• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembiayaan dan Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN

G. Pembiayaan dan Fasilitas

Struktur pelaksana KKN Sisdamas terdiri atas penanggungjawab kegiatan, pengarah dan anggota, DPL, penanggungjawab teknis, ketua pelaksana, sekretaris dan anggota serta Korkab/kota, Korcam dan Kordes. Penanggungjawab kegiatan adalah rektor, pengarah kegiatan adalah wakil rektor bidang akademik, DPL adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan KKN Sisdamas, Penanggungjawab teknis adalah ketua LP2M, ketua pelaksana adalah kapus PkM, sekretaris adalah sekretaris LP2M dan anggota adalah unsur LP2M, ketua prodi dan tenaga kependidikan.

Kordinator kabupaten/kota ditunjuk dari unsur pelaksana, koor-dinator kecamatan ditunjuk dari unsur DPL oleh Korkab/kota dan koordinator desa ditunjuk dari unsur ketua kelompok oleh DPL

E. Force majeure

Force majeure adalah kejadian atau keadaan yang terjadi di luar

kuasa dari PP KKN. Bisa juga dinamakan dengan keadaan memaksa. Dalam hal kegiatan KKN terjadi keadaan yang memaksa, seperti kecelakaan, dan kerugian lain yang diakibatkan selama pelaksanaan KKN, maka dilakukan penyelesaian sebagai berikut:

1. DPL melakukan pertolongan pertama untuk menangani kejadian luar biasa ini sesuai dengan asas kemanusiaan;

2. Mengkordinasikan ke PP KKN telah terjadi kejadian luar biasa; 3. PP KKN memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan anggaran

yang tersedia;

Bentuk dan pola force majeure setiap pelaksanaan KKN senantiasa berubah disesuaikan dengan kejadian atau peristiwanya.

F. Waktu dan Lokasi

1. Pemberangkatan ke lokasi :

- Kabupaten Cianjur : Senin, 6 Februari 2017 - Kabupaten Purwakarta : Senin, 6 Februari 2017 - Kabupaten Garut : Selasa, 7 Februari 2017 - Kota Banjar : Selasa 7 Februari 2017

2. Pemulangan dari lokasi :

- Kabupaten Cianjur : Rabu, 8 Maret 2017 - Kabupaten Purwakarta : Rabu, 8 Maret 2017 - Kabupaten Garut : Kamis, 9 Maret 2017 - Kota Banjar : Kamis, 9 Maret 2017

G. Pembiayaan dan Fasilitas 1. Pembiayaan

a. Pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung diperoleh dari:

16

1) Dana DIPA UIN Tahun 2016

2) Sumber keuangan lainnya melalui jaringan kemitraan yang tidak mengikat, dan dibenarkan menurut perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengelolaan dana operasional KKN diatur oleh PP-KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

c. Pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan dana operasional KKN dilaporkan oleh PP-KKN kepada Rektor.

2. Penyediaan Fasilitas

Fasilitas yang disediakan antara lain: a. Buku Panduan KKN;

b. BLK (Buku Laporan Kelompok)

c. BLH (Buku Laporan Harian) untuk setiap peserta; dan

d. Piagam Penghargaan untuk Desa dan Tokoh masyarakat di lokasi.

17

PERSIAPAN

A. Sosialisasi Pelaksanaan KKN Mahasiswa

Sosialisasi pelaksanaan KKN dilaksanakan dalam bentuk pertemuan PP-KKN dengan Ketua Prodi dan Sosialisasi kegiatan KKN kepada mahasiswa oleh Ketua Prodi.

B. Recruitmen Calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN SGD Bandung merekrut dosen untuk ikut serta menjadi Calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dalam penyelenggaraaan KKN Mahasiswa tahun 2017 yang ketentuannya sebagaimana di atur dalam BAB I

C. Penentuan Lokasi KKN

Penentuan lokasi KKN Mahasiswa Reguler didasarkan atas kabupaten dan kota yang telah melakukan MoU dengan UIN SGD Bandung. Kriteria lokasi KKN ditentukan atas permintaan kab/kota setempat atau lokasi KKN ditentukan dengan kriteria lokasi yang bisa dijangkau. Sedangkan

D. Ijin Lokasi KKN

1. Konsultasi dan pengurusan surat permohonan perizinan penyelenggaraan KKN kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat c.q Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Jawa Barat;

2. Konsultasi dan pengurusan perizinan kepada Pemerintah Kota/Kabupaten c.q Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota/Kabupaten;

3. Konsultasi dan pengiriman tembusan perizinan penyelenggaraan KKN kepada Kecamatan; dan

4. Konsultasi dan konfirmasi lokasi kepada Kepala Desa/Kelurahan. E. Survey Penentuan Lokasi KKN

Survey lokasi KKN dilakukan setelah memperoleh ijin dari Kesbangpol. Survey lokasi KKN dipergunakan untuk bahan dasar mengenal identitas desa termasuk di dalamnya tentang monografi desa. Instrumen survey tersedia dalam form khusus.

F. Pendaftaran Peserta KKN (secara daring/online)

1) Mahasiswa calon peserta KKN reguler mendaftarkan diri secara daring (online);

18

2) Tahapan pendaftaran dan penyusunan kelompok peserta KKN reguler:

a) Mengisi form pendaftaran secara on line; dan

b) Upload formulir, surat keterangan telah melaksanakan perkuliahan setara 75 % SKS, pas foto dan bukti Lunas SPP sampai semester VIII/genap tahun 2017.

G. Pembekalan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Pembekalan DPL dilakukan selama dua hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam kegiatan pembekalan ini diberikan penjelasan mengenai :

1. Hak dan Kewajiban DPL 2. Metode KKN Sisdamas 3. Pelaporan KKN Sisdamas

H. Observasi Partisipatif oleh DPL dan Peserta

1. Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan peserta dan sosialisasi program KKN kepada masyarakat;

2. Observasi dan sosialisasi dilakukan secara simultan dan dalam bentuk partisipasi langsung dengan kegiatan masyarakat antara lain melalui aktivitas ibadah, dan silaturahmi; dan

3. Sasaran observasi meliputi:

a) Potensi sosial dan keagamaan atau monografi yang menjadi lokasi KKN;

b) Masalah agama dan kemasyarakatan dalam tiga aspek program garapan: yaitu pemahaman, pengamalan dan lembaga dan sarana; dan

c) Problematika sosial yang dapat dipecahkan oleh peserta KKN.

I. Pembekalan Peserta KKN

1. Diklat/Pembekalan peserta dilaksanakan oleh DPL di Kampus UIN Bandung.

2. Materi Diklat/Pembengkalan meliputi: a) Teori-teori Pemberdayaan

b) Siklus KKN Sisdamas c) Teknis Pelaporan;

d) Evaluasi dan Penilaian; dan

e) Gambaran Obyektif Lokasi KKN berdasarkan hasil observasi partisipatif.

J. Peresmian KKN

Peresmian KKN merupakan kegiatan ceremonial yang berisi mengenai harapan dan dorongan bagi mahasiswa peserta KKN untuk memberdayakan masyarakat dengan pendekatan multidisplin berbasis pemberdayaan masyarakat (sisdamas).

19

PELAKSANAAN

A. Pelepasan Peserta KKM

Pelepasan mahasiswa peserta KKN dilakukan oleh rektor secara simbolik. Pelepasan dilakukan pada saat peserta KKN hendak berangkat dari kampus. Pemberangkatan direncanakan menggunakan bus dan atau kendaraan lain yang sudah disiapkan oleh PP KKN.

B. Serah Terima Peserta di Kecamatan/Kabupaten

Serah terima peserta KKN di kecamatan dilakukan oleh masing-masing DPL dan dikoordinir oleh Korcam (koordinator kecamatan). Sedangkan serah terima peserta di Kabupaten diselenggarakan atas koordinasi dengan Pemda setempat dengan dihadiri oleh masing-masing peserta yang terdekat dengan kabupaten.

C. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas

KKN Sisdamas dilaksanakan selama 30 hari terhitung sejak keda-tangan ke lokasi KKN. Berdasarkan hitungan waktu tersebut, peserta KKN dan DPL memastikan bahwa tahapan KKN Sisdamas dapat dilaksanakan menggunakan alokasi waktu yang tersedia. Secara terjadwal tahapan KKN sisdamas terdiri atas :

1. Soswal, RW, dan Refso (Sosialisasi Awal, Rembug Warga dan Refleksi Sosial) dilaksanakan pada minggu I, kegiatan tersebut dihadiri oleh DPL;

2. Pesos (Pemetaan Sosial) dilaksanakan pada Minggu II dan dihadiri oleh DPL;

3. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat) dilaksanakan oleh peserta pada Minggu II;

4. Cantif (Perencanaan Partisipatif) dilaksanakan pada akhir minggu II dan atau pada awal minggu III yang dihadiri oleh DPL;

5. Sipro (Sinergi Program) dilaksanakan oleh peserta KKN pada Minggu III;

6. Pepro (Pelaksanaan Program) dilaksanakan pada minggu III dengan dihadiri oleh DPL;

7. Monev (Monitoring Evaluasi) dilaksanakan pada minggu ke IV sekalian melaksanakan penutupan KKN dengan dihadiri oleh DPL; Sekalipun jadwal tahapan KKN Sisdamas telah ditentukan wak-tunya, namun dalam pelaksanaannya sangat fleksibel dengan memperhatikan kondisi dan kesiapan warga di lokasi KKN.

Guna keperluan pemahaman KKN Sisdamas, berikut dijelaskan secara singkat tahapan KKN Sisdmas.

20

1. Soswal & RW (Sosialisasi Awal & Rembug Warga)

KKN Sisdamas merupakan upaya penanggulangan masalah-masalah sosial yang diintervensi oleh pihak luar (pemerintah), sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk mengambil keputusan berkehendak untuk menerima atau menolak KKN Sisdamas sebagai alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu Soswal dan RW merupakan proses awal dari pengejawantahan pembangunan parti-sipatif, karena masyarakatlah yang berhak untuk menentukan apakah mereka akan melakukan upaya penanggulangan masalah sosialnya sendiri.

Apabila masyarakat memutuskan untuk menerima KKN Sisdamas, maka secara otomatis masyarakat harus mempunyai komitmen untuk melaksanakan upaya penanggulangan masalah sosial dengan koridor yang sudah dikembangkan oleh KKN Sisdamas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran dalam daur penanggulangan masalah sosial secara partisipatif yang diejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.

Komitmen yang disepakati oleh masyarakat berimplikasi kepada beberapa konsekuensi yang harus dijalankan oleh mereka seperti: mengikuti pertemuan-pertemuan untuk melaksanakan setiap proses tahapan siklus, adanya motor penggerak yang bekerja dengan sukarela, kesediaan untuk bekerjasama dari berbagai pihak ( tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda aparat pemerintah setempat, dll ), menyediakan dana swadaya untuk berbagai pertemuan dan pelatihan, dan sebagainya.

Dengan mengetahui segala konsekuensi yang harus dihadapi diharapkan masyarakat betul-betul siap untuk menerima intervensi KKN Sisdamas bukan karena ’iming-iming’ bantuan dana akan tetapi karena benar-benar mempunyai kehendak untuk melakukan upaya penang-gulangan masalah sosial secara bersama-sama.

2. Refso (Refleksi Sosial)

Refleksi Sosial dapat dilakukan secara paralel dengan Sosialisasi awal dan rembug warga yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah social. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai ’objek’ pembanguunan, acapkali masyarakat tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh ’Orang Luar’). Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang

21

bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Sosial, yaitu Olah Pikir dan Olah Rasa sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan karsa.

Olah pikir merupakan proses analisis kritis terhadap permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, untuk membuka mekanisme-mekanisme yang selama ini sering tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap permasalahan sosial sering juga disebut sebagai analisa sosial, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat, sampai hal-hal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan Sosial yang sebenarnya. Setiap kondisi,baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk berpikir analitis dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap berbagai penyebab sosial yang berakar pada lunturnya nilai-nilai kemanusiaan seperti dapat dilihat dalam bagan berikut:

Gambar 1

Siklus Penyebab Sosial

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Olah rasa adalah upaya untuk merefleksikan ke dalam terutama yang menyangkut sikap dan perilaku mereka terhadap permasalahan Sosial. Upaya olah rasa lebih menyentuh ’hati’ masing-masing orang yang terlibat dalam proses refleksi untuk merenungkan apa yang telah diperbuat, dilakukan, sumbangan apa yang telah diberikan untuk melakukan upaya penanggulangan Sosial dan bagi kesejahteraan dan perbaikan hidup masyarakat. Artinya dalam olah rasa lebih menitikberatkan kepada sikap dan perilaku yang berhubungan dengan nilai-nilai luhur manusia (memanusiakan manusia ). Diharapkan akan

Dampak Penyebab 4 Penyebab 3 Penyebab 2 Penyebab 1 Problemati ka sosial Aspek-aspek kehidupan yang tidak mendu-kung kepada kemajuan ma-syarakat pada bidang poleksos-dikbud dll. Kebijakan yang timpang dan tidak memberi rasa keadilan Institusi pe-ngambil kepu-tusan yang tidak mampu menerapkan nilai-nilai universal Orang dengan integrita s yang rendah

22

tumbuh kesadaran masing-masing bahwa manusia yang berdaya adalah manusia yang mampu menjalankan fitrahnya sebagai manusia, manusia yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu manusia yang mampu memberi dan mengabdikan kehidupannya untuk kesejahteraan umat manusia.

Berdasarkan olah pikir dan olah rasa di atas, diharapkan cara pandang peserta yang terlibat dalam diskusi akan berubah dan berimplikasi pada:

a. Kesadaran bahwa seharusnya mereka tidak menjadi bagian yang menambah persoalan, tetapi merupakan bagian dari pemecahan masalah dengan cara berkehendak untuk memelihara nilai-nilai luhur kemanusiaan;

b. Tumbuhnya pemahaman bahwa sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur, merupakan awal dari tumbuhnya modal sosial, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan pihak luar terhadap masyarakat setempat;

c. Tumbuhnya kesadaran untuk malakukan upaya perbaikan, yang dimulai dari diri sendiri;

d. Sehingga setiap anggota masyarakat seharusnya mampu untuk memberikan sumbangan (baik tenaga, waktu,pikiran, ruang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) untuk bersama-sama menanggulangi masalah Sosial (baca: untuk kesejahteraan masyarakat).

3. Pesos (Pemetaan Sosial)

Dalam proses identifikasi kebutuhan masyarakat, siklus lanjutan dari Refleksi Sosial adalah Pemetaan Sosial. Dalam siklus ini para peserta KKN dan masyarakat melakukan proses belajar untuk:

a. Menggali informasi, bagaimana kondisi nyata dari masalah-masalah yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat refleksi sosial (sosial, ekonomi, lingkungan, kelembagaan, kepemimpinan)? Masalah-masalah tersebut harus didukung oleh data dan fakta, sehingga diperlukan proses penelitian untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan;

b. Mengkaji, informasi dan fakta yang sudah didapatkan dianalisa dan dikaji bersama. Proses ini merupakan analisa kritis terhadap berbagai kondisi yang ada berdasarkan informasi dan fakta tadi untuk dicari sebab akibatnya termasuk kelompok-kelompok yang terkena dampak dari masalah yang ada (kelompok sasaran). Setiap informasi yang muncul dianalisa apakah hal tersebut merupakan masalah yang sebenarnya atau hanya merupakan gejala saja. Merumuskan masalah: Pada tahapan ini masalah yang sudah ditemukan dan disepakati bersama dikelompokkan (pengorgani-sasian masalah), kemudian dianalisa hubungan sebab akibatnya dengan kembali membuat pohon masalah seperti yang dilakukan

23

dalam refleksi Sosial.

Dengan demikian dalam melakukan analisa kritis akan terjadi proses refleksi yang berulang ulang. Artinya refleksi Sosial tidak hanya terjadi pada saat siklus yang pertama akan tetapi terus dilakukan dalam siklus Pemetaan swadaya.

Pada pelaksanaannya proses penggalian informasi, analisa masalah, dan perumusan masalah seringkali tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi merupakan proses yang dilaksanakan sekaligus. Metode dan teknik yang dikembangkan untuk Pemetaan Swadaya merupakan metode yang lebih menekankan pada proses diskusi masyarakat. Alat kajian

(tools) yang dikembangkan adalah alat untuk mengajak masyarakat

terlibat dalam proses penggalian informasi, analisa dan perumusan masalah/kebutuhan, sehingga melalui proses tersebut sebetulnya masyarakat yang terlibat menjadi peneliti bagi dirinya dan kehidupan lingkungannya sendiri.

Dengan terlibat dalam proses Pemetaan Swadaya masyarakat diharapkan mampu untuk:

a. Memahami persoalan nyata mereka sendiri yang berdasarkan kepada fakta dan informasi yang ada, sehingga yang mereka rumuskan bukan daftar keinginan tetapi daftar kebutuhan, masalah dan potensi yang bermanfaat untuk lingkungannya terutama dalam rangka penanggulangan Sosial. Berbagai kelengkapan dokumen dan alat yang dapat digunakan untuk merumuskan penyebab sosial tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Adapun contoh format: a. Tabel Pesos kebutuhan

No Kebutuhan Vol Frek Lokasi (RT/RW)

b. Tabel Pesos Masalah

No Kebutuhan Vol Frek Lokasi (RT/RW)

a. Tabel Potensi

No Kebutuhan Vol Frek Lokasi (RT/RW)

b. Pemecahan masalah (pemenuhan kebutuhan) tidak didasarkan kepada kehendak dan sematamata bantuan ’orang luar’ akan tetapi lebih banyak mengutamakan kemampuan sumberdaya dan swadaya masyarakat.

24

dan penyadaran tentang keadaan kehidupan dan lingkungan yang mereka hadapi, sehingga diharapkan terjadi pemahaman terhadap kondisi warga di lingkungannya (mengapa si A miskin, bagaimana kondisi si B , dsb ). Penyadaran ini merupakan renungan terhadap permasalah dirinya dan orang lain di lingkungannya sehingga diharapkan tumbuh kepedulian terhadap warga sekitar dan mencari jalan keluar dari keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu (masalah).

d. Bagi ’orang luar’ (DPL dan peserta KKN). Kegiatan ini merupakan proses belajar dan ’penyadaran’ dalam memahami keadaan masyarakat serta cara pandang dan nilai-nilai masyarakat yang mempengaruhi kehidupan mereka. Proses belajar ini juga akan menimbulkan dukungan masyarakat terhadap program yang didampinginya, apabila benar-benar berdasarkan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, serta program kemudian dikembangkan oleh masyarakat sendiri.

Guna memvisualisasi dan memudahkan analisis pemetaan, “orang luar” dan “orang dalam” dapat bersama-sama menggunkan beberapa teknik sebagai berikut:

a. Village History

Vilage History atau sejarah desa/ kawasan merupakan kajian suatu keadaan dari waktu ke waktu meliputui manusia, sumber daya alam, lingkungan keadaan ekonomi budaya, social politik dan keadaan penting masa lalu. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui sejarah Desa Baru dua sekaligus perkembangan keagamaan masyarakat Desa Barudua.

b. Trends Analysis

Analisis kecenderungan dan perubahan adalah penilaian interval waktu tertentu dalam lima tahunan, sepuluh tahunan atau lebih. Informasi yang diperoleh adalah jenis-jenis perubahaan keadaan masyarakat yang paling menonjol dan yang paling berpengaruh terhadap keadaan masa kini, kepada manusianya, sumberdaya alamnya, sosial budaya politik dan ekonomi kawasan, serta kecenderungan kedepannya.

c. Seasonal Calender

Kalender musiman dimaksud untuk menganalisis interval musiman, untuk mengkaji pola kegiatan musiman masyarakat. Mahasiswa dapat belajar bersama msyarakat untuk mengetahui musim tanam pertanian.

d. Daily Lifes

Kegiatan harian adalah bentuk analisis dengan variabel yang diperhatikan dalam hal ruang/wilayah kampung, atau kawasan ekosistem tertentu. Informasi yang diperoleh berupa pola kegiatan keluarga dan pembagian tugas antara ayah dan ibu sebagai

25

gambaran kehidupan suatu keluarga dan pembagian peran gender yang berlaku didalamnya. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui kegiatan harian masyarakat Desa barudua mulai bangun hingga tidur lagi.

e. Village Map

Analisis Sketsa desa kawasan mengandung variabel ruang/wilayah atau kawasan ekosisitem tertentu. Informasi yang didapat berupa hubungan antar manusia, kegiatan ekonomi, sosial budaya politik serta nilai hidup masyarakat yang berkait dengan alam lingkungannya. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui peta wilayah, peta masalah dan kebutuhan serta peta potensi masyarakat Desa Barudua termasuk potensi bidang pendidikan, agama dan ekonomi.

f. Transect

Penelusuran wilayah dilakukan untuk mendapatkan variable yang hampir sama dengan bulir 5 tetapi dilakukan untuk membahas wilayah atau kawasan ekosistem. Informasi yang diperoleh adalah dalam bentuk topografi dan kondisi alam lingkungan seperti vegetasi yang terdapat di lokasi.

g. Farm Sketch

Sketsa kebun merupakan analisis untuk mengamati/ mengkaji kebun dan lahan pertanian masyarakat. Jenis informasi yang diperoleh berupa cara pengelolaan kebun (halaman), produktivitas, pemanfaatan lahan, pendapatan pendapatan pembagian kerja dsb. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat bercocok tanam pada lahan-lahan pertanian.

h. Diagram Venn

Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat

hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya). Diagram venn memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga swasta (termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat). Diagram Venn bisa sangat umum atau topikal; mengenai lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya yang kegiatannya berhubungan dengan penyuluhan pertanian saja, kesehatan saja atau pengairan saja.

i. Linkage Diagram

Analisis membangun alur dilakukan untuk mengkaji suatu system tertentu dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang

26

system/subsistem yang bekerja dalam masyarakat seperti: alur produksi, pemasaran, pengelolaan air, system irigasi, drainase dsb. j. Livelihood Analysis

Kajian mata pencaharian merupakan analisis untuk membuat urutan-urutan jenis mata pencaharian, mulai dari tingkat yang paling utama yang dilakukan. Informasi yang didapat berupa pola kegiatan ekonomi (mata pencaharian), keterkaitan antara kegiatan ekonomi dengan pengelolaan sumberdaya alam, tingkat pendapatan dan potensi pengembangan usaha dan rutinitas ritual ibadah.

4. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat)

Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat ter-hadap adanya organisasi masyarakat warga yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin yang mempunyai kriteria yang sudah ditetapkan oleh masyarakat sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan dan refleksi kepemimpinan yang sudah dilak-sanakan dalam siklus Pemetaan Sosial.

Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat organik berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau memanfaatkan organisasi atau lembaga yang sudah ada di masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna dll selama dalam organisasi tersebut mempunyai ciri-ciri:

a. Adanya kesetaraan dimana komunitas terbentuk sebagai himpunan warga yang setara di suatu kelurahan.

b. Setiap anggota atau warga berhimpun secara proaktif, yaitu telah mempertimbangkan berbagai aspek sebelum bertindak, karena adanya ikatan kesamaan (commond bond ), seperti kepentingan, persoalan, tujuan, dsb

c. Tiap anggota atau warga berhimpun secara sukarela, bukan karena terpaksa;

d. Membangun semangat saling percaya; e. Bekerjasama dalam kemitraan;

f. Secara damai memperjuangkan berbagai hal, termasuk dalam hal ini menanggulangi masalah-masalah sosial;

g. Selalu menghargai keragaman dan dan hak azasi manusia sebagai dasar membangun sinergi;

h. Menjunjung nilai-nilai demokrasi dalam setiap keputusan yang diambil dan secara intensif melakukan musyawarah;

i. Selalu mempertahankan otonomi atau kemerdekaan dari bebagai pengaruh kepentingan;

27

Organisasi ini diharapkan menjadi motor penggerak bagi masya-rakat yang kemudian membentuk kelompok-kelompok kerja (Pokja) ditingkat basis/RT/Komunitas sebagai pelaksana kegiatan pemberdaya-an masyarakat.

Pokja sebagai representasi kelompok swadaya masyarakat adalah kelompok sosial pada tingkat akar rumput, yang mempunyai kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. Dalam KKN Sisdamas diharapkan warga dapat terlibat dan menerima manfaat dari kelompok ini, dengan cara menjadi anggotanya dan diperlakukan adil seperti anggota masyarakat yang lainnya.

Pengembangan Pokja sebagai tim teknis orgamas tidak harus membentuk baru, tetapi bisa menggunakan kelompok-kelompok sosial yang sudah ada di masyarakat asalkan warga mempunyai peluang untuk terlibat di dalam kelompok, dan penerima manfaat langsung (bantuan

Dokumen terkait