• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

2.6 Pemilihan Teknologi Penangkapan Ikan Tepat Guna

Tujuan pemilihan teknologi penangkapan ikan tepat guna adalah untuk mendapatkan jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaan (performance) yang baik ditinjau dari aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi, sehingga merupakan alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan. Haluan dan Nurani (1988) mengemukakan bahwa untuk menentukan unit usaha perikanan tangkap pilihan digunakan metoda skoring. Penilaian metoda skoring mencakup analisis terhadap aspek-aspek sebagai berikut :

(a) Aspek biologi mencakup : ukuran mesh size jaring yang digunakan untuk menganalisa selektivitas alat tangkap, jumlah ikan layak tangkap, jumlah komposisi hasil tangkapan dan cara pengoperasian alat tangkap.

(b) Aspek teknis mencakup : produksi per trip, produksi per tenaga kerja dan produksi per tahun.

(c) Aspek sosial meliputi : jumlah tenaga kerja per unit penangkapan, tingkat penguasaan teknologi dan kemungkinan kepemilikan unit penangkapan ikan oleh nelayan yang diperoleh dari pendapatan nelayan per tahun dibagi investasi dari unit penangkapan.

(d) Aspek ekonomi mencakup : analisis aspek ekonomi dan finansial yaitu

meliputi penerimaan bersih per tahun dan penerimaan per tenaga kerja per tahun. Sedangkan untuk analisis finansial meliputi penilaian dengan Net

N RI N RI 1 0,00 6 1,24 2 0,00 7 1,32 3 0,58 8 1,41 4 0,90 9 1,45 5 1,12 10 1,49

Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR).

Prinsip dasar untuk penentuan berdasarkan cara skoring terhadap unit perikanan tangkap adalah untuk penilaian pada kriteria yang mempunyai satuan berbeda dan penilaiannya dilakukan secara subjektif. Penilaian terhadap semua kriteria secara terpadu dan dilakukan standarisasi nilai dari kriteria masing-masing unit penangkapan ikan. Kemudian skor tersebut dijumlahkan, makin besar jumlah skor berarti lebih baik atau efisien dan sebaliknya (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985 diacu Purbayanto, 1991).

Menurut Haluan dan Nurani (1988) dan Purbayanto (1991) aplikasi metoda skoring untuk pemilihan teknologi alat tangkap untuk aspek selektivitas alat tangkap dilakukan dengan parameter ukuran mata jaring seperti disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai skor untuk aspek selektivitas alat tangkap dengan parameter mata jaring untuk jenis alat penangkapan ikan yang diteliti

Analisa ekonomi merupakan salah satu aspek dalam evaluasi investasi. Dalam analisa ini, proyek/usaha dilihat dari sudut perekonomian dan biasanya yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumber yang dipakai dalam proyek/usaha untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan, tanpa melihat pihak mana yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan pihak mana dalam masyarakat yang menerima hasil (Kadariah, 1988).

Selanjutnya menurut Kadariah (1988) bagi para pengambil keputusan, yang penting adalah mengarahkan penggunaan sumber-sumber langka kepada proyek/usaha yang memberikan hasil yang paling banyak untuk perekonomian

Mesh size Selektivitas Skor

< 1,2 cm Tidak selektif 1

1,2 – 2 cm Kurang selektif 3

2,1 – 2,5 cm Cukup selektif 5

2,6 – 4 cm Selektif 7

28

secara keseluruhan yaitu yang menghasilkan social return atau economic returns

yang paling tinggi.

Dalam analisa proyek ada beberapa kriteria yang sering digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usulan proyek. Dalam semua kriteria itu baik manfaat (benefit) maupun biaya dinyatakan dalam nilai sekarangnya (present value). Beberapa kriteria tersebut adalah :

1) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Yang dimaksud dengan Net B/C Ratio adalah perbandingan antara Present Value dari net benefit yang positif dengan Present Value dari net benefit yang negatif (net cost). Metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jika net B/C ratio > 1, maka proyek dianggap layak untuk dilanjutkan. Jika net B/C ratio < 1, maka proyek dianggap tidak layak untuk dilanjutkan.

2) Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah merupakan selisih antara present value dari benefit

dan present value dari cost. Dimana nilai B dan C adalah B dan C yang telah didiscount. Untuk menentukan ratio-ratio atau net present value tersebut diatas harus ditetapkan lebih dahulu discount rate yang akan digunakan untuk menghitung present value baik dari benefit maupun dari biaya. Jika B/C ratio <1, maka hal ini berarti bahwa dengan discount rate yang dipakai, present value dari benefit < present value biaya dan hal ini berarti bahwa proyek tersebut tidak menguntungkan atau Net Present Value lebih besar dari 0 (positif).

3) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah merupakan discount rate yang dapat membuat NPV proyek sama dengan nol (0), atau yang dapat membuat B/C ratio sama dengan 1. Dalam perhitungan IRR ini diasumsikan bahwa setiap benefit neto

tahunan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan memperoleh rate of return yang sama dengan investasi sebelumnya (Kadariah, 1988).

Selain kriteria tersebut diatas, terdapat kriteria tambahan untuk mengukur kelayakan investasi yaitu break even point digunakan untuk menentukan usaha tersebut mengalami untung atau rugi.

2.7 Analisis Fungsi Produksi

Menurut Soekartawi (1990) bahwa hubungan teknis antara faktor produksi yang dihasilkan persatuan waktu dengan jumlah faktor-faktor produksi yang digunakan, tanpa memperhatikan harga-harga baik harga-harga faktor produksi maupun produksi itu sendiri disebut fungsi produksi. Secara matematis fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y = f (X1,X2,X3,………..,Xn), sedangkan (X1,X2,X3,………….,Xn) adalah merupakan faktor produksi yang dipakai untuk menghasikan produksi (Y). Fungsi diatas menerangkan produksi yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi, tapi belum memberikan keuntungan kuantitatif antara faktor-faktor produksi dengan produksi. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk yang khas yaitu fungsi produksi dengan fungsi linier atau kuadratik dan analisis regresi.

Apabila dalam persamaan garis regresi tercakup dua jenis variabel yaitu variabel tak bebas (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable), maka yang umum digunakan adalah fungsi linier dan analisis regresi. Oleh karenanya, regresi ini dinamakan regresi linier berganda tergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Persamaan garis tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Y = bo + b1X1 + b2X2 +b3X3 +……….bnXn

Keterangan : Y adalah variabel tak bebas

3 METODOLOGI

Dokumen terkait