• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMINDAHTANGANAN Bagian Kesatu

Dalam dokumen LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI (Halaman 29-33)

Bentuk-Bentuk Pemindahtanganan dan Persetujuan Pasal 63

Bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut atas penghapusan barang milik daerah, meliputi:

a. Penjualan; b. Tukar menukar; c. Hibah; dan

d. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.

Pasal 64

Pemindahtanganan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, untuk:

a. tanah dan/atau bangunan; dan

b. selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp.

Pasal 65

Pemindahtanganan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf b yang tidak memerlukan persetujuan DPRD ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 66

Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), dilakukan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Bupati.

Bagian Kedua Penjualan

Pasal 67

(1) Penjualan barang milik daerah dilaksanakan dengan pertimbangan: a. untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle;

b. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila

dijual; dan

c. sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang, kecuali

dalam hal-hal tertentu.

(3) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. penjualan kendaraan perorangan dinas Bupati dan Wakil Bupati; b. penjualan rumah golongan III; dan

c. barang milik daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh pengelola.

Paragraf 1

Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Pasal 68

(1) Kendaraan perorangan dinas yang dipergunakan oleh Bupati atau Wakil Bupati serta pimpinan DPRD, dapat dijual 1 (satu) unit kepada yang bersangkutan setelah masa jabatannya berakhir.

(2) Umur kendaraan perorangan dinas yang dapat dijual sudah dipergunakan selama 5 (lima) tahun, serta sudah ada pengganti dan tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas.

(3) Yang berhak membeli kendaraan perorangan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Bupati atau Wakil Bupati serta Pimpinan DPRD yang telah mempunyai masa jabatan 5 (lima) tahun atau lebih dan belum pernah membeli kendaraan perorangan dinas dari pemerintah dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun.

(4) Penjualan kendaraan perorangan dinas didasarkan pada surat permohonan pembelian yang dibuat sendiri oleh yang bersangkutan dengan melampirkan:

Bupati dan pengangkatan/pelantikan sebagai Pimpinan DPRD; b. surat pernyataan belum pernah membeli kendaraan perorangan

dinas dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun; c. hasil penelitian panitia penjualan.

(5) harga jual kendaraan perorangan dinas ditentukan sebagai berikut: a. kendaraan perorangan dinas yang telah berumur 5 sampai

dengan 7 tahun, harga jualnya adalah 40% (empat puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku;

b. kendaraan perorangan dinas yang telah berumur 8 tahun atau lebih, harga jualnya 20% (dua puluh persen) dari harga umum /pasaran yang berlaku.

Paragraf 2

Penjualan Kendaraan Dinas Operasional Pasal 69

(1) Persyaratan penjualan kendaraan dinas operasional sebagai berikut:

a. Sebelum kendaraan dinas operasional dijual, Pengguna/kuasa pengguna barang mengajukan usul penghapusan kendaraan dinas operasional kepada Bupati melalui pengelola;

b. Kendaraan dinas operasional yang diusul yakni untuk kendaraan dinas operasional biasa telah memenuhi persyaratan umur 5 (lima) tahun atau lebih sedangkan kendaraan operasional khusus/lapangan telah berumur 10 (sepuluh) tahun;

c. Panitia penghapusan kendaraan dinas operasional meneliti dari segi administratif/pemilikan kendaraan, keadaan fisik, kemungkinan mengganggu kelancaran tugas dinas, efisiensi penggunaannya, biaya operasional, nilai jual kendaraan, dan lain-lain yang dipandang perlu. Hasil penelitian Panitia Penghapusan tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara;

d. Apabila memenuhi persyaratan, Bupati menetapkan keputusan tentang penghapusan kendaraan dinas operasional.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d menjadi dasar untuk dilakukan penjualan kenderaan melalui pelelangan , baik pelelangan umum maupun pelelangan terbatas.

Pasal 70

Mekanisme penjualan kendaraan dinas operasional dilaksanakan sebagai berikut:

a. Penjulan kendaraan melalui pelelangan umum dilaksanakan melalui kantor lelang negara;

b. Pelelangan terbatas dilaksanakan oleh panitia pelelangan terbatas yang ditetapkan dengan keputusan Bupati;

c. Yang dapat mengikuti pelelangan terbatas terhadap kendaraan dinas operasional yaitu Pejabat/Pegawai Negeri Sipil yang telah mempunyai masa kerja 10 (sepuluh) tahun dengan prioritas pejabat/pegawai

yang akan memasuki masa pensiun dan pejabat/pegawai pemegang kendaraan dan/atau pejabat/pegawai yang lebih senior;

d. Peserta lelang sebagiman dimaksud pada ayat (3) membuat surat pernyataan bahwa yang bersangkutan belum pernah membeli kendaraan dinas dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun bagi PNS;

e. Dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun pejabat/pegawai, dapat

mengikuti pelelangan terbatas kembali sejak saat pembeliannya yang pertama;

f. Kendaraan dinas operasional yang dapat dilakukan penjualan/ pelelangan terbatas yakni jenis sedan, jeep, station wagon, minibus, pick up dan jenis kendaraan bermotor beroda 2 (dua);

g. Kendaraan dinas operasional khusus/lapangan meliputi : bus, mikro bus, mobil pemadam kebakaran, ambulance, truck, alat-alat berat, kenderaan diatas air, penjualan/ pelelangannya dilakukan melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas;

h. Harga kendaraan dinas operasional yang dilelang dibayar secara tunai tanpa cicilan;

i. Hasil penjualan/pelelangan disetor ke kas daerah.

Pasal 71

Ketentuan harga penjualan kendaraan dinas diatur sebagai berikut: a. kendaraan yang telah berumur 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh)

tahun, harga jualnya adalah 40% (empat puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku pada saat penjualan;

b. kendaraan yang telah berumur 8 (delapan) tahun atau lebih, harga jualnya adalah 20% (dua puluh persen) dari harga umum/pasaran yang berlaku pada saat penjualan;

c. selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, panitia penaksir/penilai dapat menentukan harga penjualan yang dsesuaikan dengan kondisi dan umur ekonomis kendaraan.

Pasal 72

(1) Setelah ada penetapan penjualan kendaraan dinas, selanjutnya dilakukan proses adminstrasi sebagai berikut:

a. membuat surat perjanjian sewa beli kendaraan perorangan dinas yang ditandatangani oleh pengelola atas nama Bupati;

b. apabila ada biaya perbaikan yang bersumber dari APBD selama 1 (satu) tahun terakhir atas kendaraan tersebut, maka biaya dimaksud harus dibayar lunas sekaligus oleh pembeli sebelum surat perjanjian ditandatangani.

(2) Surat perjanjian sewah beli harus memuat besarnya cicilan yang harus dilunasi dan jangka waktu Pelunasan.

Pasal 73

Kendaraan dinas yang telah dilunasi pembayaran/cicilan, dibuatkan Keputusan Bupati penetapan tentang:

a. pelepasan hak kepemilikan Pemerintah Daerah atas kendaraan perorangan dinas tersebut kepada pembelinya;

b. pengapusan kendaraan dinas tersebut dari daftar Inventarisasi

Barang Milik Pemerintah Daerah;

c. Keputusan Bupati tersebut selanjutnya digunakan sebagai salah satu persyaratan balik nama kepemilikan kendaraan.

Pasal 74

Apabila kendaraan dinas yang telah dilunasi pembayarannya masih digunakan untuk kepentingan dinas, maka biaya operasionalnya dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah.

Paragraf 3

Dalam dokumen LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI (Halaman 29-33)

Dokumen terkait