• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN POLA PEMBANGUNAN SEMESTA DAN BERENTJANA.

PEMBANGUNAN SEMESTA DAN BERENCANA PENDAHULUAN

PEMBENTUKAN POLA PEMBANGUNAN SEMESTA DAN BERENTJANA.

1. Umum dan Tudjuan.

Tugas DEPERNAS ialah terutama menjusun Dasar Undang. undang Pembangunan berentjana, jang berisi blue print atau tri p o l a jaitu:

pola projek pembangunan pola pendjelasan pembangunan pola pembiajaan pembangunan.

Tugas DEPERNAS ini adalah tugas-kewadjiban pokok.. Hasi1- baik atau gagalnja pekerdjaan DEPERNAS adalah bergantung kepada penilaian tugas-kewadjiban pokok itu.

Apakah jang hendak ditjapai dengan membuat tri pola pem- bangunan oleh DEPERNAS itu? Pertanjaan ini dapat didjawab dengan memikirkan kemadjuan negara dan masjarakat jang sewa. djarnja dihari depan.

Salah satu tudjuan daripada pembangunan Negara ialah mama- djukan negara kita dari negara jang sebagian kehidupannja misih dikuasai oleh imperialisme dan feodalisme, kenegara jang merdeka penuh. Tudjuan ini dapat ditjapai dengan setapak demi setapak.

Tjara kerdja setapak demi setapak itu sangat panting untuk diperha- tikan supaja selalu menjesuaikan perentjanaan dengan perke - bangan masjarakat jang makin madju dan agar supaja basil jang ditjapai itu sesuai dengan harapan jang telah dapat dibangun dika- langan Rakjat, dan supaja tidak mengetjewakan Rakjat.

Negara kita jang setjara politis sudah merdeka menundjukkan bahwa dalam bidang ekonomi Rakjat kita masih tergantung dari pada suasana pendjadjahan. Banjak sektor-sektor ekonomi jang belum sepenuhnja dikuasai oleh Negara atau Pengusaha-pengusaha

Nasional. Oleh karena itu disamping angan-angan untuk mendiri kan industri berat, industri-industri pokok, tidak boleh dilupakan adanja keharusan untuk menguasai sektor-sektor ekonomi jang mendjamin kelantjaran pembangunan selandjutnja.

Sebagai akibat daripada politik pendjadjahan dalam bidang ekonomi, maka Indonesia mendjadi sumber bahan-bahan mentah untuk di-export, dan telah membuktikan, bahwa kehidupan eko nomi Belanda didasarkan kepada bahan-bahan mentah. Oleh karena itu maka penting sekali untuk memberikan legalisasi dan pelaksanaan kepada pengambil-alihan perusahaan-perusahaan milik kolonialis Belanda, sebagai salah satu dasar untuk menghimpun modal menudju pembentukan ekonomi nasional. Dan Supaja peru- sahaan-perusahaan milik kolonialis Belanda jang diambil-alih itu dikuasai oleh Negara. Supaja dalam soal modal ini Negara dan Rakjat kita tidak tergantung dari modal using semata-mata, apalagi jang didapatnja dengan berbagai matjam sjarat jang mengikat, maka adalah penting sekali adanja politik untuk memobilisasi potensi dan modal nasional. Disini djuga akan diudji kesetiaan dan ketjintaan Rakjat kepada Tanah air. Dan kalau tach harus men-

datangkan modal dari luar, maka jang penting ialah mendapatkan modal itu dengan djalan pindjaman dengan sjarat-sjarat jang mung-. kin diterima oleh Rakjat dan tidak memberatkan beban Rakjat.

Untuk. mendjamin kelantjaran perdagangan jang djuga akan men- datangkan modal dan devisen, maka penting sekali agar import dan export dari bahan-bahan jang penting dikuasai oleh Pemerintah. Begitu djuga didalam hal distrihusi didalam Negeri. Dalam hal ini djuga penting sekali dikembangkan koperasi king dikuasai Peme• rintah. Begitu djuga export, import dan distribusi perusahaan partikulir.

Dengan adanja modal dan bahan-bahan pembangunan jang telah dapat didatangkan, maka akan timbullah kemungkinan jang besar untuk mengatasi pengangguran jang ditanah air kita ini jang makin hari makin meningkat. Pembangunan akan disambut dengan gairah oleh Rakjat, apabila dengan demikian dengan njata dapat makin mengurangi dan achirnja melenjapkan pengangguran. .. 50

Sekarang ini makin banjak anak-anak sekolah jang tidak dapat pekerdjaan. Oleh karena itu merentjanakan pembangunan harus sekaligus berarti djuga memperluas kesempatan bagi pemuda pemuda guna meneruskan peladjarannja, mengembangkan bakatnja dan memperluas kesempatan bekerdja. Semuanja ini harus ditindjau dalam rangka pengerahan Rakjat dan potensi nasional.

Dalam masalah pembangunan, faktor manusia mendjadi soal jang gangat panting, apalagi. dalam negara,kita, dimana alat-alat modern

belum terdapat banjak. Dimana sadja Rakjat djanganlah akan ber sikap atjuh tak atjuh, djangan lah.bersikap.masabodoh terhadap

pekerdjaan pembangunan, malahan sebaliknja Rakjat dari segala lapisan akan menjambut. baik semua rentjana pembangunan dan akan.mengambil. bagian jang aktip, asal dipenuhi sjarat-sjarat mi- nimum untuk dapat menggerakkan mereka.

,,,Usaha uutuk benar-benar meringankan beban hidup Rakjat dari segala golongan termasuk sesuatu jang harus dipertimbangkan terlebih dahulu, karena, itu adalab sjarat,utama untuk membang kitkan semangat kerdja Rakjat, dan untuk meningkatkan produksi. pengerahan tenaga Rakjat akan besar manfaatnja dan akan berhasil baik, apabila pembentukan pola pembangunan memperhitungkan lebih dahulu dengan saksama potensi Rakjat. Perlu pula diperha- tikan`dengan saksama oleh DEPERNAS beberapa hal tersebut di-

bawah ini:

1 Bagi kita, walaupun kelihatan tjara-tjara jang beraneka warna dalam zaman peralihan namun tiada adalah kesulitan jang maha besar jang kita hadapi, sebab pada Rakjat Indonesia sudah ada satu tudjuan jang dengan bulat telah kita setudjui, ialah tudjuan masjarakat jang adil dan makmur sesuai dengan kepribadian Indonesia.

2 . Blue-print .pada Dewan Perantjang Nasional jang mengandung rantjangan semesta,; harus. dibuat dengan bentuk jang saksama, dan harus pula dibuat hanja demi kepentingan bersama.

Kepentingan suatu golongan atau daerah harus dimasukkan dalam blueprint itu'Salah apabila blue-print itu diperuntukkan

hanja Bagi suatu golongan jang tertentu, Salah karena tidak semesta dan tidak adil

DEPERNAS harus waspada, agar djangan menemui kegagalan- kegagalan atau pada permulaannja kompak, tetapi kemudian timbul ketegangan-ketegangan

Perlu pula diperhatikan oleh para anggota sjarat-sjarat berikut:

a. Anggota-anggota DEPERNAS dalam menjalankan tugasnja harus memiliki djiwa Nasional 100%

b. b.Tidak boleh mengutamakan partai politik,

c. Tidak boleh hanja mementingkan daerah, suku bangsa atau golongan sendiri sadja,

d. Jang bersikap rochani terpendam hendak menjeleweng atau tidak mentjukupi sjarat-sjarat keanggotaan menurut peraturan pem- bangunan dan isi sumpah para anggota baik menarik diri atau akan ditarik kembali oleh pemerintah dari keanggotaan DEPERNAS.

Perkenankanlah pula saja selanjutnja mengemukakan sjara sjarat seperti berikut:

1. Dasar Perantjang Nasional seharusnja bersifat ilmiah, jakni, supaja segala rentjana bersandar atas penjelidikan jang dilakukan olelr DEPERNAS sendiri. Djuga berdasarkan kenjataan-kenjataaii jang terdapat dimasjarakat Indonesia.

2. Tjara melaksanakan rentjana seharusnja didahului dengan. perundingan dengan atau penilaian oleh DEPERNAS sendiri atau golongan-golongan king bersangkutan, supaja sebanjak mungkin mereka membantu dengan pengartian dan suka hati.

3. Sebanjak mungkin supaja diberikan kesempatan kepada Dewan Perwakilan Rakjat dan chalajak ramai untuk mengikuti djalannja pelaksanaan rentjana, dan kesempatan untuk memberi kan kritik dan koreksi.

4. Objek atau projek pembangnnan supaja meliputi kekajaan nasional jang pada umumnja belum dapat perhatian, bahan-bahan sandang pangan dan untuk obat-obatan, bahan pertambangan jang terdapat di Indonesia, keradjinan tangan dan sebagainja.

Oleh sebab itu haruslah dimasukkan pula kedalam pola pemba- ngunan pekerdjaan penjelidikan jang berentjana atau research kekajaan alam, dalam bumi atau diatas permukaan alam.

Rasearch berentjana mendjadi sjarat mutlak bagi pembangunan semesta. Kita harus menjelidiki logam dan minjak jang terpendam dalam tanah kita. Kita harus mengetahui tersebarnja bahan-bahan penting, velumina bahan-bahan tersebut dan tjara-tjara mengolah bahan-bahan itu.

Aehirnja saja meminta perhatian, supaja ditindjau pokok-pokok pembangunan seperti tersebut dibawah ini.

Tudjuan perentjanaan ialah membentuk susunan masjarakat baru, jang mendjamin terlaksananja masjarakat jang adil dan makmur berdasarkan Pantjasila.

Masjarakat jang demikian, adalah masjarakat sosialis a la Indo- nesia. Dalam masjarakat ini, negara memegang peranan jang panting dalam pembangunan dart kemadjuan masjarakat. Dalam hal itu Undang-undang Dasar Republik Indonesia pasal 33 harus dilaksanakan dalam rantjangan Pembangunan semesta. hendaklah diperhitungkan bahwa selainnja nasionalisasi perusahaan Belanda, hak cigendom ditangan Belanda telah dihapuskan. masjarakat Indonesia, bekas negeri djadjahan jang belum parnah berkesem patan membangun sendiri dan baru berlatih berdiri sendiri, mang- alami beberapa kekurangan-kekurangan. Antara lain, kekurangan- kekurangan ini meliputi masalah-masalah:

a. modal,

b. tenaga-tenaga ahli, c. tenaga kedjuruan,

d. pengalaman-pengalaman.

Kekurangan-kekurangan itu harus diisi selekas mungkin. Tundjukkanlah rantjangan atau pola untuk melaksanakan pem- bangunan dibidang itu.

Maka sebab itu, harus dipikirkan pelaksanaan masa peralihan seperti telah didje]askan pada permulaan amanat uti. Masa ini ialah masa sebelum terlaksananja masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila.

2. POKOK-POKOK PERENTJANAAN.

Sudah berulan;-ulnng saja katakan bahwa succes pembangunan dilapangan jang saja sebut diatas tergantumg pada tenaga nanusia

dan alat-alat. Pokok utama ialah tenaga manusia jang berwatak pembangun, berani mengambil inisiatip, tidak lekas putus asa,

ulet dan gigih untuk mentjapai tudjuannja.

Pokok dari. pembangunan kita ialah pendidikan kader jang dapat dan sanggup melaksanakan projek-projek kita.

Dalam masa peralihan ini harus diperlengkapkan dan dipersiap kan aparatuur negara, jang akan memegang peranan penting dalam pembangunan disegala lapangan. Antara lapangan-lapangan pem- bangunan, jang urgent harus segera dilaksanakan, ialah lapangan pembangunan dalam bidang industri, keuangan, perekonomian dan dibidang mental.

Kader Pembangunan.

Untuk mendidik kader-kader itu setjara biasa, sebagai dinegeri-