• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA MATARAM TAHUN 2012 (Halaman 36-50)

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

35

Dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun 2012 sebanyak 413.370 kunjungan sebagian besar merupakan kunjungan bayar (54,10%), selanjutnya merupakan kunjungan dengan kartu sehat (jamkesmas) sebesar 26,26%; kunjungan askes sebesar 17,04% dan kunjungan gratis sebesar 2,60%. Hasil kunjungan Puskesmas tahun 2012 ditunjukkan dengan 10 penyakit terbanyak, yaitu :

Tabel IV.11, Sepuluh Penyakit Terbanyak Tahun 2012

No. Nama Penyakit Kunjungan Jumlah

1. Infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas 51.316

2. Penyakit pada system otot & jaringan pengikat 27.922

3. Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal 20.832

4. Penyakit Kulit Infeksi 17.951

5. Penyakit Kulit Alergi 15.645

6. Penyakit Tekanan Darah Tinggi 14.772

7. Tonsilitis 14.154

8. Penyakit lain pada saluran pernapasan bag atas 8.112

9. Diare 7.933

10. Penyakit Mata Lain-lain 6.249

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dikes Tahun 2012

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seperti tahun-tahun sebelumnya penyakit dengan jumlah kunjungan terbesar adalah ISPA dengan jumlah kunjungan pada tahun 2012 sebesar 51.316 kunjungan.

IV.2. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kota Mataram terletak di ibukota propinsi NTB dengan mobilitas dan kepadatan penduduk yang sangat tinggi, menjadikan penularan Demam Berdarah Dengue menjadi lebih cepat. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor demografis dan geografis kota

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

36 Mataram yang menunjang perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yaitu banyaknya container-cantainer di pekarangan rumah. Jumlah kasus DBD di Kota Mataram dari tahun 2007 hingga tahun 2010 terus meningkat dari 463 kasus menjadi 1014 kasus dengan 3 kematian (CFR 0.30%) dan terjadi penurunan pada tahun 2011 menjadi 170 kasus akan tetapi pada tahun 2012 kembali terjadi peningkatan kasus DBD yaitu sebanyak 464 kasus dengan 1 kematian.

Berikut ini penyebaran penyakit DBD menurut Puskesmas di Kota Mataram Tahun 2012 :

Tabel IV.12. Penyebaran Penyakit DBD menurut Puskesmas di Kota Mataram Tahun 2012

No Puskesmas Penderita IR/ 10.000 Meninggal CFR

(%) 1 Ampenan 22/ 0 0 2 Tj. Karang 80 0 0 3 Karang Pule 63 0 0 4 Mataram 45 0 0 5 Pagesangan 63 1 0 6 Cakranegara 47 0 0 7 Kr.Taliwang 56 0 0 8 Dasan Cermen 45 0 0 9 Selaparang 17 0 0

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

37 10 Dasan Agung 20 0 11 Pejeruk - - Kota Mataram 458 10,75 1 1,6 Tahun 2011 170 4,21 0 0 Tahun 2010 1.014 25,21 3 0,30

Pada tabel diatas terlihat bahwa incidence rate (IR) kasus DBD

tahun 2012 sebesar 11,50 / 10.000 penduduk, terjadi kenaikan yang

cukup signifikan dibanding tahun 2011. Incidence rate (IR) tertinggi

berada di Puskesmas Karang Taliwang, kemudian Puskesmas Dasan Cermen dan Puskesmas Pagesangan. Sedangkan Puskesmas

Ampenan memiliki incidence rate yang terendah. Tingginya IR di

Puskesmas Karang Taliwang disebabkan karena temuan kasus di wilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang sebanyak 58 penderita DBD dengan jumlah penduduk yang sedikit, Puskesmas Dasan Cermen sebanyak 48 penderita dan Pagesangan sebanyak 68 penderita namun jumlah penduduk di kedua wilayah puskesmas tersebut lebih sedikit dibanding Puskesmas Karang Taliwang.

Sedangkan sebaran kasus menurut golongan umur dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Proporsi Kasus DBD di Kota Mataram menurut Golongan Umur Kota Mataram Tahun 2012

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

38 Dari gambar 2 memperlihatkan bahwa penderita Demam Berdarah lebih banyak pada usia 20 - 44 tahun yaitu 32,54% (151 penderita), sedangkan paling kecil pada usia < 1 thn sebesar 0,86% (4 penderita). Pola distribusi tersebut sama dengan pola distribusi penyakit Demam berdarah pada tahun 2011 dimana pada usia 20 - 44 tahun proporsi penderita paling banyak dengan 55%, sedangkan paling kecil pada usia 0 - 1 thn 0,75%.

Dari pola tersebut terlihat adanya pergeseran kasus dimana pada

awal-awal munculnya kasus Demam Berdarah Dengue lebih banyak

menyerang pada usia anak-anak dan remaja, namun pada dekade 5 tahun terakhir lebih banyak diderita pada usia-usia produktif. Hal ini perlu diwaspadai karena dampaknya juga akan berpengaruh terhadap kehidupan perekonomian keluarga, pergeseran tersebut disebabkan karena tingkat mobilitas dari golongan umur tersebut cukup tinggi selain di dukung dengan seluruh wilayah kota Mataram merupakan daerah endemis.

Pada tahun 2012 terjadi 1 kematian dengan (CFR = 0,21%), maka terjadi penurunan dalam penanganan terhadap kasus DBD bila dibandingkan tahun lalu yang mempunyai CFR sebesar 0%. Dan sebaran kasus berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Proporsi Kasus DBD di Kota Mataram menurut Jenis Kelamin Kota Mataram Tahun 2012

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

39 Dari gambar 3 memperlihatkan bahwa penderita Demam Berdarah lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki yaitu 52,37% (243 penderita), sedangkan pada jenis kelamin perempuan sebesar 47,63% (221 penderita). Dari pola tersebut terlihat bahwa tidak ada lagi perbedaan yang mencolok antara penderita perempuan maupun laki-laki. Hal ini menandakan bahwa pada jam-jam nyamuk menggigit (pagi jam 07.00 wita – 09.00 wita dan sore jam 17.30 wita – 18.30 wita) tidak lagi di rumah akan tetapi bisa dimana saja.

Salah satu upaya untuk menekan jumlah kejadian DBD adalah dengan melakukan Pemeriksaan Jentik berkala di 10 Puskesmas yang ada di Kota Mataram dengan hasil sebagai berikut :

Tabel IV.13. Hasil Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala pada Bangunan di Kota Mataram tahun 2012

NO PUSKESMAS HASIL ABJ TRIWULAN

I II III IV 1 Ampenan 65,9 80,6 84,8 80,1 2 Tj.Karang 90,3 94,4 89,3 90,5 3 Kr.Pule 96,5 95,9 99,1 98,3 4 Mataram 90,4 94,4 97,2 95,6 5 Pagesangan 90,9 95,4 94,4 96,4 6 Cakranegara 80,9 92,0 93,1 97,3 7 Kr.Taliwang 88,0 95,2 95,2 92,0 8 Ds.Cermen 84,2 97,7 98,0 98,3 9 Selaparang 94,4 94,1 94,1 95,4 10 Dasan Agung 93,5 95,8 90,8 95,5 Kota Mataram 88,3 93,2 94,0 88,3

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

40

Sumber : Bidang P3PPL Dikes Mataram Tahun 2012

Dari tabel 3 terlihat bahwa hasil pemantauan jentik berkala dari triwulan I sampai dengan triwulan IV didapatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah bangunan yang diperiksa di masing-masing wilayah kerja Puskesmas.

Setiap tahun hasil pemantauan jentik berfluktuasi, namun belum pernah mencapai rumah bebas jentik <5% atau ABJ Kota Mataram masih di bawah standar yaitu 95 %, hal ini dapat dijadikan sebagai indikator masih kurangnya peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit Demam Berdarah di Kota Mataram

2. Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi, balita dan ibu hamil serta dapat menurunkan produktifitas tenaga kerja.

Demikian pula di Kota Mataram, walaupun termasuk daerah yang rendah angka kesakitan Malarianya namun letak geografisnya yang dikelilingi oleh kabupaten dengan kasus malaria yang cukup tinggi sehingga kemungkinan risiko untuk masuknya kasus malaria ataupun vector yang infektif cukup tinggi. Selain itu letak geografis Kota Mataram dimana terdapat adanya daerah pesisir pantai Selat Lombok sebagai tempat perindukan potensial bagi vektor malaria.

Angka penderita Malaria di Kota Mataram pada tahun 2012

adalah 2.319 penderita klinis dengan AMI sebesar 5,74 0/00 dan API

sebesar 0,01 0/00 sedangkan pada tahun 2011 adalah 3.144 penderita

klinis dengan AMI sebesar 7,79 0/00 dan API sebesar 0,020 0/00. Melihat

data tersebut, maka terjadi penurunan AMI pada tahun 2012, hal ini disebabkan karena hampir semua Puskesmas telah mampu memeriksa

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

41 malaria dengan selektif dan tidak ada lagi penderita yang dari luar wilayah. Sedangkan angka penderita klinis malaria pada tahun 2010 adalah sejumlah 3.713 kasus sementara penderita dari luar wilayah ada

1.614 penderita dengan AMI sebesar 9,200/00 dan API sebesar 0,070/00

Tabel IV.14. Hasil Kegiatan Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Malaria Kota Mataram Tahun 2012

No Puskesmas Jumlah PDDK Malaria Klinis AMI 0/00 Jenis Parasit API 0/00 SPR % Pf Pv Pm Po Mix Jml 1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Ampenan 55,978 496 8,86 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Tjg Karang 52,595 142 2,69 0 1 0 0 0 1 0.02 0,70 3 Kr. Pule 48,941 187 3,82 0 0 0 0 1 1 0.02 0,53 4 Mataram 34,092 136 3,98 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Pagesangan 41,285 187 4,52 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Cakranegara 58,241 288 4,94 0 2 0 0 0 2 0.03 0,69 7 Krg Taliwang 32,738 716 21,87 1 1 0 0 0 2 0.06 0,27 8 Ds. Cermen 27,002 89 3,29 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Selaparang 27,397 51 1,86 0 1 0 0 0 1 0.04 1,96 10 Dasan Agung 25,107 27 1,07 1 0 0 0 0 1 0.04 3,70 Kota Mataram 403,376 2,319 5,74 2 5 0 0 1 8 0.02 0,34 Total 2011 403,376 3,144 7,79 2 4 0 0 0 6 0,01 0.19 Total 2010 402,300 3,713 9,23 17 7 0 0 4 28 0.07 0.75

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

42 Dari Tabel diatas terlihat adanya penurunan penemuan penderita sebesar 15,10 % (825 penderita) dari tahun lalu, hal ini dipengaruhi oleh hasil pemeriksaan laboratorium yang sangat selektif dan teliti dalam pemeriksaannya serta tidak ada penderita yang dari luar wilayah. Pada tahun 2012 ditemukan 8 kasus positif malaria dengan API sebesar 0,02 per 1000 penduduk yang semuanya merupakan kasus import dari luar kota mataram yang di dukung hasil penyelidikan epidemiologi dan follow up di lokasi kejadian.

Puskesmas Karang Taliwang merupakan wilayah yang paling tinggi ditemukan positif malaria dengan API sebesar 0,06%. Sementara untuk Puskesmas Ampenan, Mataram, Pagesangan dan Dasan Cermen tidak ditemukan adanya penderita positif malaria. Untuk penderita malaria klinis pada tahun 2012 ditemukan 2.319 (AMI : 5,74 per 1000 penduduk). Prosentase SPR sangat rendah yaitu dibawah 1% (0,34 %). SPR tertinggi ada di Puskesmas Dasan Agung (3,70 %) dan paling rendah di Puskesmas Karang Taliwang (0,27 %).

3. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan bagian Atas)

Penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit yang termasuk 10 besar penyakit terbanyak di Kota mataram terutama pada bayi dan balita, dan salah satu penyakit yang termasuk dalamnya adalah Pneumonia. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau kesukaran bernafas. Kasus pneumonia di Kota Mataram dari tahun ke tahun cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari cakupan penemuan penderita pneumonia melebihi target yang ditetapkan meskipun cenderung menurun dari tahun ke tahun. Capaian penemuan kasus Pneomonia menurut Puskesmas di Kota Mataram tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

43 Jumlah Penderita Pneumonia di Kota Mataram Tahun 2012

No Puskesmas Target Jumlah Penderita Total M Pneumonia <1 Th 1-4 Th Jml % 1 Ampenan 728 281 548 829 113,87 0 2 Tanjung Karang 684 197 393 590 86,26 0 3 Karang Pule 636 165 269 434 68,24 0 4 Mataram 443 103 293 396 89,39 0 5 Selaparang 356 134 184 362 101,69 0 6 Pagesangan 537 98 184 318 59,22 0 7 Cakranegara 757 41 149 282 37,25 0 8 Karang Taliwang 426 125 170 190 44,60 0 9 Dasan Cermen 351 134 228 295 84,05 0 10 Dasan Agung 326 30 64 94 28,83 0 11 Pejeruk - - - - - - Kota Mataram 5.244 1.308 2.482 3.790 72,27 0 Th. 2011 5.246 1.464 2.642 4.106 78,27 0 Th. 2010 4.609 1.753 3.329 5.082 110,26 0

mber : Bidang P3PPL Dikes Mataram Tahun 2012

Dari tabel diatas terlihat bahwa cakupan tertinggi di Puskesmas Ampenan (113,87%) dan paling rendah Puskesmas Dasan Agung (28,83%), untuk Puskesmas Dasan Agung perlu diberikan perhatian yang serius dimana prosentasenya sangat kecil, hal ini disebabkan karena masih dalam status puskesmas baru. Prosentase cakupan penemuan dan pengobatan penderita Pneumonia di Kota Mataram terus terjadi penurunan dari tahun 2010 yaitu dari 110,26 % menjadi 78,27% pada tahun 2011 terus menjadi 72,27% pada tahun 2012 dan tanpa adanya kematian. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan perumahan di kota mataram yang sangat tinggi dan peran aktif kader dalam penemuan penderita pneumonia, sehingga

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

44 cepat ditangani oleh petugas kesehatan, ini berarti penatalaksanaan penderita pneumonia sudah cukup berhasil

4. Diare

Diare adalah suatu penyakit yang ditandai buang air besar dengan konsistensi lembek/cair yang frekwensinya lebih sering dari biasanya. Penyakit diare potensial menyebabkan kematian pada bayi dan balita karena dehidrasi yang disebabkannya. Jumlah kasus diare yang ditemukan pada tahun 2011 sebanyak 18.091 bayi sedangkan pada tahun 2012 jumlah penemuan kasus diare sebanyak 17.717. Adapun hasil penemuan kasus Diare menurut Puskesmas di wilayah Kota Mataram pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.16. Cakupan Penemuan Kasus Diare di Kota Mataram Tahun 2012

No Pusk Target Penemuan Kasus

< 1 Th 1 – 4 Th > 5 Th Total % M 1 Ampenan 4.478 450 839 700 1.989 44,30 0 2 Tj. Karang 4.208 407 966 1201 2.574 61,16 0 3 Karang Pule 3.915 422 851 948 2.221 56,73 0 4 Mataram 2.727 165 423 706 1.294 47,45 0 5 Pagesangan 3.303 197 345 360 902 27,30 0 6 Cakranegara 4.659 480 934 1.007 2.421 51,96 0 7 Kr. Taliwang 2.619 336 771 1.294 2.401 91,67 0 8 Dsn Cermen 2.160 272 597 1.041 1.910 88,42 0 9. Selaparang 2.192 247 622 585 1.454 66,33 0 10. Dasan Agung 2.009 86 216 249 551 27,42 KOTA 32.270 3.062 6.564 8.091 17.717 54,90 0

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

45 Tabel diatas menunjukan bahwa cakupan penemuan kasus diare di Kota Mataram relatif rendah dan tidak mencapai target. Tahun 2012 cakupan penemuan penderita diare sebesar 54,90%, Salah satu masalahnya adalah tidak semua penderita diare datang berobat ke sarana kesehatan (Puskesmas), sehingga tidak dapat dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan lengkap. Persentase penemuan kasus diare tertinggi tercatat di Puskesmas Karang Taliwang (91,67%) dan yang terendah di Puskesmas Pagesangan (27,30%).

5. Kusta

Kegiatan pencegahan dan penanggulangan kusta di Kota Mataram bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, menjadikan kusta tidak lagi menjadi masalah kesehatan di masyarakat, mencegah kecacatan pada penderita baru yang ditemukan melalui pengobatan dan perawatan yang benar dan meningkatkan penemuan penderita baru secara dini.

Penderita Kusta Baru meningkat dari tahun sebanyak 10 orang menjadi 25 orang pada tahun 2011. Adapun hasil kegiatan penemuan penyakit Kusta menurut Puskesmas di Kota Mataram tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.17. Penderita Baru Kusta yang Ditemukan di Kota Mataram Periode Januari s/d Desember 2011

No Pusk Jumlah

Penduduk

Jumlah Kasus Kusta Baru

MB (%) CDR/ 100.000 PB MB Total <14 >14 <14 >14 1 AMP 55.869 0 0 0 7 7 100 12,5 2 TKR 51.962 0 0 0 4 4 100 7,7 3 KRP 49.186 1 2 0 3 6 50 12,2 4 MTR 40.237 0 0 0 4 4 100 10 5 SRP 27.279 0 0 1 0 1 100 3,7 6 PGS 60.509 0 0 0 1 1 100 1,7 7 CKR 59.768 0 0 0 1 1 100 1,7 8 KRT 32.610 0 0 0 0 0 0 0 9 DSC 25.423 0 0 0 1 1 100 4 10 DSA - - - - - - -

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

46

Kota Mataram 402.843 1 2 1 21 25 84 6,2

Tahun 2010 402.843 0 1 0 9 10 90 2,5

Sumber : Bidang P3PPL Dikes Mataram Tahun 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa Puskesmas dengan penderita kusta terbanyak terdapat di Puskesmas Ampenan, Karang Pule, Tanjung Karang dan Ampenan.

6. TBC Paru

TB Paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk Kota Mataram. Secara nasional Prevalensi TB Paru adalah 210/100.000 penduduk dan target yang harus dicapai tahun 2009 adalah penemuan 70% dari kasus yang diperkirakan dari prevalensi tersebut.

Tabel IV.18. Proporsi Penderita TB Paru BTA Positif di Antara Suspeck yang Diperiksa di Kota Mataram Tahun 2011

No Puskesmas Perkiraan Suspek Klinis Jumlah BTA + (%) BTA + 1 Ampenan 82 520 56 68,29 2 Tanjung Karang 77 329 23 29,87 3 Karang Pule 75 175 37 49,33 4 Mataram 55 277 20 36,36 5 Selaparang 38 139 13 34,21 6 Pagesangan 92 214 23 25,00 7 Cakranegara 84 338 40 47,62 8 Karang Taliwang 51 334 36 70,59 9 Dasan Cermen 37 124 10 27,03 10. Dasan Agung - - - - 11 RSU Mataram - - - - 12 RS BHAYANGKARA - - - - Kota Mataram 591 2.450 258 43,65

Sumber : Bidang P3PPL Dikes Kota Mataram Tahun 2011

Dari tabel diatas terlihat bahwa cakupan penemuan BTA + penyakit TB Paru masih rendah (belum memenuhi target 70% dari perkiraan sasaran) dan cenderung menurun dari tahun ke tahun.

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

47

Tahun 2011 cakupan penemuan BTA = sebesar 43,65% menurun dari Tahun 2010 cakupan penemuan BTA + sebesar yakni 48,75%. Masih rendahnya cakupan suspek yang diperiksa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala awal TBC dan sistem penjaringan penderita di Puskesmas dalam melakukan anamnesa belum maksimal.

Pengobatan penyakit TB Paru memerlukan waktu yang cukup lama. Hasil pengobatan penyakit TB Paru di wilayah Kota Mataram tahun 2011 menunjukkan angka kesembuhan penyakit TB Paru sebesar mengalami penurunan sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel IV.19. Angka Kesembuhan (Cure Rate) dari Penderita TB Paru di Kota Mataram tahun 2011

No Puskesmas Penderita diobati Sembuh % Sembuh 1 Ampenan 47 44 93,62 2 Tanjung Karang 19 16 84,21 3 Karang Pule 23 18 78,26 4 Mataram 20 20 100,00 5 Selaparang 10 10 100,00 6 Pagesangan 24 22 91,67 7 Cakranegara 39 33 84,62 8 Karang Taliwang 47 36 76,60 9 Dasan Cermen 11 10 90,91 Kota Mataram 240 209 87,07 Tahun 2010 281 267 95,02 Tahun 2009 300 282 94,00

Sumber : Bidang P3PPL Dikes Kota Mataram Tahun 2011

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa angka kesembuhan penderita TB Paru di Kota Mataram tahun 2011 menurun menjadi 87,07% dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 95,02% dan tahun 2009 sebesar 94,00%. Puskesmas dengan persentase kesembuhan tertinggi adalah Puskesmas Mataram dan Selaparang

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

48

sedangkan Puskesmas Karang Taliwang dengan kesembuhan terendah.

7. PMS (Penyakit Menular Seksual) dan HIV-AIDS

Kegiatan program PMS dan HIV-AIDS dilaksanakan melalui pemeriksaan dan pengobatan di Puskesmas se-Kota Mataram, Klinik VCT Cemara Kasih, Klinik VCT RSU Mataram, Klinik VCT RSJ Mataram serta Klinik IMS PKBI Mataram. Kasus baru HIV dan AIDS yang ditemukan berdasarkan Faktor Resiko di Kota Mataram tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.20. Jumlah Kasus baru HIV dan AIDS Berdasarkan Faktor Resiko di Kota Mataram Tahun 2012

No Resiko Faktor HIV AIDS

Pdrt Meninggal Pdrt Meninggal 1 Heteroseksual 19 0 20 4 2 Homoseksual 1 0 0 0 3 IDUs 2 0 5 1 4 Perinatal 0 0 3 0 5 Transfusi 0 0 0 0 6 Tak diketahui 0 0 0 0 Kota Mataram 22 0 28 5 Tahun 2011 23 0 23 8 Tahun 2010 15 0 16 6 Tahun 2009 8 0 15 7

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penderita HIV dan AIDS bersumber penularannya melalui heterosex dan penggunaan jarum suntik pada pecandu narkoba.

Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2012

49

8. Kesakitan secara epidemiologis

Tabel IV. 21

Kasus Kesakitan Kota Mataram Tahun 2011

JENIS

KASUS DBD

CHIKU

NGUNYA DIARE AFP CAMPAK

Jumlah

kejadian 464 0 17.717 6 19

Sumber : Bidang P3PPL tahun 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat kasus-kasus kesakitan yang meningkat secara epidemiologis di Kota Mataram Tahun 2012 antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare, AFP dan Campak.

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA MATARAM TAHUN 2012 (Halaman 36-50)

Dokumen terkait