Condition of Water Facilities and Infrastructure
B. PEMEriKSaan BErKala BEndungan
HA SA N M AN AJE M EN
ATAS KINERJA PERUSAHAN
MANAGEMENT ANALYSIS & DISCUSSION ON COMPANY PERFORMANCE
TATA KELOLA PERUSAHAN
CORPORATE GOVERNANCE
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
KaPaSiTaS TaMPungan EfEKTif WaduK-WaduK yang diKElola PEruM JaSa TirTa i
Effective Storage Capacity of the Reservoirs Managed by Perum Jasa Tirta I
no. naMa WaduK/ RESERvoIR Tahun PEnguKuran / MEaSuREMEnT YEaR
% TErhadaP KaPaSiTaS aWal/
% ouT of ThE InITIal CaPaCITY
KaPaSiTaS groSS*)/
GRoSS CaPaCITY KaPaSiTaS EfEKTif**)/
EffECTIvE CaPaCITY 1 Sengguruh 2014 5.53 25.76 2 Sutami 2014 46.23 53.53 3 Lahor 2014 80.46 83.39 4 Wlingi 2013 20.23 39.38 5 Lodoyo 2013 52.25 47.44 6 Selorejo 2014 55.88 66.51 7 Bening 2012 84.67 89.58 8 Wonorejo 2011 87.90 91.60 9 Wonogiri 2014 72.07 78.73
Upaya perlindungan terhadap fungsi Waduk Sutami, Sengguruh, Wlingi, Wonogiri, dan Toba Asahan adalah dengan melakukan pengerukan (dregding) dan pengge lontoran (flushing) sedimen pada wadukwaduk tersebut, pembuatan check dam serta konservasi di hulu waduk dilakukan bekerja sama dengan instansi terkait.
3. BENDuNgAN
a. analiSiS dan EvaluaSi KEaManan BEndungan
Perusahaan mengelola delapan bendungan yang ter diri atas tujuh bendungan yang berada di Wilayah Sungai (WS) Kali Brantas, yaitu: Bendungan Sengguruh, Sutami, Lahor, Wlingi, Selorejo, Bening dan Wonorejo serta 1 (satu) bendungan berada di WS Bengawan Solo, yaitu: Bendungan Wonogiri. PJT I melakukan kegiatan pemerik saan rutin, pemeriksaan luar biasa (seperti pasca terjadi nya bencana) dan pemeriksaan khusus (seperti adanya retakan, piping, dan sebagainya). Kegiatan pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan visual dan pemantauan instrumen keamanan bendungan. Hasil pemeriksaan dilaporkan ke Balai Bendungan dan beberapa instansi terkait setiap Triwulan dan/atau apabila terjadi kejadian luar biasa. Dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan pada tahun 2015 menunjukkan kondisi bendungan di Wilayah Kerja Perum Jasa Tirta I dalam kondisi aman, baik dari tekanan air pori, rembesan maupun deformasi.
B. PEMEriKSaan BErKala BEndungan
Selain pemeriksaan rutin, pemeriksaan luar biasa dan pemeriksaan khusus, dilaksanakan kegiatan Pemeriksaan Berkala sesuai yang disyaratkan pada Keputusan Direktur Jenderal SDA No. 05/KPTS/2003 tentang Pedoman Ins peksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan dan Peraturan Keterangan:
*) Volume tampungan waduk, dihitung dari dasar waduk s.d muka air tinggi. **) Volume tampungan waduk, dihitung dari muka air rendah s.d muka air tinggi.
Protective action on the dam function at Waduk Sutami, Sengguruh, Wlingi, Wonogiri, dan Toba Asahan was carried out by dredging and flushing sediments at the reservoirs and developing a check dam and conser-vation upstream of reservoirs, working together with related agencies.
3. dAMS
A. SAfEty AnAlySIS And EvAluAtIon of thE dAmS
The Company manages eight dams; seven are in WS Kali Brantas: Bendungan Sengguruh, Sutami, Lahor, Wlingi, Selorejo, Bening & Wonorejo, and there is one dam in WS Bengawan Solo: Bendungan Wonogiri. PJT I conducts regular inspections, extraordinary inspec-tions (following any disaster) and special inspecinspec-tions (in cases like fractures, piping, etc.). The inspection activity includes visual checking and observation of dam safety instruments. The results are reported to the Dam Coun-cil (Balai Bendungan) and other related agencies every quarter of a year and/or if any extraordinary incidents occur. From the inspection result in 2015, the dams in the authority area of Perum Jasa Tirta I are in a safe con-dition, including measurements of pore water pressure, leakage and deformation.
b. PERIodIC dAm InSPECtIon
In addition to the regular inspection, extraordinary inspections, special inspections and periodic inspections are also conducted to meet requirements, as instructed by a Decree from the General Director of Natural Re-sources No. 05/KPTS/2003 (Keputusan Direktur Jenderal SDA No. 05/KPTS/2003) regarding Guidelines for Dam Safety Inspection and Evaluation (Pedoman Inspeksi
Notes:
*) Reservoir storage volume, measured from the reservoir base to high water surface. **) Reservoir storage volume, measured from low water surface to high water surface.
Menteri PUPR No. 27 tahun 2015 tentang Bendungan. Se cara umum hasil pemeriksaan berkala tahun 2015 menun jukkan bahwa kondisi bendungan yang dikelola oleh PJT I dalam kondisi aman dengan beberapa rekomendasi untuk peningkatan keamanan bendungan.
c. PEMEriKSaan KhuSuS rETaKan Pada BEndungan SuTaMi
Akibat beban air waduk saat operasi, bendungan akan terus mengalami deformasi. Deformasi ini sifatnya unik untuk setiap bendungan, tergantung sifat material dan geometri tubuh timbunannya. Perilaku deformasi tersebut sangat penting untuk diketahui guna menjamin bahwa deformasi yang akan terjadi tidak berpengaruh terhadap operasi bendungan dan keamanan bendungan. Mengi ngat Bendungan Sutami sudah cukup tua (selesai dibangun tahun 1973) dan mempunyai tingkat risiko tinggi dan terjadi retakan memanjang di puncak bendungan maka perlu dilakukan kajian terhadap retakan dan perilaku deformasi tubuh bendungan secara komprehensif. Hal ini diperlukan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut dengan mem pelajari penyebab dan mekanisme keretakan serta mem berikan penanganannya secara tepat.
Salah satu kegiatan penting dalam pemeriksaan keamanan bendungan adalah pelaksanaan pemeriksaan visual terhadap kondisi bendungan.Dalam proses pemerik saanvisual tersebut salah satu gejala anomali yang ditemu kan adalah munculnya retakan memanjang pada permu kaan lapisan perkerasan jalan di puncak Bendungan Sutami.
Adapun kronologis retakan pada perkerasan jalan di puncak Bendungan Sutami dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
KronologiS rETaKan Pada PErKEraSan Jalan di PuncaK BEndungan SuTaMi
Chronology on fracture Development on Road Pavement layer on the Top level of Bendungan Sutami
no PEMEriKSaan/ inSPEcTion Tanggal/ daTE KETErangan/ ExPlanaTion
1. Pemeriksaan rutin/
Regular inspection
24 Oktober 2013/
october 24, 2013
Belum terlihat adanya retakan/
fracture is not yet visible
2. Pemeriksaan rutin/
Regular inspection
November 2013 Mei 2014/
november 2013 - May 2014
Belum terlihat adanya retakan/
fracture is not yet visible
3. Pemeriksaan pasca gempa/
Post-earthquake inspection
25 Januari 2014/
January 25, 2014
Belum terlihat adanya retakan/
fracture is not yet visible
4. Pemeriksaan pasca letusan Gunung Kelud/
Post Mount Kelud Eruption Inspection
13 Februari 2014/
february 13, 2014
Belum terlihat adanya retakan/
fracture is not yet visible
5. Pemeriksaan pasca gempa/
Post-earthquake inspection
9 Maret 2014/
March 9, 2014
Belum terlihat adanya retakan/
fracture is not yet visible
6. Pemeriksaan rutin/ Regular inspection 17 Juni 2014/
June 17, 2014
Ditemukan retakan memanjang mulai STA 0+550 sampai dengan STA 0+675 m dengan total panjang retakan sekitar 70 m (terbagi dalam beberapa segmen retakan) dan lebar berkisar 0,30,5 cm./
a vertical fracture was found starting from STa 0+550 to STa 0+675 m with total fracture length of 70 m (divided in several fracture segments) with width that ranges from 0.3-0.5 cm.
dan Evaluasi Keamanan Bendungan) and also in the Regu-lation of the Minister of Public Works and People’s Housing No. 27 Year 2015 (Peraturan Menteri PU-PR No. 27 tahun 2015) regarding dams. In general, the inspection results an-nounced in 2015 indicated that the dams managed by PJT I are in a safe state, with a few recommendations to improve dam safety.
C. SPECIAl InSPECtIon of fRACtuRES In bEndungAn SutAmI
Due to the weight water imposes during operation, dams are continuously being deformed. Deformation of each dam is unique; each depends on the material fea-tures and its built-up body geometry. Deformation be-havior becomes important in the attempt to guarantee that such movement will not affect the operation or the safety of the dams. Considering the age of the elderly Bendungan Sutami (erection completed in 1973), the dam is categorized as ‘high risk’, moreover a vertical frac-ture has been detected at the top of the dam. Therefore, a comprehensive study needs to be conducted to under-stand the underlying cause and mechanism of the frac-ture and to determine the proper and effective handling to avoid catastrophic failure.
One of the important aspects of the safety inspection of a dam is a visual check of the dam’s condition. The visual check has found an anomaly: a vertical fracture was found to have developed on the road pavement layer, at the top level of Bendungan Sutami.
The following Table explains the chronologyof fracture development on the road pavement layer at the top level of the dam:
LAPORAN KEPADA
PEMANGKU KEPEN TINGAN
REPORT TO THE STAKEHOLDERS
PROFIL PERUSAHAN
COMPANY PROFILES
SU MBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES AN AL ISIS & PE M BA HA SA N M AN AJE M EN
ATAS KINERJA PERUSAHAN
MANAGEMENT ANALYSIS & DISCUSSION ON COMPANY PERFORMANCE
TATA KELOLA PERUSAHAN
CORPORATE GOVERNANCE
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Menindaklanjuti temuan di lapangan tersebut, pada 20 Juni 2014 dilakukan rapat lanjutan secara internal di Perum Jasa Tirta I yang dihadiri Direksi, Divisi (selaku pengelola Bendungan Sutami), Tim Pemeriksaan Besar Bendungan Sutami, serta ahli geologi dan ahli bendung an yang diundang sebagai narasumber.
Dalam rapat tersebut disepakati perlunya langkah in vestigasi awal terhadap retakan yang terjadi sehingga da pat segera diidentifikasi penyebab maupun dampak yang mungkin dapat ditimbulkan dari gejala retakan tersebut. Langkahlangkah investigasi awal yang diputuskan dalam rapat tersebut adalah:
1. Pemasangan beberapa patok geser (titik pengama tan settlement) pada lereng hulu (elevasi +277,50 m dan +272,50 m) sejajar arah retakan dengan jarak 20 m dan dilakukan pengamatan secara periodik. 2. Melakukan pengelupasan setempat secara bertahap
pada permukaan lapisan perkerasan (aspal) untuk melihat bagian dalam dari retakan memanjang dan sekaligus kedalamannya.
3. Pemasangan alat pantau (dial gauge maupun se jenisnya) pada setidaknya dua lokasi retakan untuk melihat perkembangan yang terjadi.
Sebagai tindak lanjut keputusan rapat tersebut, pada 23 Juli 2014, Tim Pemeriksaan Bendungan Besar didam pingi oleh ahli geologi melakukan kegiatan pengelupasan permukaan lapisan perkerasan jalan pada salah satu seg men retakan di puncak Bendungan Sutami. Dari pelaksa naan kegiatan tersebut, diperoleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Ditemukan terdapat 3 (tiga) lapisan perkerasan jalan di puncak Bendungan Sutami.
2. Setelah dilakukan pengelupasan pada ketiga lapisan perkerasan tersebut, diketahui rekahan memanjang di puncak bendungan telah terjadi sampai dengan lapisan tanah di bawah lapisan perkerasan terdalam (lapisan ketiga).
3. Ditemukan kondisi bahwa telah terjadi settlement (penurunan lokal) sedalam kurang lebih 1 cm di sebelah hulu rekahan yang terjadi.
Menindak lanjuti hasil investigasi awal yang dilakukan oleh internal Perum Jasa Tirta I (PJT I) ada beberapa hal yang dilaksanaan, antara lain:
1. Melaporkan hasil investigasi awal tersebut kepada Balai Bendungan Kementerian PU melalui surat No. KP. 223/UM/DU/2014 tanggal 11 Juli 2014, perihal Laporan Retakan pada Permukaan Lapisan Per kerasan Jalan di Puncak Bendungan Sutami. 2. Balai Bendungan mengirimkan surat No. IR.01.11/
BB/192 tanggal 14 Juli 2014 perihal Inspeksi Lapangan dalam Rangka Retakan pada Permukaan Lapisan Perkerasan Jalan di Puncak Bendungan Sutami. Dalam surat tersebut disampaikan pada 22 – 23 Juli 2014 Tim dari Balai Bendungan akan
Following up on the finding, on June 20, 2014, an in-ternal meeting was held at Perun Jasa Tirta I, attended by Board of Directors, Division (as the operational manage-ment of Bendungan Sutami), Extensive Inspection Team of Bendungan Sutami, and also geologists and dam experts who were invited to become resource persons.
In the meeting, it was agreed that initial investiga-tion steps are required to study the developing fracture so that its causes and effects can be immediately iden-tified. The following are the agreed initial steps in the investigation:
1. Installation of several marker stakes (settlement observation points) on base hills (at +277.50 m and +272.50 m elevation) in line/ parallel with the fracture direction 20 m apart, to be monitored periodically.
2. Perform local striping in stages on the pavement layer surface (asphalt) to observe the inner condi-tion of the vertical fracture and its depth. 3. Installation of dial gauge or similar device on at least
two fracture locations to observe developments. As a follow up on the meeting result, on July 2-3, 2014, an Extensive Dam Inspection Team, assisted by geologists, performed the stripping on road pavement layer on one of the fracture segments at the top level of Bendungan Sutami. The following are the results of these actions:
1. There were three layers of road pavement at the top level of Bendungan Sutami.
2. After the stripping of all three layers, it was found that the vertical crack at the top level of the dam has reached ground level below the bottom pave-ment layer (third layer).
3. A settlement (local settlement) was found, with depth as deep as approximately 1 cm on the sides of the fracture base.
Following up on the initial investigation result per-formed by internal team from Perum Jasa Tirta I (PJT I), below are the actions that were taken:
1. Reporting initial investigation to Dam Council (Balai Bendungan), Ministry of Public Works, through letter No. KP. 223/UM/DU/2014 dated July 11, 2014, regarding Fracture Report on the Surface of Road Pavement Layer at the Top Level of Bendungan Sutami.
2. Balai Bendungan sent the letter No. IR.01.11/ BB/192 dated 14 July 2014, regarding Field In-spection to examine Fracture on the Surface of Road Pavement Layer at the Top Level of Bend-ung Sutami. In this letter, it is stated that the Team from Balai Bendungan will be conducting a special inspection at Bendungan Sutami. The team members from Balai Bendungan who will be conducting the special inspection are: Ir. Ibnu
melakukan inspeksi khusus di Bendungan Sutami. Tim dari Balai Bendungan yang melaksanakan inspeksi khusus tersebut adalah:Ir. Ibnu Kasiro, Dipl. HE, Ir. Tri Bayu Adji, Anissa Mayangsari, ST, M.PSDA. dan Nofyar Dwi Khurtumi, ST.
3. Menindaklanjuti Kunjungan Lapangan tersebut Balai Bendungan mengirimkan Laporan Inspeksi Khusus Bendungan Sutami Juli 2014 yang berisikan tentang hasil inspeksi lapangan, evaluasi serta kesimpulan dan saran.
4. Mengirimkan surat No KP.256/UM/DU/2014 tang gal 13 Agustus 2014 perihal Laporan Retakan pada Permukaan Lapisan Perkerasan Jalan di Puncak Ben dungan Sutami dengan tujuan untuk menyampaikan hasil tindak lanjut rekomendasi Balai Bendungan dan Komisi Keamanan Bendungan serta meminta kunjun gan lanjutan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilaksanakan oleh PJT I.
5. Balai Bendungan mengirimkan surat No. IR.01.11/ BB/210 tanggal 21 Agustus 2014 perihal Inspeksi Lapangan dalam rangka Retakan pada Permukaan Perkerasan Jalan di Puncak Bendungan Sutami. Dalam surat tersebut disampaikan pada 28 – 29 Agustus 2014 Tim Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Bend ungan akan melakukan inspeksi lapangan ke lokasi Bendungan Sutami. Tim yang melaksanakan inspeksi khusus tersebut adalah:Ir. Ibnu Kasiro, Dipl. HE, Lolo Wahyu Resdiatmoko, ST., M.Si., Djoko Mudjihardjo, ME. danNofyar Dwi Khurtumi, ST.
6. Menindaklanjuti Kunjungan Lapangan tersebut Balai Bendungan mengirimkan Laporan Inspeksi Khusus Bendungan Sutami Agustus 2014 yang berisikan ten tang hasil inspeksi lapangan, evaluasi serta kesimpu lan dan saran.
7. Studi Retakan pada Puncak Bendungan dengan Alat Georadar dan Studi Respon Dinamik akibat Gempa di Bendungan Sutami.
8. Kegiatan studi ini merupakan tindak lanjut temuan retakan di Bendungan Sutami dan dilaksanakan bekerjasama dengan Balai BHGK Puslitbang SDA Kementerian PUPR. Pekerjaan georadar tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 69 Oktober 2014. Pada saat yang bersamaan, juga dilakukan kegiatan pengambilan contoh tanah undisturbed untuk triaxial CU dan siklik untuk memperoleh parameter statis dan dinamis dalam rangka melakukan analisis statis dan dinamis, tetapi karena tidak memungkinkan maka di ambil tanah disturbed kemudian diremolded dengan membuang gravel yang besar. Pengujian triaxial CU dan siklik di laboratorium Puslitbang SDA Kemente rian PU telah dilakukan pada bulan November 2014. 9. Adapun tujuan kegiatan studi adalah mempelajari
pola retakan pada puncak Bendungan Sutami, mem pelajari mekanisme penyebab dan saran penanganan nya; mendapatkan ground motion untuk skenario SEE
Kasiro, Dipl. HE, Ir. Tri Bayu Adji, Anissa Mayangsari, ST, M.PSDA. and Nofyar Dwi Khurtumi, ST
3. Following up on the Field Visit, Balai Bendungan sent a Special Inspection Report on Bendungan Sutami in July 2014, which contains the field inspection result, along with an evaluation, conclusion and recommendation. 4. Sending letter No KP.256/UM/DU/2014, dated August
13, 2014, regarding a Fracture Report on the Surface of Road Pavement Layer at the Top Level of Bendun-gan Sutami, to communicate a follow-up action, as recommended by Balai Bendungan and Dam Safety Commission (Komisi Keamanan Bendungan) and also to propose another visit to complete follow-up recom-mendations to be carried out by PJT I.
5. Balai Bendungan sent letter No. IR.01.11/BB/210 dated August 21, 2014 regarding Field Inspection to examine the Fracture on the Surface of Road Pavement Layer at the Top Level of Bendung Sutami. In the letter sent on August 28-29, 2014, it is stated that the Dam Safety Commission Team (Tim Komisi Keamanan Bendun-gan) and Balai Bendungan will be conducting a field inspection at the Bendungan Sutami location. The team members who will be conducting the special inspection are: Ir. Ibnu Kasiro, Dipl. HE, Lolo Wahyu Resdiatmoko, ST., M.Si., Djoko Mudjihardjo, ME. and Nofyar Dwi Khurtumi, ST
6. Following up on the Field Visit, Balai Bendungan sent a Special Inspection Report on Bendungan Sutami in August 2014, containing the results of the field inspec-tion, along with an evaluainspec-tion, conclusion and recom-mendation.
7. Fracture Study of the Top Level of Dam using Ground Penetrating Radar (geo-radar) equipment and the Study of Dynamic Response resulting from an Earth tremor at Bendungan Sutami.
8. These studies were the follow up actions of the fracture finding at Bendungan Sutami, and were conducted together with Council of Hydraulic Structure and Geo-technical Engineering for Water Resources (Balai Badan Hidraulik dan Geoteknik Keairan–BHGK) Research and Development Center of Water Resources (Puslitbang SDA) Ministry of Public Works and People’s Housing (Ke-mentrian PU-PR). The geo-radar study was conducted on October 6-9, 2014. At the same time, samples of un-disturbed soil were taken for CU triaxial and cyclic triaxial testing, to gain static and dynamic parameter enabling performance of a static and dynamic analysis, but if this is not feasible, then samples of undisturbed soil will then be remolded by eliminating large gravel pieces. CU triaxial and cyclic triaxial testing was conducted in November 2014 at Puslitbang SDA Kementerian PU.
9. The objective of the studies was to study the fracture pattern that developed at the top level of Bendungan Sutami; to learn about the cause mechanism and rec-ommendation for action; to understand ground
mo-LAPORAN KEPADA
PEMANGKU KEPEN TINGAN
REPORT TO THE STAKEHOLDERS
PROFIL PERUSAHAN
COMPANY PROFILES
SU MBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES AN AL ISIS & PE M BA HA SA N M AN AJE M EN
ATAS KINERJA PERUSAHAN
MANAGEMENT ANALYSIS & DISCUSSION ON COMPANY PERFORMANCE
TATA KELOLA PERUSAHAN
CORPORATE GOVERNANCE
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
berdasarkan site spesifik seismik hazard analisis pada puncak Bendungan Sutami dan mempelajari besaran deformasi Bendungan Sutami dengan melakukan analisa dinamik akibat gempa pada skenario SEE.
10. Mengirimkan surat No KP.417/UM/DT/2015 tang gal 9 Oktober 2015 perihal tindak lanjut penanga nan retakan perkerasan jalan puncak Bendungan Sutami dengan tujuan meminta Balai Bendungan untuk melakukan kunjungan lapangan lanjutan dan diskusi untuk membahas pelaksanaan penutu pan retakan.
11. Balai Bendungan mengirimkan surat No. IR.01.11/ KKB/97 tanggal 12 Oktober 2015 perihal Inspeksi Lapangan dalam rangka tindak lanjut penanganan retakan pada puncak Bendungan Sutami, Kab. Malang, Prov. Jawa Timur. Dalam surat tersebut disampaikan pada 1516 Oktober 2015 Tim Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Bendungan akan melakukan inspeksi lapangan ke lokasi Bendungan Sutami. Tim yang melaksanakan inspeksi khusus tersebut adalah:Ir. Ibnu Kasiro, Dipl. HE, Lolo Wahyu Resdiatmoko, ST., M.Si., Djoko Mudjihardjo, ME. Dan Nofyar Dwi Khurtumi, ST.
12. Tinjauan lapangan ke Bendungan Sutami dilaku kan pada tanggal 15 Oktober 2015, dan diskusi dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2015. Dari hasil diskusi dibuat Notulensi dengan kesimpulan sebagai berikut:
a. Retakan pada perkerasan puncak Bendungan Sutami yang teridentifikasi sejak tanggal 17 Juni 2014 disimpulkan sampai dengan saat ini bukan merupakan bidang longsor, yang ditandai dari bentuk retakan sejajar as bendungan dan tidak melingkar/tidak menunjukkan adanya perbe daan penurunan. Retakan diperkirakan terjadi oleh karena proses loading dan unloading di waduk (fluktuasi muka air waduk).
b. Sesuai hasil peninjauan lapangan pada 15 Oktober 2015, dan diskusi berdasarkan hasil pengamatan lebar retakan yang dilakukan PJT I, disepakati keretakan pada perkerasan puncak Bendungan Sutami akan ditangani dengan:
Menutup keretakan dengan material yang di isikan ke dalam retakan dipilih dari jenis yang memiliki modulus elastisitas yang mendekati bahan yang ditemukan pada lokasi retakan (campuran pasir halus dan kasar);
Pengisian material ke dalam retakan dilaku kan secara hatihati sepanjang garis retakan yang bisa diidentifikasi dan ditutup pada bagian atas dengan aspal;
Test pit dan lubang pemantauan dial gauge