• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Pembelian yang Tidak Direncanakan

Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih

dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mal. Banyak

faktor yang menyebabkan hal tersebut. Display pemotongan harga 50 % yang

mencolok akan menarik perhatian konsumen. Konsumen akan merasakan

kebutuhan untuk membeli produk. Display tersebut telah membangkitkan

22

yang mendesak untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Keputusan

pembelian yang seperti ini disebut sebagai pembelian tidak direncanakan atau

sering disebut pembelian impuls (impulse purchasing) (menurut Sumarwan 2002 :

311). Sebagian besar pembelian produk terutama barang – barang konsumen

(consumer – goods purchase) dilakukan di toko eceran.

Stern yang dikutip oleh Assael (1992 : 627), menyatakan empat

karakteristik pembelian tidak terencana :

1. Pure Impuls.

Impuls murni untuk variasi atau sesuatu yang baru, jenis perilaku ini

mewakili kedatangan dari set normal barang atau merek yang dibeli.

2. Remainder effect.

Dampak pengingat karena item yang diperlukan tetapi tidak termasuk

dalam niat belanja sebelum masuk ke toko, pemicunya adalah melihat

barang di rak atau pajangan.

3. Suggestion effect.

Dampak saran untuk barang baru berdasarkan stimuli di toko, contohnya

konsumen tidak waspada dengan produk laundry non-detergen, melihatnya

di rak atau dipajangan konter menghasilkan pembelian karena barang

terkait dengan kebutuhan konsumen.

4. Planned product category.

Impuls terencana mengacu pada niat konsumen untuk pergi ke toko khusus

untuk obral istimewa atau dengan kupon direncanakan, tetapi pembelian

untuk item itu sendiri tidak.

Para pengelola toko eceran pun memanfaatkan peluang ini untuk

meningkatkan jumlah penjualan mereka. Ada banyak cara atau strategi yang

diterapkan oleh toko – toko eceran untuk meningkatkan pembelian yang tidak

direncanakan, (Menurut Assael 1992 : 629), faktor – faktor yang bisa menarik

perhatian konsumen agar membeli suatu barang diantara adalah adanya promosi

harga (potongan harga), kemasan produk yang sangat menarik dan kreatif,

penataan rak yang bagus, display produk yang dibuat sedemikian rupa atau

sebagus mungkin sehingga konsumen sangat tertarik waktu melihatnya.

Sedangkan menurut Tjiptono (1997 : 229), promosi penjualan adalah

bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diukur

untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan

jumlah barang yang dibeli pelanggan, karena salah satu tujuan promosi penjualan

adalah meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya. Macam – macam

promosi penjualan adalah : Free Sampel, Kupon atau voucer, hadiah, price pack,

demonstrasi, kontes, permainan, undian dan lain – lain.

Menurut Loudon and Bitta (1993 : 550), dua dari tiga orang yang

berbelanja di supermarket bisa di pastikan melakukan pembelian yang tidak

direncanakan sebelumnya. Adapun beberapa hal yang mempunyai pengaruh

penting dalam perilaku konsumen saat berbelanja adalah Store Layout, Display,

24

Menurut Amir (2004 : 118), selain hal yang disebutkan diatas papan

petunjuk dan POP (point of purchase) juga mempunyai pengaruh yang cukup

tinggi dalam mempengaruhi konsumen. POP (point of purchase) adalah sebuah

penunjuk atau pemberi informasi (bisa dibilang penjual bisu) yang membantu

memudahkan konsumen dalam membeli (in store communication and

presentation), misalnya : ada tulisan didalam toko “barang A, dengan harga

HEMAT Rp. ... !!!”

Jadi bisa dikatakan pembelian yang tidak direncana sangat besar

pengaruhnya terhadap penjualan pada toko eceran (Retail).

2.6.1. Pengaruh Display terhadap Keputusan Pembelian yang tidak

Direncanakan

Menurut D.L. Loudon dan A.J. Della Bitta display (pajangan) (1993 : 551)

yang menarik dapat mempengaruhi pembelian yang tidak direncanakan. Display

yang menarik juga dapat mengubah suasana toko yang membosankan menjadi

tidak hanya lebih menarik tetapi juga meningkatkan penjualan. Spesial display

digunakan untuk memikat konsumen pada satu lebih produk yang dijual di toko.

Produk yang dipajang di rak bisa berfungsi sebagai rangsangan yang

menarik konsumen untuk melihat dan membeli produk tersebut. Produk yang

habis di rak akan mendorong konsumen mencariproduk dengan merek lain,

sehingga konsumen bisa berpindah merek. Konsumen juga lebih tertarik untuk

datang ke toko yang banyak barang dagangannya sehingga konsumen memiliki

barangnya sedikit. Banyaknya barang dan kelengkapan barang sering kali menjadi

daya tarik konsumen untuk datang ke sebuah toko ( Sumarwan, 2002 : 281 ).

Menurut Hendri Ma’ruf dalam bukunya yang berjudul pemasaran ritel

mengatakan bahwa display yang diletakkan di counter, lantai dan jendela

memungkinkan para peritel untuk mengingatkan para konsumen dan menstimulasi

belanja impulsif (merangsang belanja spontan atau tidak direncanakan).

Menurut Assael (1992 : 629) display adalah salah satu hal yang dapat

mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan,

karena dengan melihat display yang menarik konsumen menjadi tergoda untuk

membeli.

2.6.2. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian yang tidak

Direncanakan.

Menurut Tjiptono (1997 : 234) pada hakekatnya promosi adalah suatu

bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah

aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,

membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar

bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang di tawarkan perusahaan

yang bersangkutan. Selain itu tujuan dari promosi penjualan yaitu dapat

mempengaruhi dan meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya (Impuls

Buying), perusahaan dapat menarik pelanggan baru, dan untuk mendorong

26

adalah free sample, kupon atau voucher, hadiah, price pack, demonstrasi, kontes,

permainan, undian, dan lain - lain (1997 : 229).

Menurut Angiopora (2002 : 338) promosi penjualan adalah rangsangan

jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau

jasa.

Promosi merupakan salah satu faktor penentu suatu keberhasilan suatu

informasi mengenai mutu, harga, macam produk dan lain – lain. Program promosi

dirancang untuk menghasilkan tindakan yang segera dan spesifik walaupun

promosi penjualan mungkin berkontribusi dalam membangun kesadaran atau

sikap yang menguntungkan terhadap suatu produk, namun penggunaannya

terutama adalah untuk mencapai efek penjualan jangka pendek dari pada efek

jangka panjang.

2.6.3. Pengaruh Pelayanan Pramuniaga terhadap Keputusan Pembelian

yang tidak Direncanakan.

Menurut Kotler ( 2003 : 312 ), wiraniaga adalah orang yang melakukan

penjualan dan wiraniaga yang melakukan penjualan didalam toko biasanya

disebut pramuniaga. Konsumen atau calon pembeli biasanya menghendaki kontak

langsung dengan pramuniaga dalam melakukan pembelian dalam pasar swalayan.

Menurut Angiopora ( 2002 : 194 ), pelayanan diartikan sebagai suatu

tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain ( konsumen,

pelanggan tamu, klien, pasien, penumpang dll ) yang tingkat pemuasannya hanya

mampu memuaskan konsumen adalah pelayanan yang dapat dilakukan dengan

cepat, tepat, ramah tamah, sopan dan nyaman oleh perusahaan dengan seluruh

jajaran yang terkait di dalamnya dan secara kontinyu mampu melakukan

perbaikan terus menerus.

Dalam mengambil keputusan pembelian didalam pasar swalayan pelanggan

akan membutuhkan bantuan pramuniaga terutama dalam hal pencarian informasi

produk yang akan dibeli maupun informasi lain yang dapat mempermudah

pengambilan keputusan pembelian. Oleh karena itu, pramuniaga dalam melayani

konsumen harus memperhatikan kebersihan dan kerapian agar menimbulkan daya

tarik yang besar sebagai promosi tidak langsung. Pramuniaga juga harus memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai pasar swalayan, produk, kebijakan perusahaan

agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat mendorong terjadinya

pembelian oleh calon pembeli. Disamping itu juga harus diperhatikan usaha –

usaha untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan agar pelanggan

tidak merasa kesulitan dalam mencari informasi yang mereka butuhkan dalam

Dokumen terkait