• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuktian Dasar Penguasaan Tanah yang Tidak Lengkap Dalam pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 24 Tahun

PENILAIAN KEBENARAN DASAR PENGUASAAN TANAH HAK ADAT YANG TIDAK LENGKAP

A. Pembuktian Dasar Penguasaan Tanah yang Tidak Lengkap Dalam pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 24 Tahun

disebutkan bahwa:

(2) Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembukuan hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah selama 20 (duapuluh) tahun atau lebih secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya, dengan syarat:

a. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya.

b. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya.

Ketentuan tersebut memberikan kesempatan bagi pendaftaran tanah hak adat yang tidak lagi dapat dibuktikan dengan alat bukti sebagaimana yang

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan), 2008.

USU Repository © 2009

disebutkan dalam penjelasan pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Maksud ini diperjelas lagi dalam penjelasan pasal 24 ayat (2) yang berbunyi:

Ketentuan ini memberi jalan keluar apabila pemegang hak tidak dapat menyediakan bukti kepemilikan sebagaimana dimaksud ayat (1), baik yang berupa bukti tertulis maupun bentuk lain yang dapat dipercaya. Dalam hal demikian pembukuan hak dapat dilakukan tidak berdasarkan bukti kepemilikan akan tetapi berdasarkan bukti penguasaan fisik yang telah dilakukan oleh pemohon dan pendahulunya.

Dan penguasaan fisik tersebut harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang tersebut dalam pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.

Menurut A.P. Parlindungan, ketentuan pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 ini adalah untuk memberikan kelonggaran dalam hal pelaksanaan konversi yaitu jika terdapat kekurangan pembuktian.30

(2) Apabila bukti kepemilikan sebidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lengkap atau tidak ada, pembuktian kepemilikan atas bidang tanah itu dapat dilakukan dengan bukti lain yang dilengkapi dengan pernyataan yang bersangkutan dan keterangan yang dapat dipercaya dari

Selanjutnya dalam pasal 76 ayat (2) Permenag/Ka BPN No. 3 Tahun 1997 diatur mengenai pembuktian hak lama yang bukti kepemilikannya tidak lengkap. Dalam hal tersebut pembuktian kepemilikan atas bidang tanah itu dapat dilakukan dengan bukti lain yang dilengkapi dengan pernyataan yang bersangkutan dan keterangan minimal dua orang saksi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah benar pemilik bidang tanah tersebut.

Pasal 76 ayat (2) Permenag/Ka BPN No. 3 Tahun 1997:

30

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan), 2008.

USU Repository © 2009

sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi dari lingkungan masyarakat setempat yang tidak mempunyai hubungan keluarga dengan yang bersangkutan sampai derajat kedua baik dalam kekerabatan vertikal maupun horizontalyg menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah benar pemilik bidang tanah tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pegawai Kantor Pertanahan Kota Medan, diperoleh keterangan bahwa untuk pendaftaran konversi di Kantor Pertanahan Kota Medan maka sebagai dasar pendaftarannya haruslah diajukan bukti Grant Sultan. Hal ini dikarenakan sebelum berlakunya UUPA, daerah Kota Medan merupakan suatu daerah Pemerintah Swapraja Kesultanan Deli yang telah mempunyai aturan pendaftaran tanah yaitu dengan terbitnya Grant Sultan. Namun demikian apabila tidak lagi dimungkinkan bagi pemohon untuk menyediakan alat bukti Grant Sultan dimaksud dikarenakan hilang atau rusak sehingga tidak bisa dibaca lagi, maka untuk pembuktian haknya digunakan bukti lain yang berupa surat laporan hilang yang dibuat oleh polisi dan surat pengumuman hilang atau rusaknya Grant Sultan dimaksud yang dibuat baik di atas bidang tanah yang bersangkutan maupun ditempat-tempat lain yang dapat menjangkau banyak pihak termasuk di media cetak dan media elektronik.

Dalam hal ini, permohonan pendaftaran konversi atas tanah hak adat yang bukti tertulisnya tidak lengkap akan diproses dengan pengakuan hak oleh Kantor Pertanahan Kota Medan.31

31

hasil wawancara dengan Pegawai Kantor Pertanahan Kota Medan tanggal 25 Februari 2008

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan), 2008.

USU Repository © 2009

Pengakuan Hak Atas Tanah merupakan keputusan Badan Pertanahan Nasional, yaitu sehubungan dengan pengakuan hak atas tanah yang berasal dari tanah milik adat yang diakui melalui prosedur perolehan sertifikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan dengan memenuhi persyaratan, yakni sebagai berikut:

1. surat permohonan

2. fotokopi KTP atau identitas diri pemohon

3. fotokopi KTP atau identitas diri penerima kuasa disertai dengan surat kuasa, jika permohonannya dikuasakan.

4. fotokopi SPPT PBB tahun berjalan.

5. bukti tertulis hak atas tanah asli disertai dengan:

a. surat pernyataan penguasaan fisik tanah secara terus menerus selama 20 tahun atau lebih (turun temurun atau alih beralih) yang dibuat oleh pemilik tanah, disaksikan oleh 2 orang saksi dan diketahui oleh kepala desa/lurah, dan

b. surat keterangan dari kepala desa/lurah yang disaksikan oleh 2 orang saksi dan penguasaannya dibenarkan oleh pengetua adat setempat.32

Pengertian dan persyaratan yang harus diajukan dalam pengakuan hak ini sesuai dengan yang diatur dalam pasal 28 ayat (3) jo. pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 yang diperjelas lagi dalam penjelasan pasal 28 ayat (3) yang memuat isi bahwa pengakuan hak

32

S. Chandra, Sertifikat Kepemilikan Hak Atas Tanah Persyaratan Permohonan Di Kantor Pertanahan, Grasindo, Jakarta, 2005, hal. 53-54

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan), 2008.

USU Repository © 2009

didasarkan kepada pembuktian menurut pasal 24 ayat (2) yakni bahwa alat- alat pembuktian yang seharusnya diajukan dalam pendaftaran tanahnya tidak lengkap.

Berbeda dengan yang diatur dalam pasal 88 Permenag/Ka BPN No. 3 Tahun 1997 dimana terhadap hak atas tanah yang alat bukti tertulisnya lengkap maupun yang tidak lengkap, pendaftarannya didasarkan kepada penegasan hak, dan pengakuan hak hanya diberlakukan bagi hak atas tanah yang alat bukti kepemilikannya tidak ada dan hanya dibuktikan dengan penguasaan fisik selama 20 tahun berturut-turut.

Pasal 88 Permenag/Ka BPN No. 3 Tahun 1997:

(2) Berdasarkan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. hak atas bidang tanah yang alat bukti tertulisnya lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) dan yang alat bukti tertulisnya tidak lengkap tetapi ada keterangan saksi maupun pernyataan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) dan tanahnya dikuasai oleh pemohon, oleh Kepala Kantor Pertanahan ditegaskan konversinya menjadi Hak Milik atas nama pemegang hak yang terakhir dengan memberi catatan pada daftar isian 201 sebagai berikut:

“Berdasarkan data fisik dan data yuridis yang disahkan dengan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis tanggal ………. Hak atas tanah ditegaskan konversinya menjadi Hak Milik dengan pemegang hak ………. tanpa catatan/dengan catatan ada keberatan (tidak ke pengadilan/sedang diproses di pengadilan dengan/tanpa sita jaminan)*)

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTAMADYA………

(………) *) coret yang tak perlu.

b. hak atas tanah yang alat bukti kepemilikannya tidak ada tetapi telah dibuktikan kenyataan penguasaan fisiknya selama 20 tahun

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan), 2008.

USU Repository © 2009

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (3) oleh Kepala Kantor Pertanahan diakui sebagai Hak Milik dengan memberi catatan pada daftar isian 201 sebagai berikut: “Berdasarkan data fisik dan data yuridis yang disahkan dengan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis tanggal ……….. hak atas tanah ini diakui sebagai Hak Milik dengan pemegang hak ………. tanpa catatan/dengan catatan ada keberatan (tidak ke pengadilan/sedang diproses di pengadilan dengan/tanpa sita jaminan)*)

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTAMADYA………

(………) *) coret yang tak perlu

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pegawai Kantor Pertanahan Kota Medan, diperoleh keterangan bahwa prosedur mengenai pengakuan hak ini disesuaikan dengan daerah tempat pendaftaran tanah dilaksanakan, seperti misalnya untuk pengakuan hak di Kota Medan maka untuk persyaratannya diwajibkan ada bukti tertulis disertai dengan penguasaan fisik, sedangkan untuk pengakuan hak di Sumatera Barat maka tidak diperlukan bukti hak atas tanah melainkan dengan dasar penguasaan fisik yang dibenarkan dengan pernyataan dari pengetua adat setempat.

Dokumen terkait