• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH Bagian Kesatu

a. waktu reses anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota DPRD provinsi dan anggota DPRD kabupaten/kota di wilayah provinsi pada daerah pemilihan yang sama;

b. rencana kerja Pemerintah Daerah;

c. hasil pengawasan DPRD selama masa sidang; dan

d. kebutuhan konsultasi publik dalam pembentukan Perda.

(3) Anggota DPRD wajib melaporkan hasil pelaksanaan reses kepada Pimpinan DPRD, paling sedikit memuat:

a. waktu dan tempat kegiatan reses;

b. tanggapan, aspirasi dan pengaduan dari masyarakat;dan c. dokumentasi peserta dan kegiatan pendukung.

(4) Anggota DPRD yang tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak dapat melaksanakan reses berikutnya.

BAB X

PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH Bagian Kesatu

Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah

Pasal 140

(1) Rancangan Perda dapat berasal dari DPRD atau Bupati.

(2) Rancangan Perda yang berasal dari DPRD atau Bupati disertai penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik.

(3) Rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan berdasarkan Propemperda.

(4) Dalam keadaan tertentu, DPRD atau Bupati dapat mengajukan rancangan Perda diluar Propemperda.

Pasal 141

(1) Rancangan Perda yang berasal dari DPRD dapat diajukan oleh Anggota DPRD, Komisi, gabungan Komisi, atau Bapemperda.

(2) Rancangan Perda yang diajukan oleh Anggota DPRD, Komisi, gabungan Komisi, atau Bapemperda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DPRD disertai dengan

penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik, daftar nama dan tanda tangan pengusul, dan diberikan nomor pokok oleh Sekretariat DPRD.

(3) Rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh Pimpinan DPRD disampaikan kepada Bapemperda untuk dilakukan pengkajian dalam rangka pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Perda.

(4) Dalam pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat melibatkan instansi vertikal kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang hukum, tim pakar, dan organisasi perangkat Daerah.

(5) Tim pakar sebagaimana dimaksud ayat (4), diajukan oleh pengusul kepada Pimpinan DPRD untuk ditetapkan menjadi tim pakar dalam penyusunan naskah akademik dan rancangan Perda, penyelarasan Bapemperda, dan membantu dalam pembahasan di alat kelengkapan DPRD yang membahas rancangan Perda.

(6) Pimpinan DPRD menyampaikan hasil pengkajian dan penyelarasan Bapemperda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Rapat Paripurna.

(7) Rancangan Perda yang telah dikaji oleh Bapemperda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada semua Anggota DPRD selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari sebelum Rapat Paripurna.

(8) Dalam Rapat Paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (5) : a. Pengusul memberikan penjelasan;

b. Fraksi dan Anggota DPRD lainnya memberikan pandangan; dan

c. Pengusul memberikan jawaban atas pandangan Fraksi dan Anggota DPRD lainnya.

(9) Rapat Paripurna DPRD memutuskan usul rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa :

a. persetujuan;

b. persetujuan dengan pengubahan; atau c. penolakan.

(10) Dalam hal persetujuan dengan pengubahan, DPRD menugasi Komisi, gabungan Komisi, Bapemperda, atau Panitia Khusus untuk menyempurnakan rancangan Perda tersebut.

(11) Rancangan Perda yang telah disiapkan oleh DPRD disampaikan dengan surat Pimpinan DPRD kepada Bupati dan dimasukan dalam Propemperda.

Pasal 142

(1) Rancangan Perda yang berasal dari Bupati diajukan dengan surat Bupati kepada Pimpinan DPRD.

(2) Rancangan Perda berasal dari Bupati disiapkan dan diajukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 143

Apabila dalam satu masa sidang Bupati dan DPRD menyampaikan rancangan Perda mengenai materi yang sama maka yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan Perda yang disampaikan oleh Bupati digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.

Pasal 144

(1) Rancangan Perda yang berasal dari DPRD atau Bupati dibahas oleh DPRD dan Bupati untuk mendapatkan persetujuan bersama.

(2) Pembahasan rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembicaraan, yaitu pembicaraan tingkat I dan pembicaraan tingkat II.

(3) Pembicaraan tingkat I sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. Dalam hal rancangan Perda berasal dari Bupati dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:

1. penjelasan Bupati dalam Rapat Paripurna mengenai rancangan Perda;

2. pandangan umum Fraksi terhadap rancangan Perda; dan

3. tanggapan dan/atau jawaban Bupati terhadap pemandangan umum Fraksi.

b. Dalam hal rancangan Perda berasal dari DPRD dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:

1. penjelasan pimpinan Komisi, pimpinan gabungan Komisi, pimpinan Bapemperda, atau pimpinan Panitia Khusus dalam Rapat Paripurna mengenai rancangan Perda;

2. pendapat Bupati terhadap rancangan Perda; dan

3. tanggapan dan/atau jawaban Fraksi terhadap pendapat Bupati.

c. Pembahasan dalam rapat Komisi, gabungan Komisi, atau Panitia Khusus yang dilakukan bersama dengan Bupati atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakili; dan

d. Penyampaian pendapat Fraksi dilakukan pada akhir pembahasan antara DPRD dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakili.

(4) Pembicaraan tingkat II sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. Pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna yang didahului dengan:

1. penyampaian laporan yang berisi proses pembahasan, pendapat Fraksi, dan hasil pembicaraan tingkat I oleh pimpinan Komisi, pimpinan gabungan Komisi, atau pimpinan Panitia Khusus;

2. pendapat akhir Fraksi;

3. permintan persetujuan dari anggota secara lisan oleh pimpinan Rapat Paripurna; dan

4. pendapat akhir Bupati sebagai sambutan atas penetapan rancangan Perda menjadi Perda.

b. dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a angka 3 tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

c. dalam hal rancangan Perda tidak mendapat persetujuan bersama antara DPRD dan Bupati, rancangan Perda tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPRD masa itu.

Pasal 145

(1) Rancangan Perda dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh DPRD dan Bupati.

(2) Penarikan kembali rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh DPRD, dilakukan dengan putusan Pimpinan DPRD dengan disertai alasan penarikan.

(3) Penarikan kembali rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh Bupati, disampaikan dengan surat Bupati disertai alasan penarikan.

(4) Rancangan Perda yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama DPRD dan Bupati.

(5) Penarikan kembali rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya dapat dilakukan dalam Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh Bupati.

(6) Rancangan Perda yang ditarik kembali tidak dapat diajukan lagi pada masa sidang yang sama.

Bagian Kedua Fasilitasi dan Evaluasi

Paragraf 1 Umum Pasal 146

Pembinaan terhadap rancangan Perda dilakukan oleh Gubernur melalui Biro Hukum Provinsi Jawa Timur.

Paragrap 2 Fasilitasi Pasal 147

(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 dilakukan fasilitasi sebelum mendapat persetujuan bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD.

(2) Fasilitasi terhadap rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberlakukan terhadap rancangan Perda yang dilakukan evaluasi.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 juga dilakukan fasilitasi terhadap rancangan Perbup, atau rancangan peraturan DPRD sebelum ditetapkan.

(4) Rancangan Perda, rancangan Perbup, atau rancangan peraturan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) disampaikan kepada Gubernur melalui Biro Hukum.

Pasal 148

(1) Fasilitasi yang dilakukan oleh Gubernur melalui Biro Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147 ayat (2) dan ayat (3) dilakukan paling lama 15 (lima belas) Hari setelah diterima rancangan Perda, rancangan Perbup, atau rancangan peraturan DPRD.

(2) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur melalui Biro Hukum tidak memberikan fasilitasi, maka terhadap:

a. rancangan perda dilanjutkan tahapan persetujuan bersama antara Bupati dan DPRD; dan

b. rancangan Perbup dan rancangan peraturan DPRD dilanjutkan tahapan penetapan menjadi Perbup dan peraturan DPRD.

Pasal 149

(1) Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3) dibuat dalam bentuk surat Biro Hukum atas nama Gubernur tentang fasilitasi rancangan Perda, rancangan Perbup, atau rancangan peraturan DPRD.

(2) Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah untuk penyempurnaan rancangan produk hukum Daerah berbentuk peraturan sebelum ditetapkan guna menghindari dilakukannya pembatalan.

Paragraf 3

Evaluasi Pasal 150

(1) Gubernur melakukan evaluasi rancangan Perda sesuai dengan:

a. undang-undang di bidang pemerintahan daerah; dan b. peraturan perundang-undangan lainnya.

(2) Evaluasi rancangan Perda sesuai dengan Undang-Undang di bidang pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. RPJPD;

b. RPJMD;

c. APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

d. pajak Daerah;

e. retribusi Daerah; dan f. tata ruang Daerah.

(3) Evaluasi rancangan Perda sesuai peraturan perundang-undangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain:

a. rencana pembangunan industri; dan

b. pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan/atau perubahan status desa menjadi kelurahan atau kelurahan menjadi desa.

Pasal 151

(1) Rancangan Perda yang mengatur tentang APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pajak Daerah, retribusi Daerah, dan rancangan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD yang telah disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh Bupati paling lama 3 (tiga) Hari disampaikan kepada Gubernur melalui Biro Hukum.

(2) Rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Sekretaris Dewan paling lama 3 (tiga) hari kepada Biro Hukum untuk dievaluasi.

(3) Rancangan Perda yang mengatur tentang RPJPD, RPJMD, tata ruang Daerah dan rencana pembangunan industri kabupaten yang telah disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh Bupati paling lama 3 (tiga) Hari disampaikan kepada Gubernur melalui Biro Hukum.

(4) Rancangan Perda sebagaimana dimaksud ayat (3) disampaikan Sekretaris Dewan paling lama 3 (tiga) Hari kepada Biro Administrasi Pembangunan untuk dievaluasi.

Pasal 152

(1) Rancangan Perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 150 ayat (2) harus mendapat evaluasi Gubernur sebelum ditetapkan oleh Bupati.

(2) Evaluasi terhadap rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Gubernur tentang evaluasi.

Pasal 153

(1) Keputusan Gubernur tentang evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 ayat (2) diharmonisasikan dan dicetak pada kertas bertanda khusus oleh Biro Hukum.

(2) Permohonan pengharmonisasian evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menyampaikan:

a. surat permohonan harmonisasi;

b. rancangan Perda disertai softcopy dalam bentuk pdf; dan c. rancangan Perbup tentang evaluasi disertai softcopy.

Bagian Kedua Nomor Register

Pasal 154

(1) Dalam hal Gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan Perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153 ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan/atau kepentingan umum, diikuti dengan pemberian noreg.

(2) Dalam hal Gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153 ayat (1) tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan/atau kepentingan umum, Bupati bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) Hari terhitung sejak hasil evaluasi diterima.

Pasal 155

Bupati wajib menyampaikan rancangan Perda kepada Gubernur paling lama 3 (tiga) Hari terhitung sejak menerima rancangan Perda dari Pimpinan DPRD untuk mendapatkan noreg Perda.

Pasal 156

Bupati mengajukan permohonan noreg kepada Gubernur melalui Biro Hukum setelah Bupati bersama DPRD melakukan penyempurnaan terhadap rancangan Perda yang dilakukan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 ayat (2).

Pasal 157

(1) Gubernur memberikan noreg rancangan Perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 paling lama 7 (tujuh) Hari sejak rancangan Perda diterima.

(2) Rancangan Perda yang telah mendapat noreg sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati dengan membubuhkan tanda tangan paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak rancangan Perda disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati.

(3) Dalam hal Bupati tidak menandatangani rancangan Perda yang telah mendapat noreg sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rancangan Perda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan dalam lembaran Daerah.

(4) Rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan sah dengan kalimat pengesahannya berbunyi, “Peraturan Daerah ini dinyatakan sah”.

(5) Pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus dibubuhkan pada halaman terakhir Perda sebelum pengundangan naskah Perda ke dalam lembaran Daerah.

Pasal 158

Rancangan Perda yang belum mendapatkan noreg sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) belum dapat ditetapkan Bupati dan belum dapat diundangkan dalam lembaran Daerah.

Pasal 159

Pemberian noreg Perda dilaksanakan oleh Gubernur.

Pasal 160

(1) Pemberian noreg rancangan Perda ditetapkan oleh Biro Hukum Provinsi Jawa Timur.

(2) Penulisan pemberian noreg sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur pembentukan produk hukum daerah.

Pasal 161

(1) Pemberian noreg rancangan Perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 disampaikan dengan cara:

a. secara langsung disertai dengan softcopy rancangan Perda dalam bentuk pdf, pengiriman melalui pos surat disertai dengan softcopy rancangan Perda dan/atau pengiriman melalui surat elektronik/email terhadap rancangan Perda kepada Biro Hukum; dan

b. penyampaian keputusan DPRD tentang persetujuan bersama antara Bupati dan DPRD.

(2) Selain penyampaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap rancangan Perda mengenai RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pajak Daerah, retribusi Daerah, tata ruang Daerah dan rencana pembangunan industri provinsi dilengkapi dengan keputusan Gubernur tentang evaluasi rancangan Perda.

(3) Rancangan Perda yang telah diberikan noreg dikembalikan kepada Bupati untuk dilakukan penetapan dan pengundangan.

Pasal 162

(1) Rancangan Perda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi Perda.

(2) Penyampaian rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

Pasal 163

(1) Rancangan Perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 ayat (1) ditetapkan oleh Bupati dengan membubuhkan tandatangan paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak rancangan Perda tersebut disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati.

(2) Dalam hal rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak di tandatangani oleh Bupati, tandatangan paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak rancangan Perda tersebut disetujui bersama, rancangan Perda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan dalam lembaran Daerah.

(3) Dalam hal sahnya rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka kalimat pengesahannya berbunyi: Peraturan Daerah ini dinyatakan sah.

(4) Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dibubuhkan pada halaman terakhir Perda sebelum pengundangan naskah Perda kedalam lembaran Daerah.

(5) Peraturan daerah berlaku setelah diundangkan dalam lembaran Daerah.

(6) Perda berkaitan dengan APBD, pajak Daerah, retribusi Daerah, tata ruang Daerah sebelum diundangkan dalam lembaran daerah harus dievaluasi oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(7) Perda setelah diundangkan dalam lembaran Daerah harus disampaikan kepada Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI

PEMBAHASAN APBD DAN LAPORAN KETERANGAN

Dokumen terkait