• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan pembelajaran menurut Wahidmurni merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ialah kegiatan awal untuk memulai pelaksanaan program pembelajaran. Pada dasarnya kegiatan pendahuluan bertujuan mempersiapkan agar mental dan fisik siswa siap dalam mengikuti proses pembelajaran ini. Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam menyiapkan peserta didik agar secara

mental/psikis dan fisik siap untuk mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan pendahuluan sebagaimana yang tertuang dalam standar proses:

1) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional.

2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.55

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan utama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dalam rencana pelaksanaan. Aktivitas dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru dalam melaksanakan kegiatan inti harus memperhatikan pendekatan yang disarankan dalam standar proses pembelajaran seperti yang tertuang dalam standar proses.

Secara umum ada dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa dan pendekatan yang berpusat pada guru. Pada saat ini dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru diwajibkan untuk melibatkan

55Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Proses Pembelajaran IPS di

siswa secara aktif. Jadi peran guru lebih banyak hanya sebagai fasilitator pembelajaran yang bertugas secara aktif mengarahkan semua siswa dalam pembelajaran. Pada tahap ini, kemampuan guru pada penguasaan materi, penggunaan dan pemilihan sumber belajar, pemilihan media, penerapan metode/strategi/teknik/taktik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat menentukan keberhasilan program pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

Kegiatan inti dilakukan untuk mencapai kompetensi atau serangkaian rumusan indikator pencapaian kompetensi yang dirumuskan oleh guru dalam rencana pelaksanaan. Standar proses pendidikan dasar dan menengah pada kurikulum 2013 dinyatakan bahwa pencapaian ranah/belajar sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengkuti aktivitas.

Pada tahap ini, kemampuan guru dalam penguasaan materi, penggunaan dan pemilihan sumber belajar, pemilihan media pembelajaran, penerapan model/strategi/metode/teknik dan taktik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Lantas apakah hanya siswa yang aktif, jawabannya tidak karena guru juga dituntut untuk aktif. Aktif dalam hal 1) berpikir memilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai tujuan pembelajaran, 2) aktif berpikir dan memilihkan sumber belajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran, 3) aktif memberikan pendampingan atau bimbingan dalam proses pembelajaran dan memberikan umpan balik.56

c. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup dalam pelaksanaan proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan pada akhir pertemuan dalam pembahasan suatu kompetensi. Dalam kegiatan penutup guru bersama siswa baik individu maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.

2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3) Melakukan kegiatan tindak lanjut.57

Pelaksanaan tematik integratif menurut Khaeruddin dalam jurnal ilmiah58 menjelaskan mengenai beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran tematik dapat berhasil, di antaranya ialah:

1 ) Ada beberapa mata pelajaran yang tidak dapat dipadukan.

2 ) Penggabungan Kompetensi Dasar (KD) lintas semester pada kelas yang sama dimungkinkan terjadi.

56

Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran,..hlm 175-178

57Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran ..., hlm. 178-179

58Imam Nur, “Pembelajaran Tematik-Integratif di SD/MI dalam Kurikulum 2013”, Jurnal Insania, Vol. 19, No.1, (Januari-Juni, 2014)

3 ) Tidak semua Kompetensi Dasar (KD) dapat dipadupadankan dengan baik, jadi tidak usah memaksakan karena bisa dipelajari ataupun dapat disajikan tersendiri.

4 ) Kemampuan calistung (membaca, menulis, dan menghitung) serta penanaman nilai-nilai moral menjadi menekanan dalam pembelajaran.

5 ) Media pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran yang dilakukan.

6 ) Penentuan tema disesuaikan dengan karakter, minat, lingkungan dan daerah siswa. untuk mendapatkan hasil yang optimal jumlah siswa disesuaikan dengan jumlah guru kelas.

Pembelajaran tematik menuntut guru untuk kreatif dari mulai mendesain pembelajaran hingga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran yang diterima siswa menjadi pembelajaran yang bermakna, menarik, menyenangkan, dan

holistic. Tidak hanya guru yang dituntut kreatif, tetapi siswa harus juga

siap mengikuti pembelajaran yang menuntut untuk terlibat secara langsung baik secara individual ataupun kelompok. Selain itu juga pembelajaran tematik pembelajaran yang mempunyai variasi dan menuntut keaktifan siswa.59

Apalagi pelaksanaan pembelajaran tematik-integratif pada sekolah inklusi yang didalam kelasnya mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus, tidak hanya memerlukan guru yang kreatif, mengatur pembelajaran yang

59 Imam Nur, “Pembelajaran Tematik-Integratif di SD/MI dalam Kurikulum 2013”, Jurnal

bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh melainkan membutuhkan guru yang mampu mengerti apa-apa saja kelemahan dan kelebihan yang diperlukan oleh anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dalam kelasnya. Karena mereka memiliki kekhasan masing-masing yang harus diperhatikan.

Berikut prinsip-prinsip pembelajaran di kelas inklusi yang harus menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran secara umum dan juga harus menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran khusus. Adapun prinsip-prinsip khususnya sebagai berikut:

a. Tunanetra

1) Prinsip kekonkritan, dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk sebisa mungkin menggunakan benda-benda konkrit sebagai alat bantu atau media dan sumber pencapaian tujuan pembelajaran.

2) Prinsip pengalaman yang menyatu, guru harus menyajikan pembelajaran untuk peserta didik tunanetra agar mereka merasa mengalami suasana nyata yang dapat dilihat oleh anak normal pada umumnya.

3) Prinsip belajar sambil melakukan, prinsip ini menuntut guru agar dalam proses pembelajaran tidak hanya bersifat informatif melainkan peserta didik diajak ke dalam situasi nyata sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan karakter bahan yang diajarkannya.

b. Tunarungu/Gangguan Komunikasi

1) Prinsip keterarahan wajah, prinsip ini menuntut guru ketika memberikan penjelasan dalam pembelajaran hendaknya menghadap ke peserta didik sehingga dia dapat melihat gerak bibir guru. Demikian pula peserta didik yang mengalami gangguan komunikasi, mereka juga harus menghadap guru ketika berbicara.

2) Prinsip keterarahan suara, dalam proses pembelajaran ketika berbicara guru hendaknya menggunakan lafal/ejaan yang jelas dan cukup keras sehingga arah suarannya dapat dikenali siswanya. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan komunikasi ketika berbicara mereka harus menghadap lawan bicaranya.

3) Prinsip keperagaan, proses pembelajaran hendaknya disertai dengan peragaan (menggunakan alat peraga) agar lebih mudah dipahami dan dapat menarik perhatian siswanya.

c. Anak Berbakat

1) Prinsip percepatan belajar, guru dapat memanfaatkan waktu luang siswa berbakat dengan memberi materi pelajaran tambahan atau materi selanjutnya sehingga nantinya kalau sudah diakumulasikan materi pelajaran yang mungkin diselesaikan dalam satu semester bisa diselesaikan lebih cepat (akselerasi).

2) Prinsip pengayaan, guru dapat memberikan program pengayaan untuk mereka yang berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan proses berpikir tingkat tinggi mereka.

d. Tunagrahita

1) Prinsip kasih sayang, guru hendaknya berbahasa lembut, sabar, rela berkorban, dan memberi contoh perilaku yang baik, ramah, dan supel sehingga kepercayaan dirinya tumbuh dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

2) Prinsip keperagaan, mereka tunagrahita membutuhkan benda-benda konkret dalam pembelajaran sehingga mereka tertarik dalam mengikuti pembelajaran karena mereka dan keterbatasannya sulit membayangkan sesuatu.

3) Prinsip habilitasi dan rehabilitasi, habilitasi adalah usaha yang dilakukan seseorang agar anak menyadari bahwa mereka masih memiliki kemampuan atau potensi yang dapat dikembangkan, dan rehabilitasi adalah usaha yang dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan cara, sedikit demi sedikit mengembalikan kemampuan yang hilang atau belum optimal.60

e. Tunadaksa

1) Pelayanan Medik, jadi sebelum siswa masuk masa sekolah harusnya mendapatkan rekomondasi dari dokter agar tidak salah penempatan. 2) Pelayanan Pendidikan, dalam pelayanan orang tua siswa didorong

untuk pergi ke psikolog sampai mendapatkan rekomendasi penempatan peserta didik di sekolah. Setelah itu program pendidikan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.

3) Pelayanan Sosial, dilakukan dengan tujuan pengembangan diri dimana nantinya siswa dilatih bagaimana cara bergaul, berkomunikasi sehingga peserta didik memiliki rasa percaya diri.61

f. Tunalaras

1) Prinsip kebutuhan dan keaktifan, siswa tunalaras selalu ingin memenuhi kebutuhan dan keinginanya tanpa memperdulikan kepentingan orang lain untuk itu guru hendaknya mendorong peserta didik agar mempertimbangkan norma-norma sosial, agama dan peraturan yang berlaku tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. 2) Prinsip kebebasan yang terarah, siswa tunalaras memiliki sifat tidak

mau dikekang untuk itu guru harusnya dapat mengarahkan perilaku siswa ke arah yang positif dan berguna baik untuk diri sendiri dan orang lain.

3) Prinsip penggunaan waktu luang, siswa tunalaras tidak bisa diam untuk itu guru harus membimbing siswa agar mengisi waktu luannya dengan kegiatan bermanfaat.

4) Prinsip kekeluargaan dan kepatuhan, guru harus menyelami ketidakselarasan emosi yang dimiliki siswa tunalaras dan mengembalikan kepada kehidupan emosi yang seharusnya.

5) Prinsip setia kawan dan idola serta perlindungan, guru hendaknya secara perlahan berupaya menggantikan yang dapat membuat siswa tunalaras nyaman.

6) Prinsip minat dan kemampuan, guru harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik terutama yang berhubungan dengan pelajaran.

7) Prinsip emosional, sosial, dan perilaku. Guru harus berusaha mengidentifikasi problem emosi yang dimiliki siswa tunalaras dan kemudian berusaha menghilangkannya dan diganti dengan sifat-sifat baik yang sesuai dengan norma yang ada.

8) Prinsip disiplin, guru perlu membiasakan siswa untuk hidup teratur dengan selalu diberi keteladanan dan pembinaan dengan sabar.

9) Prinsip kasih sayang, siswa tunalaras umumnya kekurangan kasih sayang. Guru sebaiknya menggunakan pendekatan kasih sayang dan kesabaran yang dilakukan guru diharapkan mengisi kekosongan yang dimiliki siswa tunalaras.62