• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Rancangan Tindakan

2. Pemberian Tindakan

Perencanaan tindakan guna meningkatkan pengungkapan diri siswa kelas VIII SMP N 2 Bantul adalah dengan konseling kelompok. Sebelum tindakan ini dilaksanakan, perlu dilakukan beberapa langkah, yaitu:

64

1) Peneliti serta guru Bimbingan dan Konseling menentukan siswa yang sesuai dengan kriteria berdasarkan skala pengungkapan diri. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa yang berada pada kriteria rendah atau sedang.

2) Peneliti serta guru Bimbingan dan Konseling menentukan jadwal pertemuan dan tempat pelaksanaan konseling kelompok.

3) Peneliti serta guru Bimbingan dan Konseling mempersiapkan topik yang akan disampaikan pada setiap pertemuan dalam konseling kelompok.

b. Tindakan dan Observasi

Tindakan dalam siklus pertama akan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan akan mengungkap dan menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa melalui konseling kelompok menggunakan pendekatan Rational Emotive Therapy, sesuai dengan kesepakatan bersama. Permasalahan yang ditemukan di SMP N 2 Bantul kelas VIII adalah mengenai pengungkapan diri. Penelitian ini menggunakan dua siklus. Pada siklus pertama peneliti melakukan tiga kali konseling kelompok dengan membahas materi yang berbeda-beda pada tiap kali pertemuan.

1) Konseling pertama

a) Tahap pembentukan dan tahap awal

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

65

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

b) Tahap peralihan

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam konseling kelompok

(2)Pemimpin kelompok memastikan kesediaan tiap-tiap anggota kelompok sebelum memasuki kegiatan inti konseling kelompok.

(3)Pemimpin kelompok menciptakan suasana konseling kelompok yang mendukung agar terjadi dinamika kelompok di dalam konseling kelompok.

c) Tahap kegiatan

(1)Pemimpin kelompok mengungkapkan materi yang akan dibahas dalam pertemuan sesuai kesepakatan. Materi yang akan disampaikan mengenai pengertian pengungkapan diri. (2)Anggota kelompok diminta untuk dapat mengungkapkan

masalah yang dihadapi terkait dengan materi yang telah ditentukan.

66

(3)Pemimpin kelompok meminta salah satu anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Pemimpin kelompok menggunakan teknik konfrontasi dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa.

d) Tahap evaluasi dan penutup

(1)Pemimpin kelompok melakukan evaluasi setelah proses kegiatan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok meminta para siswa untuk dapat menyampaikan hasil akhir dari proses kegiatan konseling kelompok.

(3)Pemimpin kelompok mengakhiri kegiatan konseling kelompok pertama.

2) Konseling kedua

a) Tahap pembentukan dan tahap awal

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

67 b) Tahap peralihan

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

c) Tahap kegiatan

(1)Pemimpin kelompok mengungkapkan materi yang akan dibahas dalam pertemuan sesuai kesepakatan. Materi yang akan disampaikan mengenai aspek pengungkapan diri.

(2)Anggota kelompok diminta untuk dapat mengungkapkan masalah yang dihadapi terkait dengan materi yang telah ditentukan.

(3)Pemimpin kelompok meminta salah satu anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Pemimpin kelompok menggunakan teknik konfrontasi dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa.

68 d) Tahap evaluasi dan penutup

(1)Pemimpin kelompok melakukan evaluasi setelah proses kegiatan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok meminta para siswa untuk dapat menyampaikan hasil akhir dari proses kegiatan konseling kelompok.

(3)Pemimpin kelompok mengakhiri kegiatan konseling kelompok kedua.

3) Konseling ketiga

a) Tahap pembentukan dan tahap awal

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

b) Tahap peralihan

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

69

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

c) Tahap kegiatan

(1)Pemimpin kelompok mengungkapkan materi yang akan dibahas dalam pertemuan sesuai kesepakatan. Materi yang akan disampaikan mengenai fungsi pengungkapan diri. (2)Anggota kelompok diminta untuk dapat mengungkapkan

masalah yang dihadapi terkait dengan materi yang telah ditentukan.

(3)Pemimpin kelompok meminta salah satu anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Pemimpin kelompok menggunakan teknik konfrontasi dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa.

d) Tahap evaluasi dan penutup

(1)Pemimpin kelompok melakukan evaluasi setelah proses kegiatan konseling kelompok.

70

(2)Pemimpin kelompok meminta para siswa untuk dapat menyampaikan hasil akhir dari proses kegiatan konseling kelompok.

(3)Pemimpin kelompok melakukan posttest I

(4)Pemimpin kelompok mengakhiri kegiatan konseling kelompok ketiga.

Pada siklus kedua peneliti melakukan tiga kali konseling kelompok dengan membahas materi yang berbeda-beda pada tiap pertemuan.

1) Konseling keempat

a) Tahap pembentukan dan tahap awal

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

b) Tahap peralihan

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

71

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

c) Tahap kegiatan

(1)Pemimpin kelompok mengungkapkan materi yang akan dibahas dalam pertemuan sesuai kesepakatan. Materi yang akan disampaikan mengenai faktor-faktor pengungkapan diri. (2)Anggota kelompok diminta untuk dapat mengungkapkan masalah yang dihadapi terkait dengan materi yang telah ditentukan.

(3)Pemimpin kelompok meminta salah satu anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Pemimpin kelompok menggunakan teknik konfrontasi dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa.

d) Tahap evaluasi dan penutup

(1)Pemimpin kelompok melakukan evaluasi setelah proses kegiatan konseling kelompok.

72

(2)Pemimpin kelompok meminta para siswa untuk dapat menyampaikan hasil akhir dari proses kegiatan konseling kelompok.

(3)Pemimpin kelompok mengakhiri kegiatan konseling kelompok keempat.

2) Konseling kelima

a) Tahap pembentukan dan tahap awal

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

b) Tahap peralihan

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

73

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

c) Tahap kegiatan

(1)Pemimpin kelompok mengungkapkan materi yang akan dibahas dalam pertemuan sesuai kesepakatan. Materi yang akan disampaikan mengenai manfaat pengungkapan diri. (2)Anggota kelompok diminta untuk dapat mengungkapkan

masalah yang dihadapi terkait dengan materi yang telah ditentukan.

(3)Pemimpin kelompok meminta salah satu anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Pemimpin kelompok menggunakan teknik konfrontasi dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa.

d) Tahap evaluasi dan penutup

(1)Pemimpin kelompok melakukan evaluasi setelah proses kegiatan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok meminta para siswa untuk dapat menyampaikan hasil akhir dari proses kegiatan konseling kelompok.

74

(3)Pemimpin kelompok mengakhiri kegiatan konseling kelompok kelima.

3) Konseling keenam

a) Tahap pembentukan dan tahap awal

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

b) Tahap peralihan

(1)Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan pelaksanaan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok menjelaskan aturan yang berlaku di dalam konseling kelompok

(3)Pemimpin serta anggota kelompok saling memperkenalkan diri, saling mempercayai, dan saling menerima satu sama lain.

(4)Pemimpin serta anggota kelompok menentukan agenda kegiatan dalam konseling kelompok.

75 c) Tahap kegiatan

(1)Pemimpin kelompok mengungkapkan materi yang akan dibahahas dalam pertemuan sesuai kesepakatan. Materi yang akan disampaikan mengenai cara meningkatkan pengungkapan diri.

(2)Anggota kelompok diminta untuk dapat mengungkapkan masalah yang dihadapi terkait dengan materi yang telah ditentukan.

(3)Pemimpin kelompok meminta salah satu anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Pemimpin kelompok menggunakan teknik konfrontasi dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa.

d) Tahap evaluasi dan penutup

(1)Pemimpin kelompok melakukan evaluasi setelah proses kegiatan konseling kelompok.

(2)Pemimpin kelompok meminta para siswa untuk dapat menyampaikan hasil akhir, kesan dan harapan dari proses kegiatan konseling kelompok.

(3)Pemimpin kelompok dan anggota kelompok membuat kesepakatan untuk kegiatan selanjutnya.

(4)Pemimpin kelompok mengakhiri kegiatan konseling kelompok secara menyeluruh.

76

Tiap-tiap pertemuan akan dilaksanakan dengan waktu 60-90 menit. Pemimpin kelompok akan didampingi observer guna melihat subyek pada saat terjadinya proses konseling kelompok.

c. Refleksi I

Tahap refleksi dilakukan untuk memahami proses dan mengetahui pengaruh konseling kelompok dengan pendekatan

Rational Emotive Therapy dalam meningkatkan pengungkapan diri

siswa kelas VIII SMP N 2 Bantul serta hambatan yang terjadi. Peneliti melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan konseling kelompok sehingga dapat diketahui keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan mewawancarai beberapa siswa serta guru Bimbingan dan Konseling. Apabila dalam siklus ini peneliti yakin dengan tindakan yang diberikan dan telah mengalami peningkatan dalam pengungkapan diri siswa maka siklus pertama dapat diakhiri. Namun apabila masih terdapat masalah siswa yang belum terselesaikan maka dapat dilanjutkan dengan melakukan siklus kedua. Peneliti melaksanakan dua siklus karena peneliti ingin mencapai hasil yang maksimal dari kegiatan konseling kelompok dengan pendekatan Rational Emotive Therapy.

Dokumen terkait