• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanggulangan Gangguan Kerja Motor (Trouble Shooting) GANGGUAN GANGGUANPENYEBAB PENANGGULANGAN GANGGUAN

Dalam dokumen Motor Listrik Dan Rangkaian Kontrol (Halaman 24-42)

Motor tidak

dapat

dioperasikan

• Suply tegangan

motor terputus • Periksa saklar (switch) utama sumber tegangan motor apakah dalam

keadaan baik (ON).

• Periksa fuse/No Fuse Breaker (NFB) apakah dalam keadaan baik (ON).

• Periksa hubungan kabel hantaran suply tegangan motor

• Suply tegangan, rendah (drop)

• Periksa tegangan dan frekwensi kerja mesin pembangkit Listrik (tegangan dan frekwensi kerja normal yang dipakai pada Pabrik-pabrik Kelapa Sawit adalah 390 - 415 Volt pada 50 Hertz).

• Periksa tegangan nominal motor pada name plate

• Periksa (dengan Volt-meter) besar tegangan pada terminal motor dalam kondisi beban penuh, agar dapat diketahui/dipastikan apakah kabel hantaran memiliki ukuran yang sesuai dengan kapasitas dan tegangan kerja motor.

• Kapasitas lalu arus (Cable carrying capacity) kabel hantaran = 110 % x arus beban penuh nominal motor. • Tegangan jatuh (Voltage drop)

maksimum untuk instalasi tenaga = 5 % x tegangan sumber.

GANGGUAN GANGGUANPENYEBAB PENANGGULANGAN GANGGUAN • Thermal

Overload Relay trip (beban lebih/overload)

• Periksa setting thermal overload relay, apakah sesuai dengan kapasitas beban penuh motor.

• Buka hubungan (kopel) motor terhadap beban, jika motor dapat bekerja

dengan baik, periksa kondisi beban (periksa perbaiki bearing-bearing beban motor, kondisi alignment motor terhadap beban, periksa bearing-bearing beban motor seperti pompa, fan/blower, conveyor, gearbox, dll). Operasi Motor

berdengung • Motor

dioperasikan dengan 2 (dua) phase

• Hentikan operasi dan periksa sumber tegangan motor

• Buka hubungan suply tegangan rangkaian start ke motor dan operasikan rangkaian start tanpa beban motor.

• Periksa tegangan Phasa-phasa pada setiap terminal magnetic contactor dan thermal overload relay

• Jika rangkaian start motor dapat

bekerja denganbaik, periksa hubungan kabel hantaran /suply tegangan 3 phase ke motor.

• Periksa hubungan kumparan pada terminal motor.

• Kesalahan Sistim start dan wiring

• Periksa rangkaian/sistim start motor pada name plate (Star, Delta, Star-delta atau sistim start dengen tahanan geser/rotor

• Resistant, dll).

• Pahami, periksa dan perbaiki rangkaian start dan sesuaikan dengan sistem start yang diinginkan motor

• Getaran

(Vibrasi) tinggi. • Buka hubungan (kopel) motor terhadap beban, kemudian operasikan motor tanpa beban.

• Jika getaran (vibrasi) motor masih tinggi, hentikan operasi kemudian periksa jarak toleransi antara rotor dengan stator.

• Periksa baut-baut pengikat dan alignment motor (coupling) dan

beban ,terutamaa untuk type geared-motor yang dikopel langsung dengan beban, seperti : Cake Breaker

Conveyor, Conveyor Below Theresher, Bottom/Top cross Conveyor,dll.

GANGGUAN GANGGUANPENYEBAB PENANGGULANGAN GANGGUAN • Untuk geared-motor yang dikopel langsung dengan beban kerjanya, perlu dilakukan pemeriksaan secara periodik terhadap kondisi karet-karet koplingnya (Coupling rubber), karena tanpa karet kopling yang baik akan terjadi getaran atau hentakan beban terhadap kondisi kerja motor.

• Selalu lakukan pengujian terhadap setiap hasil perbaikan sebelum motor kembali dioperasikan dalam kondisi beban penuh. Temperatur Kerja Motor terlalu tinggi (panas) • Beban lebih

(Over load). • Ukur beban kerja motor (dengan menggunakan Tang-ampere/Clamp-meter) dan periksa kapasitas

maksimum beban motor (pada name plate) guna memastikan bahwa kapasitas motor tidak lebih kecil dari beban yang digerakkan (under size) • Periksa bearing-bearing motor, jangan

lakukan pemasangan/penggantian bearing secara paksa dengan bearing yang tidak sesuai, terutama ukuran dia. lubang shaft (bore). Karena jika hal ini dilakukan, akan berakibat

menyempitnya jarak toleransi antara bola-bola bearing dengan dinding bearing begian luar (Outering) dan dinding bearing bagian dalam (innering), sehingga gerak/putaran bearing akan menjadi sangat berat. • Periksa ketegangan (tension)

pemasagan belting (untuk motor-motor penggerak fan/blower dan pompa). • Selalu lakukan penggantian belting

dengan ukuran yang sesuai agar diperoleh ketegangan belting yang baik

• Pada Pabrik-pabrik Kelapa Sawit PT. SIP yang ada saat ini telah disediakan alat yang dapat dipergunakan untuk

menentukan ketegangan belting (Belt tensioner), lakukan pengujian terhadap

test). • Sistim

Pendingin Motor tidak baik

• Periksa kondisi fan (kipas) pendingin dan fentilasi udara serta ruang kerja motor

12. Kontrol Motor 3 Phase.

Dalam mengoperasikan Motor motor Listrik 3 phase diperlukan komponen pembantu yang berfungsi sebagai alat Starting dan Stopping serta keperluan kontrol lainnya yang meliputi seluruh sistim rangkaian instalasi kerja motor tersebut.

Selain itu alat bantu sistim kontrol Motor Listrik dapat juga berfungsi sebagai pengubah/pembalik arah putaran, pengamanan beban atau arus lebih serta menghidupkan alarm atau lampu lampu sinyal sebagai tanda atau peringatan dari kondisi kerja motor. Jika dikehendaki alat kontrol ini juga dapat dilengkapi dengan kontrol pemutus daya yang diharapkan dapat melindungi motor dari gangguan akibat kesalahan sistim jaringan atau beban mekanis (mesin yang digerakkan oleh Motor Listrik tersebut).

12.1. Beberapa komponen rangkaian kontrol Motor Listrik. • Kontaktor

• Fuse/pengaman lebur • Push Button/tombol operasi

• Timing Delay Relay, berfungsi mengatur waktu perpindahan kontak pada sistim starting motor.

• Limit Switch, berfungsi memutuskan hubungan/menghubungkan suply tegangan sistim start motor pada batas-batas yang telah ditentukan. • Thermal Over Load Relay, pengaman terhadap arus lebih.

Penggunaan peralatan tersebut diatas tentu saja tergantung kebutuhan sejauh mana operasi sebuah Motor Listrik harus dikontrol agar diperoleh tingkat efisiensi kerja (service factor) yang optimal.

Kontaktor, adalah peralatan kontrol motor yang fungsi utamanya untuk menghubung dan memutuskan rangkaian starting motor dengan jala jala. Pada umumnya mempunyai 2 (dua) jenis kontak, yaitu

• Normaly Opened (N.O) • Normaly Closed (N.C).

Selain untuk memutus dan menghubungkan motor dengan sumber tegangan, terminal kontaknya juga dapat berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan hubungan rangkaian kontrol dengan rangkaian kontrol peraltan/mesin yang lain (Interlocked circuit).

Ditinjau dari cara kerjanya, Kontaktor terbagi dua jenis • Manual

• Magnetis.

Keterangan :

• Kontaktor Manual.

Jenis Kontaktor ini banyak digunakan untuk motor-motor kecil dan bekerja secara manual.

• Kontaktor Magnetis.

Kontaktor magnetik ini banyak sekali digunakan sebagai kontrol Motor Listrik, karena disamping pengoperasian dan perawatannya yang mudah, juga dapat bekerja secara automatis jika dikombinasi dengan peralatan kontrol yang lain, misalnya : Level Control, Pressure Switch, dll.

Hal-hal yang sangat penting diperhatikan dalam pemilihan suatu Kontaktor Magnetis, antara lain :

• Tegangan Kerja kumparan (Coil) Kontaktor • Kapasitas tampung beban kerja.

• Kondisi terminal hubung beban dalam hubungannya dengan kapasitas tampung beban kerja.

Push Button, peralatan kontrol motor untuk membantu start dan stop. Push Button umumnya berisi kontak-kontak yang terdiri dari :

• Normaly Closed (untuk Stop) • Normaly Opened (untuk start).

Timing Relay, adalah peralatan kontrol yang berfungsi mengatur perpindahan kontak (terminal) hubung secara automatis sesuai dengan waktu yang dikehendaki, misalnya mengendalikan waktu perpindahan rangkaian hubungan kerja Motor Listrik dari hubungan Bintang (Star) ke hubungan Segitiga (Delta), dll.

12.2. Pengaman.

Peralatan pengaman pada rangkaian kontrol motor yang banyak dipakai antara lain :

• Over Current Relay

• Thermal Overload Relay (Bimetal) • Under Voltage

• Over Voltage dan lain lain.

13. Prinsip Kerja Rangkaian Kontrol

a. Sistim Rangkaian D.O.L. (Direct On Line).

Perhatikan Gambar Rangkaian Utama dan Rangkaian kontrol.

Tekan tombol S1, kumparan (Coil) Magnetic Contactor K1 mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Kontaktor bekerja.

Dengan bekerjanya Kontaktor K1, maka kontak bantu K1 (terminal 13 - 14) akan terhubung sehingga sistim rangkaian terkunci. Dalam posisi ini Motor Listrik telah mendapat suply tegangan 3 phase dan berputar searah jarum jam (Motor Listrik siap untuk dibebani).

Untuk menghentikan kerja Motor Listrik ini, cukup dengan menekan tombol SO, maka seluruh sistim kerja rangkaian akan terputus dan Motor Listrik lambat laun akan berhenti.

Gambar 20. Sistem Starting Motor Listrik Direct On Line (D.O.L) (a). Rangkaian Utama, (b) Rangkaian Kontrol

Keterangan Gambar :

L1, L2, L3, N Sumber tegangan 3 phase, 4 kabel (1 netral) F7, F8, F9 Fuse Utama

K1 Magnetic Contactor

F1 Thermal Over Load Relay M3 Motor Listrik 3 Phase S0 Tombol Normally Closed

S1 Tombol Normally Opened

A1, A2 Terminal Coil Magnetic Contactor Lampu Indicator

b. Sistim Rangkaian D.O.L. (Direct On Line) Pembalik Putaran. Perhatikan Gambar Rangkaian Utama dan Rangkaian kontrol.

Gambar 21. Sistem Starting Motor Listrik Direct On Line (D.O.L) Pembalik Putaran

(a). Rangkaian Utama, (b) Rangkaian Kontrol Keterangan Gambar :

L1, L2, L3, N Sumber tegangan 3 phase, 4 kabel (1 netral) F7, F8, F9 Fuse Utama

K1, K2 (A1, A2) Magnetic Contactor F1 Thermal Over Load Relay M3 Motor Listrik 3 Phase

S0 Tombol Normally Closed (NC)

S1 Tombol Normally Opened (NO) u/ Putaran searah jarum jam

S2  Normally Opened u/ Putaran berlawanan arah jarum jam

K1, K2 (13, 14) Kontak Bantu (NO) K1, K2 (A1, A2) Kontak Bantu (NC)

Tekan tombol S1, kumparan (Coil) Magnetic Contactor K1 mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Kontaktor bekerja.

Dengan bekerjanya Kontaktor K1, maka kontak bantu K1 (terminal 13 - 14) akan terhubung sehinga sistim rangkaian terkunci. Dalam posisi ini Motor Listrik telah mendapat suply tegangan 3 phase dan berputar searah jarum jam, kontak bantu K1 (21 - 22) terbuka.

Tekan tombol SO, maka seluruh sistim rangkaian akan terputus.

Tekan tombol S2, kumparan (Coil) Magnetic Contactor K2 mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Kontaktor bekerja.

Dengan bekerjanya Kontaktor K2, maka kontak bantu K2 (terminal 13 - 14) akan terhubung sehinga sistim rangkaian terkunci. Dalam posisi ini Motor Listrik telah mendapat suply tegangan 3 phase dan berputar ke arah yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam, kontak bantu K2 (21 22) terbuka.

Untuk menghentikan kerja Motor Listrik ini, cukup dengan menekan tombol SO, maka seluruh sistim kerja rangkaian akan terputus dan Motor Listrik lambat laun akan berhenti.

c. Sistim Rangkaian Star - Delta (Bintang - Segitiga).

Perhatikan Gambar Rangkaian Utama dan Rangkaian Kontrol.

Tekan tombol S1, Kumparan (Coil) Kontaktor K1 akan mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Magnetic Contactor K1 akan bekerja.

Dengan bekerjanya Magnetic Contactor K1, maka kontak bantu K1 (13 - 14) akan terhubung dan Kontaktor K3Y akan mendapat suply tegangan melalui terminal K1T (65 - 66). Dalam posisi ini lampu indikator akan menyala dan Motor Listrik bekerja dalam hubungan Star (Bintang/Y), arah putaran searah dengan putaran jarum jam.

Beberapa saat kemudian (Setting Timer Relay 10 detik) Relay waktu T1 akan bekerja, sehingga terminal (65 - 66) terbuka dan suply tegangan ke Kontaktor K3Y terputus. Bersamaan dengan itu terminal Relay waktu T1 (57 - 58) akan terhubung, sehingga Kontaktor K2D akan mendapat suply tegangan. Dalam posisi ini Motor Listrik bekerja dalam hubungan Delta (Segitiga), arah putaran searah dengan putaran jarum jam.

Untuk menghentikan kerja Motor Listrik ini, cukup dengan menekan tombol SO, maka seluruh sistim kerja rangkaian akan terputus dan Motor Listrik lambat laun akan berhenti.

Gambar 22. Rangkaian Utama Sistem Starting Motor Listrik Bintang Segitiga (Star – Delta)

Keterangan :

Sistem rangkaian starting dengan 2 (dua) Thermal Over Load Relay ekonomis jiga jarak panel kontrol dengan motor listrik jauh

Besar Penampang Kabel

LS = LD

LD > LH, maka LS > LH

Untuk Rangkaian Starting Y-Δ dengan 2 Thermal Over Load Relay : LD = LH

LD > LS, maka LH > LS

Gambar 22. Rangkaian Kontrol Sistem Starting Motor Listrik Bintang Segitiga (Star – Delta)

Keterangan Gambar :

K1T, K3T adalah Kontak Bantu Relay Waktu

Jika hanya menggunakan 1 Thermal Over Load Relay, maka F3 dapat dilepas dari sistem rangkaian

DAYA 0.33 x Pn Pn

d. Sistim Rangkaian Star - Delta (Bintang - Segitiga) Pembalik Putaran. Perhatikan Gambar Rangkaian Utama dan Rangkaian Kontrol.

Tekan tombol S1, Kontaktor K1 akan mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Magnetic Contactor akan bekerja dan kontak bantu K1 (13 - 14) akan terhubung. Dengan terhubungnya kontak bantu K1 (13 - 14) maka Coil kontak Relay waktu K5T dan K5A akan bekerja, sehingga kontak bantu K5A akan terhubung. Dalam kondisi ini Motor Listrik bekerja dalam hubungan Bintang (Y) dan berputar searah dengan putaran jarum jam.

Gambar 23. Rangkaian Utama Sistem Starting Motor Listrik Bintang Segitiga (Star – Delta) Pembalik Putaran

Gambar 24. Rangkaian Kontrol Sistem Starting Motor Listrik Bintang Segitiga (Star – Delta) Pembalik Putaran

Beberapa saat kemudian (Setting Relay Waktu ±10 detik) kontak bantu K5T (65 - 66) akan terbuka dan K5T (57 - 58) akan terhubung, sehingga Magnetic Contactor K3D akan bekerja (terminal 53 - 54 akan terhubung dan 21 - 22 akan terbuka).

Dalam posisi ini Motor Listrik bekerja dalam hubungan Delta (Segitiga) dan berputar searah dengan putaran jarum jam.

Tekan tombol S2, Kontaktor K2 akan mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Magnetic Contactor akan bekerja dan kontak bantu K2 (13 - 14) akan terhubung. Dengan terhubungnya kontak bantu K2 (13 - 14) maka Coil kontak Relay waktu K5T dan K5A akan bekerja, sehingga kontak bantu K5A akan terhubung. Dalam kondisi ini Motor Listrik bekerja dalam hubungan Bintang (Y) dan berputar kearah yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam.

Beberapa saat kemudian (Setting Relay Waktu ±10 detik) kontak bantu K5T (65 - 66) akan terbuka dan K5T (57 - 58) akan terhubung, sehingga Magnetic Contactor K3D akan bekerja (terminal 53 - 54 akan terhubung dan 21 - 22 akan terbuka). Dalam posisi ini Motor Listrik bekerja dalam hubungan Delta (Segitiga) dan berputar kearah yang berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam.

Untuk menghentikan kerja Motor Listrik ini, cukup dengan menekan tombol SO, maka seluruh sistim kerja rangkaian akan terputus dan Motor Listrik lambat laun akan berhenti.

e. Sistim Rangkaian Starting Motor dengan Slip ring (Cincin Geser). Perhatikan Gambar Rangkaian Utama dan Rangkaian Kontrol.

Tekan tombol S1, Kontaktor K1 akan mendapat suply tegangan dan kontak bantu K1 (13 - 14) akan terhubung. Dengan demikian maka Relay Waktu T1 akan bekerja dan kontak bantu t1 akan terhubung.

Dengan terhubungnya terminal t1, maka Kontaktor K2 akan bekerja, sehingga kontak bantu K2 (13 -14) akan terhubung, Relay Waktu T2 akan mendapat suply tegangan dan kontak bantu t2 akan terhubung.

Dengan terhubungnya terminal t2, maka Kontaktor K3 akan bekerja dan kontak bantu K3 (13 - 14) akan terhubung. Sehingga Relay Waktu T3 akan mendapat suply tegangan yang berakibat terhubungnya terminal t3.

Dengan terhubungnya terminal t3, maka Kontaktor K4 akan mendapat suply tegangan, kontak bantu K4 (13 - 14) akan terhubung sedangkan kontak bantu K4 (21 - 22) akan terbuka.

Dalam Kondisi ini Motor Listrik bekerja dalam putaran/beban kerja normal. Dengan terbukanya kontak bantu K4 (21 - 22), maka hambatan Slip ring (Cincin Geser) tersebut = nol.

Untuk menghentikan kerja Motor Listrik ini, cukup dengan menekan tombol SO, maka seluruh sistim kerja rangkaian akan terputus dan Motor Listrik lambat laun akan berhenti.

Gambar 24. Rangkaian Utama Sistem Starting Motor Listrik Dengan Sip Ring / Cincin Geser

Gambar 25. Rangkaian Kontrol Sistem Starting Motor Listrik Dengan Sip Ring / Cincin Geser

f. Sistim Rangkaian Motor Dua Kecepatan dengan Kumparan Terpisah. Perhatikan Gambar Rangkaian Utama dan Rangkaian kontrol.

Gambar 26. Rangkaian Sistem Starting Motor Listrik 2 Kecepatan (a) Rangkaian utama, (b) Rangkaian Kontrol

Tekan tombol S1, kumparan (Coil) Magnetic Contactor K1 mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Kontaktor bekerja.

Dengan bekerjanya Kontaktor K1, maka kontak bantu K1 (terminal 13 - 14) akan terhubung sehinga sistim rangkaian terkunci. Dalam posisi ini Motor Listrik telah mendapat suply tegangan 3 phase dan berputar dengan kecepatan I , kontak bantu K1 (21 - 22) terbuka.

Tekan tombol SO, maka seluruh sistim rangkaian akan terputus.

Tekan tombol S2, kumparan (Coil) Magnetic Contactor K2 mendapat suply tegangan yang mengakibatkan Kontaktor bekerja.

Dengan bekerjanya Kontaktor K2, maka kontak bantu K2 (terminal 13 - 14) akan terhubung sehingga sistim rangkaian terkunci. Dalam posisi ini Motor Listrik telah mendapat suply tegangan 3 phase dan berputar dengan kecepatan II, kontak bantu K2 (21 - 22) terbuka.

Dalam dokumen Motor Listrik Dan Rangkaian Kontrol (Halaman 24-42)

Dokumen terkait