BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Aplikasi Pemodelan Pengeluaran Per Kapita dengan Small Area Estimation
4.2.4 Pemodelan Pengeluaran Per Kapita dengan Menggunakan
4.2.4 Pemodelan Pengeluaran Per Kapita dengan Menggunakan
Semiparametrik Penalized Spline
Pada penelitian ini akan dibagi menjadi dua tahapan dalam pembentukkan model dengan menggunakan metode Generalized Additive Model, bentuk model untuk semiparametrik penalized spline dengan menggunakan pendekatan Generalized Addittive Model dapat ditulis sebagai berikut:
π¦ = π(π₯1, π₯2, π₯3, π₯4) + π(π₯5) + π£ (4.17)
Proses pembentukkan model dengan generalized additive model ini akan dibagi menjadi dua tahapan, yaitu mencari nilai parametrik untuk π(πππππππ‘πππ)
sehingga menghasilkan nilai parametrik adalah sebagai berikut:
π¦ = 12.38 + 0.000928π₯1+ 0.000197π₯2β 0.000476π₯3β 2.70π₯4+ π(π₯5) + π£ (4.18) Nilai residual untuk yang bernilai parametrik dapat dilihat pada lampiran 3, kemudian akan digunakan untuk tahapan pencarian nilai nonparametrik penalized spline untuk π(π₯5). Pola hubungan antara residual parametrik dengan variabel nonparametrik disajikan pada gambar 4.9
Gambar 4.8 Scatterplot antara Residual f1 dan x5
Gambar 4.8 merupakan scatterplot yang dihasilkan antara residual nilai parametrik dengan variabel kepadatan penduduk (π₯5) terlihat bahwa pola data yang terbentuk tidak membentuk hubungan tertentu, sehingga gambar 4.8 bersifat nonparametrik, dengan yang tidak mempunyai pola tertentu tentu saja dapat didekati dengan menggunakan spline mempunyai model polynomial tersegmen
5000 4000 3000 2000 1000 0 3 2 1 0 -1 -2 -3 X5 F1 Scatterplot of F1 vs X5
43
yang dibangun sedemikian rupa sehingga kurva yang dibentuk mulus pada titik-titik yang disebut knot, dimana dua polinomial disatukan, akan tetapi spline mempunyai kekurangan yaitu jika knot yang dihasilkan terlalu banyak akan mengakibatkan model tersebut menjadi overfitting. Untuk mengatasi hal tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan penalized spline mendapatkan nilai nonparametrik, kelebihan pada penalized spline ini menurut Hall dan Opsomer (2005) dapat mengatasi model yang overfitting jika jumlah knot yang digunakan terlampau banyak dengan menambahkan penalty/kendala pada parameter spline dengan tujuan untuk menghindari kelebihan knot, proses tersebut terdapat pada persamaan (4.4). Proses nonparametrik penalized spline, terlebih dahulu dilakukan pemilihan jumlah dan lokasi knot. Pemilihan jumlah knot optimum digunakan fixed selection method, yaitu
Ζ = min (14Γbanyaknya π₯πyang π’ππππ’π, 35)
Karena nilai π₯π yang digunakan unique, artinya setiap data π₯π tidak ada yang bernilai sama. Dengan demikian jumlah knot yang dapat dihitung sebagai berikut:
Ζ = min (14Γπ, 35)
= min (14Γ17,35)
= min (4.25,35) = 4.25β 4
Artinya, jumlah knot yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1,2,3, dan 4. Kemudian menghitung nilai GCV untuk masing-masing knot yang telah ditentukkan berdasarkan fixed selection method. Nilai GCV minimum yang diperoleh adalah 2.96563. Berdasarkan kriteria GCV minimum diperoleh knot optimum sebanyak 4 buat knot yang masing-masing terletak pada titik 1078.333, 1585.857, 2151.143, 2688.524. Perhitungan nilai Ξ» optimum bertujuan untuk
mengetahui kurva yang terbentuk dari regresi penalized spline, pada penelitian ini diperoleh nilai Ξ» optimum, sebesar 1.00216e+13. Model semiparametrik penalized
44
spline yang terbentuk dengan proses generalized additive model adalah sebagai berikut:
π¦ = π½0+ π½1π₯1+ π½2π₯2+ π½3π₯3+ π½4π₯4+ πΎ1(π₯5β 10788.33)++ πΎ2(π₯5β 1585.85)++ πΎ3(π₯5β 2151.14)++ πΎ4(π₯5β 2688.52)++ π£ (4.19) Hasil pada persamaan (4.19) merupakan hasil knot yang didapatkan dengan menggunakan penalized spline, kemudian persamaan (4.19) juga merupakan model yang akan digunakan untuk menduga pengeluaran per kapita di Kabupaten Sleman pada level area. Pada model semiparametrik penalized spline ini, nilai π½ didapatkan dengan memaksimumkan fungsi likelihood atau loglikelihood sehingga didapatkan nilai estimasi π½ pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Nilai estimasi π½
Parameter Estimasi π½Μ0 12.37 π½Μ1 0.000928 π½Μ2 0.000197 π½Μ3 -0.000476 π½Μ4 -2.69895
Tabel 4.1 menunjukkan hasil nilai estimasi, sehingga nilai π½ untuk untuk model semiparametrik yang terbentuk adalah sebagai berikut:
π¦ = 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+ πΎ1(π₯5β
1078.33)+ πΎ2(π₯5β 1585.85)++ πΎ3(π₯5β 2151.14)++ πΎ4(π₯5β 2688.52)++ π£
(4.20)
Interpretasi pada model (4.20) dengan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil untuk setiap kecamatan, kemudian titik lokasi knot yang dihasilkan dengan menggunakan penalized spline disajikan pada gambar 4.9
45
Gambar 4.9 Lokasi Titik Knot
a. Titik knot (a) yang terdapat pada gambar 4.9 merupakan nilai knot yang bernilai 1078.333 yang artinya jika nilai π₯5 β€ 1078.33, setiap kenaikan satu satuan akan berpengaruh sebesar (0.000928π₯1+0.000197π₯2 -0.000476π₯3-2.69895π₯4 + πΎ1) satuan terhadap π¦
b. Titik knot (b) yang terdapat pada gambar 4.9 menunjukkan nilai knot yang bernilai 1585.857 yang artinya jika nilai 1078.33 < π₯5 β€ 1585.85, setiap
kenaikan satu satuan π₯5 akan berpengaruh sebesar
(0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+ πΎ1+ πΎ2) satuan terhadap π¦
c. Titik knot (c) pada gambar 4.9 menunjukkan knot yang bernilai 2151.14 yang artinya jika nilai 1585.85 < π₯5 β€ 2151.14, setiap kenaikan satu satuan π₯5 akan berpengaruh sebesar (0.000928π₯1+0.000197π₯2 -0.000476π₯3-2.69895π₯4 + πΎ1+ πΎ2+ πΎ3) satuan terhadap π¦
d. Titik knot (d) pada gambar 4.9 menunjukkan knot yang bernilai 2688.52, yang artinya jika nilai 2151.14< π₯5 β€ 2688.52 sesetiap kenaikan satu satuan π₯5 akan berpengaruh sebesar (0.000928π₯1+0.000197π₯2 -0.000476π₯3-2.69895π₯4 + πΎ1+ πΎ2+ πΎ3+ πΎ4) satuan terhadap π¦
Pada persamaan (4.20) jika memasukkan nilai π₯5 pada setiap knot menghasilkan model yang berbeda-beda untuk setiap kecamatan yang disajikan pada tabel 4.2 1000 2000 3000 4000 5000 -3 -2 -1 0 1 2 3 x y π1 π₯5 a b c d
46
Tabel 4.2 Model yang terbentuk untuk setiap Small Area estimation
No Kecamatan Model 1 Berbah 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+46.67πΎ1β 460.85 πΎ2β 1026.14πΎ3β 1563.52πΎ4+ π£ 2 Cangkringan 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+(β2.33)πΎ1+ (β509.85)πΎ2+ (β1075.14)πΎ3+ (β1612)πΎ4+ π£ 3 Depok 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+686.67πΎ1+ 179.15πΎ2+ (β386.14)πΎ3+ (β923.52)πΎ4+ π£ 4 Gamping 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+1548.67πΎ1+ 1041.15πΎ2+ 475.86πΎ3+ (β61.52)πΎ4+ π£ 5 Godean 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+2529.67πΎ1+ 2022.15πΎ2+ 1456.86πΎ3+ 919.48πΎ4+ π£ 6 Kalasan 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+2788.67πΎ1+ 2281.15πΎ2+ 1715.86πΎ3+ 1178.48πΎ4+ π£ 7 Minggir 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+4165.67πΎ1+ 3658.15πΎ2+ 3092.86πΎ3+ 2555.48πΎ4+ π£ 8 Mlati 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+1364.67πΎ1+ 857.15πΎ2+ 291.86πΎ3+ (β245.52)πΎ4+ π£ 9 Moyudan 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+97.67πΎ1+ (β409.85)πΎ2+ (β975.14)πΎ3+ (β1512.52)πΎ4+ π£ 10 Ngaglik 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+1247.67πΎ1+ 740.15πΎ2+ 174.86πΎ3+ (β362.52)πΎ4+ π£ 11 Ngemplak 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+706.67πΎ1+ 199.15πΎ2+ (β366.14)πΎ3+ (β903.52)πΎ4+ π£ 12 Pakem 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+1871.67πΎ1+ 1364.15πΎ2+ 798.86πΎ3+ 261.48πΎ4+ π£ 13 Prambanan 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+1043.67πΎ1+ 536.15πΎ2+ (β29.14)πΎ3+ (β566.52)πΎ4+ π£ 14 Seyegan 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+488.67πΎ1+ (β18.85)πΎ2+ (β584.14)πΎ3+ (β1121.52)πΎ4+ π£ 15 Sleman 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+(-281.33)πΎ1+ (β788.85)πΎ2+ (β1354.14)πΎ3+ (β1891.52)πΎ4+ π£ 16 Tempel 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+(-228.33)πΎ1+ (β735.85)πΎ2+ (β1301.14)πΎ3+ (β1838.52)πΎ4+ π£ 17 Turi 12.37 + 0.000928π₯1+0.000197π₯2-0.000476π₯3-2.69895π₯4+(-466.33)πΎ1+ (β973.85)πΎ2+ (1539.14)πΎ3+ (β2076.52)πΎ4+ π£
Model yang terbentuk untuk setiap kecamatan memiliki efek random, seperti yang dijabarkan pada persamaan (4.8) dimana nilai πΎ dan π£ merupakan efek random
47
karena pada penelitian ini varians/ komponen ragam untuk faktor acak tidak diketahui sehingga harus ditaksir dengan menggunakan metode maximum likelihood (ML) akan tetapi jika estimasi komponen varians dengan menggunakan ML bias, maka dapat menggunakan metode restricted maximum likelihood (REML). Nilai πΎ dan π£ merupakan faktor acak dari model semiparametrik penalized spline, nilai πΎ dan π£ merupakan empirical best linear unbiased predictors (EBLUP). Metode EBLUP ini merupakan perluasan dari metode BLUP dimana komponen ragam diketahui, metode EBLUP juga mensubstitusikan komponen ragam yang tidak diketahui ke- dalam penduga BLUP. Untuk nilai nilai πΎ dan π£
efek random terdapat pada lampiran 4.
Pendugaan pengeluaran per kapita di Kabupaten Sleman pada level area dengan menggunakan model semiparametrik penalized spline pada tahun 2014 berdasarkan tabel 4.3 didapatkan rata-rata pengeluaran per kapita untuk kabupaten Sleman adalah sebesar Rp 846.891,13 dengan koefisien ragam adalah sebesar 31.51, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pendugaan pengeluaran per kapita di Kabupaten Sleman tidak terlalu bervariasi. Ringkasan hasil pendugaan pengeluaran per kapita disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Ringkasan Pendugaan Pengeluaran Perkapita di Kabupaten Sleman
Statistik Pendugaan Pengeluaran Per kapita
Rata-rata 8.469
Koefisien Ragam 31.51
Variansi 7.120
Minimum 4.323
Maximum 13.99
Sumber: Hasil Olahan Data
Pengeluaran per kapita tertinggi di Kabupaten Sleman pada tahun 2014 terdapat pada kecamatan Ngaglik yaitu sebesar Rp 1.399.921,13 untuk pengeluaran per kapita terendah tahun 2014 di Kabupaten Sleman terdapat pada kecamatan Berbah yaitu sebesarRp 432,268.87. Hasil pendugaan pengeluaran per kapita untuk seluruh kecamatan disajikan pada tabel 4.4