E. Limit Switch
2. Pembuatan Batu Bata Menggunakan Mesin a. Menyiapkan Adonan
Adonan yang digunakan untuk dalam pencetakan batu bata menggunakan simulasi mesin pencetak batu bata berbasis PLC ini sama dengan adonan yang digunakan dalam pembuatan batu bata secara manual. Hanya saja kapasitas tampung atau volume dalam setiap wadahnya berbeda dengan sesungguhnya.
b. Pencetakan Batu Bata
Sebelum melakukan pencetakan batu bata menggunakan simulasi mesin pencetak batu bata hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah mengecek kelembekan adonan. Kelembekan atau kekenyalan adonan dapat mempengaruhi hasil cetakannya. Hasil cetakan yang baik adalah batu bata yang memiliki
ketebalan dan kepadatan yang sama. Batu bata yang kurang =
lembek dapat menghasilkan batu bata yang kurang padat. Sedangkan adonan yang kurang keras akan menhasilkan batu bata yang tidak memiliki bentuk yang baik karena setelah di pres potongannya dapat tersambung kembali.
Pencetakan batu bata menggunakan mesin pencetak batu bata dapat dilakukan oleh 3 orang. Orang pertama bertugas untuk meletakkan tanah dalam cetakan dan meletakkan diatas
conveyor. Orang kedua bertugas membawa hasil cetakan keorang ketiga serta membawa kembali wadah kepada orang pertama. Dan orang ketiga bertugas untuk menata bata untuk dikeringkan. c. Hasil
Hasil yang diperoleh dari pencetakan batu bata menggunakan mesin pencetak batu bata ini adalah sebagai berikut:
No Waktu Dalam 1 Kali Cetak
Jumlah Satu Kali Cetak
1 18 detik 4 2 18 detik 4 3 18 detik 4 4 18 detik 4 5 18 detik 4 6 18 detik 4 7 18 detik 4 8 19 detik 4 9 18 detik 4 10 18 detik 4
Rata-rata dalam setiap 1 kali pencetakan batu bata adalah : 18+18+18+18+18+18+18+18+18+18 10 180 10 18 detik
Berarti 12 batu bata dapat tercetak dalam waktu 45 detik. 3. Hasil Analisa
Berdasarkan permasalahan yang timbul dari pembuatan Mesin Pencetak Batu Bata berbasis PLC ini adalah :
a. Bagaimana agar mesin ini dapat memiliki jumlah produksi yang lebih banyak dibanding dengan pencetakan batu bata secara manual?
Karakteristik komponen:
Kecepatan konveyor (RPM) = 80
Kecepatan prescetak (RPM) = 80 Kekuatan tekanan (daya) = 2 Kg Jumlah ruas pembelah bata = 4
Ukuran wadah (cm) = 20 x 11
Berdasarkan perbandingan jumlah hasil cetakan antara pembuatan batu bata secara manual dan pembuatan batu bata menggunakan mesin menjelaskan bahwa mesin ini belum bisa memberikan hasil yang maksimal dikarenakan:
=
1. Wadah tanah atau wadah cetakan kurang besar sehingga kapasitas tanah yang dapat ditampung sedikit
2. Motor penggerak konveyor kurang cepat sehingga proses penghantaran wadah cetakan kebawah prescetak kurang bisa maksimal.
3. Motor penggerak prescetak memiliki torsi dan rotasi yang kecil
Pengmatan ini dilakukan berdasarkan dari hasil pengujian seperti yang ditunjukan tabel 8 dan tabel 9. Kurangnya torsi pada motor penggerak konveyor mengakibatkan kerja konveyor menjadi lambat sehingga dalam menghantarkan wadah tanah ke bawah prescetak terkesan membutuhkan waktu yang lama.Wadah yang digunakan untuk meletakkan tanah yang akan dipres juga memiliki volume yang kecil, sehingga cetakan yang dihasilkanpun sedikit.
Ada 3 solusi yang harus dilakukan bila menginginkan hasil cetakan mengggunakan mesin pencetak batu bata lebih maxsimal, diantaranya:
1. Memperbesar wadah cetakan. Wadah yang digunakan harus memiliki daya tampung tanah yang lebih banyak.
Penyesuaian pengepresnya juga harus dilakukan agar tidak terlalu banyak tanah yang terbuang keluar.
2. Mempercepat gerak konveyor. Motor konveyor yang digunakan harus memiliki torsi dan kecepatan putaran
(RPM) yang tinggi karena dengan semakin cepatnya konveyor berputar maka semakin cepat pula proses
pengepressan terjadi. Juga beban yang di jalankan tentunya akan semakin berat karena wadah yang digunakanpun harus lebih besar oleh karena itu torsi motor konveyor harus besar.
3. Memperbesar torsi dan kecepatan motor pres cetak. Untuk mempercepat pengepresan batu bata menggunakan enggkol mulai dari titik mati atas (TMA) dan kembali ketitik mati atas. Motor yang digunakan harus benar-benar memiliki torsi dan kecepatan yang tinggi. Hal dilakukan karena dengan semakin besarnya wadah yang digunakan untuk meletakkan tanah maka tekanan yang digunakan untuk mengeprespun harus besar.
b. Bagaimana bila pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata ini menggunakan PLC?
Pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata menggunakan PLC memang sangat membantu secara perawatan, software/program serta, aplikasi kedalam mekanik atau kendali bebannya tetapi tidak secara ekonomis bila dibandingkan dengan magnetic contactor.
PLC memiliki keunggulan yang sangat banyak bila dibandingkan dengan magnetic contactor contoh kecilnya adalah timer dan conter tetapi dengan keunggulan yang sangat banyak tersebut PLC juga memiliki reputasi harga yang tidak murah dalam penggunaan sebagai
pengoprasi mesin industri rumah tangga bila dibandingkan dengan apa yang dihasilkan dari komponen tersebut. Dengan kata PLC tidak begitu cocok digunakan untuk Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata karena harganya sangat mahal dan tidak sebanding dengan produksi yang dihasilkan.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC Belum mampu menjadi solusi dalam mengatasi kurangnya pasokan batu bata seiring dengan semakin meningkatnya pembangunan.
Kurang maksimalnya hasil pencetakan batu bata menggunakan Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata ini dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
1. Wadah cetakan yang digunakan untuk meletakkan tanah kurang besar sehingga volume yang terdapat dalam madah cetakan kurang begitu banyak sehingga hasil cetakan dalam satu kali cetak sedikit.
2. Motor yang digunakan untuk menggerakkan konveyor dan motor yang digunakan untuk mengepres kurang memiliki torsi dan kecepatan yang tinggi sehingga proses pencetakan terkesan lambat.
Bila dimungkinkan kedua hal diatas dapat terpenuhi maka diyakini hasil dari cetakan menggunakan Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC akan jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pembuatan batu bata secara manual.
Berbasis PLC ini kiranya menjadikan sebuah pemikiran bagi pembaca khususnya mahasiswa dalam mencari ide baru agar mesin ini dapat bekerja secara maksimal dan dapat dipergunakan untuk menunjang hasil produksi batu bata yang selama ini dirasa masih sangat kurang.