• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Penafsiran

1. Penafsiran atas Manajemen Kegiatan dalam Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi pondok tentang Manajemen Kegiatan dalam Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren tersebut maka penulis menjabarkan bahwa

Pondok Pesantren Ta’mirul Islam yang merupakan salah satu pesantren

Mu’adalah jenis Mu’allimin yang terdapat di Jawa Tengah tersebut telah

menyelenggarakan Kegiatan Pendidikan Spiritual formal maupun nonformal. Manajemen yang berjalan dalam pembelajaran tersebut dikelola agar sesuai dengan visi misi dan tujuan peningkatan Pendidikan Spiritual di pondok tersebut. Manajemen Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam ditafsirkan secara rinci sebagai berikut:

a. Perencanaan Kegiatan Pendidikan Spiritual

Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam

menggunakan metode Tazkiyatun Nafs mensucikan hati, membersihkan diri serta prilaku dari sifat negatif atau dalam artian meningkatkan kualitas diri yang dihiasi dengan ahlak-ahlak mulia dan terpuji dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana (wasail) dengan melalui dua proses yaitu Takhalli dan Tahalli

Tujuan pondok dalam Kegiatan Pendidikan Spiritual yaitu mempermudah jalan bagi para santri untuk mengenal (ma’rifah) Allah SWT dan membiasakan serta melatihnya untuk melaksanakan ibadah

kepada Allah SWT. Tujuan utama pendidikan spiritual adalah untuk membantu santri meninggalkan apa yang dibenci oleh Allah SWT dan menerima serta menjalankan apa yang diridhai oleh-Nya.

Ilmu yang diajarkan di pondok tidak lain bertujuan untuk sebuah perubahan adab dan akhlak, sehingga ranah yang utama agar menumbuhkan kepekaan santri terhadap lingkungan dan perilakunya adalah jiwanya atau ruh spiritualnya. Karena semua amalan selalu ada kaitan dengan kondisi kejiwaan seseorang. Sehingga santri akan lebih mudah mengenal Rabb-Nya. Merasa selalu diawasi oleh Allah dalam setiap aktifitas dan kegiatan, sehingga dapat menjadikan santri terbentengi dari erbuatan yang dimurkai Allah SWT.

Kegiatan yang mempunyai potensi dalam meningkatkan Kecerdasan

Spiritual di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam adalah:

1) Sholat wajib 5 waktu 2) Dzikir bersama 3) Sholat malam 4) Puasa Sunah

5) Pembacaan Kitab Fadhoilul A’mal 6) Khuruj dan I’tikaf (Jaulah)

7) Menjaga Wudhu

b. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Spiritual

Dalam struktur kepengurusan pondok, dipimpin oleh pimpinan pondok dan dewan masyayikh. Sedangkan dalam manajemen Kegiatan

Pendidikan Spiritual, terdapat dua kepengurusan yaitu KMI atau Kulliyatul

Mu’allimin Al-Islamiyah yang mengatur terselenggaranya Kegiatan

Pendidikan Spiritual formal, dan Staf Pengasuhan yang mengatur kegiatan-kegiatan Spiritual di luar sekolah atau asrama.

Dalam Kegiatan Pendidikan Spiritual formal, kurikulum yang

diterapkan di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam adalah Kurikulum Satuan Pendidikan Pesantren Mu’adalah Jenis Mu’allimin. Dalam kurikulum

tersebut belum terlalu jelas dalam pengembangan kecerdasan santri dalam bidang Spiritual.

Dalam perencanaan dan pelaksanakan kegiatan-kegiatan Pendidikan Spiritual di asrama, bagian Staf Pengasuhan Santri bekerjasama dengan

pengurus OSTI bagian ketua, keamanan, Ta’mir Masjid, dan Ta’lim/pengajaran. Ustadz/ustadah Staf Pengasuhan santri berperan

sebagai pembimbing, sedangkan OSTI berperan sebagai pelaksana. c. Penggerakan Kegiatan Pendidikan Spiritual.

Dalam usaha untuk menggerakkan penyelenggarakan program Kegiatan Pendidikan Spiritual dengan baik, Pimpinan Pondok melalui Staf Pengasuhan Santri membuat struktural organisasi. Sistem organisasi yang bertujuan untuk membantu pimpinan pondok dalam mengatur semua kegiatan yang dapat menunjang kegiatan Pendidikan spiritual di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam

Dari komando yang paling atas yaitu Pimpinan pondok kemudian kebijakan dari Bapak Pimpinan diteruskan kepada Staf Pengasuhan santri

kemudian terus kebawah Pengurus OSTI, Pengurus Rayon dan terakhir dari grassroot yaitu anggota, melihat dari penjabaran ini dapat disimpulkan bahwa sistem kepemimpinan Up-down.

Sedangkan untuk memotivasi dan menggerakkan santri untuk mengembangkan kemampuan spiritual mereka, usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan nasehat/tausiyah dalam kegiatan Pengajian rutin setiap Rabu Malam dan Jumat malam setelah sholat maghrib sampai

dengan isya’. selain itu terdapat reward bagi santri teladan dari aspek

ibadah dan kedisiplinan.

2. Penafsiran atas faktor pendukung dalam manajemen kegiatan dalam Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam

Terdapat tiga faktor pendukung dalam manajemen kegiatan dalam Pendidikan Spiritual untuk dapat mencapai tujuan pondok dalam Pendidikan Spiritual yaitu pengurus dan pengajar bahasa Arab, factor lingkungan pondok, dan perencanaan yang baik.

a. Pengurus pondok dan pengajarnya mayoritas telah menyandang gelar sarjana di bidang pendidikan. Terdapat pula beberapa lulusan S2 dan S3 yang dapat menjadi pemikir yang kompeten dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang baik. Sedangkan pengurus harian

merupakan lulusan KMI dari KMI Ta’mirul Islam dan KMI Gontor.

Dengan begitu, pengajar dan pengurus sudah sangat menguasai cara mengajar dan mengatur Pendidikan Spiritual sesuai dengan buku

Karena mengetahui seluk beluk history Pendidikan Spiritual yang berada di pondok.

b. Lingkungan pondok sangat mendukung dalam penerapan bi’ah kegiatan Pendidikan Spiritual. Lokasi sekolah dan asrama berada di tempat yang sama dengan pengurus dan pengajar yang mayoritas mampu berkomunikasi setiap waktu dengan para santri. Santri sangat jarang keluar dari area pondok. Dengan begitu, alokasi waktu santri berkomunikasi dengan orang luar pondok sangat sedikit. Hal tersebut dapat mendukung penerapan lingkungan Spiritualisme agar santri selalu menjalankan dan mengaplikasikan ilmunya dengan melaksanakan semua kegiatan yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritualnya.. c. Pelajaran dan kegiatan-kegiatan Pendidikan Spiritual di pondok

direncanakan dengan ideal sesuai dengan tujuan peningkatan kecerdasan spiritual di pondok yaitu agar santri dapat menguasai teori maupun aplikasinya. Mata pelajaran yang dapat meningkatkan kesemangatan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan Pendidikan Spiritual yang diajarkan di kelas, ditambah dengan kegiatan Pendidikan Spiritual di asrama dapat mendukung peningkatan kecerdasan spiritual santri. Dengan melaksanakan secara optimal perencanaan yang telah disusun tersebut, Pendidikan Spiritual di

Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dapat menghasilkan santri yang

benar-benar cerdas intelektualnya, bagus penguasaan emosionalnya dan unggul spiritualnya seperti yang diinginkan pondok.

3. Penafsiran atas faktor penghambat dan solusinya dalam manajemen Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam

a. Faktor Penghambat

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam Manajemen kegiatan dalam Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren

Ta’mirul Islam antara lain sebagai berikut:

1) Sumber daya manusia yang menjadi motor dalam kegiatan Pendidikan Spiritual sering melupakan aspek kecerdasan spiritual, sebagian besar para pengasuh dan pengajar masih mengandalkan nilai intelektual akademik.

2) Guru yang mengajar di kelas kurang aktif dalam melaksanakan pembelajaran dan administrasinya sesuai dengan prosedur yang telah diatur oleh pondok. Seperti tidak membuat RPP atau tidak mengoreksikannya atau tidak melakukan sistem penilaian sebagaimana yang telah ditentukan.

3) Permasalahan dalam pelaksanaan kurikulum adalah penyelenggaraan MGMP yang tidak berjalan dengan efefktif. Penyelenggaraan MGMP yang berfungsi sebagai evaluasi pelaksanaan kurikulum dan tolak ukur pengembangan kurikulum dan koordinasi antar pengampu mata pelajaran putra dan putri menjadi tidak terselenggara karena guru seringkali mengajar mata pelajaran yang beragam, sehingga tidak dapat mengikuti semua MGMP mapel yang diampu guru tersebut.

4) Menurunnya kesadaran sebagian santri senior dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Pendidikan Spiritual di asrama. Sehingga membuat anggota tidak semangat dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan kegiatan spiritual dipondok. Karena bagi para anggota kakak kelas adalah icon sekaligus suritauladan bagi santri junior.

b. Solusi dalam mengatasi hambatan

Diantara solusi mengatasi permasalahan yang terjadi dalam Manajemen kegiatan dalam Pendidikan Spiritual di Pondok Pesantren

Ta’mirul Islam adalah sebagai berikut:

1) Banyak menasehati dan mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hal tersebut akan mudah dilakukan menginggat guru dan santri telah paham dan memiliki niat dan visi yang sama dalam Pendidikan Spiritual tersebut. yang paling mempengaruhi adalah contoh langsung dari direktur dalam kebijakan-kebijakan pondok yang berkaitan dengan KMI.

2) Memanfaatkan peluang eksternal yaitu media sosial yang sekarang telah maju. Direktur biasa memberi semangat dan mengingatkan guru melalui grup dalam media sosial yang sengaja dibuat untuk guru-guru pondok.

3) Adanya spesialisasi guru mata pelajaran agar guru dapat fokus dalam mata pelajaran tertentu, sehingga tidak akan menggangu program MGMP. selain itu dengan adanya spesialisasi, memberi kesempatan

untuk guru meningkatkan kompetensinya dalam mata pelajaran tertentu.

4) Solusi atas banyaknya anak yang melanggar peraturan disiplin adalah pengurus OSTI sebagai panutan harus memberikan contoh dalam menjalankan peraturan yang telah dibuat. Menjadi suritauladan dalam segala ucapan, tindakan, ibadah dan kedisiplinan yang berlaku di Pondok Pesantren. Musyawarah mingguan antar bagian bersama pembimbing adalah solusi untuk mengevaluasi semua aspek yang dikira kurang.

Dokumen terkait