• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan konsistensi normal semen bertujuan untuk mencari berat air yang dibutuhkan oleh semen portland sehingga semen tersebut

Dalam dokumen Kelas 11 SMK Konstruksi Beton Bertulang 1 (Halaman 61-67)

akan mengeras dengan sempurna, artinya semen tidak kekurangan air dan tidak kelebihan air.

Pilihan Ganda (Nilai: 12,5) 1) C

2) B 3) D 4) C 5) D

Benar Salah (Nilai: 21) 1) S 2) B 3) B 4) S 5) S 6) S 7) B

62 8) B

9) B 10) B

63 KEGIATAN BELAJAR 2. PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS (PASIR)

a. Tujuan Pembelajaran

Setelah peserta didik/siswa mempelajari dan mendemostrasikan unit ini, diharapkan dapat:

1) Memeriksa kadar air agregat halus sesuai dengan SNI 2) Meneriksa kadar lumpur agregat halus sesuai dengan SNI 3) Memeriksa kadar organik agregat halus sesuai dengan SNI 4) Memeriksa bobot isi agregat halus sesuai dengan SNI

5) Memeriksa berat jenis kondisi kering permukaan (SSD) dan penyerapan agregat halus sesuai dengan SNI

6) Memeriksa bulking faktor (pengembangan) agregat halus sesuai dengan SNI

7) Memeriksa gradasi agregat halus sesuai dengan SNI

8) Melaporkan hasil pemeriksaan agregat halus sesuai dengan SNI

b. Uraian Materi

Perhatikan gambar di bawah ini, yaitu; tumpukan pasir (agregat halus) dan grambar grafik gradasi agregat halus Zone II, Sesuai dengan SNI gradsi agregat halus untuk campuran beton terdiri dari 4 Zone. Amatilah gambar tumpukan agregat halus dan gambar grafik, kemudian jelaskan hubungannya. Apa yang dimaksud dengan persen lolos untuk setiap ukuran ayakan. Selanjutnya jelaskan perbedaan gradasi dari masing- masing Zone.

64 Bacalah informasi berikut dengan seksama untuk memperoleh pemahaman secara umum tentang agregat, dan dapat juga kalian membaca referensi lain yang berhubungan dengan pemeriksaan agregat. !.

Pengertian dan Penggolongan Agregat

Agregat adalah bahan pengisi utama (agregat halus dan kasar) dalam campuran beton maupun adukan. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu (PBI 1971). Batuan alam dapat berupa batuan magma/vulkanis, batu endapan dan batuan metamorf. Tentu saja dipilih batuan yang memenuhi syarat tertentu sesuai dengan sifat beton yang akan dibuat, misalnya harus keras, kompak (padat), kekal (tidak mudah berubah oleh perubahan cuaca) serta tidak mudah terpengaruh oleh perubahan keadaan disekelilingnya. Batuan dan mineral alam yang ada dapat langsung dipakai sebagai agregat beton dan ada juga yang harus diolah sesuai dengan kebutuhan. Batuan dan mineral dapat diambil dari berbagai sumber misalnya dari gunung, sungai, danau pantai atau dari hasil penambangan. Agregat untuk beton terdiri dari agregat kasar (lolos dari ayakan 76 mm dan tertinggal pada ayakan 4,8 mm) dan agregat halus (lolos dari ayakan 4,8 mm dan tertinggal pada ayakan 0,15 mm). Secara umum, penggolongan agregat akan tergantung dari aspek yang ditinjau. Dilihat dari proses terjadinya, agregat dibedakan antara agregat alam dan agregat buatan. Ditinjau dari ukuranya ada agregat kasar, agregat halus dan agregat campuran (yang ini kombinasi antara agregat kasar dan agregat halus). Bila diperhatikan dari bentuknya kita mengenal adanya agregat yang bulat, pipih, panjang, serta bersudut.Agregat alam dapat berasal dari alam, yang langsung digunakan tanpa disertai oleh suatu proses lanjutan, contohnya pasir alam dan kerikil. Adapula yang sebelum digunakan telah mengalami proses tertentu seperti pemecahan dari batuan alam menjadi batuan yang lebih kecil oleh mesin pemecah (Stone crusher), contohnya pasir dan batu pecah.

Agregat buatan, seringkali merupakan hasil dari tanur tinggi biasanya berupa Agregat ringan, agregat jenis ini nantinya digunakan untuk

65 membentuk beton ringan.Mengingat bahwa agregat mengisi sebagian besar volume beton, maka pemilihan dan perbandingan agregat yang tepat dalam pembuatan beton perlu mendapatkan perhatian khusus guna mencapai mutu beton yang diinginkan. Susunan kimia, kandungan mineral dan sifat-sifat mekanis akan mempengaruhi perilaku dari beton yang sudah mengeras, sedangkan bentuk dan gradasinya akan menentukan sifat-sfat dari campuran beton segar serta biaya pembuatannya.

Pemakaian agregat untuk beton harus memenuhi syarat umum yaitu :  Memberikan campuran yang ekonomis

 Memberikan kekuatan,

 Memberikan keawetan pada beton, dan  Memberikan kemudahan dalam pengerjaan

Syarat Mutu Agregat

Persyaratan Mutu Agregat Halus untuk Beton berdasarkan SNI

 Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dan ukuran butirannya sebagian besar terletak antara 0,075 – 4,8 mm dan kelas bagian yang ukurannya lebih kecil dari 0,075 mm tidak lebih dari 5% (kadar lumpur).

 Pasir beton harus bersih. Bila diperiksa memakai larutan pencuci khusus, tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang dari 70%.

 Angka kehalusan (Fineness Bukuus/FM) terletak 2,2 – 3,2 bila diperiksa memakai rangkaian ayakan dengan ayakan keseluruhan berturut-turut (0,15 – 0,30 – 0,60 – 1,20 – 2,40 – 4,80) mm dengan fraksi lewat ayakan 0,3 mm, minimal 15% berat.

 Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organic yang dapat mengurangi mutu beton. Zat organik mempengaruhi daya ikat semen. memeriksa contoh pasir dalam larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 3%, warna larutan di atas endapan tidak boleh lebih tua dari warna standar. Agregat halus yang tidak memenuhi syarat dapat dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH.

66  Kekerasan butiran pasir beton, ditentukan dengan cara percobaan giling, tingkatan kekerasannya dinyatakan dengan indeks, yaitu perbandingan bagian yang menembus ayakan 0,3 mm, antara pasir contoh dan pasir kwarsa (pasir Bangka), diisyaratkan tidak boleh dari 2,20.

 Sifat kekal; pasir diperiksa dengan larutan jenuh garam Sulfat sebagai berikut:

- Jika dipakai Natrium Sulfat (Na2SO4), fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat.

- Jika dipakai larutan Magnesium Sulfat (mgSO4), fraksi yang hancur tidak lebih dari 10% berat.

 Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif.

Tabel 7. Susunan Besar Butir Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktural

UKURAN

PRESENTASE YANG LOLOS ANGKA (% BERAT) (25,0) 9,0 (19,0) (12,5) (9,5) (4,75) (2,3 6) (1,18) (0,6) (0,30) Agregat halus (4,75-8) mm Agregat kasar (25,8-4,27) mm (19,0-4,27) mm (12,5-4,75) mm (9,5-2,36) mm Kombinasi Agregat halus dan kasar (12,5-8) mm (9,5-8) mm - 95-100 100 - - - - - - 90-100 100 - 100 - - 25-60 - 90-100 100 95-100 100 100 - 10-50 40-80 80- 100 - 90- 100 85-100 0-10 0-15 0-20 0-40 50-80 65-90 - - - 0-10 0-20 - - 40-80 - - - 0-10 - - 10-35 - - - - 5-20 10-25 5-15 - - - - 2-15 5-15

Tabel 8. Persyaratan Sifat Fisik Agregat Ringan UntukBeton Ringan Struktural

NO. SIFAT FISIK PERSYARATAN

1. 2. 3.

Berat Jenis (t/m3)

Penyerapan air maksimum (%)

Berat isi maksimum gembur kering (kg/cm3) Agregat halus

1,0 – 1,8 20 1100

67 4. 5. 6. 7. 8. Agregat kasar

Campuran agregat kasar dan halus Nilai persentase volume padat (%) Nilai 10% keremukan (ton)

Kadar bagian yang terapung setelah telah terendam dalam air 10 menit maksimum (%)

Kadar bahan yang mentah (caly lump) (%)

Nilai keawetan, jika direndam dalam larutan magnesium sulfat selama 16-18 jam, bagian yg larut maksimum (%)

900 1000 60 7,5 – 14 5 2 12

Dalam dokumen Kelas 11 SMK Konstruksi Beton Bertulang 1 (Halaman 61-67)