• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuktian Penambahan Formalin

Dalam dokumen Pemalsuan Susu (Halaman 39-44)

MATERI DAN METODA

4. Pembuktian Penambahan Formalin

Pertama-tama masukkan 2 ml sampel susu kedalam tabung reaksi lalu

tambahkan 10 ml larutan asam klorida yang mengandung besi, setelah itu panaskan dan biarkan selama 1 menit dalam suhu mendidih. Apabila susu tersebut mengandung formalin maka akan tampak warna ungu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan susu dimaksudkan untuk menjamin konsumen menerima susu dengan kualitas yang baik dan memberikan peluang yang baik untuk perkembangan peternakan sapi perah. Pengujian mutu susu biasanya dilakukan terhadap sifat-sifat fisik, kimiawi, dan biologi. Pengujian mutu susu secara fisik dapat dilakukan secara sederhana dan mudah dilakukan misalnya dengan uji kebersihan, pemalsuan dan uji berat jenis. Pengujian susu secara kimiawi umumnya dilakukan di laboratorium dengan proses yang lebih rumit misalnya uji kadar lemak susu, uji kadar protein.

Pembuktian Penambahan Air

Penambahan air pada susu merupakan cara yang paling sederhana, namun paling mudah pula diketahui. Pada kasus pemalsuan susu dengan air, cukup mencelupkan alat laktodensimeter ke dalam susu. Jika berat jenis yang terlihat jauh dari 1,028 (SNI 01-3141-1998), maka susu dimungkinkan telah diencerkan dengan air. Susu yang dipalsukan dengan air terlalu banyak akan menimbulkan bercak biru pada susu (Anonim. 1998).

Sampel susu yang dicampur air akan menurunkan berat jenis serta titik beku susu akan mendekati 0 (nol). Selain itu, dengan menambahkan air pada

susu maka akan menurunkan kadar lemak, protein dan kadungan bahan keringnya. Dan hasil yang kami peroleh yaitu berat jenis air susu murni yaitu 1,026 dan saat penambahan air di lakukan maka berat jenisnya berubah menjadi 1,010.

Penambahan Santan Secara Mikroskopik

Kadar lemak susu mempunyai ukuran yang lebih homogen atau lebih kecil dari lemak nabati. Santan memiliki kandungan lemak nabati yang tinggi dimana bentuk dan ukurannya tidak sama dengan lemak hewani jika terjadi pencampuran dari kandungan lemak tersebut, maka kadar lemak semula akan meningkat. Setelah dilihat pada mikroskop pada perbesaran 10x dan 45x maka terlihat butir lemak nabati lebih besar dari buti lemak susu. Jika cairan santan dicampur dengan susu akan megakibatkan lemak susu yang dicampur santan menjadi heterogen yang berupa terlihatnya lemak nabati yang berukuran lebih besar jika di lihat dibawah mikroskop hal ini sesuai dengan pendapat dari Tony, B. (1996). Dan inilah hasil dari percobaan penambahan santan secara mikroskopis dalam tabel dan gambar berikut :

Campuran Hasil

Susu murni

Homoge n

Susu murni + Santan

Heterog en

Pembuktian Penambahan Pati

Pada percobaan pembuktian penambahan pati kami melakukan dua kegiatan yaitu kegiatan pertama 10 ml susu ditambah dengan 0,5 ml Asam Asetat dan 4 tetes lugol akan menghasilkan warna kuning yang artinya negatif. Dan kegiatan kedua yaitu 10 ml susu ditambah dengan 0,5 ml Asam Asetat dan 4 tetes lugol dan tepung akan menghasilkan warna biru yang artinya positif. Serta susu yang mengalami pencampuran pati akan terlihat butir-butir amilumnya memanjang, dan warna yang akan ditimbulkan dari pencampuran susu dengan pati akan merubah warna menjadi warna biru hal ini sesuai dengan pernyataan dari Respati, J. (1995). Dan inilah hasil dari percobaan penambahan pati dalam tabel berikut :

Sample Warna Hasil

10 ml susu + 0,5 ml asam asetat + 4 tetes lugol

Kunin

g

-10 ml susu + 0,5 ml asam asetat + 4 tetes lugol +

tepung Biru +

Pembuktian Penambahan Susu Masak Dengan Uji Storch

Enzim peroksidase yang terdapat dalam susu mentah atau susu yang baru diambil dari ternak perah akan mengalami penguraian apabila dipanaskan pada suhu pemanasan sekitar 1100C dan enzim ini akan melepaskan oksigen dari larutan peroksida yang ditambahkan pada susu, dan oksigen yang dilepaskan tadi akan mengalami proses persenyawaan yang akan membuat warna susu menjadi berubah hal ini sesau dengan pernyatan dari William, G. (2000). Dan kerusakan lemak yang utama adalah dikarenakan peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik secara enzimatis maupun non enzimatis dan juga terjadi perubahan cita rasa karena adanya pengaruh enzim peroksida yang menyebabkan terjadinya perubahan warna. Dan hasil yang kami peroleh pada uji ini adalah saat susu yang masih mentah dan sudah dimasukkan larutan sesuai

dengan cara kerja maka susu berubah menjadi warna biru. Setelah dipanaskan pada suhu 77-800C akan menjadi warna putih.

Pembuktian Penambahan Formalin

Susu yang sudah dicampur dengan formalin ini akan mengalami perubahan warna menjadi kuning serta sampel susu tersebut menjadi pecah dan membentuk gumpalan-gumpalan besar. Dan larutan formalin bisa menyebabkan daya tahan bahan makanan menjadi lama dikarenakan formalin tersebut dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat pada bahan tersebut hal ini sesuai dengan pendapat Subangkit Mulyono. (1996). Dan pada uji ini kami tidak mendapatkan hasil karena ketidaklengkapan alat dan bahan dalam uji pemeriksaan penambahan formalin.

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat, pada pratikum pemeriksaan pemalsuan susu kali ini adalah pratikan dapat mengetahui apabila susu murni dilakukan penambahan dengan menambahkan air akan menyebabkan terjadinya penurunan berat jenis, kadar lemak dan bahan kering serta titik beku yang mendekati 0 (nol). Dan pada pembuktian penambahan santan akan terdapat lemak yang heterogen yang apabila dilihat dibawah mokroskop akan terlihat besar, dibanding dengan susu murni lebih homogen.

Sedangkan pada pembuktian penambahan pati terjadinya perubahan warna susu menjadi warna biru. Lalu pada pembuktian penambahan susu masak bila susu tersebut masih mentah akan berubah warna menjadi warna biru dan apabila susu tersebut dimasak pada suhu 77-800C akan tetap berwarna putih.

Saran

Adapun saran untuk praktikum ini yaitu agar dapat melengkapi alat-alat dan bahan sebagai pendukung praktikum. Juga untuk para praktikan agar tetap kondusif saat kegiatan pratium dimulai agar praktikum berjalan lancar serta praktikan harus lebih cermat, akurat dan teliti pada setiap uji yang dilakukan.

Dalam dokumen Pemalsuan Susu (Halaman 39-44)

Dokumen terkait