• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 11. Arang serbuk gergaji

2) Pembuatan Arang dengan Cara Tungku Drum

Gambar 11. Arang serbuk gergaji

(Foto: dok. Gusmailina)

2) Pembuatan Arang dengan Cara Tungku Drum

Pembuatan arang dengan tungku drum ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat umum. Tungku drum dapat digunakan untuk membuat arang dari tempurung kelapa, tempurung kemiri, limbah kulit, ranting atau sebetan. Cara ini termasuk sederhana, mudah dan murah dengan menggunakan drum bekas minyak tanah atau oli dengan kapasitas 200 liter.

Spesifikasi kiln/tungku drum yang dimodifikasi adalah sebagai berikut:

Tipe : Silinder (Drum)

Tinggi drum : 90 cm

Diameter : 57 cm

Tinggi cerobong : 30 cm

Diameter cerobong : 10 cm

Lubang udara : 24 buah

Diameter lubang udara : 13 mm Jarak antar baris lubang : 15 cm

Gambar 12. Pembuatan arang dengan tungku drum (Foto: dok. Gusmailina)

Langkah-langkah membuat arang dengan tungku drum:

 Masukkan sebatang bambu/kayu berdiameter 10 cm di tengah drum, tegak lurus pada tengah atau pusat drum

 Isi drum dengan bahan baku sampai penuh;

 Cabut bambu/kayu dengan perlahan, hingga membentuk lubang pada drum;

 Tutup lubang udara dengan asbes atau tanah liat;

 Masukkan umpan bakar ke dasar drum melalui lubang yang terbentuk;

 Nyalakan, jika pembakaran sempurna maka kiln/tungku ditutup lalu dipasang cerobong asap;

 Buka lobang udara pada baris pertama bagian bawah badan drum;

 Jika pada lobang udara terlihat bara merah, segera tutup dengan asbes atau tanah liat, kemudian lobang udara baris berikutnya dibuka. Demikian seterusnya hingga pembakaran berlangsung

sampai terjadi bara pada lobang baris paling atas badan drum;

 Pengarangan berlangsung antara 6-7 jam tergantung jenis bahan baku, kadar air, dan keadaan angin. Tutup cerobong dengan kain, kemudian bagian atas drum ditutup dengan pasir untuk mencegah agar udara tidak masuk ke dalam drum yang dapat menyebabkan arang jadi abu;

 Pengarangan dihentikan bila asap yang keluar dari cerobong sudah tipis dan berwarna kebiru-biruan. Biarkan tungku dingin selama enam jam lalu tutup kiln dibuka. Pisahkan antara arang dari abu;

 Untuk mengurangi asap, cerobong diperpanjang yang dapat disambung dengan bambu yang sudah dilobangi bagian tengahnya. Makin panjang cerobong makin sedikit asap sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Gambar 13. Arang tempurung kelapa, arang sebetan/limbah kayu dan arang limbah potongan kayu yang dibuat dengan tungku drum.

(Foto: dok. Gusmailina)

2. Arang Sekam Padi (ASP)

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikatego-rikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan bahan bakar.

Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20 sampai 30 %, dedak antara 8-12 % dan beras giling antara 50-63,5 % data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan. Ditinjau dari komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting yang dapat dimanfaat-kan untuk berbagai keperluan diantaranya: (a) sebagai bahan baku pada

industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia; (b) sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah; (c) sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3, dengan nilai kalori sekam sebesar 3300 k.kalori/kg. Menurut Houston (1972) sekam memiliki bulk density 0,100 g/ml, nilai kalori antara 3300 -3600 k.kal/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU. Untuk lebih memudahkan diversifikasi penggunaan sekam, maka sekam perlu dipadatkan menjadi bentuk yang lebih sederhana, praktis dan tidak voluminous. Bentuk tersebut adalah arang sekam maupun briket arang

sekam. Arang sekam dapat dengan mudah dimanfaatkan sebagai bahan

bakar yang tidak berasap dengan nilai kalori yang cukup tinggi. Briket arang sekam mempunyai manfaat yang lebih luas lagi yaitu di samping sebagai bahan bakar ramah lingkungan, juga sebagai media tumbuh tanaman hortikultura khususnya tanaman bunga.

Arang sekam memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan dapat menahan air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maupun sayuran, terutama budidaya secara hidroponik. Saat ini arang sekam mudah diperoleh di toko-toko pertanian. Namun arang sekam dapat dibuat sendiri dengan cara sederhana, untuk keperluan sendiri atau bahkan dapat dijadikan sebagai usaha sampingan. Arang sekam padi dapat dibuat dengan menggunakan tungku semi kontinyu tipe P3HH, atau dengan cara sederhana dengan cara disangrai. Peralatan yang diperlukan adalah tungku dan seng. Caranya, sekam padi diletakkan di atas seng yang telah ditempatkan di atas tungku. Selanjutnya sekam disangrai sambil diaduk. Dengan cara ini akan diperoleh arang sekam sebanyak 40-50 kg dari 100 kg sekam segar. Pembuatan arang sekam juga dapat dilakukan dengan cara dibakar dalam drum. Caranya, masukkan sekam ke dalam drum sampai tinggi sekitar 20 cm. Tuang oli ke dalam drum dan bakar. Jika asap dari pembakaran berkurang, maka sekam ditambah sedikit demi sedikit hingga drum penuh. Kemudian drum ditutup karung basah dan di atasnya diberi tutup hingga rapat. Biarkan sekam

menjadi dingin. Setelah itu pisahkan arang sekam dengan abunya melalui penyaringan. Jumlah arang sekam yang diperoleh juga sekitar 40-50 kg dari 100 kg sekam segar. Cara ini kurang efisien karena memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan tungku semi kontinyu tipe P3HH dan cara disangrai.

Gambar 14. Cara sederhana membuat arang sekam padi (Sumber: Juniadi, 2012)

Untuk daerah perkotaan yang terbatas dengan lahan serta padat penduduk teknik budidaya dengan menggunakan arang yang dicampur dengan kompos, pupuk organik atau arang kompos selanjutnya disterilisasi untuk media tanam sangat cocok khususnya untuk model pertanian hidroponik. Teknik ini akan mampu mengembangkan model pertanian modern misalnya untuk menanam sayuran dengan media tanam seperti ini. Hasil akhir telah terbukti berupa perbaikan pertumbuhan dan produktivitas panen.

Dokumen terkait