• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.5 Pembelajaran Seni Rupa di SMP Negeri 1 Mayong Jepara

Dinas Pendidikan Kabupaten Jepara memberikan kebebasan kepada setiap sekolah dalam menentukan dua pelajaran seni budaya yang akan diajarkan kepada siswanya. Seni budaya sendiri terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni drama. SMP N 1 Mayong Jepara memilih seni rupa dan seni tari sebagai bagian dari mata pelajaran seni budaya. Seni rupa di SMP N 1 Mayong Jepara mendapatkan alokasi waktu 1 jam pelajaran atau 1 X 40 menit untuk semua kelas, begitu juga dengan seni tari. Seperti yang diuraikan oleh Bapak Mulyo Subagyo selaku guru pelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Mayong Jepara dalam kesempatan berwawancara sebagai berikut:

“Dinas Pendidikan Kabupaten Jepara memberikan kebebasan kepada SMP dan sekolah yang setara untuk memilih 2 mata pelajaran seni budaya (seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama), dan sekolah ini memilih seni rupa dan seni tari sebagai mata pelajaran seni budaya. Pelajaran seni rupa mendapatkan jatah 1 jam pelajaran yakni 1 X 40 menit, begitu juga dengan seni tari”.

Bapak Mulyo Subagyo menjelaskan bahwa semua kelas mendapatkan pelajaran seni rupa meliputi kelas VII, VIII, dan IX. Bapak Mulyo Subagyo mengampu semua kelas untuk mata pelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Mayong

49

Jepara. Ia alumni UNNES program studi pendidikan seni rupa angkatan 1993 dan selesai tahun 1997. Ia telah mengajar seni rupa selama 12 tahun dan pertama kali diangkat menjadi PNS tahun 1998 di Kabupaten Purworejo. Tahun 2001 baru pindah tugas di SMP Negeri 1 Mayong Jepara hingga sekarang.

Gambar 2. Wawancara dengan guru seni rupa (Sumber: Dokumentasi penulis 2011)

SMP Negeri 1 Mayong Jepara belum memiliki ruang keterampilan untuk berkarya seni dan ruang pamer untuk hasil karya siswa. Pembelajaran seni rupa terdiri dari apresiasi dan kreasi. Ketika pembelajaran apresiasi menggunakan ruang kelas dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Guru seni rupa SMP Negeri 1 Mayong Jepara memanfaatkan LCD proyektor untuk menyampaikan materi apresiasi. Pembelajaran kreasi dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas untuk menghindari kejenuhan siswa, karena SMP Negeri 1 Mayong Jepara belum memiliki ruang keterampilan untuk berkarya seni rupa. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Zaini selaku kepala sekolah pada kesempatan berwawancara sebagai berikut:

“Pelajaran seni rupa dilakukan di dalam kelas untuk teori dan di luar kelas untuk praktik, untuk praktik juga tidak semuanya di luar kelas. SMP Negeri 1 Mayong Jepara belum memiliki ruang keterampilan untuk berkarya seni rupa, begitu juga ruang pamer untuk hasil karya siswa yang layak pamer dan menang dalam kejuaraan dan harapan saya ruang keterampilan dan ruang pamer dapat diadakan, tetapi sebagai kepala sekolah saya tidak bisa memberikan jawaban pastinya, karena harus dibicarakan dengan pihak-pihak yang terkait”. Bapak Zaini menjelaskan bahwa SMP Negeri 1 Mayong Jepara belum memiliki ruang keterampilan untuk berkarya seni rupa. Bapak Zaini mengharapkan ruang keterampilan dan ruang pamer dapat diupayakan. Dengan adanya fasilitas pendukung yaitu ruang keterampilan maka akan memudahkan siswa dalam berkarya seni rupa. Begitu juga dengan ruang pamer sebagai tempat koleksi karya siswa dan siswa dapat mengapresiasi karya sendiri maupun karya siswa lain. Sehingga pembelajaran yang efektif dapat terwujud.

Gambar 3. Wawancara dengan kepala SMP Negeri 1 Mayong Jepara (Sumber: Dokumentasi penulis 2011)

Bapak Mulyo Subagyo dalam malaksanakan pembelajaran seni rupa senantiasa melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam melaksanakan ketiga tahap tersebut Bapak Mulyo Subagyo selalu

51

bertindak kreatif dan inovatif, sehingga pemberian materi kepada siswa dapat terkirim dengan baik. Tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang ia lakukan diperinci sebagai berikut:

4.1.5.1 Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran seni rupa Bapak Mulyo Subagyo terlebih dahulu menyiapkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat meliputi silabus, program tahunan, program semester, serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut keterangan dari Bapak Mulyo Subagyo, silabus dibuat oleh tim MGMP sekolah yang dibuat sebelum tahun ajaran baru yang mengacu pada KTSP dari pemerintah. Sedangkan prota, promes, dan RPP dibuat oleh guru yang bersangkutan. RPP dibuat guru untuk sebelum proses pembelajaran berlangsung, RPP diperiksa oleh guru bidang kurikulum dan disahkan oleh kepala sekolah. RPP berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, indikator, materi pokok, strategi dan metode pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, sumber dan media belajar, dan evaluasi.

4.1.5.2 Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Mayong Jepara menurut RPP yang dibuat Bapak Mulyo Subagyo dilaksanakan menjadi tiga tahap yaitu kegiatan pembuka, inti dan penutup. Pembelajaran mengacu pada kurikulum berupa RPP yang telah ia dibuat. Alokasi pelaksanaan pembelajaran adalah 1x40 menit yang terbagi oleh ketiga kegiatan tersebut. Pembukaan dilakukan sekitar 5

menit dengan beberapa kegiatan di antaranya guru mengucapkan salam, guru mengkondisikan siswa agar bersikap tenang, guru melaksanakan apersepsi sebelum penyampaian materi. Inti dilakukan sekitar 30 menit dengan kegiatan guru menyampaikan materi menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang sudah disiapkan, serta pemberian tugas kepada siswa. Penutup dilakukan dengan alokasi waktu 5 menit, kegiatan yang dilakukan berupa guru menyimpulkan materi pelajaran, guru memberikan tugas terstruktur, dan guru mengucapkan salam penutup.

Gambar 4. Proses pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Mayong Jepara (Sumber: Dokumentasi penulis 2011)

Penyampaian materi seni rupa yang berupa teori dilaksanakan di dalam kelas, karena guru dapat mengkondisikan kelas dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Metode yang digunakan oleh Bapak Mulyo Subagyo bervariasi. Pada pelajaran teori, ada beberapa metode yang digunakan, misalnya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, dan metode penugasan.

53

Sedangkan pada pelajaran praktik berkarya, Bapak Mulyo Subagyo lebih menekankan pada metode peragaan didukung juga dengan metode lainnya seperti metode ceramah, metode diskusi, dan metode penugasan.

4.1.5.3 Tahap Evaluasi

Bapak Mulyo Subagyo melakukan evaluasi saat pembelajaran, dan setelah pembelajaran berlangsung. Uji lisan diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran berupa teori. Uji lisan untuk mengukur tingkat perhatian siswa tentang materi yang sudah disampaikan melalui ceramah. Uji praktik dapat dilakukan dengan menugaskan siswa untuk berkarya seni rupa.

Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Mayong Jepara adalah 72. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 72 masuk dalam kriteria kurang dan diharuskan mengikuti remidi. Siswa dengan nilai 72 sampai 76 masuk dalam kriteria cukup dan nilai 77 ke atas masuk dalam kategori baik. Remidi bagi siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 72 dilakukan setelah koreksi terhadap hasil ulangan dan secepatnya dilakukan dalam bentuk tugas tambahan sesuai dengan materi.

Dari penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 1 Mayong Jepara mendapatkan alokasi waktu 1 jam pelajaran atau 1 X 40 menit untuk semua kelas. SMP Negeri 1 Mayong Jepara belum memiliki ruang keterampilan sebagai ruang berkarya dalam pembelajaran seni rupa dan ruang pamer. Pembelajaran seni rupa dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penutup.

4.2 Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Media Berkarya Topeng

Dokumen terkait