1. Pengertian
Pembukaan program studi (prodi) pada PTS dapat terdiri atas:
a. Pembukaan prodi untuk pendirian PTS atau perubahan bentuk PTS;
b. Pembukaan prodi sebagai penambahan prodi pada PTS yang telah memiliki izin PTS.
Pada Bab ini akan diuraikan persyaratan dan prosedur baik pembukaan prodi untuk pendirian PTS atau perubahan bentuk PTS, maupun sebagai penambahan prodi pada PTS yang telah memiliki izin PTS.
2. Persyaratan dan Dokumen
2.1.Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Prodi untuk pendirian atau perubahan bentuk PTS Persyaratan Pembukaan Prodi untuk pendirian atau perubahan bentuk PTS terdiri atas: a. Program Diploma yang akan dibuka di dalam Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi yang
akan didirikan atau hasil perubahan bentuk:
1. paling banyak 10 (sepuluh) persen dari jumlah Program Sarjana; dan
2. tidak menyelenggarakan prodi sebidang dengan prodi pada Program Diploma di Politeknik dan/atau Akademi yang berdomisili di dalam kota atau kabupaten yang sama dengan Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi yang akan didirikan atau diubah bentuknya;
b. Kurikulum Program Studi disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi;
c. Dosen paling sedikit berjumlah 6 (enam) orang untuk setiap Program Studi pada Program Diploma dan Program Sarjana, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, dengan kualifikasi:
1. paling rendah berijazah Magister atau Spesialis I dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebidang dengan program studi yang akan dibuka;
2. berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diterima sebagai dosen pada PTS yang akan membuka Program Studi;
3. bersedia bekerja penuh waktu sebagai dosen tetap selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
4. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus, atau telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus pada Program Studi lain di PTS yang akan membuka Program Studi, sejauh nisbah dosen dan mahasiswa pada Program Studi yang ditinggalkan tetap 1 (satu) : 30 (tiga puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial, dan 1 (satu) : 20 (dua puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam;
5. bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada satuan administrasi pangkal instansi lain; dan
6. bukan Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara bagi Dosen Program Studi yang akan dibuka di PTS;
d. Program Studi dikelola oleh Unit Pengelola Program Studi dengan organisasi dan tata kerja yang disusun dan ditetapkan oleh Badan Penyelenggara.
Dokumen yang memuat persyaratan pembukaan prodi untuk pendirian atau perubahan bentuk PTS dibuat dengan format pdf, yang harus diunggah ke laman: silemkerma. dikti.go.id. Dokumen yang dimaksud adalah Usul Pembukaan Program Studi yang berisi
Instrumen Pembukaan Prodi pada PTS (satu Instrumen Pembukaan Prodi untuk setiap prodi) yang diisi oleh Badan Penyelenggara.
Usul Pembukaan Program Studi untuk pendirian/perubahan bentuk PTS baru diunggah bersama dengan dokumen lain dalam pendirian/perubahan bentuk PTS sebagaimana diuraikan di dalam Bab II.
Usul Pembukaan Program Studi sebagai penambahan prodi baru pada PTS lama, diunggah bersama dengan dokumen lain sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Format Usul Pembukaan Program Studi (yang berisi Instrumen Akreditasi Progam Studi) sebagai penambahan prodi pada PTS, beserta dokumen lain yang disusun oleh Badan Penyelenggara dari PTS yang akan membuka program studi, dapat dilihat dalam Lampiran.
2.2.Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Prodi sebagai penambahan Prodi pada PTS
Persyaratan Pembukaan Prodi sebagai penambahan Prodi pada PTSterdiri atas:
a. Memenuhi syarat minimum akreditasi prodi sesuai standar nasional pendidikan tinggi; b. Rencana penambahan prodi telah dicantumkan dalam Rencana Strategis PTS yang
bersangkutan;
c. Penambahan program studi pada Program Diploma di dalam Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi, tidak boleh:
1. menyebabkan jumlah Program Diploma melebihi 10 (sepuluh) persen dari jumlah Program Sarjana; dan
2. tidak menyelenggarakan prodi sebidang dengan prodi pada Program Diploma di Politeknik dan/atau Akademi yang berdomisili di dalam kota atau kabupaten yang sama dengan Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi yang akan menambah program studi;
d. Prodi pada Program Magister atau Program Magister Terapan dapat diselenggarakan setelah prodi sebidang pada Program Sarjana atau Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan telah terakreditasi dengan peringkat terakreditasi paling sedikit B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
e. Prodi pada Program Doktor atau Program Doktor Terapan dapat diselenggarakan setelah prodi sebidang pada Program Magister atau Program Magister Terapan telah terakreditasi dengan peringkat terakreditasi paling sedikit B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
f. Dalam hal Program Magister atau Program Magister Terapan merupakan Program Magister atau Program Magister Terapan multidisiplin, maka paling sedikit 2 (dua) prodi yang relevan pada Program Sarjana atau Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan telah terakreditasi dengan peringkat terakreditasi paling sedikit B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
g. Dalam hal Program Doktor atau Program Doktor Terapan merupakan Program Doktor atau Program Doktor Terapan multidisiplin, maka paling sedikit 2 (dua) prodi yang relevan pada Program Magister atau Program Magister Terapan telah terakreditasi dengan peringkat terakreditasi paling sedikit B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
h. Program Profesi dapat diselenggarakan setelah prodi sebidang pada Program Sarjana atau Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan telah terakreditasi dengan peringkat terakreditasi paling sedikit B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
i. Kurikulum prodi disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi;
j. Dosen paling sedikit berjumlah 6 (enam) orang untuk setiap prodi, kecuali ditetapkan lain oleh peraturan perundang-undangan:
1. Pada Program Diploma dan Program Sarjana dengan kualifikasi:
a. paling rendah berijazah Magister dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebidang dengan program studi yang akan dibuka;
b. berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diterima sebagai dosen pada PTS yang akan menambah program studi;
c. bersedia bekerja penuh waktu sebagai dosen tetap selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
d. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus, atau telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus pada Program Studi lain di PTS yang akan menambah program studi, sejauh nisbah dosen dan mahasiswa pada program studi yang ditinggalkan tetap 1 (satu) : 30 (tiga puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial, dan 1 (satu) : 20 (dua puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam;
e. bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada satuan administrasi pangkal instansi lain; dan
f. bukan Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara bagi dosen program studi yang akan dibuka di PTS;
2. Pada Program Magister dan Magister Terapan, dengan kualifikasi:
a. paling rendah berijazah Doktor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebidang dengan program studi yang akan dibuka;
b. berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diterima sebagai dosen pada PTS yang akan menambah Program Studi;
c. bersedia bekerja penuh waktu sebagai dosen tetap selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
d. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus, atau telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus pada Program Studi lain di PTS yang akan menambah Program Studi, sejauh nisbah dosen dan mahasiswa pada Program Studi Program Sarjana atau Program Sarjana Terapan yang ditinggalkan, tetap 1 (satu) : 30 (tiga puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial, dan 1 (satu) : 20 (dua puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam;
e. bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada satuan administrasi pangkal instansi lain; dan
f. bukan Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara bagi Dosen Program Studi yang akan dibuka di PTS.
3. Pada Program Doktor dan Doktor Terapan, dengan kualifikasi:
a. paling rendah berijazah Doktor atau Doktor Terapan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebidang dengan program studi yang akan dibuka;
b. paling sedikit 2 (dua) dosen memiliki jabatan fungsional Guru Besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebidang dengan program studi yang akan dibuka;
c. berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diterima sebagai dosen pada PTS yang akan menambah Program Studi, kecuali yang berjabatan fungsional Guru Besar;
d. bersedia bekerja penuh waktu sebagai dosen tetap selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
e. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus, atau telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus pada Program Studi lain di PTS yang akan menambah Program Studi, sejauh nisbah dosen dan mahasiswa pada Program Studi Program Sarjana atau Program Sarjana Terapan yang ditinggalkan, tetap 1 (satu) : 30 (tiga puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial, dan 1 (satu) : 20 (dua puluh) untuk kelompok bidang ilmu
pengetahuan alam;
f. bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada satuan administrasi pangkal instansi lain; dan
g. bukan Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara bagi Dosen Program Studi yang akan dibuka di PTS.
4. Pada Program Profesi dengan kualifikasi:
a. paling rendah berijazah dan bersertifikat profesi atau berijazah Magister atau Spesialis I dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebidang dengan Program Studi yang akan dibuka;
b. memiliki pengalaman praktek profesi paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek profesi atau spesialis;
c. berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diterima sebagai dosen pada PTS yang akan menambah Program Studi;
d. bersedia bekerja penuh waktu sebagai dosen tetap selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
e. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus, atau telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus pada Program Studi lain di PTS yang akan menambah Program Studi, sejauh nisbah dosen dan mahasiswa pada Program Studi Program Sarjana atau Program Sarjana Terapan yang ditinggalkan, tetap 1 (satu) : 30 (tiga puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial, dan 1 (satu) : 20 (dua puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam; dan
f. bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada satuan administrasi pangkal instansi lain;
g. bukan Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara bagi Dosen Program Studi yang akan dibuka di PTS.
5. Pada Program Spesialis dengan kualifikasi:
a. paling rendah berijazah dan bersertifikat spesialis atau berijazah Doktor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebidang dengan Program Studi yang akan dibuka;
b. memiliki pengalaman praktek spesialis paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek profesi atau spesialis;
c. berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diterima sebagai dosen pada PTS yang akan menambah Program Studi;
d. bersedia bekerja penuh waktu sebagai dosen tetap selama 40 (empat puluh) jam per minggu;
e. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus, atau telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus pada Program Studi lain di PTS yang akan menambah Program Studi, sejauh nisbah dosen dan mahasiswa pada Program Studi Program Sarjana atau Program Sarjana Terapan yang ditinggalkan, tetap 1 (satu) : 30 (tiga puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial, dan 1 (satu) : 20 (dua puluh) untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam;
f. bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada satuan administrasi pangkal instansi lain; dan
g. bukan Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara bagi Dosen Program Studi yang akan dibuka di PTS.
Dokumen yang memuat persyaratan pembukaan prodi sebagai penambahan prodi pada PTS dibuat dengan format pdf yang harus diunggah ke laman: silemkerma.dikti.go.id. Dokumen yang dimaksud terdiri atas:
a. Surat usul penambahan prodi dari Pemimpin PTS;
b. Surat persetujuan penambahan prodi dari Badan Penyelenggara PTS;
c. Surat pertimbangan penambahan prodi dari Senat Perguruan Tinggi Swasta;
d. Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara dari PTS yang akan membuka prodi beserta semua perubahan yang telah dilakukan;
e. Dokumen Keputusan dari pihak yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara PTS yang mengusulkan pembukaan prodi sebagai badan hukum;
f. Surat Keputusan Menteri Tentang Izin Pendirian PTS atau Perubahan bentuk PTS yang akan menambah prodi;
g. Rencana Strategis dari PTS yang akan menambah prodi;
h. Usul Pembukaan Program Studi yang berisi Instrumen akreditasi prodi dari BAN-PT/LAM (satu instrumen akreditasi untuk setiap prodi yang akan ditambahkan) yang sudah diisi oleh Pemimpin PTS;
i. Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti) di wilayah PTS yang akan menambah prodi; dan
j. Surat pernyataan telah berkoordinasi dengan organisasi profesi dari organisasi profesi terkait (bila disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan).
Format dokumen pembukaan prodi sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan j dapat dilihat dalam Lampiran.
3. Prosedur
3.2.Prosedur Pembukaan Prodi untuk pendirian PTS atau perubahan bentuk PTS
Prosedur pembukaan prodi untuk pendirian PTS atau perubahan bentuk PTS terintegrasi dalam prosedur pendirian PTS atau perubahan bentuk PTS sebagaimana dicantumkan dalam Bab II tentang Pendirian dan Perubahan Bentuk Perguruan Tinggi Swasta.
3.3.Prosedur Pembukaan Prodi sebagai penambahan Prodi pada PTS
a. Pemimpin PTS meminta Rekomendasi dari L2 Dikti di wilayah PTS yang akan menambah prodi. Dalam hal L2 Dikti belum terbentuk di wilayah PTS yang akan membuka prodi, maka tugas dan fungsinya masih dijalankan oleh Kopertis wilayah tersebut.
L2 Dikti atau Kopertis setempat memberi rekomendasi tentang:
• rekam jejak Badan Penyelenggara dan PTS yang akan menambah prodi;
• tingkat kejenuhan prodi yang akan dibuka oleh PTS tersebut di wilayah L2 Dikti;
• tingkat keberlanjutan prodi yang akan ditambahkan jika diizinkan oleh Pemerintah;
• bebas konflik internal PTS di tingkat Badan Penyelenggara dan/atau tingkat PTS.
b. Pemimpin PTS membuat dokumen sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 2.2. huruf a sampai dengan huruf j, dengan susunan sebagai berikut:
No Dokumen Contoh di
Lampiran
Bentuk a Surat usul penambahan prodi dari Pemimpin
PTS
Lihat Lampiran 12
Semua dokumen: • Dibuat dalam file pdf; • Dipindai (scan); • Dikirim secara digital
ke Direktur Jenderal
b Surat persetujuan penambahan prodi dari Badan Penyelenggara PTS
Lihat Lampiran 13
c Surat pertimbangan penambahan prodi dari Senat PTS
Lihat Lampiran 14
d Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara dan semua perubahannya
Lihat Lampiran 2
sebagai Badan Hukum Lampiran 3
Kelembagaan IPTEK dan Dikti dengan alamat:
silemkerma.dikti. go.id
f Surat Keputusan Menteri Tentang Izin Pendirian PTS atau Perubahan bentuk PTS
Tidak diberi contoh
g Rencana Strategis dari PTS yang akan menambah prodi
Tidak diberi contoh
h Usul Pembukaan Program Studi yang berisi Instrumen Akreditasi prodi dari BAN-PT/LAM yang sudah diisi oleh Pemimpin PTS (satu instrumen untuk satu prodi)
Lihat Lampiran 7
i Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti) di wilayah PTS yang akan membuka prodi
Lihat Lampiran 10 j Surat pernyataan telah berkoordinasi dengan
organisasi profesi dari organisasi profesi terkait (bila disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan)
Tidak diberi contoh
Perhatian:
Pemimpin PTS bertanggungjawab atas kebenaran data dan informasi yang dimuat dalam semua Dokumen di atas. Apabila Pemimpin PTS memberikan data dan informasi yang tidak benar, Pemimpin PTS dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 242 ayat (1) juncto ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
c. Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 2.2. huruf a sampai dengan huruf j secara digital.
d. Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c, Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti dapat menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan visitasi ke PTS yang mengusulkan pembukaan prodi, atau langsung menetapkan izin pembukaan prodi tersebut.
e. Apabila dilakukan visitasi, proses penetapan izin sebagai berikut:
1. Visitasi dilakukan ke PTS yang akan membuka prodi oleh Tim Evaluator didampingi oleh wakil dari L2 Dikti setempat, dan diterima oleh Pemimpin PTS (tidak dapat diwakilkan), serta para Wakil Pemimpin PTS, dengan susunan acara sebagai berikut:
• Pembukaan oleh Pemimpin PTS;
• Penyocokan data dan informasi yang dicantumkan dalam Rancangan Prodi dengan fakta lapangan, antara lain calon dosen dan calon tenaga kependidikan, calon prasarana dan calon sarana.
2. Setelah visitasi, Tim Evaluator dapat memberikan rekomendasi tentang izin pembukaan prodi kepada Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti.
f. Setelah menerima dan mempertimbangkan rekomendasi tentang izin pembukaan prodi (baik visit atau tanpa visit) dari Tim Evaluator, Direktur Jenderal mengajukan usul tertulis penerbitan izin pembukaan prodi dilampiri surat keputusan akreditasi minimum dari BAN-PT atau LAM, kepada Menteri.
g. Menteri menetapkan izin prodi pada PTS bersangkutan, yang akan diberitahukan kepada pengusul secara online.
h. Setelah penetapan izin prodi pada PTS oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada huruf g, PTS dapat menyelenggarakan prodi.
Perbaikan Dokumen Pembukaan Prodi
Pengusul yang belum berhasil memenuhi persyaratan pembukaan prodi, diberi kesempatan untuk memperbaiki dokumen yang telah dikirimkan, dengan langkah sebagai berikut:
a. Pemimpin PTS yang membuka prodi memperbaiki dokumen sesuai permintaan Tim Evaluator yang akan diberitahukan secara online, dan mengirimkan kembali secara online
ke alamat: silemkerma.dikti. go.id.
b. Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan evaluasi dan verifikasi perbaikan dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka huruf a secara digital.
c. Tim Evaluator dapat memberikan rekomendasi tentang izin pembukaan prodi kepada Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti.
d. Setelah menerima dan mempertimbangkan rekomendasi tentang izin pembukaan prodi dari Tim Evaluator, Direktur Jenderal mengajukan usul tertulis penerbitan izin pembukaan prodi dilampiri keputusan akreditasi minimum dari BAN-PT atau LAM, kepada Menteri.
i. Menteri menetapkan izin prodi pada PTS bersangkutan, yang akan diberitahukan kepada pengusul secara online.
j. Setelah penetapan izin prodi pada PTS oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada huruf g, PTS dapat menyelenggarakan program studi baru.
Pengusul yang tidak memanfaatkan kesempatan perbaikan dokumen, dianggap mengundurkan diri dari proses pengusulan. Jika di kemudian hari pengusul mengajukan usul baru, maka usul tersebut akan diperlakukan sama dengan usul baru dari pengusul lain.
4. Jadwal
Masa pengusulan penambahan prodi dengan jadwal sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan
1 Desember - Februari Penerimaan dokumen usul penambahan prodi 2 Januari - Maret Evaluasi dan verifikasi dokumen
3 April Pengumuman hasil evaluasi dan verifikasi dokumen
4 Maret - April Visitasi (apabila diperlukan)
5 Mei Pengumuman hasil visitasi – untuk usul yang belum memenuhi
syarat (perlu perbaikan)
6 Mei - Juni Penerbitan izin penambahan prodi
Masa perbaikan usul penambahan prodi dengan jadwal sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan
1 Mei - Juni Penerimaan dokumen perbaikan usul penambahan prodi 2 Juli - Oktober Evaluasi dan verifikasi dokumen perbaikan
3 September - Oktober Visitasi (apabila diperlukan)
4 November Pengumuman hasil evaluasi perbaikan usul penambahan prodi 5 November - Desember Penerbitan izin penambahan prodi
Lampiran
Lampiran 1 : Surat usul pendirian PTS
Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba Lain
Skolahan Notobotosongo Tibolimo
Alamat: Jl. Majuterus Raya 888 Blumbangjero 99923 Indonesia Telepon: 020 – 302020 Fax: 020 – 393098 – Email: [email protected] Nomor : 73/YSN/08/2015
Hal : Usul pendirian Perguruan Tinggi Swasta Lampiran : 10 (sepuluh) dokumen.
Kepada yang terhormat,
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jl. Pintu I Senayan
Jakarta
Dengan hormat,
Melalui surat ini perkenankan kami, Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain ... mengusulkan pendirian Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/ Politeknik/ Akademi ..., dengan program studi sebagai berikut:
1. Program Studi ... 2. Program Studi ... 3. Program Studi ... 4. dst.
Bersama ini kami unggah 10 (sepuluh) dokumen sebagai berikut: 1. Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara dan semua perubahannya; 2. SK Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum; 3. Sertifikat status lahan calon kampus atas nama Badan Penyelenggara (atau perjanjian sewa menyewa lahan); 4. Studi Kelayakan pendirian PTS; 5. Usul Pendirian Perguruan Tinggi yang berisi Instrumen Akreditasi pendirian perguruan tinggi dari BAN-PT yang sudah diisi oleh Badan Penyelenggara; 6. Usul Pembukaan Program Studi yang berisi Instrumen Akreditasi Pembukaan Prodi dari BAN-PT yang sudah diisi oleh Badan Penyelenggara (satu Instrumen Pembukaan Prodi untuk setiap prodi); 7. Laporan Keuangan Badan Penyelenggara 8. Surat Bukti Kepemilikan Dana Badan Penyelenggara; 9. Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi; 10. Surat pernyataan telah berkoordinasi dengan organisasi profesi dari organisasi profesi terkait (bila disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan).
Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami sampaikan terima kasih.
Blumbangjero, .... Januari 2015. Ketua,
Prof.Dr.H.R.Notobotosongo,ST.,Empty
Lampiran 3 : Dokumen Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum
Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan
Contoh Berita Negara Tentang Pengesahan Yayasan
Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan (online) 1
Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan (online) 2
Lampiran 5 : Studi Kelayakan Pendirian PTS
BAB ISI
Pengantar Daftar Isi
Daftar Tabel (Jika Ada) Bab I Pendahuluan
Bab II Kebutuhan Dunia Kerja Terhadap Lulusan Bab II Bentuk, Nama, Visi, Misi, dan Ciri Khas PTS
Bab III Penyelenggaraan, Organisasi, Dan Lembaga Penunjang Kegiatan PTS Bab IV Bidang Ilmu, Program Studi, dan Metode Pembelajaran
Bab V Prospek Minat dan Daya Tampung Mahasiswa Setiap Program Studi Bab VI Dosen dan Tenaga Kependidikan Setiap Program Studi
Bab VII Prasarana Dan Sarana PTS
Bab VIII Sumber Dana Dan Pembiayaan Selama Lima Tahun PTS