• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DEMAK TAHUN (Halaman 54-70)

Bab IV: UPAYA KESEHATAN

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Adapun pelaksanaannya bersama – sama dengan masyarakat, diharapkan secara epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna terhadap kesehatan masyarakat.

Namun demikian pada umumnya yang menjadikan permasalahan utama adalah masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain dana dan adanya otonomi, dan lain-lain. Sedangkan permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah akses terhadap kualitas lingkungan yang masih sangat rendah. Lingkungan sehat merupakan salah satu pilar utama dalam pencapaian Indonesia Sehat.

Beberapa indikator penting kesehatan lingkungan dapat dikemukakan, sebagai berikut:

1. Rumah / Bangunan

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktivitas. Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat

55

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

kesehatan merupakan faktor risiko sumber penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit yang berbasis lingkungan. Persentasi Rumah Sehat di Kabupaten Demak di tahun 2011 sebesar 71,60%, mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2010 seperti terlihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 4.13 Persentasi Rumah Sehat di Kabupaten Demak

tahun 2009-2011

Dari hasil evaluasi program penyehatan lingkungan, penyebab masalah antara lain kondisi rumah masyarakat yang masih darurat, dimana secara tidak langsung hal ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi masyarakat itu sendiri, kemudian belum optimalnya pembinaan petugas dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya rumah sehat. Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah bebas jentik nyamuk. Bebas jentik nyamuk disini terutama bebas jentik nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit demam berdarah dengue.

2009 2010 2011

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 68.69 68.37 71.6 66 67 68 69 70 71 72

56

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

Grafik 4.14

Persentase Rumah Sehat Per Puskesmas Tahun 2011

Grafik 4.15 Persentasi Rumah Bebas Jentik di kabupaten

Demak Tahun 2009-2011

Kecenderungan persentasi rumah bebas jentik nyamuk yang meningkat dari tahun 2009 sampai tahun 2011

Untuk mencegah dan mengendalikan populasi nyamuk penularnya (Aedes aegypti) perlu digalakkan upaya

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 7 0 .5 3 3 .3 7 3 .0 6 6 .7 6 0 .6 8 3 .4 5 0 .2 8 3 .2 85.9 5 0 .7 8 5 .9 7 5 .3 8 9 .4 94.1 8 5 .5 91 .4 96.6 6 2 .9 6 6 7 .7 89 .4 8 1 .6 6 3 .9 8 8 .8 4 1 .1 44.1 6 0 .5 2009 2010 2011 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS

JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS 72.55 75.02 76.87 70 71 72 73 74 75 76 77 78

57

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) melalui kegiatan 4 M (Menguras – Menutup – Mengubur - Memantau ) secara terus menerus yang melibatkan peran serta masyarakat. Keberadaan nyamuk penular ini sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Guna membina peran serta masyarakat secara efektif. Kegiatan pembinaannya perlu dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja Operasional Pemberantasan Penyakit demam berdarah (POKJANAL DBD) yang merupakan forum kerja lintas sektoral dengan makna yang terkandung dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang menekankan pentingnya prinsip pemerataan, yang didalam pelaksanaannya menuntut upaya promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif, peran serta masyarakat, kerja sama lintas sektoral sebagai strategi untuk mewujudkan Visi Demak Sehat dan Mandiri.

2. Sarana Kesehatan Lingkungan ( persediaan air bersih, jamban, tempat sampah, pengelolaan air limbah ).

a. Pengawasan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Tempat-tempat umum di Kabupaten Demak Tahun 2011, jumlah yang ada 3.719 buah, jumlah yang diperiksa 2.050 buah, Jumlah sehat 1.423 buah (69,41%). Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 73,72%. Jadi pencapaian ini belum memenuhi target Indonesia sehat 2011 yang menetapkan target untuk tempat-tempat umum yang memenuhi syarat adalah 80,16 %. Karena pada tahun 2011 mengalami penurunan.

58

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

Sedangkan seperti yang kita ketahui bersama bahwa pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Pengelolaan makanan adalah suatu bangunan yang menetap dengan segala karyawan dan peralatan yang dipergunakan untuk membuat dan menjual makanan bagi konsumen, yang meliputi restoran, rumah makan, kantin, warung kopi, maupun pabrik makanan minuman sederhana.

Risiko dari pengelolaan makanan mempunyai peluang yang sangat besar dalam penularan penyakit karena jumlah konsumen relatif banyak dalam waktu bersamaan. Oleh karena itu perlu teknologi dan metode yang lebih tepat untuk pembinaan dan pengawasannya.

Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, meliputi : sarana wisata, sarana ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi dan sosial. Sarana wisata, meliputi: hotel, salon/pangkas rambut, usaha rekreasi, hiburan umum dan gedung pertemuan/gedung pertunjukan. Sarana ibadah, meliputi : masjid/mushola, gereja. Sarana transportasi, meliputi : terminal, stasiun. Sarana Ekonomi dan Sosial, meliputi : pasar, pusat pembelanjaan, apotik, sarana/panti sosial, sarana pendidikan dan sarana kesehatan.

a) Jumlah hotel : 4 buah diperiksa 3 sehat 3 ( 100 % ) b) Jumlah restoran/rumah makan : 267 buah, jumlah

59

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

c) Jumlah pasar : 57 buah, jumlah diperiksa : 45 buah, jumlah sehat : 25 buah (55,56 %).

d) Jumlah TUPM lainnya : 3.394 buah, jumlah diperiksa : 1.828 buah, jumlah sehat : 1.251 buah ( 68,44 % ).

Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Adapun pelaksanaannya bersama – sama dengan masyarakat, diharapkan secara epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna terhadap kesehatan masyarakat.

Namun demikian pada umumnya yang menjadikan permasalahan utama adalah masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain dana dan adanya otonomi, dan lain-lain. Sedangkan permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah akses terhadap kualitas lingkungan yang masih sangat rendah.

E. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Berdasarkan data ketersediaan obat pada tahun 2011 yang berasal dari laporan Instalasi Perbekalan Farmasi Kabupaten Demak bersumber dari laporan 26 Puskesmas se Kabupaten Demak, jumlah jenis obat yang dibutuhkan oleh Puskesmas rata-rata 30 item, sedangkan jenis obat yang tersedia di Puskesmas rata-rata 70 item. Jika dibandingkan antara kebutuhan obat dengan persediaan yang ada diperoleh ketersediaan obat secara keseluruhan sebesar 93,51 %. Berarti secara umum kebutuhan obat di Kabupaten Demak telah terpenuhi (tersedia).

Khusus untuk obat generik, kebutuhan total jenis obat generik seluruh Puskesmas Tahun 2011 adalah rata-rata 30 item.

60

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

Dari hasil pembinaan kegiatan pengelolaan Obat di Puskesmas 16 UPTD Puskesmas telah memenuhi standar dan 10 diantanya belum memenuhi standar

Sarana Prasarana distribusi kosmetika dan Pebekalan Kesehatan di Kabupaten Demak Tahun 2011 sebanyak 36 sarana, dari 36 sarana tersebut 27,70 % memenuhi syarat, dan 72,30% tidak memenuhi syarat / standar.

Dari hasil kegiatan pemantauan menjelang hari raya natal terhadap sarana distribusi makanan dan minuman yang dilakukan terhadap 10 sarana distribusi makanan dan minuman diperoleh hasil 5 memenuhi persyaratan dan 5 diantaranya tidak memenuhi syarat, dan ditemukan produk makanan yang belum terdaftar / teregestrasi ( PIRT, MD, ML ) Dari hasil kegiatan pemantauan menjelang hari raya Idul Fitri terhadap sarana distribusi makanan dan minuman yang dilakukan terhadap 10 sarana distribusi makanan dan minuman diperoleh hasil 7 memenuhi persyaratan dan 3 diantaranya tidak memenuhi syarat, dan ditemukan produk makanan yang belum terdaftar / teregestrasi ( PIRT, MD, ML ) Dari hasil kegiatan pemantauan menjelang hari raya natal terhadap sarana produksi makanan dan minuman yang dilakukan terhadap 17 sarana distribusi makanan dan minuman diperoleh hasil 12 memenuhi persyaratan Ijin Industri rumah tangga (IRT) dan 5 diantaranya tidak memenuhi syarat IRT, dan ditemukan produk makanan yang belum terdaftar / teregestrasi ( PIRT, MD, ML )

61

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA DAN PRASARANA

1. PUSKESMAS

Di Kabupaten Demak distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Pada tahun 2011 setelah dilakukan pemekaran jumlah puskesmas yang ada sampai akhir tahun sebanyak 26 unit. Dengan demikian rata-rata 1 unit puskesmas melayani 41.295 jiwa.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas, ada beberapa Puskesmas telah ditingkatkan fungsinya menjadi puskesmas dengan tempat perawatan. Puskesmas perawatan ini terutama yang berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta diwilayah terpencil. Hingga tahun 2011 jumlah puskesmas perawatan di Kabupaten Demak sebanyak 7 Unit yaitu Puskesmas Karangawen 1, Puskesmas Guntur 1, Puskesmas Wedung 1, Puskesmas Gajah, Puskesmas Mijen 1, Puskesmas Dempet, Puskesmas Kebonagung. Sehubungan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB), ada 5 Puskesmas yang dijadikan Puskesmas mampu PONED yaitu Puskesmas Mijen I, Puskesmas Karangawen I, Puskesmas Guntur I, Puskesmas Dempet, dan Puskesmas Gajah.

2. PUKESKESMAS PEMBANTU

Puskesmas Pembantu di Kabupaten Demak pada tahun 2011 berjumlah 53 unit. Ratio desa per puskesmas pembantu 4,6 dengan demikian setiap Puskesmas pembantu rata-rata melayani 4 - 5 desa.

62

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

3. RUMAH SAKIT

Fasilitas yang memberikan layanan rujukan dan rawat inap yakni Rumah Sakit. Adapun jumlah rumah sakit di Kabupaten Demak pada tahun 2011 sebanyak 3 unit yaitu RSUD Sunan Kalijaga Demak dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak 184 TT , RSI NU Demak jumlah Tempat Tidur sebanyak 76 TT, RSU Pelita Anugerah Mranggen Demak jumlah Tempat Tidur sebanyak 60 TT. Rata-rata BOR di Rumah Sakit di Kabupaten Demaksebesar 59,21, LOS sebesar 3,28, TOI sebesar 2,26.

4. PUSKESMAS PERAWATAN

Puskesmas perawatan di Kabupaten Demak dengan jumlah TT sebanyak 113 TT dengan perincian Puskesmas Karangawen 1 sebanyak 32 TT, Puskesmas Guntur 1 sebanyak 15 TT, Puskesmas Wedung 1 sebanyak 12 TT, Puskesmas Mijen 1 sebanyak 16 TT, Puskesmas Gajah sebanyak 8 TT, Puskesmas Dempet 18 TT, Puskesmas Kebonagung 12 TT. Rata-rata BOR di Puskesmas Perawatan sebesar 25,69, LOS sebesar 3,15, TOI sebesar 9,10.

5. FASILITAS KESEHATAN DI PUSKESMAS

Pada tahun 2011 jumlah mobil Puskesmas Keliling sebanyak 26 buah, jumlah sepeda motor seluruhnya 122 buah, jumlah rumah dinas dokter dan paramedis di Kabupaten Demak sebanyak 35 buah. Dengan adanya penambahan beberapa fasilitas seperti ini diharapkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dapat meningkat, demikian juga dengan kinerja tenaga kesehatan yang diberikan fasilitas kenderaan dinas.

6. POSKESDES

Jumlah Poskesdes di Kabupaten Demak tahun 2011 sebanyak 173 buah dan semuanya memberikan pelayanan kesehatan dasar.

63

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

7. POSYANDU

Pada hakekatnya posyandu merupakan kegiatan yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, sehingga pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana posyandu menjadi tanggung jawab kita bersama terutama masyarakat disekitarnya.

Dalam perkembangannya ternyata posyandu mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Namun demikian tanggapan positif masyarakat ternyata belum dibarengi dengan meningkatnya mutu pelayanan, karena masih banyak faktor yang menyebabkan mutu palayanan posyandu masih rendah antara lain, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki masih sangat rendah, banyak kader posyandu yang droup out, sarana dan prasarana belum memadai, belum adanya penghargaan bagi para kader yang berprestasi, belum optimalnya kegiatan UKBM di tingkat desa, termasuk krisis ekonomi yang berkepanjangan yang tak kunjung usai.

Pembinaan UKBM juga dilakukan, pada UKBM jenis Posyandu tingkat/strata posyandu yang telah dicapai menentukan juga keberhasilan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan.

Grafik 5.1 Strata Posyandu di Kabupaten Demak Tahun 2011

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00

Pratama Madya Purnama Mandiri Persentase Posyandu Menurut

64

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

Dari tabel 46 dapat diketahui jumlah posyandu di Kabupaten Demak adalah 1.241 buah, sedangkan jumlah posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu Aktif ) adalah 617 pos (49,72%).

8. DESA SIAGA

Semua desa di Kabupaten Demak pada tahun 2011 sudah Desa Siaga (100%). Dan dari semua desa siaga 63,45 % (158 Desa) merupakan desa siaga aktif.

B. TENAGA KESEHATAN

Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan melalui pelatihan tenaga oleh pemerintah maupun masyarakat.

1. Tenaga Medis

Tahun 2011 di Kabupaten Demak tercatat jumlah tenaga medis yang ada di seluruh puskesmas dan rumah sakit sebanyak 30 orang dengan perincian 5 Orang dokter spesialis, 25 orang dokter umum serta dokter gigi sejumlah 1 orang dengan rasio masing-masing per 100.000 penduduk yakni 3,52 untuk dokter spesialis, 16,93 untuk dokter umum dan 0,71 untuk dokter gigi.

Kurangnya tenaga medis di Kabupaten Demak perlu diperhatikan. Adanya dokter PTT diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tenaga medis. Pada tahun 2011 jumlah dokter PTT sebanyak 2 orang, yang semuanya adalah dokter umum.

2. Tenaga Kefarmasian dan Gizi

Tenaga Farmasi yang ada diseluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya berjumlah 42 orang yang terdiri dari 6 laki-laki ( rasio 0,56/100.000 penduduk) dan 36 perempuan (rasio :

65

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

3,35 / 100.000 penduduk). Untuk rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk masih jauh dari yang diharapkan karena hingga tahun 2011 rasio tenaga kefarmasian baru mencapai 1,96 per 100.000 penduduk.

Sementara itu, tenaga gizi yang ada di kabupaten Demak berjumlah 29 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki ( rasio:0,47 /100.000 penduduk) dan 22 orang wanita ( rasio : 2,05 / 100.000 penduduk ) , rasio tenaga gizi terhadap 100.000 penduduk sebesar 1,26.

3. Tenaga Keperawatan

Tenaga kesehatan tergolong ke dalam tenaga keperawatan adalah Perawat dan Bidan. Jumlah tenaga Tenaga perawat puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Demak berjumlah 375 orang perawat ( Rasio 17,28 / 100.000 penduduk) yang terdiri dari 131 laki-laki ( Rasio : 12,11 / 100.000 penduduk ), dan 244 Perempuan ( Rasio 22,45 / 100.000 Penduduk ) dan untuk tenaga bidan sejumlah 382 orang dengan rasio 17,79 / 100.000 penduduk.

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi

Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Demak tahun 2011 mencapai 26 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 10 perempuan, sedangkan untuk tenaga sanitasi telah mencapai jumlah 22 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 6 perempuan dengan rasio sebesar 1,03 per 100.000 penduduk.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Alokasi anggaran pada Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

66

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

Tabel 5.1

Anggaran Bidang Kesehatan Tahun 2011

NO SUMBER BIAYA ALOKASI

ANGGARAN (Rp) %

1 APBD KAB/KOTA

44.323.938.000 83,48

a. Belanja Langsung

11.803.831.000 22,23

b. Belanja Tidak Langsung

32.520.107.000 61,25 2 APBD PROVINSI 427.373.800 0,80 3 APBN : 8.347.043.000 15,72 - Dana Dekonsentrasi 0,00 - JAMKESMAS / JAMPERSAL 6.397.043.000 12,05 - BOK ( Tugas Pembantuan ) 1.950.000.000 3,67 - Pengolahan data dan Infokes 4.710.000 0,01 - PAMSIMAS Komponen B 302.080.000 0,57

- Kesehatan Ibu 43.243.000 0,08

- Kesehatan Anak 15.567.000 0,03

- Pemantapan Manajemen Program

Jamkesmas 40.850.000 0,08

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00 (sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

53.098.354.800 100,0 TOTAL APBD KAB/KOTA

1.180.451.767.000 % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 3,75

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

49.454,36

Total anggaran bidang kesehatan di Kabupaten Demak sebesar 53.098.354.800 ( 3,75 % ) bila dibanding total APBD Kabupaten Demak. Anggaran bidang kesehatan di Kabupaten Demak secara terperinci bersumber dari APBD Kabupaten sebesar 44.323.938.000 (83,48 % ) termasuk di dalamnya adalah Dana Alokasi Khusus ( DAK ), bersumber dari APBD Provinsi sebesar 427.373.000 ( 0,80 % ) dan bersumber dari APBN sebesar 8.347.043.000 ( 15,72 % ) yang digunakan untuk pelayanan JAMKESMAS, JAMPERSAL, BOK, Pengolahan data dan infokes, PAMSIMAS, Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, dan pemantapan manajemen Program Jamkesmas.

67

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait dalam konotasi dipengaruhi dan mempengaruhi aspek demografi, keadaan dan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan lingkungan baik fisik maupun biologis.

Salah satu kebutuhan dalam pembangunan adalah tersedianya informasi yang valid dan akurat. Yang salah satu bentuknya dituangkan dalam buku Profil Kesehatan. yang merupakan gambaran secara garis besar tentang perkembangan derajat kesehatan, upaya kesehatan yang dilaksanakan dan faktor - faktor yang mempengaruhinya.

Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam pembangunan kesehatan, antara lain upaya peningkatan dan perbaikkan terhadap derajat kesehatan masyarakat, upaya pelayanan kesehatan, sarana kesehatan dan sumber daya kesehatan. Hasil-hasil kegiatan pembangunan kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Demak selama tahun 2011 tergambar dalam Profil Kesehatan Kabupaten Demak Tahun 2011.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa hingga tahun ini berbagai peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum, perbaikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Demak. Gambaran yang demikian merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan pengelola program

68

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

kesehatan maupun kepada lintas sektor dan masyarakat di daerah yang didiskripsikan melalui data dan informasi.

Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan. Salah satu keluaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan. Dalam perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat.

Namun disadari, bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalam era desentralisasi, pengumpulan data dan informasi dari Puskesmas menjadi relatif lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan di dalam Profil Kesehatan Kabupaten Demak yang terbit saat ini belum sesuai dengan harapan.

Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Demak ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai.

Betapapun demikian, Profil Kesehatan Kabupaten Demak ini belum mendapat apresiasi yang memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan informasi di jajaran kesehatan yang relatif paling lengkap sehingga kehadirannya selalu

69

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

ditunggu dan di tunggu-tunggu oleh berbagai pihak untuk kepentingan apapun khususnya Dinas Kesehatan guna menentukan arah kebijakan ditahun berikutnya, untuk membantu penelitian di dunia pendidikan bidang kesehatan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten Demak, Dinas Kesehatan Kabupaten Demak senantiasa mencari terobosan-terobosan dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat.

B. SARAN

1. Dari hasil-hasil tersebut di atas, dapat dilihat bahwa masih ada pelaksanaan program yang belum mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut menunjukkan masih perlunya perhatian dan penanganan yang lebih serius karena pembangunan kesehatan tetap merupakan kebutuhan masyarakat yang perlu ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan pembangunan nasional.

2. Penyusunan buku Profil kesehatan Kabupaten Demak tahun 2011 telah diupayakan untuk lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi kualitas data maupun analisisnya. Namun disadari pula dalam penyusunan buku Profil kesehatan ini masih ditemui banyak hambatan terutama dikarenakan pada tahun 2011 Profil kesehatan disusun dengan format yang baru, berbeda dengan tahun - tahun sebelumnya sehingga banyak tabel-tabel yang tidak dapat terisi. Oleh karena itu untuk penyusunan Profil Kesehatan di tahun-tahun mendatang diharapkan format tidak selalu berubah tetapi tetap mengakomodir kebutuhan data dan informasi guna evaluasi dan perencanaan tahunan kegiatan pembangunan dibidang kesehatan.

3. Perlu peningkatan kemampuan / ketrampilan pengelola data dan pemegang program dalam mencermati data guna peningkatan

70

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

validitas data dan tidak selalu terulang adanya data-data yang tidak akurat atau “aneh”.

4. Perlu dilaksanakan kegiatan rapid survey untuk mendukung validitas serta keakuratan data Profil kesehatan.

5. Perlu dukungan dana guna mendapatkan data dan informasi yang lengkap dan akurat dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan pada tahun yang akan datang.

Semoga Buku Profil Kesehatan Tahun 2011 ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran sangat kami harapkan ( Tim Penyusun Buku Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Demak) demi perbaikan Penyusunan Buku Profil Kesehatan pada tahun - tahun mendatang.

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DEMAK TAHUN (Halaman 54-70)

Dokumen terkait