• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Rawat piringan secara manual 1) Tujuan

Pemeliharaan piringan di tanaman belum menghasilkan bertujuan untuk mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air, cahaya matahari. Memudahkan pelaksanaan pemupukan, dan dapat mencapai sasaran yang optimal. 2) Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2008), Gulma di perkebunan kelapa sawit harus dikendalikan supaya secara ekonomi tidak berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi. Adanya gulma di perkebunan kelapa sawit akan merugikan. Alasannya, gulma akan menghambat

jalan para pekerja (terutama gulma-gulma yang berduri), gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam menyerap unsur hara dan air, serta kemungkinan gulma menjadi tanaman inang bagi hama atau penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit.

3) Alat dan bahan

Alat : Parang, arit dan cangkul

Bahan : semua gulma yang ada di piringan pokok sawit 4) Prosedur kerja

a) Penentuan Blok yang akan dilakukan penyiangan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan intensitas serangan gulma dan kondisi blok tanaman

b) Menyiapkan alat terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan dilapangan, dan masing-masing karyawan bertanggung jawab dengan alatnya masing-masing

c) Pembersihan piringan sawit dilakukan sampai batas terluar pelepah, dan dipiringan sawit harus benar-benar bersih dari gulma.

5) Hasil yang dicapai

Target kerja 1,3 ha/hk untuk 1 orang karyawan yang ditetapkan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan keadaan piringan tanaman kelapa sawit yang terlalu semak sehingga proses pembersihan piringan menjadi lambat.

b. Rawat piringan secara kimia 1) Tujuan

Pemeliharaan piringan di tanaman belum menghasilkan bertujuan untuk mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air, cahaya matahari. Memudahkan pelaksanaan pemupukan, dan proses pemanenan buah.

2) Dasar teori

Menurut Anonim (2008), piringan pohon harus bebas dari gulma dengan jadwal pengendaliannya disesuaikan dengan program pemupukan. Pengendalian gulma yang tidak tetap waktu atau terlambat dapat menunda waktu pemupukan, sehingga efektivitas pemupukan menurun. Pengendalian gulma di piringan pohon dapat dilakukan secara manual atau kimia dengan rotasi berturut – turut satu atau tiga bulan. Pengendalian secara kimia dapat menggunakan

glyphosate atau paraquat. Selanjutnya dapat dilakukan secara

kombinasi antara manual dan kimia yaitu tiga kali secara kimia dan satu kali manual.

3) Alat dan Bahan

Alat : sprayer, takaran dosis, ember dan girijen. Bahan : herbisida bio up

4) Prosedur kerja

a) Mengecek areal sebelum melakukan pengendalian gulma b) Menyiapkan alat dan bahan penyemprotan

c) Mengisi air pada sprayer

d) Menuangkan herbisida pada kep dengan dosis 100 cc/15 l air e) Menyemprotkan pada gulma pada piringan.

5) Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari kerja selama pengawasan karyawan berhasil mengerjakan 1,4 ha/hk sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Rawat gawangan

a. Rawat gawangan secara manual 1) Tujuan

Tujuannya adalah membasmi gulma yang tumbuh di gawangan dengan pendongkelan sehingga persaingan tanaman utama dan gulma terhadap persaingan unsur hara dapat dihindari serta memudahkan pengontrolan perawatan tanaman.

2) Dasar teori

Menurut Risza (2004), semua gulma liar dan anak kayu yang tumbuh di gawangan harus dibasmi dengan rotasi satu kali sebulan selama dua tahun dan kacangan yang menjalar pada pelepah sawit diturunkan dan tidak dibenarkan memotong pelepah.

3) Alat dan bahan

Alat : parang, arit dan cangkul Bahan : gulma yang ada di gawangan

4) Prosedur kerja

Gulma yang dikendalikan antara lain kayu-kayuan, gelagah, keladi, pisang-pisangan dan sebagainya. Cara pelaksanaannya adalah mendongkel dan menebas pada gawangan.

5) Hasil yang dicapai

Target kerja 1 ha/hk atau 5 jalur tanaman untuk 1 orang karyawan yang ditetapkan oleh perusahaan.

b. Rawat gawangan secara kimia 1) Tujuan

Tujuannya adalah membasmi gulma yang tumbuh di gawangan untuk memudahkan pengontrolan dan kegiatan perawatan tanaman. 2) Dasar teori

Gawangan adalah areal yang terletak di antara tanaman kecuali piringan pohon. Pengendalian gulma di gawangan secara kimia dilaksanakan dengan rotasi setiap tiga bulan sedangkan secara manual sebulan sekali. Pengendalian secara kimia dapat menggunakan

Glyphosate atau paraquat (Anonim, 2008).

3) Alat dan Bahan

Alat : sprayer, takaran dosis, ember dan girijen. Bahan : herbisida supremo

4) Prosedur kerja

a) Mengecek areal sebelum melakukan pengendalian gulma b) Menyiapkan alat dan bahan penyemprotan

c) Mengisi air pada sprayer

d) Menuangkan herbisida pada sprayer dengan dosis 100 cc/15 l air e) Menyemprotkan pada gulma pada piringan.

5) Hasil yang dicapai

Target kerja 1,25 ha/hk atau 13 jalur tanaman untuk 2 orang karyawan yang ditetapkan oleh perusahaan.

3. Pengendalian lalang a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mengendalikan gulma lalang yang tumbuh pada lahan dan sekitarnya.

b. Dasar teori

Metode pengendalian lalang yang efektif adalah dengan kimia, yaitu penyemprotran herbisida secara menyeluruh. Jenis herbisida yang telah terbukti efektif yaitu glyphosate (pahan, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : sprayer, takaran dosis, ember dan girijen Bahan : herbisida supremo

d. Prosedur kerja

1) Mengecek areal sebelum melakukan pengendalian gulma 2) Menyiapkan alat dan bahan penyemprotan

3) Mengisi air pada sprayer

4) Menuangkan herbisida pada sprayer dengan dosis 100cc/15 l air 5) Menyemprotkan lalang mengikuti jalur pada gawangan.

e. Hasil yang dicapai

Ukuran konsentrasi yang digunakan untuk spot lalang ini adalah 100 cc/15 l air. Dengan norma 4 ha/hk, rotasi spot lalang ini dilihat dari keadaan lalang yang ada pada lapangan.

4. Pemupukan a. Tujuan

Tujuan dari pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan merangsang produktivitas tanaman.

b. Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2003), Pemupukan di lapangan dilakukan atas rekomendasi pemupukan untuk areal tersebut. Rekomendasi pemupukan disuatu areal didasarkan pada hasil analisa daun dan tanah, hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan pempukan sebelumnya, serta hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit.

c. Alat dan bahan

Alat : ember dan takaran

Bahan : pupuk NPKMg 15.15.6.4 dan Kieserite d. Prosedur kerja

1) Menentukan areal tanaman yang akan di pupuk 2) Mempersiapkan alat dan bahan

4) Pupuk yang telah diecer dibuka, setiap tenaga kerja mengisi tempat yang telah mereka sediakan

5) Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk di sekeliling piringan.

Dosis pupuk pada TBM Kelapa Sawit Umur Tanaman

(Bulan)

Dosis pupuk (gram/pokok) NPK kiestrite 1 230 50 4 460 75 8 1220 100 12 1220 125 16 1220 150 20 1220 225 24 2300 225 30 3060 _

Sumber, PT. Anugerah Urea Sakti e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari kerja berhasil melakukan pemupukan seluas 22 ha, yang mana sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan. Yaitu dengan norma 4 ha/hk.

5. Kastrasi a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan besar seragam dan mendapatkan kondisi tanaman yang bersih, sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama atau penyakit.

b. Dasar teori

Kastrasi adalah pemotongan atau pembuangan secara menyeluruh bungan jantan maupun bunga betina sebelum areal tersebut dipolinasi. Kastrasi dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama (umur 12 bulan setelah tanam) sampai tanaman berumur 33 bulan atau selambat – lambatnya 6 bulan sebelum panen pertama. Kastrasi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghilangkan sumber infeksi hama dan penyakit (Fauzi dkk, 2008).

c. Alat dan bahan Alat : dodos

Bahan : bunga jantan dan bunga betina. d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang akan dikerjakan untuk memudahkan dalam pengerjaan sesuai dengan umur tanaman yang sudah siap dikastrasi 2) Persiapan alat dan bahan yang digunakan dibawa langsung dari rumah

oleh karyawan agar memudahkan dalam pekerjaan

3) Masing-masing karyawan menempati jalur yang sudah ditentukan oleh mandor agar memudahkan dalam pelaksanaan agar tidak melakukan kastrasi berulang kali pada jalur yang sama

4) Membuang bunga betina dan jantan yang tidak produktif dengan cara memotong dengan dodos.

e. Hasil yang dicapai

Pelaksanaan kastrasi dilakukan selama 1 hari kerja dengan jumlah karyawan 5 orang kapasitas kerja yang diperoleh adalah 5 jalur tanaman setiap karyawan.

6. Sanitasi a. Tujuan

Sanitasi bertujuan untuk mempermudah pemupukan, semprot piringan, dan pengutipan brondolan.

b. Dasar teori

Sanitasi merupakan pekerjaan pembersihan pokok-pokok kelapa sawit dari janjang busuk, pelepah kering atau pelepah dasar yang dari pembibitan. Pekerjaan sanitasi biasanya bersamaan dengan tunas pasir (Pahan, 2008).

c. Alat dan bahan Alat : dodos Bahan : - d. Prosedur kerja

1) Membawa alat sesuai dengan rencana kerja hari itu

2) Pekerja memasuki pasar rintis kemudian menuju pokok kelapa sawit 3) Memotong pelepah dasar yang kering, dan buah busuk kemudian

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari kerja selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan 1,2 ha/hk sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

D. Panen 1. Tujuan

Tujuan panen adalah memilih tandan buah segar yang memenuhi kriteria matang panen untuk mendapatkan minyak sawit yang maksimal dan mendapatkan target.

2. Dasar teori

Menurut Pardamean (2008), Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah pertama keluar masih dinyatakan sebagai buah pasir. Artinya, belum dapat diolah pabrik kelapa sawit (PKS) karena kandungan minyaknya masih rendah. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman, dan iklim. Umumnya buah dapat di panen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukannya. Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah perubahan warna yaitu buah berwarna merah mengkilat dan membrondolnya buah dari tandan sekitar 25 -50%.

3. Alat dan bahan

Alat : dodos, kapak/parang, batu asah, angkong, karung Bahan : buah siap panen

4. Prosedur kerja

a. Menyiapkan peralatan panen b. Memilih buah yang siap dipanen

c. Brondolan yang berjatuhan dikutip dan dimasukan ke dalam karung d. Buah dan brondolan diangkut dengan menggunakan angkong ke tempat

pengumpulan hasil. 5. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari kerja selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan 2,5 ha/hk sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tahapan–tahapan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit yang dilakukan di PT. Anugerah Urea Sakti Feliza Estate yaitu :

a. Pembibitan awal (Pre Nursery) b. Pembibitan utama (Main Nursery)

c. Pemeliharaan tanaman belum menghasilakan (TBM) d. Panen

2. Perbedaan pelaksanaan di PT. Anugerah Urea Sakti dengan teori yaitu : a. Kegiatan pengisian polybag di Main Nursery tanah tidak perlu diayak

dan tidak dicampur dengan pupuk untuk menghemat waktu sedangkan pada teori tanah diayak dan dicampur dengan pupuk, agar tanah memiliki struktur yang gembur, bebas dari hama penyakit tanah dan tidak terdapat terdapat partikel kasar seperti kerikil dan batu kasar.

b. Menurut teori penanaman kelapa sawit di lapangan, pembuatan lubang dilakukan sebulan sebelum tanam untuk mengurangi keasaman tanah sedangkan di PT. anugerah Urea Sakti pembuatan lubang dilakukan langsung pada saat penanaman akan dilaksanakan, untuk megejar target. 3. Permasalahan yang terdapat di PT. Anugerah Urea Sakti Feliza Estate yaitu

kurangnya tenaga kerja lapangan yang mengakibatkan tidak tercapainya target dan rotasinya sehingga secara kualitas dan kuantitas hasil kerja masih belum tercapai.

B. Saran

1. Untuk PT. Anugerah Urea Sakti

Semua kegiatan pemeliharaan tanaman baik tanaman belum menghasilkan maupun panen yang dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu beberapa perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja, seperti :

a. Perlu menerapkan sistem instruksi contoh pada karyawan sebelum pelaksanaan kerja dan tidak hanya menyampaikan teori

b. Untuk pelaksanaan kegiatan lainnya baik itu kegiatan perawatan Pembibitan, TBM, dan panen sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan untuk budidaya kelapa sawit

c. Kesejahteraan tenaga kerja baik karyawan bulanan maupun karyawan harian harus lebih ditingkatkan lagi agar karyawan yang bekerja mempunyai suatu semangat diri untuk tetap bekerja

d. Perlu adanya penyuluh perkebunan khusus dibidang Budidaya Tanaman kelapa sawit agar dapat menarik minat dan perhatian masyarakat setempat untuk mau bekerja sama dengan pihak perusahaan sesuai dengan kesepakatan

2. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani)

Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) ini dirasakan sangat bermanfaat bagi mahasiswa/i, politani khusunya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, seperti:

a. Mengatur jadwal kegiatan praktek secara teratur sesuai dengan langkah-langkah budidaya tanaman khususnya mata kuliah kelapa sawit, sehingga

dalam pelaksanaan praktek mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit

b. Pemilihan lokasi PKL mutlak dipersiapkan terlebih dahulu

c. Melakukan pengecekan kelapangan pada saat mahasiswa melakukan kegiatan PKL. Dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan PKL

d. Mengadakan kerja sama dengan pihak perusahaan perkebunan negeri maupun swasta yang berkaitan dengan praktek kerja lapang

35

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sumatera Utara.

Anonim. 2008. Petunjuk Pemupukan PT. Anugerah Urea Sakti. Kalimantan Timur.

Fauzi, Y, dkk. 2008. Kelapa Sawit. Swadaya. Jakarta.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari

Hulu hingga Hilir. Swadaya. Jakarta.

Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun Dan Pabrik

Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Rizsa, S. 2004. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Sastrosayono. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Setyamidjaja, D. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Sipayung, Dkk. 2009. Meraup Untung Dari Bisnis Waralaba Bibit Kelapa

Puji Nurhana Senior Estate Manager

Samsudin EM Seaguntung Estate Nanang Trianto Askep Sarifudin Asst. Div-5 Rama Indra Winata

Asst. Div-4 Sadikun Asst. Div-3 Antung Nazamudin Asst. Div-2 Wahyu Gangsar S Asst. Div-1 Nurhamid Haris EM Feliza Estate Hasto Siwi Askep

Raka Cipta Wiguna Asst. Div-1 Sutikno Asst. Div-3 Muhammad Juanda Asst. Div-4 Suhanto Asst. Div-2 Sutikno Asst. Nursery Sugeng Arjono Asst. Div 5 & 6

Vacant Asst. Teknik H. Nurjani Ka. Mekanik Vacant CDO M. Syahrir Ka. Security Juwit Gunawan Kr. I Data Center Taryadi Asst. Keuangan Syarifudin Ka. Gudang Gervanus KTU Mislani Ka. Kendaraan Vacant SHE Vacant Asst. Verifikator

Lampiran 3. Seleksi bibit di Pre Nursery

Lampiran 5. Pengendalian gulma (weeding out) di Main Nursery

Lampiran 7. Pemupukan di Tanaman Belum Menghasilkan

Dokumen terkait