• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Model dan Pengujian Hipotesis

4.3.4 Pembuktian Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan, persepsi atas efektivitas sistem perpajakan, persepsi tentang sanksi perpajakan dan kualitas pelayanan fiskus) terhadap varibel terikat (kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi) secara parsial. Dengan df:94, α:5%, di dapat t tabel sebesar 1,98552 dan, berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil uji t seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.20 Hasil Uji t (Uji Parsial)

Variabel Thit Ttab P Ho Ha X1-Kesadaran X2-Pengetahuan X3-Persepsi sistem X4-Persepsi sanksi X5-Kualitas Fiskus 1,463 3,572 0,350 2,784 1,917 1,98552 1,98552 1,98552 1,98552 1,98552 0,147 0,001 0,727 0,006 0,058 Diterima Ditolak Diterima Ditolak Diterima Ditolak Diterima Ditolak Diterima Ditolak Ftest Ftabel Probabilitas 12,576 2,311270 0,000 Sumber: Lampiran 6

1. Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi

Variabel kesadaran membayar pajak memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,162, artinya jika variabel kesadaran membayar pajak meningkat satu satuan, menyebabkan kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi meningkat sebesar 0,162 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan/tidak berubah. Evaluasi terhadap pengaruh variabel kesadaran membayar pajak dilakukan melaui t hitung, pada gambar di bawah diperlihatkan nilai t hitung

variabel kesadaran membayar pajak sebesar 1,463 lebih kecil dari t tabel

sebesar 1,98552 (df:94, α: 5%), sehingga berada di daerah penolakan Ha. Diketahui pula bahwa nilai signifikansi sebesar 0,147 lebih besar (>) dari 0,05, berarti tidak memiliki pengaruh signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 yang menyatakan bahwa variabel kesadaran membayar pajak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi tidak berhasil didukung oleh data empirik.

Gambar 4.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Variabel Kesadaran Membayar Pajak

2. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Peraturan Perpajakan terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi

Variabel pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,284, berarti jika terjadi peningkatan variabel pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan sebesar satu satuan maka dapat meningkatkan kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,284 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan/tidak berubah. Evaluasi terhadap signifikansinya dilakukan melalui t hitung, pada gambar di bawah diperlihatkan nilai t hitung variabel pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan sebesar 3,572 lebih besar dari t

tabel sebesar 1,98552 (df: 94,α: 5%) sehingga berada di daerah penerimaan Ha. Diketahui pula bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil (<) dari 0,05, berarti memiliki pengaruh yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 yang menyatakan variabel pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi didukung oleh data empirik.

Gambar 4.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t

Variabel Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Peraturan Perpajakan

3. Pengaruh Persepsi atas efektivitas Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi

Variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,019, berarti jika terjadi peningkatan variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan sebesar satu satuan maka dapat meningkatkan kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,019 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan/tidak berubah. Evaluasi terhadap signifikansinya dilakukan melalui t hitung, pada gambar di bawah diperlihatkan nilai t hitung variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan sebesar 0,350 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,98552 (df: 94, α: 5%) sehingga berada pada daerah penolakan Ha. Diketahui pula bahwa nilai signifikansi sebesar 0,727 lebih besar (>) dari 0,05, berarti tidak memiliki pengaruh signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

t-tabel= 1.985

H3 yang menyatakan variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi tidak berhasil didukung oleh data empirik.

Gambar 4.3

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Variabel Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan

4. Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi

Variabel persepsi tentang sanksi perpajakan memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,292, artinya jika variabel persepsi tentang sanksi perpajakan meningkat satu satuan menyebabkan kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,292 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan/tidak berubah. Evaluasi terhadap pengaruh variabel persepsi tentang sanksi perpajakan dilakukan melalui t hitung, pada gambar di bawah diperlihatkan nilai t hitung

variabel persepsi tentang sanksi perpajakan sebesar 2,784 lebih besar dari t tabel sebesar 1,98552 (df: 94, α: 5%), sehingga berada di daerah penerimaan Ha. Diketahui pula bahwa nilai signifikansi sebesar 0,006

t-tabel= 1.985

lebih kecil (<) dari 0,05, yang berarti memiliki pengaruh yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H4 yang menyatakan bahwa variabel persepsi tentang sanksi perpajakan berpengaruh positif signifika terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi didukung oleh data empirik.

Gambar 4.4

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Variabel Persepsi tentang Sanksi Perpajakan

5. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi

Variabel kualitas pelayanan fiskus memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,188, berarti jika terjadi peningkatan kualitas pelayanan fiskus sebesar satu satuan maka dapat meningkatkan kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 0,188 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan/tidak berubah. Evaluasi terhadap signifikansinya dilakukan melalui t hitung, pada gambar di bawah diperlihatkan nilai t hitung variabel kualitas pelayanan fiskus sebesar 1,917 lebih kecil dari t tabel sebesar 198552 (df: 94, α: 5%) sehingga berada di daerah penolakan Ha. Diketahui pula bahwa nilai signifikansi sebesar

t-tabel= 1.9855 t-hit=2,784

0,058 lebih besar (>) dari 0,05, berarti tidak memiliki pengaruh signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H5 yang menyatakan bahwa variabel kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan formal Wajib Pajak Orang Pribadi tidak berhasil didukung oleh data empirik.

Gambar 4.5

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Variabel Kualitas Pelayanan Fiskus

Dokumen terkait