• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

3.11 ALUR PENELITIAN …

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di bagian Ortodonsia RSGM FKG UNHAS pada bulan Maret 2012, diperoleh 130 sampel Buku Pembicaaan Model.Kemudian data hasil penelitian tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan buku pembicaraan modelyang diteliti (N=130)

Karakteristik pasien Frekuensi (N)

Persen

(%) Rerata ± Simpang Baku Usia

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

19.94 ± 4.43

41 31.5

89 68.5

Klasifikasi MaloklusiAngle

Klas I Tipe 1 41 31.5

Klas I Tipe 2 13 10.0

Klas I Tipe 3 1 0.8

Klas I Tipe 6 54 41.5

Klas II Divisi 1 18 13.8

Klas II Subdivisi 1 0.8

Klas II Divisi 2 2 1.5

Lama perawatan (bulan) 12.69 ± 7.75

Tabel 4.1 menunjukkan distribusi karakteristik sampel berdasarkan Buku Pembicaraan Model. Terlihat pada Tabel 4.1bahwa BPM yang diteliti terdiri dari 89 (68.5%) perempuan dan 41 (31.5%) laki-laki, dengan rata-rata usia sampel yang diteliti adalah 19.94 tahun (19 tahun 11 bulan 8 hari). Standar pengukuran tipe maloklusi yang digunakan peneliti adalah berdasarkan Klasifikasi Angle, dimana

42 peneliti hendak menjadikan semua klas serta pembagiannya sebagai sampel pada penelitian ini, tanpa batasan tipe/divisi tertentu.

Terlihat pada Tabel 4.1 tipe maloklusi Angle yang tidak ditemukan pada sampel adalah Klas I Tipe 4 dan Tipe 5, serta Klas III Tipe 1, Tipe 2, dan Tipe 3.

Pada Tabel 4.1 juga terlihat jumlah tipe maloklusi yang paling banyak adalah Klas1 Tipe 6yaitu sebanyak 54 (41.5%) sampel dan KlasI Tipe 1 yaitu sebanyak 41 (31.5%) sampel.Sedangkan tipe maloklusi yang paling sedikitditemukan adalah KlasI Tipe 3 yaitu sebanyak 1 (0.8%) sampel dan KlasIISubdivisi yaitu sebanyak 1 (0.8%) sampel. Rata-rata lama perawatan ortodontik sampel adalah 12.69 bulan atau dapat dikatakan rata-rata lama perawatan adalah 12 bulan 20 hari. Lama perawatan ortodontik diperoleh melalui pengurangan cetak berhasildan tanggal cetak awalperawatan.

Tabel 4.2 Distribusi kelompok lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipe maloklusi (N=130)

Kelompok lama perawatan (bulan)

Total N (%) 1-10

N (%) 11-20 N (%)

21-30 N (%)

>30 N (%) Jenis kelamin

Laki-laki 21 (32.3) 13 (31.0) 6 (28.6) 1 (50.0) 41 (31.5) Perempuan 44 (67.7) 29 (39.0) 15 (71.4) 1 (50.0) 89 (68.5) Total 65 (100) 42 (100) 21 (100) 2 (100) 130 (100) Klasifikasi Maloklusi

Angle

Klas I Tipe 1 15 (23.1) 17 (40.5) 7 (33.3) 2 (100) 41 (31.5) Klas I Tipe 2 6 (9.2) 1 (2.4) 6 (28.6) 0 (0) 13 (10.0) Klas I Tipe 3 0 (0) 0 (0) 1 (4.8) 0 (0) 1 (0.8) Klas I Tipe 6 39 (60.0) 11 (26.2) 4 (19.0) 0 (0) 54 (41.5) Klas II Divisi 1 4 (6.2) 11 (26.2) 3 (14.3) 0 (0) 18 (13.8) Klas II Subdivisi 0 (0) 1 (2.4) 0 (0) 0 (0) 1 (0.8) Klas II Divisi 2 1 (1.5) 1 (2.4) 0 (0) 0 (0) 2 (1.5)

42 Total 65 (100) 42 (100) 21 (100) 2 (100) 130 (100)

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi kelompok lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan jenis maloklusi. Pada Tabel 4.2 dimana kelompok lama perawatan berdasarkan jenis kelamin, didapatkan perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, yang terdiri dari 41 (31.5%) laki-laki dan 89 (68.5%) perempuan. Lama perawatan terbanyak, baik pada laki-laki maupun perempuan adalah 1-10 bulan, dengan jumlah 21 (32.3%) laki-laki dan 44 (67.7%) perempuan.Sedangkan untuk lama perawatan yang diselesaikan dalam waktu >30 bulan, diperoleh jumlah yang paling sedikit dengan jumlah yang sama baik laki-laki maupun perempuan.

Terlihat pula pada Tabel 4.2 dimana kelompok lama perawatan berdasarkan tipe maloklusiyang paling banyak adalah Klas 1 Tipe 6 yaitu sebanyak 54 (41.5%) sampel, sedangkan tipe maloklusi yang paling sedikit adalah Klas I Tipe 3 dan Klas II Subdivisi yaitu sebanyak 1 (0.8%) sampel. Lama perawatan terbanyak berdasarkan tipe maloklusi adalah 1-10 bulan, dengan Klas I Tipe 6 sebanyak 39 (60.0%) sampel, Klas I Tipe 1 sebanyak 15 (23.1%), Klas I Tipe 2 sebanyak 6 (9.2%), Klas II Divisi 1 sebanyak 4 (6.2%) dan Klas II Divisi 2 sebanyak 1 (1.5%) sampel, serta tidakditemukan Klas I Tipe 3 dan Klas II Subdivisi untuk kelompok lama perawatan 1-10 bulan. Sedangkan untuk lama perawatan paling >30 bulan,hanya ditemukan 2 sampelyaitu pada tipe maloklusiKlas I Tipe 1.

Pada Tabel 4.3 disajikan distribusi tipe maloklusi sampel berdasarkan jenis kelamin. Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki untuk semua tipe maloklusi, ditemukan 17 laki-laki-laki-laki dan 24 perempuan untuk tipe

42 maloklusi Klas I Tipe 1, sedangkan ditemukan 14 laki-laki dan 40 perempuan untuk Klas I Tipe 6, serta 5 laki-laki dan 13 perempuan untuk Klas II Divisi 1. Untuk Klas II Divisi 2 mempunyai jumlah yang sama, yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan, sedangkan untuk Klas I Tipe 3 dan Klas II Subdivisi, keduanya hanya satu perempuan dan tidak terdapat sama sekali laki-laki.

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa tidak ditemukan jenis kelamin laki-laki pada tipe maloklusi Klas 1 Tipe 3, hanya ditemukan satu orang perempuan pada tipe maloklusi ini. Lama perawatan, baik pada laki-laki maupun perempuan adalah 1-10 bulan, dengan jumlah 10 untuk laki-laki dan 23 untuk perempuan.

Tabel 4.3 Distribusi tipemaloklusisampel berdasarkan jenis kelamin (N=130)

Klasifikasi MaloklusiAngle

Jenis kelamin

Total N (%)

Laki-laki Perempuan

Frekuensi (N)

Persen (%)

Frekuensi (N)

Persen (%)

Klas I Tipe 1 17 41.5 24 27.0 41 (31.5)

Klas I Tipe 2 4 9.8 9 10.1 13 (10.0)

Klas I Tipe 3 0 0 1 1.1 1 (0.8)

Klas I Tipe 6 14 34.1 40 44.9 54 (41.5)

Klas II Divisi 1 5 12.2 13 14.6 18 (13.8)

Klas II Subdivisi 0 0 1 1.1 1 (0.8)

Klas II Divisi 2 1 2.4 1 1.1 2 (1.5)

Total 41 100 89 100 130 (100)

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa tipe maloklusi yang paling banyak berdasarkan jenis kelamin adalah Klas 1 Tipe 6 untuk jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 40 (44.9%) sampel dan Klas 1 Tipe 1 untuk jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 17 (41.5%) sampel,sedangkan untuk tipe maloklusiKlas I Tipe 3 dan Klas II Subdivisi untuk jenis kelamin laki-laki, sama sekali tidak ada.

42 Tabel 4.4 Distribusi rata-rata usia dan lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipemaloklusi (N=130)

Karakteristik sampel

Frekuensi (N)

Usia (tahun) Lama perawatan

(bulan)

Rerata± Simpang Baku Rerata± Simpang Baku Jenis kelamin

Laki-laki 41 18.93±4.27 12.30±7.94

Perempuan 89 20.40±4.46 12.87±7.70

Total 130 19.94±4.43 12.69±7.75

Klasifikasi MaloklusiAngle

Klas I Tipe 1 41 18.73±4.31 14.24±7.99

Klas I Tipe 2 13 19.54±3.33 16.56±9.36

Klas I Tipe 3 1 23.00±0 23.37±0

Klas I Tipe 6 54 20.76±4.96 9.44±6.56

Klas II Divisi 1 18 20.33±3.68 15.33±6.37

Klas II Subdivisi 1 17.00±0 11.07±0

Klas II Divisi 2 2 21.50±2.12 15.38±7.74

Total 130 19.94±4.43 12.69±7.75

Kelompok Lama Perawatan

1-10 bulan 65 19.98±4.88 6.65±2.91

11-20 bulan 42

19.52±4.42 14.78±3.20

21-30 bulan 21 20.76±3.01 25.36±2.37

>30 bulan 2

18.50±2.12 31.93±1.13

Total 130 19.94±4.43 12.69±7.75

Tabel 4.4 menyajikan distribusi rata-rata usia dan lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipe maloklusi. Rata-rata usia laki-laki adalah 18.93

42 tahun (18 tahun 11 bulan 4 hari)dan untuk perempuan adalah 20.40 tahun (20 tahun 4 bulan 24 hari). Adapun berdasarkan tipe maloklusi, Klas I tipe 3 memiliki rata-rata usia paling tinggi, yaitu 23 tahun. Pada kelompok lama perawatan, kelompok 21-30 bulan memiliki rata-rata usia tertinggi dengan 20.76 tahun atau dapat dikatakan usia tertinggi adalah 20 tahun 9 bulan 3 hari.

Selain rata-rata usia, Tabel 4.4 juga memperlihatkan rata-rata lama perawatan ortodontik. Rata-rata lama perawatan ortodontik pada laki-laki adalah 12.30 bulan (12 bulan 9 hari), sedangkan untuk perempuan memiliki rata-rata lama perawatan selama 12.87 bulan (12 bulan 26 hari). Berdasarkan tipe maloklusi, Klas II Divisi 2 membutuhkan waktu perawatanortodontik yang paling lama, yaitu diselesaikan dalam waktu 21.50 bulan (21 bulan 15 hari), sedangkan Klas II Divisi 2 perawatan ortodontik tersingkat dapat diselesaikan dalam waktu 17 bulan.

42 BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai evaluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien yang mengunakan piranti lepasan telah dilakukan di bagian Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Hj. Halimah Dg. Sikati Jl. Kandea.

Lama perawatan ortodontik dalam penelitian ini menggunakan satuan bulan.

Tipe maloklusi dinilai berdasarkan Klasifikasi Angle, dimana semua klas dan pembagian masing-masing klas diteliti. Penelitian ini menggunakan Buku Pembicaraan Model (kartu status pasien ortodontik) sebagai sampel yang telah diseleksi terlebih dahulu berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Peneliti melakukan pengumpulan data melalui kartu status pasien ortodontik yang telah selesai dirawat menggunakan piranti lepasan oleh mahasiswa kepanitraan di bagian Ortodonsia RSGM FKG UNHAS dari tahun 2009-2011 dengan jumlah 130 sampel. Peneliti mengumpulkan data nama pasien, jenis kelamin, usia, dan tipe maloklusi pasien, serta tanggal cetak awal (sebelum) perawatan dan tanggal cetak berhasil/evaluasi (setelah) perawatan. Peneliti juga mendapatkan data lama

42 perawatan ortodontik pasien melalui pengurangan cetak (sebelum) perawatan dan tanggal cetak berhasil/evaluasi (setelah) perawatan.

Setelah data hasil penelitian dikumpulkan, data kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 untuk Windows. Data hasil penelitian yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi (seperti yang dipaparkan pada Bab sebelumnya) maka dapat diketahui :

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa usia pasien yang menggunakan piranti lepasan memiliki rata-rata sekitar 19.94 ± 4.43 tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa usia termuda dari pasien yang menggunakan piranti lepasan adalah sekitar 15.51 tahun (15 tahun 6 bulan 3 hari) dan usia tertua pasien adalah 24.37 tahun (24 tahun 4 bulan 13 hari).

Informasi mengenai usia pasien ini sangat penting untuk merencanakan perawatan ortodontik yang akan diberikan. Usia berperan penting dalam mengaitkan antara perkembangan umum dan gigi dengan usia kronologis serta dalam menentukan laju pertumbuhan serta tahap maturitas. Usia juga penting dalam memilih saat terbaik untuk melakukan perawatan ortodontik.13

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa persentase pasien yang menggunakan piranti ortodontik lebih banyak didominasi oleh pasien perempuan dengan frekuensi(N) sebanyak 89 dari 130 sampel atau sekitar 68,5% jika dibandingkan dengan pasien laki-laki yang frekuensinya(N) sebanyak 41 atau sekitar 31,5%.

Hasil penelitian tersebut hampir sama dengan hasil penelitian yang diperoleh Isnaniah Malik di klinik terpadu bagian Ortodonsia FKG UNPAD, dimana

42 didapatkan 62,86% pasien yang menggunakan piranti ortodontik didominasi oleh pasien perempuan dan hanya 37,14% pasien laki-laki.

Hal ini dapat terjadi karena kecenderungan perempuan yang lebih mengutamakan estetik, sehingga sangat memperhatikan kesehatan dan keteraturan giginya. Bila terjadi maloklusi, susunan gigi geligi menjadi tidak beraturan sehingga dengan sendirinya bentuk wajah menjadi kurang baik dan apabila tersenyum atau tertawa akan jelas terlihat. Sehingga hal ini dapat menjadi salah satu alasan perempuan lebih banyak dirawat menggunakan piranti ortodontik lepasan di RSGM FKG UNHAS.

Berdasarkan Tabel 4.1 pula dapat terlihat bahwa pasien yang menggunakan piranti lepasan paling banyak adalah pasien dengan Maloklusi Klas I Tipe 6 Angle yaitu ditemukan frekuensinya(N) sebanyak 54 dengan persentase 41,5%. Hal ini jauh berbeda dengan beberapa tipe maloklusi lain. Dimana pada pasien yang dirawat dengan menggunakan piranti lepasan di bagian Ortodonsia tidak diperoleh pasien dengan tipe Maloklusi Klas I Tipe 4 Angle, Klas I Tipe 5 Angle, dan Maloklusi Klas III Angle.

Pada kasus Klas III sebenarnya ditemukan 2 sampel, namun termasuk dalam kriteria drop out karena tidak memiliki data lengkap mengenai tipe maloklusinya (kriteria inklusi). Sedikitnya maloklusi Klas III yang ditemukan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Farella yang menyatakan bahwa persentase crossbite sangat rendah pada tiga sekolah yang diteliti.18

Menurut Ramara yang dikutip oleh Susanti, crossbite merupakan salah satu kasus yang kompleks dan sulit untuk dilakukan perawatan. Banyak pendapat yang

42 menyatakan bahwa crossbite atau Maloklusi Klas III Angle sebaiknya dirawat dengan menggunakan kombinasi ortodontik dan bedah ortognatik setelah selesainya pertumbuhan rahang agar didapatkan hasil perawatan yang maksimal dan stabil.19 Oleh karena itu, untuk pasien crossbite di RSGM FKG UNHAS sangat minim mengingat piranti yang dipergunakan hanya piranti ortodontik lepasan sehingga crossbite yang berat sangat sulit ditangani.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian diperoleh data mengenai lama perawatan ortodontik pada pasien yang menggunakan piranti lepasan sangat bervariasi. Untuk itu, peneliti mengklasifikasikan lama perawatan kedalam 4 interval, yaitu: 1-10 bulan, 11-20 bulan, 21-30 bulan dan 31-40 bulan.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa lama perawatan Maloklusi Klas I Tipe 1 Angle terbanyak frekuensinya(N) 17 sampel atau sekitar 41.5% dapat diselesaikan dalam waktu 11-20 bulan sedangkan persentase terendah dengan frekuensi(N) 2 sampel atau sekitar 4.9% diselesaikan dalam waktu 31-40 bulan. Untuk Maloklusi Klas I Tipe 2 Angle diperoleh lama perawatan yang sama yaitu dengan persentase 46.2% dapat diselesaikan pada interval waktu 1-10 bulan dan 21-30 bulan.

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat pula bahwa untuk Maloklusi Klas I Tipe 3 Angle hanya diperoleh 1 sampel dengan persentase 100% dan diperoleh lama perawatan sekitar 21-30 bulan sedangkan untuk lama perawatan Maloklusi Klas I Tipe 6 Angle diperoleh persentase tertinggi sebanyak 72.2% dengan frekuensi(N) 39 dapat diselesaikan dalam waktu 1-10 bulan dan persentase terendah dengan frekuensi(N) 4 atau sekitar 7.4% diselesaikan dalam waktu 21-30 bulan.

42 Berdasarkan Tabel 4.2 untuk Maloklusi Klas II Divisi 1 Angle dengan persentase terbanyak yaitu 61.1% diselesaikan dalam waktu 11-20 bulan sedangkan terendah sekitar 16.7% diselesaikan dalam waktu 21-30 bulan. Pada Maloklusi Klas II subdivisi hanya diperoleh 1 sampel dengan persentase 100% diselesaikan dalam waktu 11-20 bulan. Untuk Maloklusi Klas II Divisi 2 Angle diperoleh data yang sama mengenai lama perawatan, yaitu dengan frekuensi(N) 1 sampel dengan persentase 50% diselesaikan dalam waktu 1-10 bulan dan frekuensi(N) 1 sampel dengan persentase 50% diselesaikan dalam waktu 11-20 bulan.

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh bahwa dari 7 tipe maloklusi yang diteliti, 6 dari tipe maloklusi tersebut persentase terbanyak didapatkan pada perempuan yaitu:

untuk Klas I Tipe 1 58.5%, Klas I Tipe 2 69.2%, Klas I Tipe 3 100%, Klas I Tipe 6 74.1%, Klas II Divisi 1 75.2%, Klas II Subdivisi 100% sedangkan untuk Klas II Divisi 2 diperoleh persentase yang sama antara laki-laki dan perempuan yaitu sebanyak 50%.

Beberapa data penelitian yang diperoleh mengenai lama perawatan tersebut hampir sesuai dengan hasil penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Von Bremen dan Pancherz pada tahun 2002. Piranti yang digunakan selama perawatan adalah piranti fungsional/lepasan, kombinasi fungsional/cekat, herbst/kombinasi piranti cekat dan piranti cekat. Dari penelitian tersebut diperoleh rata-rata lama perawatan adalah 37 bulan dan menurun seiring dengan perkembangan gigi; pasien pada masa awal gigi bercampur dirawat selama rata-rata 57 bulan, yang berada pada masa akhir gigi bercampur selama 33 bulan dan pada masa gigi permanen selama 21 bulan.

Pasien yang dirawat dengan herbst/kombinasi piranti cekat dan piranti cekat

42 memiliki periode perawatan yang lebih pendek (masing-masing 19 dan 24 bulan) daripada yang dirawat dengan piranti fungsional atau kombinasi piranti fungsional (masing-masing 38 dan 48 bulan).1

BAB VI PENUTUP

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kartu status pasien ortodontik (Buku Pembicaraan Model), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran lama perawatan berdasarkan tipe maloklusi:

- Maloklusi Klas I Angle diperoleh rata-rata lama perawatan dapat diselesaikan dalam waktu 20.51 bulan (20 bulan 16 hari).

- Maloklusi Klas II Angle diperoleh rata-rata lama perawatan dapat diselesaikan dalam waktu 19.61 bulan (19 bulan 18 hari).

- Pada kasus Maloklusi Klas III Angle, sebenarnya ditemukan 2 sampel namun termasuk dalam kriteria drop out karena tidak memiliki data lengkap mengenai tipe maloklusinya (tidak memenuhi kriteria inklusi).

2. Pasien yang menggunakan piranti lepasan di RSGM FKG UNHAS lebih banyak didominasi oleh pasien perempuan dengan persentase 68,5% dibandingkan dengan pasien laki-laki 31,5%.

3. Pasien yang menggunakan piranti lepasan paling banyak adalah pasien dengan Maloklusi Klas I Tipe 6 Angle yaitu ditemukan dengan persentase 41,5%.

42 6.2 SARAN

- Perlu dilakukan penelitian serupa mengenai evaluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada beberapa tahun yang belum diteliti oleh peneliti (sebelum atau setelah tahun 2009-2011), agar diperoleh jumlah sampel yang lebih besar dan hasil penelitian yang lebih akurat.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab lama perawatan pada pasien yang menggunakan piranti lepasan.

30

xxxi

DAFTAR PUSTAKA

1. Mavreas D, Athanasiou A.E. Factors affecting the duration of orthodontic treatment:

a systematic review. European journal of Orthodontics. Inggris: 2008.

2. Finn SB. Clinical Pedodontics. 4th ed. Birmingham: WB Saunders Co; 2003.

3. Mc Namara JA, Brudon WL. Orthodontics and orthopedic treatment in the mixed dentition. Michigan: Needham Press Inc; 1995.

4. Mc Donald RE, Avery. Dentistry for child and adolescent. 7

th

ed. St Louis: Mosby;

1994.

5. Oktavia D. Hubungan maloklusi dengan kualitas hidup remaja di kota Medan tahun 2007. Dentika Dent J ; 2009 :14(2): 115.

6. Dewanto H. Aspek-aspek epidemologi maloklusi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1993.p.135-50;167-75.

7. Angle EH. Classification of malocclusion. Dental Cosmos. 1899; 41: 248-64.

8. Harty FJ. Kamus Kedokteran gigi. Alih bahasa: Narlan S. Jakarta: EGC; 1995. p.189.

9. Bisara SE. Textbook of ortodontics. Philadelphia:W.B Sounders Company; 2001.

p.101.

xxxii

10. Need dan demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SMU Negeri 1 Binjai.

[internet]. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18207/4/Chapter%20II.pdf.

Accessed Dec 20

th

, 2011.

11. Suminy D, Zen Y. Hubungan antara maloklusi dan hambatan saluran pernapasan Kedokteran Gigi Scientific Journal in Dentistry; FKG Trisakti; 2007; 22(1): 32-3.

12. Rahardjo P. Diagnosis ortodonsi. Surabaya: Airlangga University; 2008. p.79-91.

13. Foster TD. Buku ajar ortodonsi edisi III. Jakarta: EGC. 1993. p.32-39.

14. Proffit WR. Fields HW. Contemporary orthodontics 2

nd

ed.St. Louis (MO): Mosby;

1993. p.4.

15. Widodo A, Kisnawati. Penggunaan inclined bite plane sebagai piranti awal untuk koreksi anterior crossbite. M.I Kedokteran Gigi Scientific Journal in Dentistry;

FKG Trisakti; 2007; 20 (60).

16. Pudyani PR. Perbandingan lebar lengkung basal dan lengkung gigi rahang atas pada maloklusi klas II divii 1 dan oklusi normal remaja keturunan Cina di Kodya Yogyakarta. MIKG.2004; IV (12): 340.

17. Rahardjo P. Ortodonsi Dasar. Surabaya: Airlangga University; 2008. p.126-134.

18. Yohana W. Perawatan ortodontik pada geligi campuran. Bandung: 2008.

19. Farella M, Michelotti A, Iodice G. Unilateral Posterior crossbite is not associated with TMJ clicking in young adolescents. . J of Dental Res [serial online] 2007. Jan;

86: [internet]. Available from: http://jdr.sagepub.com/content/86/2/1337.

xxxiii

Accessed April 14

th

, 2012.

LAMPIRAN

Dokumen terkait