• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pembuatan Krim Ekstrak Etil Asetat Tomat

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Dirjen

POM, 1995). Tipe krim ada 2, yaitu krim tipe air dalam minyak (A/M) dan krim

minyak dalam air (M/A). Dalam penelitian ini dibuat sedian krim dengan tipe

M/A karena krim ini lebih nyaman dalam penggunaanya, krim dapat dicuci

dengan air dan tidak meninggalkan kesan lengket atau berminyak seperti pada

krim A/M.

Pada dasarnya setiap sediaan farmasi terdiri dari zat aktif dan eksipien. Zat

aktif yang digunakan dalam formulasi krim pada penelitian ini adalah ekstrak etil

asetat tomat. Kandungan senyawa dalam buah tomat antara lain solanin (0,007%),

saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, α

dan ß-karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Canene-Adam,

dkk., 2004). Likopen merupakan salah satu kandungan kimia paling banyak dalam

tomat, dalam 100 gram tomat rata-rata mengandung likopen sebanyak 3-5 mg

(Giovannucci, 1999).

Lycopene atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu

karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam

buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Karotenoid ini telah

dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan sebuah antioksidan yang

sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker (Mascio, Kaiser, dan Sies,

Selain zat aktif, eksipien juga memegang posisi penting dalam suatu

formula. Eksipien yang digunakan dalam sediaan semisolid topikal harus

memiliki kemampuan untuk: 1) meningkatkan kelarutan zat aktif; 2) mengatur

pelepasan dan permeasi obat; 3) meningkatkan aspek estetika sediaan; 4)

meningkatkan stabilitas obat dan formulasi; serta 5) mencegah kontaminasi dan

pertumbuhan mikroba (Heather dkk., 2012).

Eksipien yang digunakan dalam formula krim ekstrak etil asetat tomat

antara lain asam starat, trietanolamin, PEG 6000, Texapon® N70, metil paraben,

propilen glikol, danaquadest.

Krim merupakan campuran yang terdiri dari air dan minyak, oleh karena

itu butuh suatu surfaktan untuk menyatukannya fase yang tidak campur (air dan

minyak) dengan cara menurunkan tegangan antarmuka. Molekul surfaktan

memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang

suka akan minyak/lemak (lipofilik). Sifat rangkap ini yang menyebabkan

surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat

padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan

rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam

dalam fase minyak (Jatmika, 1998).

Surfaktan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Texapon® N70 atau

Sodium Lauryl Ether Sulphate (SLES) yang merupakan suatu surfaktan dengan

sifat seperti detergen. Karakteristik Texapon® N70 antara lain: agen emulsifikasi,

pengental yang baik; kompatibilitas baik; serta tingkat iritasi pada mata dan kulit

yang rendah (Anonim, 2000).

Selain surfaktan, bahan lain yang berpengaruh dalam formulasi sediaan

krim adalah basis. Basis digunakan untuk membawa zat aktif agar masuk ke

dalam tubuh. Penggunaan PEG sebagai basis sekaligus pelarut bahan yang tidak

larut air juga dapat meningkatkan penyebaran obat di dalam tubuh manusia

(Mitchell, 1972). PEG yang digunakan dalam penelitian ini adalah PEG 6000.

Asam stearat merupakan campuran asam organik padat yang diperoleh

dari lemak. Asam starat praktis tidak larut dalam air. Asam stearat digunakan

mengentalkan lotion (Boylan dkk., 1986). Titik leleh asam stearat 69-70°C dan

konsentrasi yang umumnya digunakan dalam sediaan krim sebesar 1-20% (Rowe,

2009). Formula tradisional untuk vanishing cream didasarkan pada jumlah asam

stearat yang besar sebagai fase minyak yang dapat melunak pada suhu tubuh dan

mengkristal pada bentuk yang sesuai sehingga tidak terlihat dalam penggunaan

dan membentuk film yang tidak berminyak. Emulgator yang berperan dalam

proses tersebut adalah sabun yang terbentuk dengan adanya penambahan basa

yang cukup untuk bereaksi dengan asam stearat (Wilkinson dan Moore, 1982).

Trietanolamin digunakan sebagai bahan pengemulsi anionik untuk

membentuk emulsi minyak-air yang homogen dan stabil (Rowe, 2009).

Trietanolamin bila direaksikan dengan asam lemak, seperti asam stearat atau

asam olet akan membentuk sabun yang dapat digunakan sebagai emulgator untuk

menghasilkan emulsi yang stabil, berbutir halus pada emulsi M/A (Reynold,

Propilen glikol digunakan sebagai humektan. Humektan merupakan suatu

bahan higroskopis yang memiliki sifat mengikat air dari udara yang lembab serta

dapat mempertahankan air yang ada di dalam sediaan (Soeratri, 2004).

Propilenglikol juga digunakan sebagai antimikrobial preservatif, disinfektan,

plasticizer, pelarut, agen stabilitas, dan cosolvent.

Preservative yang digunakan pada pembuatan emulgel ini adalah metil

paraben. Konsentrasi untuk penggunaan topikal bagi metil paraben untuk

penggunaan topikal adalah 0,02-0,3% (Rowe dkk., 2009). Metil paraben secara

luas digunakan sebagai antimikroba pada kosmetik, produk makanan, dan sediaan

farmasi. Paraben efektif pada range pH yang luas dan memiliki aktivitas

antimikroba spektrum luas, meskipun paraben paling efektif menghambat yeast

dan fungi.

Dalam formula krim ekstrak etil asetat tomat ini digunakan pelarut yaitu

aquadest. Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan,

pertukaran ion, osmosis terbalik, atau dengan cara yang sesuai. (Lachman, 1994).

Untuk mendapatkan sediaan krim dengan sifat fisis yang baik maka perlu

dilakukan suatu orientasi formula. Orientasi formula digunakan untuk mengetahui

jumlah bahan yang akan diguanak dalam suatu formulasi. Dalam penelitian ini

dilakukan orientasi jumlah Texapon® N70 dan PEG 6000 yang akan digunakan

dalam pembuatan krim ekstrak etil asetat tomat.

Pengaruh penggunaan Texapon® N70 terhadap viskositas dan ukuran

droplet dilakukan dengan melihat efek yang muncul pada penambahan 0,5 gram,

PEG 6000 terhadap viskositas dan ukuran droplet dilakukan dengan melihat efek

yang muncul pada penambahan 2, 4, 6, 8, 10 gram PEG 6000. Kemudian dilihat

pada penambahan bahan yang memberikan perubahan yang linear terhadap respon

dan ditentukan daerah irisan dari kedua grafik. Dari daerah irisan tersebut maka

dapat ditentukan level rendah dan level tinggi dari surfaktan dan basis yang

digunakan.

Dari tabel VII dapat dilihat hasil pengukuran viskositas dan ukuran droplet

dari variasi komposisi Texapon® N70 dan PEG 6000 yang akan digunakan

sebagai faktor dalam pembuatan krim ekstrak etil asetat tomat.

Tabel VII. Hasil orientasi Texapon® N70 dan PEG 6000

Orientasi Berat (g) Viskositas (d.Pa.s) Ukuran Droplet (μm)

Texapon® N70 0,5 30,0 ± 5,0 54,66 ± 6,68 1,0 70,0 ± 5,0 44,53 ± 2,43 1,5 100,0 ± 5,0 36,57 ± 1,25 2,0 120,0 ± 5,0 30,67 ± 2,62 2,5 155,0 ± 10,0 25,14 ± 0,85 PEG 6000 2,0 85,0 ± 5,0 32,81 ± 1,24 4,0 93,3 ± 7,6 32,05 ± 1,30 6,0 105,0 ± 5,0 30,78 ± 1,01 8,0 115,0 ± 5,0 29,37 ± 1,67 10,0 110,0 ± 5,0 29,41 ± 2,49

Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi Texapon® N70 terhadap viskositas krim

Gambar 13. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi Texapon® N70 terhadap ukuran droplet krim

Berdasarkan gambar 12 dan 13 dapat diketahui bahwa pada penambahan

Texapon® N70 1 gram, 1,5 gram, 2 gram, dan 2,5 gram memberikan perubahan

yang linear terhadap respon viskositas krim. Sedangkan pada penambahan

Texapon® N70 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram, 2 gram, dan 2,5 gram memberikan

perubahan yang linear terhadap respon ukuran droplet krim. Oleh karena itu,

didapat daerah irisan dari kedua grafik tersebut, sehingga dipilih Texapon® N70

level rendah 1 gram dan level tinggi 2,5 gram.

0 50 100 150 200 0 1 2 3 V is k o s it a s ( d .P a .s ) Jumlah Texapon®N70 (g) Pengaruh Texapon®N70 terhadap Viskositas Krim

20 30 40 50 60 70 0 1 2 3 U k u ra n d ro p le t ( μ m ) Jumlah Texapon®N70 (g) Pengaruh Texapon®N70 terhadap Ukuran Droplet Krim

Gambar 14. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi PEG 6000 terhadap viskositas krim

Gambar 15. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi PEG 6000 terhadap ukuran droplet krim

Berdasarkan gambar 14 dan 15 dapat diketahui bahwa pada penambahan

PEG 6000 2 gram, 4 gram, dan 6 gram memberikan perubahan yang linear

terhadap respon viskositas dan ukuran droplet krim. Oleh karena itu, didapat

daerah irisan dari kedua grafik tersebut, sehingga dipilih PEG 6000 level rendah

2 gram dan level tinggi 6 gram.

0 20 40 60 80 100 120 140 0 2 4 6 8 10 12 V is k o s it a s ( d .P a .S ) Jumlah PEG 6000 (g)

Pengaruh PEG 6000 terhadap Viskositas Krim 25 27 29 31 33 35 0 2 4 6 8 10 12 U k u ra n d ro p le t ( μ m ) Jumlah PEG 6000 (g)

Pengaruh PEG 6000 terhadap Ukuran Droplet Krim

Dari hasil orientasi maka didapatkan hasil bahwa Texapon® N70 sebagai

surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis dapat digunakan dalam sediaan krim

ekstrak etil asetat tomat dengan penggunaan pada level rendah dan level tinggi

seperti tertera pada tabel VIII.

Tabel VIII. Level rendah dan level tinggi Texapon® N70 dan PEG 6000

Faktor Texapon® N70 PEG 6000 Level rendah 1 2

level tinggi 2,5 6

Dokumen terkait