• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.3.1 Pemeriksaan Kas dan Setara Kas

Menurut Ikatan Akuntan Indenesia (2009: 2.2) dalam SAK tahun 2009, menyatakan bahwa: “kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan yang signifikan.”.

Menurut Mulyadi dan Puradiredja, K. (1998: 365) dalam bukunya yang berjudul Auditing menjelaskan bahwa:

Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, certified

check, cashier’s check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan

di bank yang pengambilan tidak dibatasi oleh bank atau penjanjian lain. Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari 2 unsur berikut ini:

1. Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari:

a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashiers’ check, cek pribadi, dan bank draft. b. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan

pemegang dana kas kecil.

2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.

Menurut Agoes, S. (2008) dalam bukunya yang berjudul Auditing

(Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik menyatakan bahwa:

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan bank adalah:

1. Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing. 2. Saldo rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing. 3. Bon sementara (I O U).

4. Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed.

5. Check tunai yang akan didepositokan.

Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank pada neraca adalah:

1. Deposito berjangka (tine deposit) yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan 2. Check mundur dan check kosong.

27 4. Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik didalam maupun

diluar negeri, misalnya karena dibekukan.

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa kas adalah saldo uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan di bank (cash in bank), sedangkan setara kas adalah investasi yang bersifat liquid dan bisa dengan cepat dicairkan ke dalam bentuk kas tunai.

Pemeriksaan kas dan setara kas dilakukan dengan suatu tujuan tertentu, berikut tujuan dari pemeriksaan kas dan setara kas:

Menurut Agoes, S. (2008: 146) dalam bukunya yang berjudul Auditing

(Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik menyatakan tujuan dari

pemeriksaan kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada did neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (Existence).

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.

4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Presentation Disclosure).

Menurut Mulyadi dan Puradiredja, K. (1998: 366) dalam bukunya yang berjudul Auditing menyatakan bahwa tujuan pemeriksaan piutang adalah sebagai berikut:

28 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan kas.

2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca.

3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca. 4. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari pemeriksaan kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

A.Untuk memeriksa apakah saldo kas dan transaksi yang berkaitan dengan kas telah tercantum di neraca.

B.Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca dapat dipertanggungjawabkan.

C.Untuk memeriksa apakah penyajian kas pada neraca telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Auditor melakukan audit terhadap akun kas, membutuhkan kertas kerja yang mendukung. Berikut kertas kerja yang digunakan dalam pemeriksaan kas dan setara kas:

Menurut Agoes, S. (2008) dalam bukunya yang berjudul Auditing

(Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik kertas kerja yang digunakan

dalam audit kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

A. Internal Control Questionnaires (ICQ) Penerimaan Kas/Bank

B. Internal Control Questionnaires (ICQ) Pengeluaran Kas/Bank

C. Flow Chart Penerimaan Kas/Bank

D. Test Transaksi Penerimaan Kas

29

F. Supporting Schedule

G. Berita Acara Kas Opname

H. Rincian Pengeluaran Kas yang Belum di-reimbused

Berikut contoh-contoh kertas kerja yang digunakan dalam proses pemeriksaan kas dan setara kas menurut Agoes, S. (2008) dalam bukunya yang berjudul

Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Jilid I:

Tabel 2.7 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas

30 Tabel 2.8 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 1

31 Tabel 2.9 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 2

32 Tabel 2.10 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 3

33 Tabel 2.11 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 4

34 Tabel 2.12 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 5

35 Tabel 2.13 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 6

36 Tabel 2.14 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 7

37 Tabel 2.15 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 8

38 Tabel 2.16 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 9

Contoh berita acara kas opname (Agoes, S. (2008: 168))

39 Tabel 2.17 Contoh-contoh KKP Kas dan Setara Kas Lanjutan 10

Contoh rincian pengeluaran kas yang belum di-reimbused dan IOU (Agoes, S. (2008: 168))

40

Dokumen terkait