• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan bilirubin dalam urin

Dalam dokumen BIOKIMIA URIN (Halaman 34-39)

Berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.

Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium

D. Pemeriksaan urobilinogen

Dengan reagens pita perlu urin segar, dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh.

Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.

Dalam keadaan normal urin bersifat steril. Adanya bakteriura dapat ditentukan dengan tes nitrit. Dalam keadaan normal tidak terdapat nitrit dalam urin. Tes akan berhasil positif bila terdapat lebih dari 105 mikroorganisme per ml urin. Perlu diperhatikan bahwa urin yang diperiksa hendaklah urin yang telah berada dalam buli-buli minimal 4 jam, sehingga telah terjadi perubahan nitrat menjadi nitrit oleh bakteri. Urin yang terkumpul dalam buli-buli kurang dari 4 jam akan memberikan hasil positif pada 40% kasus.

Hasil positif akan mencapai 80% kasus bila urin terkumpul dalam buli-buli lebih dari 4 jam. Hasil yang negatif belum dapat menyingkirkan adanya bakteriurea, karena basil negatif mungkin disebabkan infeksi saluran kemih oleh kuman yang tidak mengandung reduktase, sehingga kuman tidak dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Bila urin yang akan diperiksa berada dalam buli-buli kurang dari 4 jam atau tidak terdapat nitrat dalam urin, basil tes akan negatif. Kepekaan tes ini berkurang dengan peningkatan berat jenis urin. Hasil negatif palsu terjadi bila urin mengandung vitamin C melebihi 25 mg/dl dan konsentrasi ion nitrat dalam urin kurang dari 0,03 mg/dl.

1.4 Warna Urin Sebagai Indikator Kesehatan

Urine normal biasanya akan berwarna kuning bercahaya, karena merupakan hasil ekskresi (pengeluaran) pigmen yang ditemukan dalam darah yang disebut urochrome. Tapi urine bisa berubah warna, sesuai dengan makanan atau penyakit yang diderita seseorang.

Gambar Urin. Sumber dari http://www.google.co.id/imgres? q=urin+tidak+normal

Warna Urin Non Patologis Patologis

Zat Normal dalam Jumlah

Besar

Penyebab Lain Zat Warna

Abnormal PenyebabLain

Kuning Urobilin, Urochrom Santonin dan PSP (kuning dalam suasana asam), Riboflavin/B12 (fluoresensi hijau), Makanan (permen) Bilirubin (Kuning kecokelatan) Kelainan pada hepar Hijau Indikan, Akriflavin Obat (methyleneblue, Evan’s Blue) -Kuman (PS. Aeruginosa/B. Pyocyaneus)

Merah Uroerythrin Wortel (karoten),

merkuro, prontozil, Obat Hemoglobin, porfirin, profobilin Kuman (B.Prodigiosu)

(santonin, PSP, amidopyrin, congored, BSP, makanan

tertentu)

Cokelat Urobilin Argyrol, teh Bilirubin,

hematin,

porfobilin

-Cokelat

tua/hitam Indikan Obat (derivatfenol, argyrol) Darah tua,alkapton,

melanin

-Putih serupa

susu Fosfat, urat - - Pus, getahprostat, chylus,

zat-zat lemak, bakteri mikroba biogenik, protein yang membeku. Kejernihan urin dapat dibagi menjadi tiga yaitu jernih, agak keruh dan keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urin normalpun akan menjadi agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan: kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lendir, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.

Sebab-sebab urin keruh dari awal dikeluarkan: 1. Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar

Mungkin terjadi sesudah seseorang makan banyak. Kekeruhan itu akan hilang jika urin diberikan asam asetat encer. Sedimen magandung banyak kristal fosfat atau karbonat.

2. Bakteri-bakteri

Kekeruhan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh berkembangbiaknya kuman, tetapi juga oleh bertambahnya unsur sediment seperti sel epitel, leukosit, dsb. Pemeriksaan sedimen, termasuk yang dipulas Gram dan biakan dapat membenarkan pendapat tadi. Kekeruhan yang disebabkan oleh kuman tidak dapat dihilangkan dengan filtrasi atau dengan pemusingan biasa.

3. Unsur-unsur sedimen dalam jumlah besar.

a. Eritrosit-eritrosit yang menyebabkan urin menyebabkan urin menjadi keruh dan berwarna serupa daging. Adanya dibenarkan dengan pemeriksaan mikroskopik sedimen.

b. Leukosit-leukosit; adanya dibenarkan dengan pemeriksaan mikroskopik sedimen. Jika sediment urin yang mengandung banyak leukosit dibubuhi larutan NaOH pekat, terjadilah suatu massa yang amat kental (percobaan Donne).

c. Sel-sel epitel. Akan terlihat juga dalam sedimen pada pemeriksaan lebih lanjut. 4. Chylus dan lemak

Urin keruh menyerupai susu encer. Jika kekeruhan disebabkan oleh adanya butir-butir lemak (lipuria), maka pada pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat butir-butir lemak. Kalau urin yang bercampur chylus atau lemak dikocok dengan eter, kemudian eter tersebut diteteskan pada kertas, akan terlihat berkas lemak pada kertas tadi.

5. Benda-benda koloid

Umumnya sukar diketahui koloid apa dan sebabnya koloid tersebut ada dalam urin.

Sebab-sebab urin menjadi keruh setelah dibiarkan: 1. Nubecula

2. Urat-urat amorf yang terbentuk dalam urin asam dan dingin

Terbentuk dalam keadaan urin asam dan dingin. Warna kekeruhan dan endapan putih atau merah jambu dan akan lenyap jika urin dipanaskan.

3. Fosfat amorf dan karbonat

Zat-zat ini mengandap dalam urin yang menjadi lindi. Kedua macam zat larut bila urin diasamkan, karbonat melarut dengan pembentukan gas CO2. 4. Bakteri-bakteri

Bakteri-bakteri itu tidak berasal dari dalam badan, melainkan

berkembang dalam urin yang ditampung dalam wadah kotor. Kalau tidak berasal dari dalam badan, adanya bakteri–bakteri itu tidak desrtai bertambahnya unsur sedimen.

Dalam dokumen BIOKIMIA URIN (Halaman 34-39)

Dokumen terkait