• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara riil, pengeluaran keseluruhan untuk infrastruktur di Nias dan Nias Selatan turun secara signifi kan dari Rp 58 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp 25 milyar pada tahun 2005.20 Sebagai porsi dari total pengeluaran, pengeluaran infrastruktur juga menurun dari 29 persen pada tahun 2001 menjadi 11 persen pada tahun 2005 (Gambar 6.3). Rendahnya prioritas yang diberikan pada sektor yang penting ini pada tahun-tahun terakhir telah menghambat upaya pembangunan untuk membuka akses ke desa-desa terpencil di kabupaten Nias dan Nias Selatan. Tren penurunan ini perlu dibalikkan untuk memenuhi program kebijakan pemerintah kabupaten tahun 2006, yaitu memperbaiki kondisi jalan dan transportasi, terutama setelah gempa bumi tahun 2005.

Pemerintah pusat menghabiskan jumlah yang signifi kan untuk infrastruktur di tahun 2006 melalui dana dekonsentrasi di Nias dan Nias Selatan. Sampai bulan Maret 2006, pemerintah pusat telah mencairkan sekitar Rp 19,3 milyar ke kedua kabupaten tersebut, dengan perincian Rp 10,9 milyar untuk kabupaten Nias dan Rp 8,3 milyar untuk kabupaten Nias Selatan. Sebagian besar anggaran tahun 2006 dialokasikan untuk pembangunan daerah dan perumahan, sektor-sektor yang terkena dampak paling parah akibat gempa bumi.

Gambar 6.3 Pengeluaran prasarana dan porsi total pengeluarannya di pulau Nias, 2001-2005

Milyar rupiah

Total infrastructure expenditure % total expenditure

0 10 20 30 40 50 60 70 2001 2002 2003 2004 2005 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

Sumber: Perkiraan staf Bank Dunia berdasarkan data dari APBD, SIKD/Depkeu. Data dalam angka riil (harga konstan tahun 2000). Bila dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Sumatera Utara, Nias dan Nias Selatan memiliki tingkat pengeluaran infrastruktur per kapita yang termasuk paling rendah. Pengeluaran infrastruktur per kapita di Nias dan Nias Selatan masing-masing Rp 64.096 dan Rp 28.676 pada tahun 2004. Kedua tingkat ini jauh di bawah rata-rata provinsi dan nasional (Gambar 6.4).

57 Gambar 6.4 Pengeluaran infrasruktur per kapita per kabupaten/kota di Sumatera Utara, 2004

0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000

Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kab. Tapanuli Tengah Kab. Dairi Kota Pematang Siantar Sumatera Utara Nasional Kota Binjai Kab. Tanah Karo Kota Medan Kota Padang Sidempuan Kab. Langkat Kab. Toba Samosir Kab. Tapanuli Utara Kab. Humbang Hasundutan Kab. Labuhan Batu Kab. Nias Kab. Asahan Kab. Tapanuli Selatan Kab. Simalungun Kab. Nias Selatan Kab. Deli Serdang

Sumber: Perkiraan staf Bank Dunia berdasarkan data dari APBD, SIKD/Depkeu. Data ini dalam angka riil (harga konstan tahun

2000).

Infrastruktur masih menghabiskan lebih dari 30 persen dari pengeluaran pembangunan di pulau Nias pada tahun 2005, meskipun proporsinya dalam pengeluaran pembangunan telah menurun selama tahun-tahun terakhir. Infrastruktur menghabiskan porsi yang relatif kecil terhadap total pengeluaran, yaitu sekitar 11 persen pada tahun 2005, sedikit menurun dari 13 persen di tahun 2004. Tidak seperti sektor pendidikan dan kesehatan, sebagian besar pengeluaran untuk sektor infrastruktur diarahkan untuk pengeluaran pembangunan (Tabel 6.2). Pengeluaran pembangunan menghabiskan rata-rata 93 persen sepanjang tahun 2001-2005, antara lain karena besarnya investasi yang diperlukan untuk membangun kembali prasarana yang sangat kurang terpelihara.

Tabel 6.2 Pengeluaran rutin dan pembangunan untuk infrastruktur 2001-2005

Dalam Rp juta 2001 2002 2003 2004 2005 % % % % % Rutin 1,983 3 2,636 7 3,246 6 2,819 10 3,078 12 Pembagunan 56,080 97 34,161 93 48,843 94 24,429 90 22,052 88 Total 58,064 100 36,797 100 52,089 100 27,248 100 25,130 100

Sumber: Perkiraan staf Bank Dunia berdasarkan data dari APBD, SIKD/Depkeu. Data dalam angka riil (harga konstan tahun 2000). Pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur di Nias dan Nias Selatan terutama dipusatkan pada pekerjaan umum dalam subsektor transportasi, jalan, air dan irigasi. Pekerjaan umum rata-rata menghabiskan 81,5 persen belanja pembangunan infrastruktur sepanjang tahun 2001-2005. Meskipun demikian, terlepas dari pangsanya yang besar, secara riil belanja pembangunan pekerjaan umum menurun dari Rp 37,7 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp 21,4 milyar pada tahun 2005. Perumahan dan pembangunan daerah menghabiskan rata-rata 17 persen dari total belanja pembangunan infrastruktur sepanjang tahun 2001-2005. Alokasi ini telah menurun sejak desentralisasi dan tidak ada alokasi untuk subsektor ini pada tahun 2005. Penurunan ini mungkin dikarenakan kedua pemerintah kabupaten mengharapkan BRR untuk melaksanakan pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang diperlukan (Gambar 6.5). Kedua pemerintah kabupaten tersebut perlu mengevaluasi kembali kurangnya fokus mereka pada bidang perumahan dan pembangunan daerah, terutama mengingat perumahan di pulau ini yang tidak cukup.

Gambar 6.5 Pembelanjaan pembangunan rata-rata dalam berbagai subsektor, 2001-2005

Pembangunan daerah, perumahan, dan pemukiman; 16,62% Energi; 0,01%

Telekomunikasi dan pariwisata; 1,86%

Pekerjaan umum (transportasi, air dan irigasi);

81,50%

Sumber: Perkiraan staf Bank Dunia berdasarkan data dari APBD, SIKD/Depkeu. Data dalam angka riil (harga konstan tahun 2000). Nias dan Nias Selatan sangat kurang memberikan perhatian pada pengeluaran untuk operasional dan pemeliharaan aset-aset insfrastruktur. Belanja untuk pegawai menghabiskan porsi pengeluaran rutin terbesar di kabupaten Nias: rata-rata 68 persen dari total belanja infrastruktur rutin sepanjang tahun 2001-2005 (Gambar 6.6). Pada tahun 2005, 18 persen dari belanja rutin digunakan untuk barang dan jasa, sedangkan operasional dan pemeliharaan menerima porsi 10 persen dari belanja infrastruktur rutin di kabupaten Nias, sedangkan di kabupaten Nias Selatan angka tersebut hanya 1 persen. Ini lebih rendah dari pengeluaran rata-rata di tingkat nasional, yaitu sekitar 11 persen dari total pengeluaran rutin. Pengeluaran untuk perjalanan dinas menghabiskan porsi besar dari belanja rutin prasarana pada tahun 2005, terutama di kabupaten Nias Selatan (17 persen). Belanja untuk kebutuhan perjalanan dinas perlu dikurangi dan dialihkan ke belanja operasional dan pemeliharaan dalam rangka memelihara dan mempertahankan kelangsungan sarana dan prasarana umum, terutama setelah BRR mulai mengalihkan aset-aset sebelum keluar dari Nias pada tahun 2009.

Gambar 6.6 Komponen-komponen pengeluaran rutin prasarana di Nias dan Nias Selatan, 2001-2005

2001 2002 2003 2004 2005 Lain-lain Perjalanan dinas Operasional & pemeliharaan Barang/jasa Personil Nias 2004 2005 Nias Selatan Lain-lain Perjalanan dinas Operasional & pemeliharaan Barang/jasa Personil

59

Dokumen terkait