• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

3. Penanaman Pendidikan Karakter Sopan Santun pada Peserta Didik Melalui

Pembelajaran Aqidah Akhlak bagi Siswa Kelas IV MI Ma’arif Cekok.

Sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasilpergaulan. Norma kesopanan bersifat relative, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu. Perilaku santun yaitu tata cara bertindak dan bertutur kata sesuai dengan etika, norma-norma atau aturan-aturan yang diwujudkan dalam hubungannya dengan diri sendiri, para guru sekolah, dan staf sekolah. bertindak sesuai etika, norma atau aturan itu seperti empati, hormat, kasih sayang, dan kebersamaan. Sedangkan tutur kata sesuai dengan etika, norma atau aturan itu dalam menggunakan kata-kata yang sopan dalam berucap, misalnya, mengucapkan salam kepada guru atau

tamuyang datang, mengucapkan terimakasih jika diberi sesuatu, meminta maaf jika melakukan kesalahan, berkata jujur, sebagainya.113

Dari hasil analisis peneliti menemukan bentuk penanaman karakter sopan santun siswa kelas IV MI Ma’arif Cekok langkah yang dilakukan, membimbing, memberi arahan dan membiasakan perilaku yang baik seperti ketika bertemu guru mengucap salam dan berjabatan tangan, membiasakan 5S (senyum sapa salam sopan santun) ketika bertemu dengan siapapun. Dengan pembiasaan yang baik maka terbentuklah akhlak yang baik.

Temuan ini memperkuat teori dalam bukunya Ulil Amri Syafri bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan karakter kepada taraf yang baik, dalam proses pendidikan yang terkait dengan perilaku ataupun sikap tanpa diikuti dan didukung adanya praktik dan pembiasaan pada diri, maka pendidikan itu hanya jadi angan-angan belaka karena pembiasaan dalam proses pendidikan sangat dibutuhkan. Model pembiasaan ini mendorong dan memberikan ruang kepada anak didik pada teori-teori yang membutuhkan ruang kepada anak didik pada teori-teori yang membutuhkan aplikasi langsung, sehingga teori yang berat bisa menjadi ringan bagi anak didik bila kerap kali dilaksanakan.114

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa menanamkan karakter sopan santun selalu memberikan keteladanan yang baik seperti mengucapkan salam ketika bertemu,berjabatan tangan, berpakaian rapi, mengikuti ibadah sholat dhuha

113

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam....,202.

114

Ulil Amri Syafri, M.A, Pendidikan Karakter Berbasis AL-Qur’an (jakarta: Rajawali Pers, 2012) 99-140

dan sholat dhuhur berjama’ah berbicara menggunakan kata-kata yang sopan santun terhadap siswa dan sesama guru, selalu mengucapkan salam ketika masuk kelas. Dengan keteladanan tersebutsiswa dapat meniru dan mengikuti apa yang di lakukan guru dan juga memberi nasehat, motivasi agar selalu mempunyai perilaku yang baik sopan terhadap Bapak maupun Ibu guru, orang tua dan masyarakat, dan juga bisa di lakukan dengan pemantuan ketika jam istirahat.Guru di MI Ma’arif Cekok sudah memberikan keteladan yang baik kepada siswa seperti bertutur kata yang sopan dan santun, berpakaian rapi, mengikuti ibadah sholat dhuha dan sholat dhuhur berjama’ah. dengan keteladan tersebut dapat memberikan contoh kepada siswa untuk berperilaku baik dan sopan santun serta menghormati bapak ibu guru sesuai salah satu visi yang yang ada di MI Ma’arif Cekok.

Dari hasil observasi menemukan bahwa sebelum pembelajaran di mulai siswa kelas IV menyiapkan barisan untuk berjabatan tangan dengan ibu guru sebelum masuk kelas, pada saat menjelaskan materi kepada peserta didik ibu guru menggunakan bahasa yang baik dan sopan, mengucapkan salam sebelum masuk kelas dan berpakaian rapi, dan memberikan motivasi untuk selalu berbuat baik dan berperilaku baik terhadap siapapun dan dimanapun.

Dalam teori bukunya Nurul Zuhriyah bahwa keteladanan atau contoh suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan sebagai model bagi peserta didik. Dalam hal ini guru berperan langsung sebagai contoh bagi peserta didik. Segala sikap dan tingkah laku guru, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat hendaknya selalu

menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik misalnya: berpakaian dengan sopan dan rapi, bertutur kata dengan baik, tidak makan sambil berjalan, tidak membuang sampah sembarang tempat, mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang.

Abdullah Nasih Ulwan, juga mengemukakan bahwa keteladanan merupakan kunci dari pendidikan akhlak seorang anak. Dengan keteladanan yang diperolehnya di lingkungan rumah dan sekolah, seorang anak akan mendapatkan kesempurnaan dan keteladanan aqidah, keluhuran moral, kekuatan fisik, serta kematangan mental dan pengetahuan.115

Dalam bukunya Muhammad Takdir Ilahi juga menjelaskan Allah dan Rasulullah merupakan cerminan utama dari pencapaian pendidikan yang berlandaskan pada etika dan akhlak sehingga menjadi pedoman bagi kehidupan umat manusia.116 Sebagaimana diketahui bahwa Rasulullah diutus ke dunia tiada lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Allah menempatkan Rasulullah sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku bagi umatnya, karena mentaati Rasul merupakan cerminan dari ketaatan kita kepada Allah.Rasulullah menjadi suri tauladan bagi setiap umat manusia untuk melakukan sesuatu yang sekiranya sesuai dengan tuntunan-Nya.

115

Ulil Amri Syafri, M.A, Pendidikan Karakter Berbasis AL-Qur’an (jakarta: Rajawali Pers, 2012) 99-140

116

Keteladanan pendidik terhadap peserta didik merupakan kunci keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak.hal ini karena pendidik adalah figure terbaikdalam pandangan anak yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam mengidentifikasi diri dalam segala aspek kehidupannya dan tercermin dalam ucapan dan perbuatnnya.

Kecenderungan manusia untuk belajar lewat peniruan menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses pendidikan Rasulullah SAW merupakan suri tauladan yang baik bagi umat islam. Mendidik melalui pembiasaan perlu diterapkan pada peserta didik sejak dini. Contoh sederhana misalnya membiasakan mengucapkan salam pada waktu masuk dan keluar rumah, membaca basmallah setiap memulai suatu pekerjaan dan mengucapkan Hamdalah setelah menyeleaikan pekerjaan.

Dapat disimpulkan dari analisis diatas bahwa penanaman karakter sopan santun di MI Ma’arif Cekok dengan pembiasaan dan keteladanan dapat membentuk siswa terbiasa melakukan apa yang sudah diterapkan peraturan sekolah seperti Visi Misi, oleh karena itu peran guru sangat mempengaruhi akhlak siswa terhadap pembentukan karakter sopan santun siswa, dan dengan pembelajaran aqidah akhlak ini karakter sopan santun siswa semakin hari semakin membaik. Dan diharapkan siswa dapat mentaati kegiatan pembiasaan yang dilakukan sehari-hari sebelum masuk kelas.Dan dapat menirukan keteladanan yang sudah guru ajarkan dalam kegiatan sehari-hari.

Maka menjadi penting bagi kita menempatkan Rasulullah sebagai cerminan pribadi dalam membimbing, membina anak didik yang membutuhkan pendidikan terbaik bagi masa depan hidupnya kelak.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembelajaran aqidah akhlak kelas IV MI Ma’arif Cekok Babadan Ponorogo sudah berjalan lancar, efektif, dan efesien. Pembelajaran aqidah akhlak didalam pelaksanaannya tidak terlepas dari media, strategi dan pengkondisian suasana kelas yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Perilaku sopan santun siswa kelas IV MI Ma’arif cekok babadan ponorogomasih adanya siswa yang keluar kelas tidak izin, pada saat pembelajaran dan bertutur kata yang kurang sopan pada teman sebayanya, seperti berkata kotor, berkomunikasi dengan guru juga tidak menggunakan bahasa yang santun. Untuk menangani perilaku tersebut, sifatnya masih berupa teguran, dan nasehat belum ada sanksi atau hukuman.

3. Penanaman pendidikan karakter sopan santun pada peserta didik melalui pembelajaran aqidah akhlak bagi siswa kelas IV MI Ma’arif Cekok yaitu dengan model pembiasaan dan model keteladanan.Oleh karena itu peran guru sangat mempengaruhi akhlak siswa terhadap pembentukan karakter sopan santun siswa, dan dengan pembelajaran aqidah akhlak ini karakter sopan santun siswa semakin hari semakin membaik dan berakhlakul karimah.

B. saran

1. Bagi siswa hendaknya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan sekolah, dan pada pelaksanaan pembelajaran siswa sebaiknya berperilaku sopan santun tidak seenaknya sendiri. Karena tujuan sekolah untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

2. Bagi guru agar siswa terbiasa berperilaku sopan santun yang sesuai dengan nilai-nilai Islami dan aturan madrasah, sebaiknya guru selalu menanamkan pembiasaan-pembiasaan berperilaku sopan santun dan memberikan keteladanan yang baik pada peserta didik pada saat proses belajar mengajar maupun diluar kelas. Pendidikan yang berhasil semestinya adalah yang mampu melahirkan akhlakul karimah setiap diri peserta didik yaitu dengan bersikap sopan santun terhadap gurunya, orang tua, ataupun dengan masyarakat.

3. Bagi sekolah hendaknya selalu memperhatikan tingkah laku siswa baik dilingkungan sekolah ataupun sekitarnya dan mempererat hubungan kerjasama dengan masyarakat sekitar supaya lebih mudah dalam mengawasi setiap hal-hal yang dilakukan oleh siswa.