BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.4 Pembuatan Model Optimasi
Dalam melakukan optimasi dengan pemrograman linier, perlu ditetapkan
hal- hal sebagai berikut:
3.4.1 Menentukan variabel keputusan:
Variabel keputusan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
π
ππππππ: Jumlah unit (ton) produk kawat yang diproses dari bahan i dengan
diameter awal j (mm) menggunakan mesin k melalui jalur l menjadi
diameter akhir m (mm) dengan kuat tarik n (kg/mm
2)
Denganindeks:
i : jenis bahan Wire Rod yang digunakan. i (dengan huruf kecil)
merupakan bagian atau subset dari semua bahan yang tersedia yang
disimbolkan dengan I (dengan huruf besar). I diberi indeks 1 sampai
dengan 3; hal ini perlu dilakukan karena tidak semua produk jadi bisa
diproduksi dengan semua jenis bahan, (I = 1,2... 3)
j : diameter awal Wire Rod, j (dengan huruf kecil) adalah bagian dari
semua diameter awal Wire Rod J dengan indeks 1 sampai dengan 3. (J =
1,2... 3). Tidak semua produk jadi bisa diproduksi dengan semua
diameter awal bahan.
k : mesin yang digunakan (k = 1,2... 15)
l : jalur atau susunan dies l (dengan huruf kecil) adalah bagian dari L
(semua jalur). Setiap jalur l hanya bisa dipakai untuk satu jenis diameter
akhir produk tertentu. L diberi indeks 1 sampai dengan 13, (L = 1,2... 13)
22
n : kuat tarik produk kawat (n = 1,2... 10)
Variabel pada penelitian terdiri dari variabel yang bernilai integer dan non integer.
Variabel yang bernilai integer adalah:
1. ππ
π(jumlah overtime yang terjadi pada mesin k dalam jam).
Variabel yang bernilai noninteger adalah:
1. π
ππππππ(jumlah unit dalam ton yang diproduksi).
2. π
ππ(jumlah kekurangan produk dalam ton untuk diameter m dengan kuat
tarik n).
3. π
ππ(jumlah kelebihan produk dalam ton untuk diameter m dengan kuat tarik
n).
4. J
k1(jalur yang aktif atau digunakan dalam produksi pada mesin k dan jalur l,
merupakan bilangan Biner, bernilai 1 atau 0).
3.4.2 Formulasi fungsi tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam persoalan ini adalah mencari bauran
hasil produksi kawat yang tepat dari kendala-kendala yang ada agar diperoleh
keuntungan yang maksimal. Setiap produk dengan diameter akhir m milimeter
(mm) dengan kuat tarik n (kg/mm
2) memiliki harga jual yang berbeda sehingga
akan mempengaruhi fungsi tujuan. Secara umum keuntungan (profit) dapat
diperoleh dari total penjualan dikurangi dengan total biaya produksi.
3.4.2.1 Persamaan total penjualan
Persamaan total penjualan diperoleh dari total perkalian dari harga jual
produk kawat diameter m dengan kuat tarik n dengan jumlah produk yang
dihasilkan dari bahan baku i dengan diameter awal j dari mesin k melalui jalur l.
Persamaan nilai uang yang diperoleh dari penjualan produk adalah:
π βπΌ π βπ½ 15 π=1 π βπΏ 13 π=1
πΌ
ππ.Ο
ππππππ .π
ππππππ10 π=1
(3.1)
23
dengan:
πΌ
ππ: koefisien harga jual produk kawat berdiameter m dengan kuat tarik n
(Rp/Ton)
Ο
ππππππ: koefisien ( β€ 1) yang diberikan untuk mengantisipasi jumlah produk
cacat yang bisa terjadi pada proses produksi kawat dengan jalur proses
dan spesifikasi produk tertentu. Untuk proses dengan cacat 5%,
misalnya, harga Ο
ππππππadalah 0.95
3.4.2.2 Persamaan biaya
Masing- masing produk dengan notasi variabel keputusan yang berbeda
mempunyai harga jual yang berbeda. Harga jual tersebut dipengaruhi oleh
biaya-biaya yang muncul. Biaya tersebut terdiri dari biaya-biaya persiapan jalur, biaya-biaya
produksi, biaya overtime, dan biaya kelebihan atau kekurangan stok.
1. Biaya persiapan Jalur
Biaya persiapan jalur di sini adalah biaya karena waktu yang dibutuhkan
untuk menyiapkan dan memasang jalur cetakan (dies) sesuai dengan diameter
produk yang akan dibuat. Masing- masing jalur mempunyai jumlah dies yang
berbeda. Jalur untuk memproduksi diameter akhir yang lebih besar mempunyai
susunan dies yang lebih sedikit dibanding dengan jalur untuk memproduksi
diameter di bawahnya sehingga jalur yang dipakai di awal dapat dipakai kembali
dengan menambah susunan dies baru.
Sebagai contoh gambar 3.2 adalah jalur awal yang dipakai. Jalur ini dapat
ditambah atau dicabang menjadi jalur baru (Gambar 3.3). Dalam proses produksi,
setiap mesin hanya dapat berjalan dengan satu jalur saja tidak bisa berjalan d ua
atau lebih jalur secara bersamaan.
a. Biaya persiapan untuk jalur tidak bercabang (Gambar 3.2).
Jalur l yang dipasang di mesin k mempunyai biaya sebesar π
ππ. Biaya ini
akan muncul apabila jalur l di mesin k ini memang digunakan. Penggunaan jalur l
di mesin k akan terjadi apabila memang ada produk yang dibuat melalui jalur ini.
Pada saat itu, indeks jalur dengan notasi J
k1yang merupakan bilangan biner akan
24
diberi harga 1; kalau tidak indeks ini akan diberi harga nol. Kaitan antara
penyiapan jalur dan produksi ditunjukkan pada formulasi batasan switching pada
sub bab berikutnya tentang batasan formulasi.
Gambar 3.2 Jalur tidak bercabang
Biaya persiapan dituliskan dengan:
15
π=1
π
ππ.π½
ππ π βπΏdengan:
π
ππ: biaya persiapan di mesin k jalur l (Rp)
π½
ππ: bilangan biner. ( bernilai 1 jika jalur dipakai, 0 jika tidak)
b. Biaya persiapan untuk jalur be rcabang (gambar 3.3).
Jalur u pada mesin k disusun dengan menambahkan dies baru dari jalur
sebelumnya sehingga biaya yang terjadi adalah biaya jalur u dikurangi dengan
biaya persiapan pada jalur sebelumnya yaitu jalur l. Karena jalur l merupakan
bagian dari jalur u.
Γ Ml Γ Γ Bahan i diameter awal j Mesin k Dies 1 Dies 2 Diameter akhir m Jalur l=1
(3.2)
25
(3.3)
Gambar 3.3 Jalur yang bercabang
Biaya persiapan jalur u dapat dituliskan dengan:
15 π=1
( π
ππ’ (π’π π) π βπΏβ π
ππ.π½
ππ). π½
ππ’dengan:
π
ππ’: biaya persiapan di mesin k jalur cabang u (Rp). Jalur u adalah
cabang dari jalur l tertentu.
π½
ππ’ : bilangan biner. ( bernilai 1 jika jalur dipakai, 0 jika tidak)2. Biaya produksi
Biaya produksi dihitung untuk memenuhi atau menghasilkan satu ton
produk dengan diameter tertentu. Biaya ini terdiri dari biaya material, tenaga kerja
langsung dan biaya lain- lain. Biaya proses tersebut akan berbeda untuk
masing-masing jenis produk yang bisa dirumuskan sebagai berikut:
Bahan i diameter awal j Mesin k Dies 1 Dies 2 Dies 3 Γ Ml Γ Γ Γ Diameter akhir m Jalur l Jalur u
26
(3.4)
(3.5)
π βπΌ π βπ½ 15 π=1 π βπΏ 13 π=1π
ππππππ.π
ππππππ 10 π=1dengan:
π
ππππππ: koefisien biaya proses (Rp/ton)
Biaya produksi juga akan ditambahkan apabila terjadi penambahan jam
kerja dan terjadi kelebihan atau kekurangan produksi.
a. Biaya tambahan overtime
Biaya produksi di atas dihitung selama waktu normal. Apabila
dibutuhkan waktu tambahan atau overtime maka biaya akan ditambahkan pada
biaya produksi. Biaya overtime bisa berbeda untuk masing- masing mesin. Biaya
waktu tambahan dirumuskan sebagai berikut:
ΞΆ
k.ππ
π 15π=1
dengan:
ΞΆ
k: koefisien biaya overtime mesin k (Rp/jam)
ππ
π: jumlah overtime yang terjadi pada mesin k (jam)
b. Biaya kelebihan dan kekurangan produksi
Biaya kelebihan produk muncul apabila jumlah produk berdiameter m
dengan kuat tarik n tertentu tertentu melebihi dari jumlah yang direncanakan.
Biaya ini dihitung dari pendapatan dari bunga investasi. Sedangkan biaya
kekurangan stok diperoleh dari peluang profit yang seharusnya bisa diterima
sebesar jumlah kekurangan produk tersebut. Biaya inventori ini dirumuskan
sebagai berikut:
27
(3.6)
+
}
+
_
{
Max Z =
+ +
13 π=1( π
ππ.π
ππ 10 π=1+ Β΅
ππ.π
ππ)
dengan:
π
ππ: biaya kekurangan produk diameter m, dengan kuat tarik n (Rp/Ton)
π
ππ: Jumlah kekurangan produk diameter m dengan kuat tarik n (Ton)
Β΅
ππ: biaya kelebihan produk diameter m dengan kuat tarik n (Rp/Ton)
π
ππ: Jumlah kelebihan produk diameter m dengan kuat tarik n (Ton)
Fungsi tujuan secara keseluruhan bisa dimodelkan sebagai berikut:
28
(3.8)
3.4.3 Menentukan fungsi pembatas
Untuk memenuhi fungsi tujuan dalam penelitian ini ada beberapa kendala
(constraints) yang harus terpenuhi:
3.4.3.1 Batasan Permintaan.
Permintaan jenis produk ditentukan dari target penjualan yang
direncanakan oleh marketing. Setiap kawat dengan diameter dan kuat tarik
tertentu mempunyai jumlah permintaan yang berbeda. Maka jumlah produk
diameter m dengan kuat tarik n mengikuti persamaan sebagai berikut:
π βπΌ π βπ½ 15 π=1
Ο
ππππππ .π
ππππππ+π
ππβ O
ππ= D
ππ π βπΏdengan:
π·
ππ: permintaan produk kawat diameter m dengan kuat tarik n (Ton)
3.4.3.2 Batasan Kapasitas Mesin produksi
Kapasitas mesin dipengaruhi oleh jenis produk yang akan dibuat serta
kecepatan mesin. Setiap jenis produk mempunyai waktu proses yang berbeda.
Total waktu mesin untuk memproduksi setiap jenis produk harus sesuai dengan
waktu mesin yang disediakan ditambah dengan overtime. Formulasi batasan
kapasitas produksi untuk masing- masing mesin dapat dituliskan sebagai berikut:
π βπΌ π βπ½ π βπΏ 15 π=1
π
ππππππ.π
ππππππ 10 π=1β ππ
π= πΎπ
πk = 1, . ,15
dengan:
πΎπ
π: kapasitas produksi mesin k yang tersedia (Jam)
π
ππππππ: koefisien laju produksi (Jam/Ton)
ππ
π: waktu overtime yang muncul pada mesin k (Jam)
m = 1,..,13
29
(3.10)
(3.11)
(3.9)
Terkait dengan overtime ini, pihak manajemen juga memberikan batasan
mengenai jumlah overtime yang diperbolehkan yakni sebesar Ι·
πjam untuk
setiap mesin yang beroperasi. Maka overtime tiap mesin akan memenuhi syarat
sebagai berikut:
ππ
πβ€ Ι·
πk = 1, . . ,15
dengan:
Ι·
π: waktu overtime maksimal yang disediakan untuk mesin k (Jam)
3.4.3.3 Batasan Kelebihan dan Kekurangan Produk
Pihak manajemen memberikan batasan tertentu untuk kelebihan dan
kekurangan produksi di mana batas kekurangan produksi tidak boleh lebih dari
10% permintaan dan kelebihan produksi tidak boleh lebih dari 20% dari target
sehingga batasan diformulasikan sebagai:
Batasan Kekurangan jumlah produk dengan diameter dan kuat tarik tertentu.
π βπΌ π βπ½ 15 π=1
π
ππβ€ 0.1D
ππ π βπΏBatasan Kelebihan jumlah produk dengan diameter dan kuat tarik tertentu.
π βπΌ π βπ½ 15 π=1 π βπΏ
π
ππβ€ 0.2D
ππ3.4.3.4 Batasan Switching
Batasan switching ini diberikan untuk memastikan apabila sejumlah
produk diproses pada mesin k dengan jalur l, maka jalur pada mesin tersebut harus
m = 1,..,13
n = 1,..,10
m = 1,..,13
n = 1,..,10
Dalam dokumen
OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PADA PROSES WIRE DRAWING DENGAN MODEL MIXED INTEGER LINEAR PROGRAMMING - ITS Repository
(Halaman 37-46)