan tindakan guru menggambarkan karakter yang diinternalisasikan kepada peserta didik. Dengan kata lain seperti peran guru yang diajukan Ki Hajar Dewantara, bahwa guru yang dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Dalam hal ini Bung Karno menyatakan semboyan: “orang tidak dapat mengajarkan apa yang dikehendakinya, tidak juga apa yang diketahuinya, orang hanya dapat mengajarkan apa yang dihayatinya”. Pendapat Bung Karno mempertegas bahwa seorang guru tidak ada pilihan lain kecuali mempraktekan apa yang diajarkannya, untuk dapat menghayati yang diajarkannya.

Guru PKn maupun anak didik kita dapat banyak belajar maupun mencontoh mutiara-mutiara karakter dari para pendiri bangsa. Misalnya, salah satunya adalah Bung Hatta. Bung Hatta memiliki karakter antara lain: bebas; tekun; santun; saleh; patriotik; aktif berorganisasi. Para founding father juga merupakan guru bangsa yang memiliki karakter yaitu memiliki pengetahuan luas dan mendalam tentang berbagai hal (well informed), pembaca yang baik (well read), berkemampuan yang sangat baik untuk mengemukakan pendapatnya dengan lisan maupun tulisan (well equiped), serta pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya sebagai basis gerakan sosial.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter seorang siswa menjadi warga negara yang baik oleh karena itu peranan guru dalam

Wahyu Setiawan, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

116 dunia pendidkan sangatlah penting, dengan adanya guru siswa dapat lebih memahami makna dari materi yang dipelajari.

Merujuk pada pendapat Djahiri peranan guru tidaklah hanya mengajarkan dan mendidik siswa dari segi kognitif saja sehingga siswa tersebut tumbuh menjadi siswa yang cerdas tapi tidak mempunyai acuan yang benar dalam hidupnya, pendidikan yang diharapkan saat ini adalah pendidikan yang mampu membentuk siswa menjadi siswa yang cerdas dan memiliki perilaku yang baik. Peran guru disini adalah bagaimana mengajar siswa agar bisa memahami isi pelajaran yang diajarkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif seharusnya melalui proses dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Selain itu guru harus bisa menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa bisa memahami dan menerapkan hasil pembelajaran dengan baik.

Merujuk dari pendapat Budimansyah, suasana belajar yang nyaman dapat dilakukan guru dengan menggunakan metode-metode dan media yang menarik yang dapat menumbuhkan motivasi siswa dengan menumbuhkan motivasi di dalalam diri siswa maka suasana belajar yang nyaman akan tercipta. Dalam proses pembelajaran

Wahyu Setiawan, 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

117 Pendidikan Kewarganegaraan, kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat diminimalisir dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan menggunakan media.

Peranan guru merupakan hal yang penting selama proses pembelajaran, dengan adanya guru maka siswa dapat terfasilitasi untuk memahami materi yang diajarkan, figur seorang guru yang baik juga dapat memberikan contoh didalam kehidupan siswa sehari-hari, karena dengan adanya guru yang baik siswa lebih mudah merealisasikan sikap dan kerakter baik dalam kehidupannya.

Dokumen terkait