• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN

M. ALI AKBAR AR

iv

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan atau harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah dan kelaziman mensitir atau menyalin pendapat penulis lainnya. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.

M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pemetaan Tingkat Kesadahan Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat

Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Skripsi ini terdiri atas beberapa bab, yaitu bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode skripsi, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar pustaka. Setiap isi dari bab tersebut terangkai secara komperehensif untuk membahas persebaran tingkat sadah air sumur warga di wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) Bidang Ilmu dan Teknologi Lingkungan, sehingga disusun sesuai dengan ketentuan teknis penyusunan yang ada di Program Studi S1 Ilmu dan Teknologi Lingkungan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. Semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan tujuan dan manfaatnya

Surabaya, Juli 2016 Penyusun

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan naskah skripsi ini dengan baik. Naskah skripsi ini tidak akan selesai tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Thin Soedarti, CESA, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan dan saran dalam pelaksanaan penelitian ini.

2. Drs. Trisnadi Widyaleksono C. P., M.Si. selaku dosen pembimbing II serta Dosen Wali yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan dan saran dalam pelaksanaan penelitian ini.

3. Prof. Dr. Ir. Agoes Soegianto, DEA. selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan masukan dan memimpin sidang skripsi hingga selesai

4. Nita Citrasari, S. Si., M. T, selaku koordinator Mata Kuliah Proposal Skripsi dan Skripsi yang senantiasa mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini. 5. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Perak, Badan Kesatuan Bangsa

dan Politik, Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Badan Pembangunan dan Pengembangan Kota Surabaya, dan Dinas Pertanian Kota Surabaya yang banyak membantu dalam proses pendataan penelitian.

6. Masyarakat Wilayah Surabaya Barat yang telah bekerjasama dengan baik selama proses pendataan penelitian.

7. Seluruh karyawan dan laboran Departemen Biologi yang senantiasa memberikan bantuan selama proses penelitian.

8. Mardiyanto dan Yun Rita Sari Abidin selaku orang tua penyusun yang selalu membantu dalam doa, motivasi, biaya, dan tenaga selama perjalanan pendidikan penyusun.

9. Attar Hikmahtiar dan Reza Hikmahtiar yang telah membantu dalam proses pengambilan air sampel penelitian.

10. Dewi Meidira Chairunnisa yang telah banyak membantu dalam proses pemetaan.

11. Ella Yuliana Sinesh, Yohana Desy R., Januar Jody F. dan Larasati Vanessa A., yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian penelitian beserta seluruh keluarga besar Ilmu dan Teknologi Lingkungan angkatan 2012 (ENV12O) yang selalu mendukung dan berdiskusi.

M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

Aribiyanto, M. A. A. 2016, Pemetaan Tingkat Kesadahan Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Skripsi ini di bawah bimbingan Dra. Thin Soedarti, CESA. Dan Drs. Trisnadi Widyaleksono Catur Putranto, M.Si., Program Studi Ilmu dan Teknologi Lingkungan Universitas Airlangga

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi tingkat sadah tertinggi dan terendah air sumur, nilai tingkat sadah air sumur, korelasi antara lima parameter yang diujikan dengan tingkat sadah, sebaran tingkat sadah air sumur dan pemetaan sebaran tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat berbasis Sistem Informasi Geografis memudahkan dalam pemantauan. Parameter yang diuji yaitu daya hantar listrik (DHL), total dissolved solid (TDS), salinitas, pH yang analisisnya dilakukan di lokasi titik sampling serta kesadahan total dilakukan analisis dengan metode titrasi kompleksometri yang dilakukan di laboratorium Lingkungan Universitas Airlangga. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa tingkat sadah tertinggi terletak di Kelurahan Kalianak dan terendah di Kelurahan Sukomanunggal, Tanjungsari, Sonokwijenan, Manukan Wetan dan Manukan Kulon. Tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat dari tidak sadah sampai sangat sadah (2–12). Air sumur yang tergolong tidak sadah di Surabaya Barat sebanyak 17 titik, sadah ringan sebanyak 20 titik, sadah menengah sebanyak 4 titik dan sadah sangat tinggi sebanyak 1 titik. Berdasarkan hasil statistik setiap parameter memiliki korelasi positif terhadap tingkat sadah yang artinya setiap parameter memiliki hubungan yang linier terhadap tingkat sadah. Pemetaan tingkat sadah air dengan berbasis sistem informasi geografis di sumur wilayah Surabaya Barat memudahkan dalam pemantauan bagi masyarakat Surabaya Barat

Kata Kunci : Pemetaan, tingkat sadah, air sumur, SIG, wilayah Surabaya Barat

viii

Aribiyanto, M. A. A., 2016, Well Water Hardness Level Mapping in Territory West Surabaya Based on Aplications of Geographic Information System (GIS). This script under the guidance of Dra. Thin Soedarti, CESA. and Drs. Trisnadi Widyaleksono Catur Putranto M.Si., Department of Environmental Science and Technology Unniversity of Airlangga.

ABSTRACT

This research aimed to determine the level highest and lowest which well water hardness, score hardness well water,correlation of five parameters this research with level hardness, distribution level hardness well water and benefit of mapping level hardness water for people in Region West Surabaya with Aplication Geographic Informatic System. The parameters were tested that electrical conductivity(EC), total dissolved solids(TDS) ,salinity ,pH analyzes on located sampling points and total hardness water analysis complexometric titration method in laboratorium of environment, Faculty Science and Technology, Airlangga University. Results this research were highest level hardness water on village Kalianak and the lowest hardness on village Sukomanunggal, Tanjungsari, Sonokwijenan, Manukan Wetan, Manukan Kulon. Level hardness well water in region of West Surabaya have a level from no hardness until very hardness. Water well were classified no hardness in region West Surabaya as many 17 points, soft hardness many as 20 points, medium hardness many as 4 points and very high hardness 1 points. Based on results research each of parameter have correlation positif with hardness level thats mean each of parameter have correlation linear with hardness level. Mapping hardness well water level with Geographic Information System in region West Surabaya make easier to monitoring level hardness well water for people in region West Surabaya.

Keywords : Mapping, Level hardness, well water, GIS and West Surabaya Area

M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ... iv

PRAKATA ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Hipotesis ... 6

1.5 Manfaat ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Surabaya Barat ... 7

2.2 Kebutuhan Air ... 12

2.3 Air Tanah ... 13

2.4 Air Sadah ... 13

2.4.1 Penyebab kesadahan air tanah ... 15

2.4.2 Dampak air sadah ... 15

2.5 Parameter Kesadahan air tanah ... 16

2.5.1 Kesadahan total ... 16

2.5.2 Daya hantar listrik (DHL) ... 17

2.5.3 Total dissolved solid (TDS) ... 17

2.5.4 Salinitas ... 18

2.5.5 Potensial hidrogen (pH) ... 19

2.6 Sistem Informasi Geografis ... 20

BAB III METODE PEMETAAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.2 Alat dan Bahan ... 24

3.2.1 Alat ... 24

3.2.2 Bahan ... 24

3.3 Cara Kerja ... 24

3.3.1 Ide penelitian ... 26

3.3.2 Studi literatur ... 27

3.3.3 Persiapan alat dan bahan ... 27

3.3.4 Pengambilan data... 27

x

3.3.6 Pengolahan data ... 29

3.3.7 Pembuatan peta ... 33

3.4 Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Nilai DHL, salinitas, TDS, pH dan kesadahan total air sumur penduduk di wilayah Surabaya Barat ... 53

4.1.1 Nilai DHL air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 57

4.1.2 Nilai kesadahan total air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 61

4.1.3 Nilai TDS air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 64

4.1.4 Nilai pH air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 67

4.1.5 Nilai salinitas air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 69

4.2 Tingkat Kesadahan air sumur menggunakan parameter daya hantar listrik, pH, kesadahan total, TDS dan salinitas ... 72

4.3 Korelasi antara parameter DHL, TDS, salinitas, pH dan kesadahan total dengan tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 75

4.3.1 Korelasi antara parameter DHL dengan tingkat sadah pada air sumur warga. ... 75

4.3.2 Korelasi antara parameter TDS dengan tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 77

4.3.3 Korelasi antara parameter salinitas dengan tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 78

4.3.4 Korelasi antara parameter pH dengan tingkat sadah ... 80

4.3.5 Korelasi parameter kesadahan total dengan tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 81

4.4 Peta Pesebaran Tingkat Sadah Air Sumur di Surabaya Barat ... 82

BAB V KESIMPULAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kota Surabaya ... 8

Gambar 3.1 Plotting titik pengambilan sampel air sadah wilayah Surabaya Barat ... 23

Gambar 3.2 Skema cara kerja pemetaan ... 26

Gambar 3.3 Google Earth Kota Surabaya ... 34

Gambar 3.4 Plotting lokasi pengambilan data primer ... 34

Gambar 3.5 Pemberian nama lokasi plotting... 34

Gambar 3.6 Hasil plotting Kota Surabaya dengan aplikasi Google Earth ... 35

Gambar 3.7 Proses penyimpanan data hasil plotting ... 36

Gambar 3.8 Pemberian nama file hasil plotting ... 36

Gambar 3.9 Tampilan awal Global Mapper ... 37

Gambar 3.10 Proses pemilihan data yang dikonversi... 38

Gambar 3.11 Proses export vector format ... 38

Gambar 3.12 Pemilihan format pada proses export vector format ... 39

Gambar 3.13 Proses penyimpanan data hasil dari export data ... 39

Gambar 3.14 Tampilan titik plotting tempat sampling pada software ArcGIS ... 40

Gambar 3.15 Tampilan hasil dari memasukkan peta dasar ke dalam ArcGIS ... 41

Gambar 3.16 Tahapan untuk membuka Open attribute table. ... 41

Gambar 3.17 Tahapan untuk melakukan Add fields pada ArcGIS ... 42

Gambar 3.18 Proses pemberian nama pada menu Add Fields ... 42

Gambar 3.19 Proses Editing ... 43

Gambar 3.20 Menu Start Editing ... 43

Gambar 3.21 Tampilan Open Atrribute Table pada bagian id telah Terisi ... 44

Gambar 3.22 Tampilan dari proses Join ... 45

Gambar 3.23 Tampilan menu Join Data ... 45

Gambar 3.24 Layout view hasil pemetaan tingkat sadah air sumur wilayah Surabaya Barat ... 49

Gambar 4.1 Grafik korelasi antara nilai DHL dengan tingkat sadah .... 75

Gambar 4.2 Grafik korelasi antara tingkat sadah dengan TDS ... 77

Gambar 4.3 Grafik korelasi antara tingkat sadah dengan salinitas ... 78

Gambar 4.4 Grafik korelasi antara tingkat sadah dengan pH ... 79

Gambar 4.5 Grafik korelasi antara tingkat sadah dengan kesadahan total ... 80

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian administrasi Kota Surabaya ... 10

Tabel 2.2 Kriteria kesadahan air tanah ... 16

Tabel 2.3 Klasifikasi air berdasarkan nilai DHL ... 17

Tabel 2.4 Hubungan antara nilai TDS dengan nilai salinitas ... 18

Tabel 2.5 Klasifikasi salinitas air ... 19

Tabel 2.6 Klasifikasi nilai pH ... 20

Tabel 3.1 Kriteria kesadahan air tanah ... 29

Tabel 3.2 Klasifikasi daya hantar listrik (DHL) air ... 30

Tabel 3.3 Klasifikasi total dissolved solid (TDS) air... 30

Tabel 3.4 Klasifikasi salinitas air ... 31

Tabel 3.5 Klasifikasi pH air ... 32

Tabel 3.6 Penggolongan tingkat kesadahan ... 32

Tabel 3.7 Informasi simbol kesadahan air (CaCO3) ... 47

Tabel 3.8 Informasi simbol daya hantar listrik (DHL) ... 47

Tabel 3.9 Informasi simbol total dissolved solid (TDS) ... 47

Tabel 3.10 Informasi simbol salinitas... 48

Tabel 3.11 Informasi simbol pH ... 48

Tabel 3.12 Informasi simbol tingkat sadah ... 48

Tabel 3.13 Nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan antara variabel ... 50

Tabel 4.1 Nilai DHL, salinitas, TDS, pH dan kesadahan total air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 52

Tabel 4.2 Nilai DHL air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 56

Tabel 4.3 Nilai kesadahan total air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 61

Tabel 4.4 Nilai TDS air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 63

Tabel 4.5 Nilai pH air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 66

Tabel 4.6 Nilai salinitas air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 69

Tabel 4.7 Tabel tingkat sadah air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 71

M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ringkasan Ilmiah ... 90

Lampiran 2 Hasil dan Data Penentuan Titik Sampling Menggunkan Data GPS serta Waaktu Pengambilan Sampel ... 96

Lampiran 3 Hasil Skor Tingkat Sadah Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat ... 98

Lampiran 4 Korelasi antara Parameter TDS dengan Tingkat Sadah... 99

Lampiran 5 Korelasi antara Parameter DHL dengan Tingkat Sadah ... 100

Lampiran 6 Korelasi antara Parameter Kesadahan Total dengan Tingkat Sadah ... 100

Lampiran 7 Korelasi antara Parameter pH dengan Tingkat Sadah ... 101

Lampiran 8 Korelasi antara Parameter Salinitas dengan Tingkat Sadah ... 101

Lampiran 9 Peta Jenis Tanah Kota Surabaya ... 102

Lampiran 10 Peta Rencana Pola Ruang Kota Surabaya... 102

Lampiran 11 Data Curah Hujan di Kota Surabaya pada Bulan Maret – Mei 2016 ... 103

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ... 104

Lampiran 13 Titik sampel di Kecamatan Sukomanunggal ... 105

Lampiran 14 Titik sampel di Kecamatan Tandes ... 106

Lampiran 15 Titik sampel di Kecamatan Asemrowo ... 107

Lampiran 16 Titik sampel di Kecamatan Benowo ... 108

Lampiran 17 Titik sampel di Kecamatan Pakal ... 109

Lampiran 18 Titik sampel di Kecamatan Sambikerep ... 110

Lampiran 19 Titik sampel di Kecamatan Lakarsantri ... 111

Lampiran 20 Data Pribadi Penyusun ... 112

Lampiran 21 Peta tingkat air sadah di wilayah Surabaya Barat ... 113

Lampiran 22 Peta sebaran klasifikasi tingkat sadah berdasarkan nilai salinitas air sumur di wilayah Surabaya Barat ... 114

Lampiran 23 Peta sebaran klasifikasi tingkat sadah berdasarkan nilai TDS air sumur wilayah Surabaya Barat ... 115

Lampiran 24 Peta sebaran klasifikasi tingkat sadah berdasarkan nilai pH air sumur di wilayah Surabaya Barat... 116

Lampiran 25 Peta sebaran klasifikasi tingkat sadah berdasarkan nilai kesadahan total air sumur di Wilayah Surabaya Barat ... 117

Lampiran 26 Peta sebaran klasifikasi tingkat sadah berdasarkan nilai DHL air sumur wilayah Surabaya Barat ... 118

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Surabaya merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur dan termasuk Kota terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sekitar 3.181.325 jiwa. Jumlah tersebut akan semakin meningkat sesuai dengan pertumbuhan kota Surabaya sebagai kota Metropolitan. Jumlah penduduk yang tinggi membutuhkan kebutuhan pokok yang tinggi salah satu kebutuhan pokok tersebut adalah kebutuhan air bersih. Peningkatan kebutuhan air bersih mendorong manusia untuk berusaha meyediakan air bersih, dalam arti luas peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial yang berpengaruh pada peningkatan kebutuhan air bersih. Perkembangan Pemukiman, industri dan fasilitas - fasilitas lain yang banyak dibangun di Kota Surabaya mengalami masalah penyediaan air bersih (Setiawan, 2003).

Keberadaan air bersih di daerah perkotaan menjadi sangat penting mengingat aktivitas kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk daerah perkotaan tidak dapat hanya mengandalkan air dari sumber mata air langsung seperti air permukaan atau air hujan karena kedua sumber air tersebut sebagian besar telah tercemar baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai macam aktivitas manusia. Air tanah merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut, akan tetapi air tanah

M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

mempunyai keterbatasan baik secara kualitas maupun kuantitas.(Kurniawan, 2008)

Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk sumber air bagi aktivitas kehidupan. Air tanah berasal dari air hujan dan air permukaan yang terkumpul di bawah permukaan tanah. Pembentukan air tanah berawal dari proses infiltrasi kemudian meresap ke dalam tanah. Kualitas air tanah sangat bergantung pada sifat lapisan tanahnya. Pada umumnya kualitas air tanah lebih baik dibandingkan air permukaan, hal ini dikarenakan pada air tanah telah terjadi proses penyaringan yang lebih sempurna oleh tanah. Susunan unsur kimia air tanah tergantung pada lapisan tanah yang dilalui. Air tanah yang melewati tanah kapur memiliki sifat sadah karena mengandung Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3) (Abadi, 2011).

Air sadah adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung kation penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logam-logam atau kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg. Penyebab utama dari kesadahan adalah Ca dan Mg. Kesadahan dalam air sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada kegiatan rumah tangga maupun untuk kegiatan industri. Rumah tangga yang menggunakan air dengan tingkat kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena sabun menjadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh unsur Ca dan Mg (Marsidi, 2001).

Air sadah yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk minum dapat menyebabkan masyarakat terkena penyakit kencing batu yang diakibatkan oleh

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terbentuknya batu pada saluran kemih. Komposisi mineral pada air sadah yang dapat mengakibatkan hiperekskeresi kalsium urin dan supersaturasi yang merupakan proses awal terjadinya batu saluran kemih (Izhar dkk., 2007).

Berdasarkan dari permasalahan tentang efek air sadah bagi masyarakat, penulis menilai sangat perlu dilakukan pemetaan untuk mengetahui lokasi air tanah yang memiliki tingkat kesadahan tinggi terutama di wilayah Surabaya Barat. Pemetaan lokasi air sadah dapat menggunakan berbagai macam cara salah satunya dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG).

Penggunaan SIG meningkat tajam sejak tahun 1980. Peningkatan pemakaian SIG terjadi di kalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis terutama di negara – negara maju. SIG merupakan kumpulan dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis, dan personal yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bersumber data geografis (Budiyanto, 2002).

SIG merupakan teknologi yang sangat diandalkan untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah berkelanjutan. Teknologi SIG dikembangkan untuk menangani data yang berbasis ruang atau lokasi yang dibutuhkan dalam pembangunan. SIG dapat dimanfaatkan untuk memetakan kondisi lingkungan, melakukan pengukuran – pengukuran, melakukan monitoring, dan melakukan pemodelan (Rohmat, 2008).

SIG memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh pemetaan secara konvensional. Efisiensi dan efektivitas dalam menyelesaikan dan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

memecahkan persoalan yang terkait dengan lokasi atau ruang menjadi pilihan yang tepat. SIG dapat memproses pendataan dengan cepat dan biaya yang diperlukan tidak terlalu besar untuk proses pemetaan (Rohmat, 2008).

SIG dapat diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan terutama pemetaan dalam bidang lingkungan. Salah satu contoh SIG yang telah diterapkan dalam bidang lingkungan adalah SIG dapat memetakan zonasi kondisi air tanah di wilayah pesisir Surabaya Timur untuk memprediksi intrusi air laut di wilayah pesisir Surabaya Timur (Octaviani, 2014).

Penerapan pemetaan SIG juga pernah dilakukan utuk melakukan pemetaan air sadah di Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Pemetaan tersebut dilakukan agar menginformasikan kepada masyarakat tentang lokasi daerah yang memiliki kesadahan yang cukup tinggi, sehingga masyarakat bisa menggunakan sumur yang tidak memiliki kesadahan yang tinggi di daerah tersebut (Setyaningsih, 2014).

Pemetaan kesadahan air tanah menggunakan aplikasi SIG juga pernah dilakukan oleh negara lain salah satunya India. Pemetaan tersebut dilakukan untuk mengetahui lokasi kesadahan air tanah sehingga masyarakat terhindar dari mengkonsumsi air yang memiliki nilai sadah yang tinggi (Krishnaraj dkk., 2015).

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan tingkat kesadahan air tanah di Surabaya Barat berbasis aplikasi SIG sehingga dapat memberikan informasi tentang tingkat kesadahan air tanah di Surabaya Barat.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.2Rumusan Masalah

1. Dimanakah lokasi tingkat sadah tertinggi dan terendah di wilayah Surabaya Barat ?

2. Berapakah tingkat sadah air sumur penduduk di wilayah Surabaya Barat ?

3. Adakah korelasi antara TDS, DHL, salintas, pH dan kesadahan total terhadap tingkat sadah air ?

4. Bagaimana sebaran tingkat sadahan air sumur di Wilayah Surabaya Barat ?

5. Apakah pemetaan sebaran kesadahan air sumur penduduk berbasis sistem informasi geografis dapat memudahkan pemantauan tingkat kesadahan air tanah di Wilayah Surabaya Barat ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mahasiswa mengetahui lokasi tingkat sadah tertinggi dan terendah air sumur di wilayah Surabaya Barat.

2. Mahasiswa mengetahui tingkat kesadahan total air sumur penduduk di Wilayah Surabaya Barat.

3. Mahasiswa mengetahui sebaran kesadahan air sumur di Wilayah Surabaya Barat

4. Mahasiswa mengetahui adanya korelasi antara TDS, DHL, salinitas, pH dan kesadahan total terhadap tingkat sadah air

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

M. ALI AKBAR AR. PEMETAAN TINGKAT KESADAHAN ....

5. Mahasiswa mengetahui pemetaan sebaran kesadahan air sumur penduduk berbasis sistem informasi geografis dapat memudahkan pemantauan tingkat kesadahan air di sumur penduduk Wilayah Surabaya Barat.

1.4Hipotesis

Ho : tidak ada kolerasi antara DHL terhadap tingkat sadah air H1 : ada korelasi antara DHL terhadap tingkat sadah air Ho : tidak ada korelasi antara TDS terhadap tingkat sadah air H1 : ada korelasi antara TDS terhadap tingkat sadah air

Ho : tidak ada korelasi antara salinitas terhadap tingkat sadah air H1 : ada korelasi antara salinitas terhadap tingkat sadah air Ho : tidak ada korelasi antara pH terhadap tingkat sadah air H1 : ada korelasi antara pH terhadap tingkat sadah air

Ho : tidak ada korelasi antara kesadahan total terhadap tingkat sadah air H1 : ada korelasi antara kesadahan total terhadap tingkat sadah air

1.5 Manfaat

1. Memberikan informasi mengenai tingkat kesadahan total air sumur penduduk di Wilayah Surabaya Barat

2. Memberikan tampilan informasi tingkat kesadahan total air sumur penduduk di Wilayah Surabaya Barat dalam bentuk peta berbasis sistem informasi geografis

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Surabaya Barat

Surabaya merupakan salah satu kota terbesar kedua di Indonesia. Surabaya pada tahun 2013 memiliki jumlah penduduk sebesar 3.181.325 jiwa, dengan tingkat

Dokumen terkait