• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Penyelesaian Model Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP)

7. Pembentukan Populasi Baru

Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, maka dibentuk populasi

selanjutnya di generasi kedua. Individu terbaik dengan nilai fitness tertinggi pada

populasi awal dibawa ke populasi selanjutnya, proses ini dinamakan sebagai

elitism. Proses elitism bertujuan untuk menjaga agar individu bernilai fitness

tertinggi tersebut tidak hilang selama proses evolusi. Prosedur pembentukan

populasi selanjutnya terdapat dalam lampiran 6 dan hasil pembentukkan populasi

baru bisa dilihat pada lampiran 11 dengan bantuan software Matlab. Berikut

88

Individu 1 = 17 20 10 8 13 22 21 3 25 16 24 5 2 23

15 6 9 4 18 12 7 11 19 1 14

Setelah didapatkan generasi baru maka proses selanjutnya adalah mencari

nilai fitness generasi baru dengan bantuan software Matlab (hasil perhitungan

pada lampiran 12. Iterasi dilakukan hingga mendapatkan nilai fitness yang

optimum dan konvergen digenerasi tertentu. Algoritma genetika bersifat random

generator, sehingga setiap melakukan proses seleksi maka akan selalu

menghasilkan solusi yang berbeda. Dalam hal ini diperlukan beberapa kali

percobaan dalam mengaplikasikan algoritma genetika dengan software Matlab

agar didapatkan solusi yang optimum, yaitu dengan mencoba beberapa nilai

ukuran populasi dan jumlah generasi. Berikut tabel percobaan dengan

menggunakan beberapa nilai ukuran populasi dan jumlah generasi yang berbeda.

Tabel 3.9 Hasil Uji coba Menggunakan Software Matlab

Percobaan Ke- Ukuran Populasi Jumlah Generasi Nilai Fitness Total Jarak 1 15 100 0,0061 166,100 2 150 0,0057 176,400 3 200 0,0056 179,500 4 500 0,0061 165,000 5 1000 0,0068 146,550

89 6 20 100 0,0063 159,400 7 150 0,0062 162,300 8 200 0,0061 165,100 9 500 0,0068 146,900 10 1000 0,0080 123,650 11 25 100 0,0059 168,200 12 150 0,0060 167,700 13 200 0,0061 163,100 14 500 0,0063 159,850 15 1000 0,0071 141,000

Berdasarkan Tabel 3. dilakukan uji coba dengan beberapa ukuran populasi

random yaitu 15, 20 dan 25. Jumlah iterasi yang digunakan adalah 100, 150, 200,

500, 1000 dan parameter yang digunakan dibuat sama yaitu dengan crossover rate

0,8 dan mutation rate 0,05. Berdasarkan tabel ukuran populasi percobaan dengan 15

populasi menghasilkan nilai fitness terbaik yaitu sebesar 0,0068 pada iterasi ke-1000,

dengan ukuran 20 populasi nilai fitness yang dihasilkan sebesar 0,0080 pada iterasi

ke 1000, sedangkan dengan ukuran 25 populasi nilai fitness terbaik sebesar 0,0071

juga pada iterasi ke-1000. Dapat terlihat dari setiap percobaan semakin bertambah

ukuran populasi dan jumlah generasinya maka nilai fitness yang dihasilkan juga akan

semakin baik. Ukuran populasi dan jumlah generasi mempengaruhi kinerja dan

90

menyediakan cukup materi untuk mencakup ruang permasalahan, sehingga pada

umumnya kinerja algoritma genetika menjadi buruk. Penggunaan populasi yang

lebih besar dapat membuat kinerja algoritma genetika semakin baik dan dapat

mencegah terjadinya konvergensi pada wilayah lokal. Begitu juga dengan jumlah

generasi, jumlah generasi yang besar dapat mengarahkan ke arah solusi yang lebih

optimal, namun akan membutuhkan waktu running yang lama. Sedangkan jika

jumlah generasinya terlalu sedikit maka solusi yang dihasilkan akan terjebak dalam

lokal optimal.

Dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan hasil solusi optimal setiap

iterasi berubah karena dalam algoritma genetika, solusi optimal dapat dihasilkan

disetiap generasi yang dibentuk dari generasi sebelumnya sangat dipengaruhi oleh

populasi awal, seleksi, pindah silang dan mutasi. Maka disetiap proses generasi akan

selalu dihasilkan individu baru atau representasi solusi optimal dari permasalahan

yang dihadapi. Proses tersebut akan selalu berulang-ulang hingga didapatkan solusi

yang mendekati optimal. Solusi dikatakan mendekati optimal jika dalam proses

generasi didapatkan individu-individu yang memiliki nilai fitness terbaik.

Berdasarkan Tabel 3.9 pada percobaan ke-10 dengan ukuran populasi 20 dan

jumlah iterasi ke-1000 didapatkan nilai fitness sebesar 0,0080 yang artinya nilai

fitness yang didapatkan belum mencapai nilai fitness maksimum. Nilai fitness terbaik

hanya mencapai 0,0080. dengan total jarak tempuh 123,650 km. Berikut grafik

91

Gambar 3.9 Grafik Generasi Ke-1000

Kurva yang berada diatas merupakan nilai fitness pada generasi ke-1000. Dan

kurva yang berada dibawah merupakan nilai fitness rata-rata dari 1000 generasi.

Pergerakan nilai fitness akan semakin baik dan konstan dari generasi ke generasi dan

mencapai konvergen di generasi ke-850, untuk generasi setelah 850 sampai generasi

ke-1000 tetap didapatkan nilai fitness terbaik sebesar 0,0080, sehingga didapatkan

solusi optimal rute terpendek. Berikut rute yang dihasilkan pada percobaan ke-10

92

Tabel 3.10 Pembagian rute pada percobaan ke-10

Keterangan :

1) Rute kendaraan 1 (Total kapasitas 5750 kg dan Total Jarak Tempuh 52,95 km)

Depot - Jalan Raya Wates No.256 - Jl. Madukismo Ngupasan - Jl. Sultan Agung

No.10 Wirogunan Mergangsan - Jl. Mayor Suryotomo No.29 Ngupasan - Jl.

HOS Cokroaminoto No.176 Tegalrejo – Jl Raya Seturan Kav.IV Depok Sports

Centre – Jl Ringroad Utara Maguwoharjo – Jl Raya Solo Km 8 No.234

Maguwoharjo – Depot.

Kendaraan Rute Permintaan Jarak Tempuh

1 0 11 13 18 17 6 24 9 16 0 5750 52,95 2 0 25 5 3 22 21 23 4 20 7 10 0 5425 56,40 3 0 15 2 8 19 1 12 14 0 5700 38,6

93

Gambar 3.10 Graf Pendistribusian Rute I

Selanjutnya dari rute yang telah diperoleh, dihitung catatan waktu yang

dihabiskan selama pendistribusian pada rute 1 dan setiap agen dilayani selama 15

menit.

Tabel 3.11 Lama waktu pendistribusian pada rute 1

Agen Waktu Kedatangan Waktu Keberangkatan

0 08.00 11 08.07 08.22 13 08.29 08.44 18 08.45 09.00 17 09.01 09.16 6 09.22 09.37

94

2) Rute kendaraan 2 (Total kapasitas 5425 kg dan Total Jarak Tempuh 56,40 km)

Depot– Jl Yogya Solo KM 7 Babarsari – Jl Kebon Agung No 88 Tlogodadi –

Jl Magelang Km 15,5 Kemloko – Triharjo Sleman – Jalan Palagan Tentara

pelajar No 31 – Jl Kaliurang Km 6,2 No 51 – Jl Colombo No.26 – Jl C.

Simanjutak No.70 Terban – Jl Urip Sumoharjo No.38A Klitren - Jl Urip

Sumoharjo Klitren – Depot.

Gambar 3.11 Graf Pendistribusian Rute II

24 09.47 10.02

9 10.09 10.24

16 10.30 10.45

95

Selanjutnya dari rute yang telah diperoleh, dihitung catatan waktu yang

dihabiskan selama pendistribusian pada rute 2 dan setiap agen dilayani selama 15

menit.

Tabel 3.12 Lama waktu pendistribusian pada rute 2 Agen Waktu Kedatangan Waktu Keberangkatan

0 08.00 25 08.18 08.33 5 08.50 09.15 3 09.24 09.39 22 09.43 09.58 21 10.08 10.23 23 10.28 10.43 4 10.47 11.02 20 11.04 11.19 7 11.21 11.36 10 11.37 11.52 0 12.03

96

3) Rute kendaraan 3 (Total kapasitas 5700 kg dan Total Jarak Tempuh 38,06 km)

Depot– Plaza Ambarukmo LG – Jl Pramuka No.84 Giwangan – Jl Ngeksigondo

No.7 Prenggan – Jl Panjaitan No.54 Suryodiningratan – Pacar Sewon Trimulyo

– Jl Parangtritis Km 11 Sabdodadi – Jl Bantul Pendowoharjo – Depot.

Gambar 3.12 Graf Pendistribusian Rute III

Selanjutnya dari rute yang telah diperoleh, dihitung catatan waktu yang

dihabiskan selama pendistribusian pada rute 2 dan setiap agen dilayani selama 15

97

Tabel 3.13 Lama waktu pendistribusian pada rute 3

Dokumen terkait