• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Kuantan Singingi dalam Lintasan Sejarah53

3.4 Pemerintahan

Pada tahun 2001 saat awal terbentuknya Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 6 kecamatan defenitif dan 6 kecamatan pembantu, yang mencakup 10 kelurahan, 189 desa defenitif dan satu desa persiapan. Berdasarkan Perda No. 16 tahun 2002, maka pada tahun 2002 Kabupaten Kuantan Singingi menjadi 12 kecamatan defenitif dengan 10 kelurahan dan 190 desa defenitif.

Pada Juli 2012, sejak dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 24 Tahun 2012, jumlah kecamatan Kabupaten Kuansing tercatat menjadi 15 daerah kecamatan, dengan tambahan kecamatan Pucuk Rantau, Kecamatan Sentajo Raya, dan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Kini, d. Tembuku. Gunanya tempat meletakkan dan

mengikat panggar agar jalur menjadi kuat dan kokoh.

e. Timbo ruang (tengah jalur). Ialah bagian tengah jalur yang sengaja tidak diberi panggar dan dikosongkan, gunanya adalah untuk tempat menimba air.

f. Talingo belakang. Gunanya sebagai hiasan jalur. g. Kemudi (tempat pengemudi). Yaitu tempat

berdirinya tukang onjai.

h. Lambai-lambai. Gunanya selain sebagai hiasan agar jalur terlihat lebih indah juga sebagai tempat bergantungnya, atau pegangan tukang onjai (Ajasmi [Tokoh Masyarakat], wawancara, 8 Oktober 2015).

i. Pinggiran Badan Jalur. Biasanya berukir dengan warna semarak. Motifnya bermacam-macam seperti: sulur-suluran, geometris, ombak, burung dan lain-lain.

Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 15 kecamatan dengan 11 kelurahan dan 218 desa. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Kabupaten Kuantan Singingi yang baru berdiri 12 Oktober 1999, secara administrasi dipimpin oleh seorang bupati.

Tabel 3.2: Jumlah Desa dan Kelurahan Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Total Desa /

Kelurahan Desa Kelurahan 1 Kuantan Mudik 24 23 1 2 Hulu Kuantan 12 12 - 3 Gunung Toar 14 14 - 4 Pucuk Rantau 10 10 - 5 Singingi 14 13 1 6 Singingi Hilir 12 12 - 7 Kuantan Tengah 23 20 3 8 Sentajo Raya 15 14 1 9 Benai 16 15 1 10 Kuantan Hilir 16 14 2 11 Pangean 17 17 - 12 Logas Tanah Darat 15 15 - 13 Kuantan Hilir Seberang 14 14 - 14 Cerenti 13 11 2 15 Inuman 14 14 - Jumlah 229 218 11

Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2014.

Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten/kota di Riau.

Para wisatawan yang berkunjung ke festival ini juga dapat mengunjungi objek-objek wisata lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penyelenggaraan acara ini, seperti Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk Ambacang, dan Desa Wisata Sentajo yang menyimpan warisan rumah adat tradisional zaman dahulu dan masjid tua Pangean yang menyimpan sejarah. 4.3 Bagian-bagian Jalur

Jalur yang panjangnya sekitar 25 – 27 meter tersebut terdiri dari beberapa bagian (UU. Hamidy, 2005: 17-18). Setiap bagian mempunyai kegunaannya masing-masing, yaitu sebagai berikut:

a. Luan (haluan). Berfungsi sebagai tempat duduk dan tempat menari si tukang tari jalur.

b. Talingo (telinga depan). Selain sebagai hiasan jalur, telinga depan berfungsi sebagai tempat diikatnya tali pengikat untuk mengikat jalur sewaktu berada di sungai, agar jalur tidak hanyut terbawa arus sungai (Wawancara, Ajasmi [Tokoh Masyarakat], 8 Oktober 2015).

c. Panggar (tempat duduk). Berfungsi untuk tempat duduk para atlet dayung.

Berdasarakan tabel di atas total jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kabuapten Kuantan Singingi adalah 229 desa/kelurahan dengan rincian 218 desa dan 11 kelurahan. Kecamatan Kuantan Mudik dengan jumlah desa terbanyak, yaitu 23 desa disusul Kecamatan Kuantan Tengah sebanyak 20 desa, dan kemudian Kecamatan Pangean 17 desa. Dan kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Pucuk Rantau hanya memiliki 10 desa.

Sedangkan jumlah kelurahan pada setiap kecamatan, dari data di atas kita dapat mengetahui bahwa tidak semua kecamatan yang memiliki kelurahan. Kecamatan Kuantan Mudik, Singingi, Sentajo Raya, dan Benai masing-masing memiliki satu kelurahan, dan Kecamatan Kuantan Hilir dan Cerenti masing-masing mempunyai dua kelurahan, sedangkan Kecamatan Kuantan Tengah dengan jumlah kelurahan terbanyak, yaitu tiga kelurahan.

Pacu Jalur yang berada di Tepian Narosa berjarak kira-kira 150 km dari Kota Pekanbaru ke arah Selatan. Sebelum pacu jalur tingkat Nasional yang diadakan di Tepian Narosa tersebut, terlebih dahulu diadakan perlombaan pacu jalur tingkat rayon. Setiap rayon terdiri atas 2 sampai 4 kecamatan. Setiap kecamatan di setiap rayon menjadi tuan rumahnya secara bergiliran dan yang ikut berlomba boleh dari kecamatan dan juga kabupaten manapun.

Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi. Bagi masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut.

Selain perlombaan, dalam pesta rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah,

Tabel 3.3: Nama-nama Pejabat Bupati di Kabupaten Kuantan Singingi

Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2014.

No Nama Pejabat Jabatan Masa Jabatan 1 Drs. H. Rusdji S Abrus Bupati Tahun 2000 ± 2001 2 'UV+$VUXO-D¶DIDU Bupati Tahun 2001 ± 2006 3 H. Sukarmis Bupati Tahun 2006 ± 2011 4 H. Sukarmis Bupati Tahun 2011 s/d sekarang

Pada tanggal 8 Oktober 1999 ditunjuk Drs. H. Rusdji S. Abrus sebagai pejabat Bupati Kabupaten Kuantan Singingi. Kemudian berdasarkan pemilihan Bupati Kuantan Singingi yang dipilih oleh DPRD Kabupaten Kuantan Singingi, terpilih Drs. H. Rusdji S Abrus sebagai bupati definitif periode 2001-2006. Ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.24.133 Tahun 2001 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.24-134, diangkat dan ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kuantan Singingi. Namun, selang waktu 2 bulan Bupati Kuantan Singingi terpilih meninggal dunia, jabatan Bupati digantikan langsung oleh Wakil Bupati, Drs. H. Asrul Ja’afar yang kemudian ditetapkan menjadi Bupati Kuantan Singingi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.24-316, tanggal 20 Agustus 2001.

Jalur tahun 2002 yang diselenggarakan di Teluk Kuantan diikuti oleh 117 peserta jalur yang meliputi utusan dari berbagai daerah di wilayah Provinsi Riau, berbagai daerah Provinsi di Indonesia, bahkan beberapa negara lainnya dan tercatat sebagai event pariwisata Budaya Nasional dan diupayakan mencapai tingkat Regional bahkan Internasional.

Ketika acara pembukaan dan pelaksanaan pacu Jalur tahun 2006 lalu yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI. Yusuf Kala serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI. Jero Wacik, mengatakan pengakuannya bahwa “Pacu jalur merupakan Pesta rakyat dan Pesta Budaya yang paling ramai, paling digemari, dan paling didukung oleh seluruh lapisan masyarakatnya, sepanjang yang ia ketahui dan hadiri”.

Upacara adat khas daerah Kuansing ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23 – 26 Agustus. Festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Puncak dari kegiatan pacu jalur adalah yang diselenggarakan di Kota Teluk Kuantan dengan nama Tepian Narosa di Kecamatan Kuantan Tengah. Lokasi

Pada tahun 2006 diadakan pemilihan kepala daerah yang langsung dipilih oleh masyarakat Kuantan Singingi yang diikuti oleh empat pasangan calon dan dimenangkan oleh H. Sukarmis dan Drs. H. Mursini, M.Si. Sebagai bupati dan wakil bupati untuk periode 2006 s/d 2011. Pada Pilkada bupati dan wakil bupati tahun 2011 terdapat dua pasangan calon bupati dan wakil bupati yang maju, yaitu H. Sukarmis berpasangan dengan Drs. H. Zulkifli, Msi. dan Drs. H. Mursini berpasangan dengan Gumpita, Sp. M.Si. Pilkada ini dimenangkan oleh pasangan H. Sukarmis dan Drs. H. Zulkifli, M.S.i. untuk periode 2011-2016. Kemudian Gubernur Riau HM Rusli Zainal, SE. MP. atas nama Presiden RI melantik dan mengambil sumpah jabatan Bupati dan Wakil Bupati Kuansing terpilih masa kerja 2011-2016 di Gedung Abdoer Rauf, Teluk Kuantan, pada hari Rabu tanggal 1 Juni 2011 melalui sidang paripurna istimewa DPRD Kuansing.

Beberapa tahun setelah tahun 1950, setelah kehidupan masyarakat bertambah stabil dan keadaan ekonomi berangsur-angsur membaik dengan makin mahalnya harga karet alam, maka masyarakat daerah ini kembali membangkitkan jalur dengan pacu jalurnya dalam kehidupan masyarakat. Hal ini perlu dibangkitkan kembali karena menyangkut hakekat hidup manusia, hakekat karya, hakekat budaya, dan hakekat hubungan manusia dengan alam.

Pada tahun 1951-1952 munculnya pacu perahu yang bermuatan 7-15 orang, kemudian muncul lagi yang lebih besar dengan bermuatan sekitar 25 orang di beberapa kampung di wilayah Rantau Kuantan dan sesudah itu muncullah kembali jalur dengan segala kesempurnaannya kembali mengisi sejarah kehidupan masyarakat dengan mengambil bagian dalam upacara memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus (UU. Hamidy, 2005: 2-10).

Jika dahulu hadiah besar yang menjadi kebanggaan adalah Marewa, kemudian Tonggol, namun sekarang hadiah yang diperebutkan ialah kerbau, sapi serta piala bergilir. Tidaklah berlebihan jika saat ini dikatakan bahwa pacu jalur dalam memperingati HUT RI merupakan hari terbesar bagi masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi dan dalam catatan pelaksanaan Pacu

Tabel 3.4: Nama ketua DPRD di Kabupaten Kuantan Singingi

No Nama Masa Jabatan 1 H. Sukarmis Tahun 2000 ± 2004 2 H. Sukarmis Tahun 2004 ± 2006 3 H. Marwan Yohanis, S.Sos. Tahun 2006 - 2009 4 Muslim, S.Sos. Tahun 2009 ± 2014 5 Andi Putra, S.H. Tahun 2014 s/d Sekarang

Sumber: BPS Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2014. Pada tahun 2000 terpilihlah H. Sukarmis sebagai Ketua DPRD Kuantan Singingi sekaligus sebagai Ketua DPRD pertama. Kemudian untuk Ketua DPRD periode 2004 s/d 2006 kembali dipimpim oleh H. Sukarmis. Namun pada tahun 2006 H. Sukarmis terpilih sebagai Bupati Kuantan Singingi maka dia mengundurkan diri sebagai Ketua DPRD dan pada Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kuantan Singingi pada tahun 2006 terpilihlah H. Marwan Yohanes, S.Sos. Sebagai Ketua DPRD definitif menggantikan H. Sukarmis sampai periode 2004 s/d 2009 berakhir.

Pada Sidang Paripurna Istimewa dalam rangka memilih pimpinan DPRD pada tahun 2009 terpilih Muslim, S.Sos. sebagai Ketua DPRD periode 2009 s/d 2014. Selanjutnya pada tahun 2014 terpilih Andi Putra, SH. Sebagai Ketua DPRD periode 2014 - 2019 dan dilantik

Hari Ulang Tahun (HUT) atau kelahiran Ratu Wihelmina setiap tanggal 31 Agustus dan bukan lagi dirayakan saat hari besar Islam. Karena pesta pacu jalur ini diadakan hanya setahun sekali setiap HUT Wihelmina, maka kedatangan pesta ini pada tiap tahunnya dipandang oleh penduduk Rantau Kuantan sebagai datangnya tahun baru dan dilaksanakan di Teluk Kuantan, dan itulah sebabnya sampai saat ini masih ada masyarakat yang menyebut kegiatan ini sebagai Tambaru.

Kegiatan pacu jalur menyediakan hadiah sampai dengan pemenang yang keempat, tapi hadiahnya sudah agak lain dan disebut sebagai “Tonggol” (merupakan Marewa yang diperbesar dan lebih diperindah lagi dan dituliskan nomor pemenang). Kegiatan Pacu Jalur juga selalu mengikuti gelombang kehidupan masyarakatnya, baik secara karakteristik yang bersifat fundamental maupun dari watak yang bersifat konservatif. Pada waktu zaman pendudukan Jepang serta agresi pertama dan kedua yang mengakibatkan bencana besar bagi seluruh sektor kehidupan masyarakat, khususnya sektor kehidupan ekonomi, telah menyebabkan jalur pada waktu itu untuk sementara harus diabaikan oleh masyarakatnya. Sampai kira-kira tahun 1950, aktivitas pacu jalur masih belum kembali dalam kehidupan kebudayaan masyarakat Rantau Kuantan.

dan diambil sumpah oleh ketua Pengadilan Negeri Rengat Kartijono melalui sidang paripurna istimewa di gedung DPRD.

Dokumen terkait