D. Simpul Kritis
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2015 dilakukan oleh: Tim Pembina Pusat, Tim Teknis Provinsi/Kabupaten/Kota dan Petugas TKP dan PLP-TKP, dengan tugas masing-masing sebagai berikut :
A. Pusat
Pusat dikoordinasikan oleh Direktorat Tanaman Semusim, bertugas:
1. Menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015.
2. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan.
3. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Tim Teknis Provinsi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan pengendalian serta membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di tingkat lapangan.
4. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program melalui kerjasama antar instansi non pemerintah seperti Perusahaan Pengelola/Mitra, Asosiasi Petani Kapas Indonesia (APEKINDO) dan unsur terkait lainnya.
5. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perkebunan.
B. Tim Teknis Provinsi
Tim Teknis Provinsi dikoordinasikan oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan, bertugas : 1. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 dengan mengacu kepada Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 yang dibuat Ditjen Perkebunan. Juklak tersebut disampaikan ke Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan dan tembusan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta.
2. Melakukan koordinasi pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. 3. Melakukan sosialisasi dengan Tim Teknis
Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan
penanaman kapas tahun 2015 di kabupaten/kota setempat.
4. Melakukan pengawalan, pemantauan, monitoring, evaluasi serta membantu mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan.
5. Bersama Tim Teknis Kabupaten/Kota membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/mitra/ koperasi.
6. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per kabupaten kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq. Direktur Tanaman Semusim, yang mencakup: i) lokasi penanaman (kecamatan); ii) luas areal terdaftar/terukur; iii) jumlah petani peserta/kelompok tani; iv) penyaluran benih dan sarana produksi; v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; dan viii) laporan keuangan Satker pengelola dana TP yang dibuat sesuai sistem/peraturan yang berlaku.
C. Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupaten/Kota dikoordasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/ kota, bertugas :
1. Melakukan koordinasi teknis yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan teknis lapangan.
2. Melakukan sosialisasi kepada petani/kelompok tani sasaran.
3. Melakukan pendaftaran, seleksi dan verifikasi CP/CL.
4. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 dengan mengacu kepada Juklak yang dibuat oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Pedoman Teknis yang dibuat Direktorat Jenderal Perkebunan. Juknis tersebut disampaikan ke Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan tembusan kepada Ditjen. Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta.
5. Bersama Tim Teknis Provinsi membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/mitra/koperasi.
6. Melakukan bimbingan teknis, pembinaan dan pengawalan ke lokasi kegiatan.
7. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per Kecamatan kepada Tim Teknis Provinsi tembusan kepada Dirjen Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim, yang mencakup: i) lokasi (desa); ii) jumlah petani peserta/kelompoktani; iii) luas areal terdaftar/terukur; iv) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; dan viii) permasalahan serta rencana tindak lanjut.
D. TKP dan PLP-TKP
1. Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Petugas Lapang Pembantu TKP (PLP-TKP) merupakan ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan pengembangan kapas, mulai dari sosialisasi program, pendataan CP/CL, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen kapas berbiji sampai dengan penimbangan dan penjualan hasil. Mereka merupakan penghubung antara petani dengan perusahaan pengelola/Balittas.
2. TKP dan PLP-TKP berdomisili di lokasi pengembangan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping petani.
3. TKP menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan lapangan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Tim Pelaksana Provinsi, yang mencakup: i) lokasi (dusun/kelompok tani); ii) jumlah petani peserta/kelompoktani; iii) luas areal terdaftar/terukur; iv) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; dan viii) permasalahan serta rencana tindak lanjut.
VI. PEMBERDAYAAN PETANI KAPAS
Pemberdayaan petani adalah rangkaian proses memfasilitasi petani melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan asistensi. Kegiatan ini dilaksanakan secara sistematis, terarah dan berkesinambungan dalam upaya mengakumulasi potensi yang dimiliki. Diharapkan potensi tersebut menjadi suatu kekuatan dalam melakukan kerjasama menuju peningkatan kesejahteraan. A. Tujuan
Tujuan pemberdayaan petani adalah untuk meningkatkan kemampuan petani dalam hal teknis dan administratif. Selain itu juga membina kebersamaan petani dan pengembangan kelembagaannya agar terbangun usahatani yang mandiri dan berkelanjutan.
B. Sasaran
Penumbuhan dan penguatan kelompok tani mandiri. Bagi kelompok tani mandiri dapat tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan dapat membentuk koperasi yang berbadan hukum.
C. Pelaksanaan
1. Metode Pelaksanaan
Pemberdayaan petani kapas dilaksanakan secara swakelola melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan (TP) Provinsi.
Pemberdayaan petani difasilitasi oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan bekerjasama dengan Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan pada wilayah pengembangan kapas dengan melibatkan petugas pendamping lapangan (TKP dan PLP-TKP).
Materi pemberdayaan petani meliputi pembekalan teknis perbenihan, budidaya tanaman kapas sampai dengan panen dan pasca panen serta fasilitasi penumbuhan dan penguatan kelompok tani melalui aspek manajerial.
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pemberdayaan petani mencakup: a. Sosialisasi program kegiatan.
b. Inventarisasi kelompok tani peserta penanaman kapas.
c. Penetapan calon peserta pelatihan (pengurus kelompok atau anggota yang ditunjuk untuk mewakili).
d. Penyelenggaraan pelatihan petani kapas. e. Penyusunan laporan.
Waktu pelaksanaan pelatihan petani adalah sebelum petani melakukan penanaman kapas dan atau menjelang panen kapas.
Untuk wilayah pengembangan dengan musim tanam awal tahun pelatihan dilaksanakan pada bulan Januari s/d Maret 2015, sedangkan untuk wilayah pengembangan dengan musim tanam akhir tahun pelatihan dilaksanakan sebelum bulan Agustus 2015.
VII. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Agar penggunaan anggaran APBN menjadi tertib sesuai dengan output kegiatan dan dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi, keuangan maupun fisik, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan, yaitu (1) sebelum mulai kegiatan (ex-ante) untuk mengetahui persiapan pelaksanaan di lapangan dan mengantisipasi potensi masalah yang mungkin timbul, (2) saat dilakukan kegiatan (on
going) untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi, dan (3) setelah dilakukan kegiatan (ex-post) untuk mengevaluasi kegiatan berdasarkan pencapaian target yang ditetapkan.
Laporan dibuat secara berjenjang, mulai dari petugas TKP dan PLP-TKP, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi sampai dengan tingkat pusat di Jakarta.
VIII. PEMBIAYAAN
Kegiatan pelaksanaan Pengembangan Tanaman
Kapas yang dibiayai dari dana APBN-P Tahun 2015 melalui DIPA Direktorat Jenderal
IX. PENUTUP
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 ini dibuat sebagai acuan umum bagi setiap pihak terutama petugas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan penanaman kapas. Hal-hal yang belum terakomodir dalam Pedoman Teknis ini, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat diakomodir dalam Juklak dan Juknis. Dalam penyusunan Juklak/Juknis tersebut harus memperhatikan DIPA dan Petunjuk Operasional Kegiatannya (POK).
Lampiran 1.
Kegiatan Penanaman Kapas Tahun 2015
NO. PROVINSI KABUPATEN VOLUME
1 Bali Buleleng 50 Ha Karang Asem 50 Ha 2 NTB Lombok Barat 50 Ha Lombok Tengah 50 Ha Lombok Timur 50 Ha Sumbawa 50 Ha Lombok Utara 50 Ha 3 NTT Manggarai Barat 200 Ha Sumba Barat Daya 50 Ha
NO. PROVINSI KABUPATEN VOLUME 4 Sulawesi Selatan Bantaeng 750 Ha Bulukumba 3.000 Ha Bone 750 Ha Soppeng 750 Ha Wajo 500 Ha Jeneponto 750 Ha Takalar 500 Ha
5 Jawa Timur Lamongan 30 Ha
Lampiran 2.
Kegiatan Operasional TKP dan PL-TKP Kapas Tahun 2015 NO PROVINSI VOLUME 1 BALI 16 Orang 2 NTB 21 Orang 3 NTT 20 Orang 4 SULSEL 33 Orang
5 JAWA TIMUR 4 Orang
Lampiran 3.
Kegiatan Pemberdayaan Petani Kapas Tahun 2015
NO. PROVINSI VOLUME
1 BALI 2 Kelompok
2 NTB 5 Kelompok
3 NTT 6 Kelompok
4 SULSEL 19 Kelompok
5 JAWA TIMUR 1 Kelompok