• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIKIRAN REFORMIS KHAIRUDDIN AT-TUNISI

3.3 Pemikiran di Bidang Ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya rumah tangga dan nomos yang artinya mengatur. Ilmu oikonomos itu untuk menunjukkan ilmu yang menyelediki usaha-usaha manusia dalam memenuhi materiilnya155. Ekonomi berhubungan dengan produksi barang-barang kebutuhan.

Sejak masuknya imperalisme Eropa khususnya Prancis di Tunisia membawa paham baru dalam sistem perekonomian Tunisia yaitu sistem perekonomian kapitalisme. Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lain.156

Sistem kapitalisme, menurut Ebenstein, mulai berkembang di Inggris pada abad ke-18 dan kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat laut dan Amerika Utara. Risalah terkenal Adam Smith, yaitu The

Wealth of Nations (1776), diakui sebagai tonggak utama kapitalisme

klasik yang mengekspresikan gagasan "laissez faire" dalam ekonomi. Bertentangan sekali dengan merkantilisme yaitu adanya intervensi pemerintah dalam urusan negara. Smith berpendapat bahwa jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran adalah dengan membiarkan individu-individu mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri tanpa keterlibatan perusahaan-perusahaan negara.157 Lawan dari sistem kapitalisme adalah sosialisme. Sosialisme adalah sistem ekonomi di mana bagian terbesar kegiatan ekonomi dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan dan masyarakat. Oleh karena itu, Khairuddin mengambil kebijakan untuk membatasi monopoli perusahaan swasta yang memberikan keleluasaan pada sistem kapitalisme yang dibawa

negara-155F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Putrabardin, 2008, hal. 75.

156Husain. Heriyanto, Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi (http://media.isnet.org).

negara Eropa. Dalam sistem ekonomi, Khairuddin berpihak pada sistem sosialime di mana bagian terbesar kegiatan ekonomi dilakukan masyarakat. Sebagian besar masyarakat Tunisia bermatapencaharian sebagai petani, maka refomasi yang dilakukannya adalah mencari tahu kebutuhan dari para petani tersebut sehingga membangkitkan perekonomian rakyat. Petani sangat ditekan dengan pemberlakuan pajak pertanian. Oleh karena itu, Khairuddin mengambil kebijakan yang tidak pernah diambil oleh Bey-Bey Tunisia yaitu meringankan bahkan menghapus pajak yang tidak masuk akal untuk ukuran petani. Untuk mengejar ketertinggalan dan menyaingi hasil produksi pertanian dari negara-negara Eropa, Khairuddin melakukan pembinaan kepada para petani dalam pengelolaan lahan pertanian mereka dan pengenalan pada teknologi pertanian modern sehingga mereka tidak lagi menggunakan cara tradisional dalam mengolah lahan dan hasil produksi pertanian mereka.

Menurut Khairuddin, ada dua tiang negara yang bisa menjadi sebab kemunduran dan kemajuan negara. Kedua tiang itu dulu pernah ada di kerajaan Islam. Kedua tiang itu berkembang lalu berangsur-angsur redup dan hilang. Sedangkan kedua tiang itu dahulu tidak terdapat pada kerajaan di Eropa. Kemudian mereka memperbaiki kondisi. Kemajuan yang luar biasa dalam industri, pertanian, perdagangan dan semua itu tidak akan tercapai kecuali dengan keadilan dan kebebasan.158 Kemunduran yang dialami umat Islam pada abad ke-18 dan kemajuan yang sedang dialami Eopa dapat menjadikan pelajaran umat Islam. Kemunduran juga pernah dirasakan oleh Eropa, tetapi Eropa dapat mempelajari sebab-sebab kemunduran dan berusaha untuk memperbaiki kemunduran tersebut dengan prinsip keadilan dan kebebasan. Prinsip keadilan dan kebebasan pun tidak luput dari perubahan

peristiwa sejarah yang dialami oleh Eropa. Dasar kekuatan dan kemakmuran Eropa bergantung pada keadilan dan kebebasan.159

Keadilan memainkan peran yang penting dalam diskursus Al-Quran: ia merupakan kewajiban yang harus kita tunaikan kepada Tuhan, dan juga terhadap sesame manusia. Di samping itu, perintah menegakkan keadilan terkait kewajiban untuk menyeru pada kebaikan dan melarang kejahatan, dan juga terkait dengan keharusan bersaksi atas nama Tuhan.160 Kebebasan, menurutnya, terdiri dari dua aspek yaitu kebebasan personal dan kebebasan politik. Kebebasan personal meliputi kebebasan mutlak individu untuk mengatur dan melindungi diri, kehormatan dan hartanya serta persamaan bagi seluruh penduduk dalam hak dan kewajiban. Sedangkan kebebasan politik meliputi ikut berpartisipasi dalam pemerintahan dan segala aktivitas perpolitikan.

Rakyat membutuhkan kebebasan dalam kaitannya memenuhi kebutuhan hidupnya. Rakyat dan negara menjadi objek penderita dari monopoli dan kapitalimse itu sendiri. Khairuddin merasa bahwa rakyat perlu kebebasan dan keadilan dari Bey. Kebebasan individu untuk memperoleh harta benda dengan usaha masing-masing dan keadilan para penguasa sehingga kemajuan dan kemakmuranlah yang akan dirasa rakyat Tunisia. Sebagai orang yang pernah pahitnya orang yang tidak memiliki kebebasaan ketika menjadi budak belian di Istanbul membuat Khairuddin menekankan pada kemakmuran rakyat dengan kebebasan dan keadilan itu sendiri.

Sebab kemunduran politik umat Islam sekarang ini adalah keterbelakangan ekonomi, yang menyebabkan kerugian dalam neraca pembayaran, sehingga berakibat pada ketidakmampuan untuk membeli perlengkapan militer yang dibutuhkan dalam peperangan. Tidak adanya pemasukan Tunisia dari masa kekuasaan Bey Muhammad Tunisia sampai tahun 1860an disebabkan karena tingginya pajak yang diberlakukan oleh

159Hourani, Op. Cit, hal. 90.

bey. Rakyat tidak mau berproduksi atau bertani disebabkan tingginya oajak itu sehingga kebutuhan mereka tidak terpentuhi karena alokasi pemasukan mereka diarahakan pada pembayaran pajak tersebut. Di sini, Khairuddin melakukan sebuah pembaharuan yang radikal yaitu menurunkan pajak pertanian dan menghapus pajak yang tidak masuk akal sehingga rakyat terdorong untuk bertani. Kekerasan yang sebelumnya dilakukan oleh koletor pajak dibubarkan karena jika rakyat ditekan dan tidak mempunyai kebebasan dalam hal ini maka perekonomian akan semakin memburuk yang pada akhirnya memberi dampak buruk bagi APBN Tunisa.

Sebenarnya, Khairuddin hanya melihat keadilan dan kebebasan yang menjadi dasar kekuatan dan kemakmuran Eropa dapat diterima dan diterapkan sepenuhnya di Tunisia. Tetapi jika campur tangan pihak asing yaitu Eropa khususnya Prancis justru akan memperparah kapitalsme atau monopoli yang diberikan oleh bey. Khairuddin menerima pemikiran tersbut tetapi tidak menyetujui adanya pemberian hak-hak istimewa bagi mereka. Namun, Khairuddin juga mengkritik Eropa terhadap tindak lakunya kepada negara-negara Islam. Terutama dalam hal “hak-hak istimewa bagi bangsa asing”, karena berpegang teguh kepada perjanjian-perjanjian yang lalu. 161 Mereka dapat memonopoli perdagangan di negera-negara Islam dengan perjanjian-perjanjian itu.

Bagi pembangunan perekonomian, peranan pemuda juga memiliki andil yang besar. Pemuda adalah generasi masa depan bangsa. Pembinaan terhadap pemuda untuk mengembangkan kerajinan Maghribi merupakan langkah baru yang berani diambil oleh Khairuddin. Belum pernah ada bey-bey Tunisia atau penguasa lokal lainnya memanfaatkan potensi sumber daya manusia anak negeri ini.

Dokumen terkait